Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENGAPLIKASIKAN OBAT-OBAT GANGGUAN SISTEM JANTUNG “


”DAN PERNAFASAN

:DOSEN FARMAKOLOGI
Nurhayati, S.ST., M.Tr.Kep

:DISUSUN OLEH
AHMAD SYAFE'I P07120123003
ASNAH P07120123007
FARAH ILLIYYIN P07120123011
LISNA P07120123015
MIRA NOVITA LIA P07120123018
MUHAMMAD RAHMADANI P07120123023
NOOR SIFA P07120123027
NURUL FATIMAH P07120123030
SEFTY AMELIA P07120123035
YUNITA SAFITRI P07120123039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Esa, karena berkat rahmat, Taufik, hidayah dan karunia-Nya lah sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mengaplikasikan obat-obat
gangguan sistem jantung dan pernafasan” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta kerabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi dengan dosen Ibu Nurhayati, S.ST., M.Tr.Kep. Dengan dibuatnya
makalah ini penulis berharap dapat memberikan manfaaat serta ilmu yang
berguna. Akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri.
Oleh karena itu, sangatlah penulis harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya
guna di masa yang akan datang.

Banjarbaru, 1 Februari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................Ⅰ

DAFTAR ISI..........................................................................................................Ⅱ

BAB Ⅰ PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Metode Penulisan................................................................................................2
D. Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB Ⅱ PEMBAHASAN

A. Definisi................................................................................................................3
B. klasifikasi.............................................................................................................3
C. Farmakokinetik....................................................................................................4
D. Dosis....................................................................................................................4
E. Rute......................................................................................................................4
F. Efek samping.......................................................................................................5
G. Implikasi keperawatan.........................................................................................6

BAB Ⅲ PENUTUP
KESIMPULAN.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Sistem pernafasan berperan penting dalam pertukaran oksigen (O2)
dengan karbondioksida (O2). Secara fungsional sistem pencernaan terdiri dari
trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru-paru. Alveolus dikelilingi oleh
pipa-pipa kapiler, baik alveolusmaupun kapiler tersusun oleh satu lapis sel yang
memungkinkan terjadinya pertukaran antara O2 dengan CO2. Oksigen dari udara
masuk melalui bronkus, bronkiolus, alveolus dan terjadiinspirasi lalu masuk ke
sirulasi sistematik (darah) dan secara bersamaan CO2 didifusikan keluar dari pipa-
pipa kapiler masuk ke alveolus yang selanjutnya dikeluarkan dari tubuhmelalui
pernapasan.Semakin memburuknya kualitas udara di bumi, dan perubahan yang
ekstrim menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan. Dalam kasusnya kita
sering menjumpai dari yang paling ringan seperti batuk, pilek, radang
tenggorokan sampai yang berat seperti asma,radang paru-paru, emfisema,
bronchitis dan lain-lain.
Jantung adalah sebuah rongga organ berotot yang memompa darah
ke pembuluh darah dengan berirama yang berulang. Istilah kardiak Berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung Jantung
adalah salah satu organ manusia yang berperan penting dalam sistem peredaran
darah. Letak Jantung berada agak sebelah kiri bagian dada, di antara
paru- paru kanan dan paru paru kiri. Beratnya kurang lebih 300 gram, besarnya
kira-kira sebesar kepalan tangan. Fungsi jantung untuk memompa darah.Maka
dengan adanya jantung, darah dapat dialirkan ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah, dan jika peredaran ini terganggu maka inilah yang
disebut sakit jantung. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru,
tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada
diafragma.Lapisan pertama menempel sangat erat pada jantung, sedangkan
lapisanluarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar
organdalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.

B. Rumusan Masalah

1 Apa itu definisi pemberian obat jantung dan pernafasan


2 Apa klasifikasi pemberian obat jantung dan pernafasan
3 Apa itu farmakokinetik obat jantung dan pernafasan
4 Berapa dosis pemberian obat jantung dan pernafasan
5 Bagaimana rute pemberian obat jantung dan pernafasan
6 Bagaimana efek samping pemberian obat jantung dan pernafasan
7 Apa itu implikasi keperawatan
C. Metode Penulisan
Pada penulisan ini pengumpulan data menggunakan metode studi literatur
atau pustaka. Dalam penulisan makalah ini data bersumber dari berbagai hasil
penelitian terdahulu, artikel ilmiah, jurnal, dan buku (e-book) yang relevan.
D.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1 Untuk memenuhi tugas farmakologi
2 Untuk mengetahui definisi pemberian obat jantung dan pernafasan
3 Untuk mengetahui pengertian farmakotik pemberian obat jantung dan
pernafasan
4 Untuk mengetahui berapa dosis yang dibutuhkan untuk pemberian obat
jantung dan penarfasan
5 Untuk mengetahui bagaimana rute obat jantung dan pernafasan
6 Untuk mengetahui bagaimana efek samping obat jantung dan pernafasan
7 Untuk mengetahui pengertian implikasi keperawatan

.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Definisi obat jantung
Obat jantung adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi
yang memengaruhi jantung. Obat ini dapat bekerja dengan berbagai cara,
seperti meningkatkan aliran darah ke jantung, memperkuat otot jantung, dan
mengatur detak jantung. Berikut adalah beberapa jenis obat jantung:
- Antiangina: Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri dada (angina)
yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Contohnya termasuk
nitrat, beta blocker, dan calcium channel blocker.
- Antiaritmia: Obat ini digunakan untuk mengatur detak jantung yang
tidak normal (aritmia). Contohnya termasuk amiodarone, beta blocker,
dan calcium channel blocker.
- Diuretik: Obat ini digunakan untuk membuang kelebihan cairan dari
tubuh, yang dapat membantu mengurangi tekanan darah dan
meningkatkan fungsi jantung. Contohnya termasuk furosemide,
hydrochlorothiazide, dan spironolactone.
- Inhibitor ACE: Obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah
dan meningkatkan fungsi jantung. Contohnya termasuk lisinopril,
enalapril, dan ramipril.
- Beta blocker: Obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah,
memperlambat detak jantung, dan meningkatkan fungsi jantung.
Contohnya termasuk metoprolol, atenolol, dan propranolol.

Definisi obat pernapasan

Obat pernapasan adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai


kondisi yang memengaruhi pernapasan. Obat ini dapat bekerja dengan
berbagai cara, seperti membuka jalan napas, mengurangi peradangan, dan
meningkatkan produksi lendir. Berikut adalah beberapa jenis obat
pernapasan:
- Bronkodilator: Obat ini digunakan untuk membuka jalan napas dan
meningkatkan aliran udara. Contohnya termasuk albuterol,
salmeterol, dan tiotropium.
- Steroid inhalasi: Obat ini digunakan untuk mengurangi peradangan
di paru-paru. Contohnya termasuk budesonide, fluticasone, dan
beclomethasone.
- Antibiotik: Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan, seperti pneumonia
dan bronkitis. Contohnya termasuk amoxicillin, azithromycin, dan
levofloxacin.
- Mukolitik: Obat ini digunakan untuk mengencerkan lendir dan
membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan dari paru-paru.
Contohnya termasuk guaifenesin, bromhexine, dan acetylcysteine.
B. Klasifikasi
Klasifikasi obat jantung:

Berikut adalah beberapa jenis obat jantung:

1. Antiangina
Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri dada (angina) yang
disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Contohnya termasuk nitrat,
beta blocker, dan calcium channel blocker.
2. Antiaritmia
Obat ini digunakan untuk mengatur detak jantung yang tidak normal
(aritmia). Contohnya termasuk amiodarone, beta blocker, dan calcium
channel blocker.
3. Diuretik
Obat ini digunakan untuk membuang kelebihan cairan dari tubuh, yang
dapat membantu mengurangi tekanan darah dan meningkatkan fungsi
jantung. Contohnya termasuk furosemide, hydrochlorothiazide, dan
spironolactone.
4. Inhibitor ACE
Obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan fungsi jantung. Contohnya termasuk lisinopril,
enalapril, dan ramipril.
5. Beta blocker
Obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah, memperlambat
detak jantung, dan meningkatkan fungsi jantung. Contohnya termasuk
metoprolol, atenolol, dan propranolol.
Klasifikasi obat pernafasan:
1. Bronkodilator
Obat ini digunakan untuk membuka jalan napas dan meningkatkan aliran
udara. Contohnya termasuk albuterol, salmeterol, dan tiotropium.
2. Steroid inhalasi
Obat ini digunakan untuk mengurangi peradangan di paru-paru.
Contohnya termasuk budesonide, fluticasone, dan beclomethasone.
3. Antibiotik
Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis.
Contohnya termasuk amoxicillin, azithromycin, dan levofloxacin.
4. Mukolitik
Obat ini digunakan untuk mengencerkan lendir dan membuatnya lebih
mudah untuk dikeluarkan dari paru-paru. Contohnya termasuk
guaifenesin, bromhexine, dan acetylcysteine.
C. Farmakokinetik Obat Jantung dan Pernafasan

Obat Jantung

 Penyerapan: Beberapa obat jantung dapat diabsorpsi melalui saluran


pencernaan setelah konsumsi oral. Kecepatan penyerapan dapat
memengaruhi onset efek obat.
 Distribusi: Obat-obatan jantung harus mencapai targetnya, yaitu jaringan
otot jantung. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah dan karakteristik
obat, seperti kelarutan dalam lemak.
 Metabolisme: Banyak obat jantung mengalami metabolisme di hati oleh
enzim sitokrom P450. Proses ini dapat memodifikasi aktivitas dan
keamanan obat.
 Eliminasi: Obat jantung dapat diekskresikan melalui ginjal atau hati.
Tingkat eliminasi dapat mempengaruhi durasi tindakan obat.

Obat Pernafasan

 Penyerapan distribusi: Obat pernapasan dapat diberikan melalui inhalasi


untuk mencapai saluran pernapasan langsung. Penyerapan dan distribusi
tergantung pada formulasi inhalasi dan obat yang digunakan.
 Metabolisme dan Eliminasi: Sebagian besar obat pernapasan diabsorpsi
langsung ke dalam darah melalui paru-paru dan tidak melibatkan proses
metabolisme di hati. Eliminasi dapat melibatkan beberapa rute, termasuk
pengeluaran melalui napas atau eliminasi melalui ginjal.
D. Dosis
Dosis adalah parameter kritis dalam administrasi obat atau substansi
tertentu, yang memainkan peran sentral dalam mencapai efek terapeutik yang
diinginkan tanpa menyebabkan kerusakan atau efek samping yang merugikan.
Ini melibatkan penentuan jumlah substansi yang tepat, frekuensi pemberian,
dan cara administrasi yang optimal.
Dosis pemberian obat untuk jantung dan pernapasan merujuk pada jumlah
dan frekuensi penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi
masalah kardiovaskular atau pernapasan. Dosis dapat berbeda untuk setiap
pasien tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, berat badan,
dan respons individu terhadap obat tersebut. Dosis obat harus diikuti sesuai
petunjuk dokter untuk memastikan pengobatan yang efektif dan aman.
Penting untuk memahami bahwa dosis tidak hanya berlaku untuk obat-
obatan, tetapi juga untuk berbagai jenis zat kimia atau senyawa yang dapat
memengaruhi organisme hidup. Dalam konteks obat, dosis seringkali
disesuaikan berdasarkan faktor-faktor seperti berat badan, usia, kondisi medis,
dan respons individual terhadap pengobatan.
Dosis obat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk dosis tunggal, dosis
harian, dosis terbagi, dan dosis terkendali. Dosis tunggal adalah jumlah obat
yang diberikan sekali dalam satu waktu, sementara dosis harian mencakup
total jumlah obat yang dapat diberikan dalam satu hari. Dosis terbagi
melibatkan pembagian total dosis harian menjadi beberapa pemberian kecil,
sedangkan dosis terkendali mengacu pada pengaturan yang ketat untuk
menghindari dosis yang berlebihan atau kurang.
Dalam praktik klinis, keberhasilan terapi seringkali tergantung pada
penentuan dosis yang tepat. Dosis yang terlalu rendah mungkin tidak
memberikan efek terapeutik yang diinginkan, sementara dosis yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan toksisitas atau efek samping yang merugikan. Oleh
karena itu, penyesuaian dosis seringkali diperlukan berdasarkan respons
pasien dan perubahan kondisi medis.
Pada tingkat molekuler, dosis dapat dipahami sebagai kuantitas zat yang
mencapai target biologis dalam tubuh. Faktor-faktor seperti laju metabolisme,
penyerapan, distribusi, dan eliminasi dapat mempengaruhi bagaimana suatu
dosis berinteraksi dengan sistem biologis. Ini menjelaskan mengapa dosis
yang sama mungkin memiliki efek yang berbeda pada individu yang berbeda.
E. Rute Pemberian obat
Obat Jantung
1. Secara Oral
Rute oral, merupakan salah satu cara pemakaian obat melalui mulut
dan akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan. Rute oral
bertujuan untuk terapi dan memberikan efek sistemik yang
dikehendaki.
Berikut Obat Jantung yang rute pemberian obatnya secara oral :
a. Antiangina:
- Beta blocker: Diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul.
- Calcium channel blocker: Diberikan dalam bentuk tablet atau
kapsul.
b. Antiaritmia:
- Amiodarone: Diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul.
- Beta blocker: Diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul.
- Calcium channel blocker: Diberikan dalam bentuk tablet atau
kapsul.
c. Diuretik:
- Furosemide, hydrochlorothiazide, spironolactone: Diberikan
dalam bentuk tablet atau kapsul.
d. Inhibitor ACE:
- Lisinopril, enalapril, ramipril: Diberikan dalam bentuk tablet
atau kapsul.
e. Beta blocker:
- Metoprolol, atenolol, propranolol: Diberikan dalam bentuk
tablet atau kapsul.
2. Secara Sublingual
Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan
cara meletakkan obat di bawah lidah. Dengan cara ini, aksi kerja obat
lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera
mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah.
Berikut Obat Jantung yang rute pemberian obatnya secara Sublingual :
a. Antiangina:
- Nitrat: Biasanya diberikan secara sublingual (ditempatkan di
bawah lidah) untuk penanganan nyeri dada akut. Dapat juga
diberikan dalam bentuk tablet atau patch transdermal untuk
penggunaan jangka panjang.
3. Secara Parenteral
Rute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke
dalam jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui
mulut (tanpa melalui usus/ saluran pencernaan) tetapi langsung ke
pembuluh darah. Pemberian Obat jantung dalam rute parenteral
melalui Intravena.
Berikut Obat Jantung yang rute pemberian obatnya secara Parenteral
Melalui Intravena :
a. Antiangina:
- Calcium channel blocker: Dapat diberikan secara intravena
dalam keadaan darurat.
b. Antiaritmia:
- Amiodarone: Diberikan secara intravena dalam keadaan
darurat.
- Calcium channel blocker: Dapat diberikan secara intravena
dalam keadaan darurat.
c. Diuretik:
- Furosemide, hydrochlorothiazide, spironolactone: Dalam
situasi darurat, diuretik tertentu juga dapat diberikan secara
intravena.

Obat jantung berisiko tinggi dan harus diberikan dengan hati-hati.


Tergantung pada alasan pemberiannya, obat jantung dapat diberikan
sebagai perawatan harian, sebagai dosis awal untuk memulai pengobatan,
atau segera untuk pengobatan yang mengancam jiwa. Dalam situasi
darurat seperti disritmia akut atau serangan jantung, obat-obatan diberikan
secara intravena untuk mendapatkan tindakan yang cepat. Obat untuk
mengontrol tekanan darah atau detak jantung juga dapat diberikan secara
intravena, namun dapat diberikan secara oral bila digunakan untuk
menangani kondisi kronis.

Obat pernafasan

1) Secara Inhalasi melalui Mulut


Pemberian obat secara inhalasi melalui mulut dilakukan dengan
menghirup obat secara langsung atau melalui uap pada mulut.
Berikut Obat Jantung yang rute pemberian obatnya secara Inhalasi
melalui mulut :
a. Bronkodilator
- Albuterol, Salmeterol, dan Tiotropium Diberikan melalui
inhaler dosis metered (MDI) atau nebulizer.
b. Steroid Inhalasi
- Budesonide, Fluticasone, dan Beclomethasone Diberikan
melalui inhaler dosis metered (MDI) atau nebulizer.

2) Oral
Rute oral, merupakan salah satu cara pemakaian obat melalui mulut
dan akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan. Rute oral
bertujuan untuk terapi dan memberikan efek sistemik yang
dikehendaki.
Berikut Obat pernapasan yang rute pemberian obatnya secara oral :
a. Antibiotik
- amoxicillin, azithromycin, dan levofloxacin Diberikan berupa
Tablet atau kapsul diminum dengan air.
b. Mukolitik
- Guaifenesin, Bromhexine, dan Acetylcysteine diberikan berupa
Tablet, kapsul, atau sirup diminum dengan air.

F. Efek Samping

Obat jantung

1. Beta-Blocker
Obat-obatan ini menurunkan detak jantung dan tekanan darah Anda.
Efek samping yang paling umum adalah: Tangan dingin, Kelelahan,
Pusing, Kelemahan
Efek samping yang kurang umum meliputi: Sesak napas, Kesulitan
tidur, Depresi, Disfungsi ereksi
2. Diuretik
Efek samping dari diuretik meliputi: Kencing lebih banyak dari
biasanya, Haus, Kelelahan, Kram otot
3. Inhibitor ACE
Efek samping yang paling umum adalah batuk kering. Lebih jarang,
obat-obatan ini menyebabkan: Pusing, Kehilangan nafsu makan,
Kelelahan, Sakit kepala. Kadar potasium yang tinggi dalam darah,
yang dapat menyebabkan masalah irama jantung. Jarang sekali, ACE
inhibitor bisa membuat wajah, tangan, atau kaki bengkak.
Pembengkakan di tenggorokan bisa membuat sulit menelan atau
bernapas.

4. Antiangina
Antiangina dapat menyebabkan efek samping berikut: Sakit kepala,
Tekanan darah rendah, Peningkatan detak jantung, Sakit kepala ringan,
Penglihatan kabur, Pembilasan, Mual dan muntah, Gugup, Mulut
kering, Kelelahan, Waktu pendarahan yang lama, Jumlah trombosit
rendah, Pusing, Kantuk, Ruam, Gatal, Kelemahan, Sesak napas,
Gangguan pencernaan, dan Batuk.
5. Obat antiaritmia dapat menimbulkan beberapa efek samping, antara
lain: Sembelit, Pusing, Rasa haus yang berlebihan, Perubahan kulit
(misalnya kulit merah atau kering), Sakit kepala, Mual, Telinga
berdenging ( tinnitus ), Sensitivitas terhadap matahari, Pembengkakan
akibat penumpukan cairan ( edema ), dan Kesulitan buang air kecil.

Obat pernafasan

Efek samping pemberian obat pernafasan dapat bervariasi tergantung pada


jenis obat yang diberikan. Beberapa efek samping umum termasuk sakit kepala,
jantung berdebar, atau mulut kering. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan
melaporkan segera jika muncul reaksi yang tidak diinginkan.

Beberapa efek obat penafasan antara lain:

1. Efek samping obat Bronkodilator Agonis beta-2

Kelas bronkodilator ini menyebabkan otot polos di sekitar saluran udara menjadi
rileks dengan merangsang beta-adrenoseptor di saluran udara. Ini meningkatkan
udara dan mengurangi gejala, seperti sesak napas.

2. Efek samping reliever (ventolin) inhaler

Sakit kepala dan pusing, Gangguan tidur atau insomnia, Merasa nyeri pada otot,
dan Hidung yang meler atau tersumbat.
3. Efek samping Antibiotik

Beberapa Efek Samping Antibiotik yang Bisa Terjadi:

Masing-masing tipe dan golongan antibiotik dapat menimbulkan efek samping


yang berbeda pada setiap orang. Efek samping yang muncul juga bisa bersifat
ringan hingga berat. Nah, berikut ini adalah beberapa efek samping antibiotik
yang dapat terjadi:

1. Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan merupakan efek samping antibiotik yang paling sering


terjadi. Gejala gangguan saluran cerna akibat penggunaan antibiotik meliputi
diare, mual, muntah, dan kram perut. Efek samping ini lebih sering terjadi pada
penggunaan antibiotik golongan penisilin, cephalosporin, dan fluoroquinolone.

2. Reaksi alergi

Reaksi alergi antibiotik terbilang jarang terjadi. Namun, ketika muncul, reaksi
alergi antibiotik biasanya berat dan berbahaya. Sebagian orang yang merasakan
reaksi alergi antibiotik dapat mengalami komplikasi berat berupa syok anafilaktik
dan sindrom Stevens-Johnson.

3. Infeksi jamur

Penggunaan antibiotik dapat mengurangi jumlah bakteri baik di dalam tubuh.


Ketika jumlah bakteri baik tersebut berkurang, maka jamur akan mudah tumbuh.
Penyakit infeksi jamur ini biasanya muncul berupa sariawan di mulut, yang
disebut kandidiasis oral. Pada wanita, efek samping antibiotik bisa berupa infeksi
jamur vagina yang menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vagina, nyeri saat
berhubungan intim, anyang-anyangan, hingga keputihan dengan bau tidak sedap.

4. Sensitif terhadap cahaya

Penggunaan antibiotik tertentu, terutama golongan tetrasiklin, dapat menyebabkan


Anda lebih sensitif terhadap cahaya, termasuk cahaya lampu dan sinar matahari.
Akibatnya, semua cahaya yang Anda lihat akan terasa menyilaukan dan membuat
mata tidak nyaman.

5. Perubahan warna gigi

Beberapa jenis antibiotik, seperti tetrasiklin dan doksisiklin, juga dapat


menyebabkan efek samping berupa perubahan warna pada gigi yang bersifat
permanen, jika diberikan pada anak-anak berusia di bawah 8 tahun.

6. Resistensi antibiotik

Penggunaan antibiotik yang terlalu sering atau tidak sesuai dosisnya dapat
menyebabkan kuman mengalami resistensi atau kekebalan. Hal ini merupakan
salah satu efek samping antibiotik yang paling mengkhawatirkan. Ketika kuman
yang menyebabkan infeksi sudah kebal terhadap antibiotik, maka penyakit infeksi
bakteri akan susah disembuhkan. Karena kekebalannya, kuman juga berisiko
tinggi menimbulkan infeksi berat, seperti sepsis. Selain beberapa efek samping di
atas, antibiotik juga dapat menimbulkan efek samping berikut ini: Kerusakan
jaringan ikat, seperti tendonitis dan putusnya tendon (umumnya akibat
penggunaan antibiotik jenis fluoroquinolone, cephalosporin, sulfonamide, dan
azythromycin) Sakit kepala, Kejang, Gangguan jantung, seperti detak jantung
tidak teratur dan tekanan darah rendah, Kelainan darah, misalnya leukopenia
(menurunnya jumlah sel darah putih) atau trombositopenia (jumlah trombosit
yang terlalu rendah)

4.Efek samping obat Mukolitik

 Bronkospasme, terutama pada pasien asma akut, yang disebabkan oleh


pelepasan histamin lokal dan penghambatan takifilaksis allergen oleh
acetylcysteine
 Hipersensitivitas, seperti angioedema, pruritus, urtikaria, rash,
takikardi, hipotensi
 Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare
 Reaksi anafilaktoid, terutama setelah pemberian intravena yang
ditandai dengan kulit kemerahan, hipotensi, dan/atau sesak napas
 Batuk darah, rhinorrhea, dan stomatitis, pada penggunaan secara
inhalasi
 Mata gatal, pandangan kabur, iritasi dan merah, pada penggunaan tetes
mata
5. Implikasi Keperawatan

Implikasi keperawatan mencakup sejumlah aspek penting yang


memainkan peran integral dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Perawat, sebagai bagian kritis dari tim kesehatan, memiliki tanggung
jawab besar dalam merawat pasien dan mendukung proses penyembuhan.

Salah satu implikasi utama keperawatan adalah memberikan pelayanan


yang holistik. Perawat tidak hanya fokus pada aspek fisik penyakit, tetapi juga
memperhatikan aspek emosional, sosial, dan psikologis dari pasien. Ini mencakup
memahami nilai-nilai, keyakinan, dan preferensi pasien untuk memberikan
perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individual mereka.

Implikasi lainnya adalah menjaga keamanan pasien. Perawat bertanggung


jawab untuk memastikan bahwa setiap tindakan perawatan yang dilakukan aman
dan sesuai dengan standar keamanan klinis. Hal ini melibatkan pemantauan terus-
menerus, identifikasi risiko potensial, dan respons cepat terhadap perubahan
kondisi pasien.

Manajemen pasien adalah aspek kunci lain dari implikasi keperawatan.


Perawat terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi perawatan pasien.
Mereka harus mampu mengoordinasikan informasi dengan anggota tim kesehatan
lainnya, memastikan pasien menerima perawatan yang terkoordinasi dan efisien.

Implikasi keperawatan juga mencakup peran sebagai pendidik. Perawat


harus memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi
kesehatan, rencana perawatan, dan tindakan pencegahan. Pendidikan ini dapat
meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakit mereka dan mempromosikan
peran aktif dalam pengelolaan kesehatan mereka sendiri.
Kerja sama tim adalah unsur penting lainnya. Perawat bekerja dalam tim
multidisiplin dengan profesional kesehatan lainnya seperti dokter, terapis, dan ahli
gizi. Kerjasama yang baik dapat meningkatkan hasil perawatan dan memberikan
pelayanan yang holistik kepada pasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengaplikasian obat untuk gangguan jantung dan pernapasan
melibatkan pemahaman resep medis, teknik administrasi yang benar,
monitoring efek samping, kepatuhan pengguna terhadap petunjuk, evaluasi
respons pasien, kolaborasi dengan tenaga medis, dan pemantauan jangka
panjang. Klasifikasi obat jantung mencakup diuretik, beta-blocker, ACE
inhibitor, dan penghambat saluran kalsium, sementara obat pernafasan
mencakup bronkodilator, steroid, antihistamin, dan mukolitik.
Farmakokinetik obat jantung dan pernapasan mencakup penyerapan,
distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Dosis obat harus ditentukan dengan
cermat berdasarkan berbagai faktor. Rute pemberian obat jantung meliputi
oral dan parenteral, sementara obat pernafasan diberikan melalui inhalasi.
Efek samping obat jantung dan pernapasan dapat bervariasi, dan penting
untuk memantau dan melaporkan efek samping kepada tenaga medis.
Implikasi keperawatan meliputi pelayanan holistik, keamanan pasien,
manajemen pasien, pendidikan pasien, kerja sama tim, dan monitoring
efektivitas perawatan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Adame, M.P., Josephson, D.L. and Holland Jr, L.N. (...), Pharmacology for
Nurses: A

Pathophysiologic Approach Vol. I. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B. dan Erb, B. (2008). Fundamentals of Nursing.
Concepts, Process and Practice. 8th Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall Kee,
J.L.; Hayes, E.R. and Mc Cuisin, L.E (2009). Pharmacology for Nurses, 6e.
Missouri:

Saunders. Lilley, L.L., Harrington, S., and Snider, J.S (2007). Pharmacology and
the Nursing Process, 6th Ed. Philadelphia: Mosby-Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai