Anda di halaman 1dari 49

PERANGKAT MENGAJAR

DASAR-DASAR AGRIBISNIS TANAMAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4
BONDOWOSO

PEMBIAKAN TANAMAN DAN


TEKNIS DASAR PROSES PRODUKSI TANAMAN
Fase E (Kelas X)
Semester Genap
Tahun Pelajaran 2023 - 2024

Ir. ENDANG MUSTIKAWATI


NIP. 19680127 200501 2 004
MODUL AJAR

A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 BONDOWOSO
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan
Kelas/ Semester/Fase : X/2/E
Elemen : Pembiakan Tanaman
Alokasi Waktu : (10 x 4 JP x 45 Menit)

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Umum Pada akhir fase E, peserta didik dapat menjelaskan tentang


pembiakan tanaman, persiapan tanam, pemeliharaan tanaman,
panen dan penanganan pasca panen, pengemasan, dan distribusi
produk hasil panen.

Khusus Pada akhir fase E, peserta didik dapat menjelaskan tentang pembiakan
tanaman secara generatif dan secara vegetative, kelebihan dan
kekurangannya serta syarat-syarat pembiakan secara generative dan
vegetative.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran, peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pembiakan tanaman secara generatif konvensional maupun modern.
2. Menjelaskan pembiakan tanaman secara vegetatif, baik konvensional maupun modern

KATA KUNCI

Pembiakan tanaman

PROFIL PELAJAR PANCASILA

Penguasaan kemampuan membiakkan tanaman mampu secara mandiri, kreatif, dan inovatif
dalam menemukan solusi permasalahan kehidupan serta menjadi warga negara yang senantiasa
bersyukur dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan
peduli terhadap lingkungannya.
TARGET PESERTA DIDIK
Semua siswa dalam kelas X ATP
Jumlah peserta didik di dalam kelas X ATP 18 orang

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1 (satu)
Tujuan Pembelajaran 1. Memahami pembiakan tanaman secara generatif
2. Memahami pembiakan tanaman secara vegetatif

Pemahaman Bermakna Memperbanyak tanaman dapat dilakukan oleh siswa


dengan menggunakan biji, karena tanaman umumnya
menghasilkan biji. Akan tetapi ada beberapa tanaman
tidak/sulit diperbanyak dengan menggunakan biji,
sehingga dapat dilakukan dengan menggunakan bagian-
bagian vegetative dari tanaman tersebut, misal batang,
ranting, daun, akar, stolon, umbi, anakan, tunas dll.
Pertanyaan Pemantik 1. Apa kalian mengenal pembiakan secara generatif dan
vegetatif
2. Mengapa topik pembiakan generatif dan vegetatif ini
penting untuk dipelajari ?
Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat tulis
dan buku
2. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
3. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
4. Peserta didik diarahkan untuk menyimak video pertanian konvensional dan modern, urban
farming, dan smart farming
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
1. Apakah kalian tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman?
2. Apa perbedaan pembiakan tanaman dengan secara generatif dan
secara vegetatif?
3. Apakah kalian pernah melihat atau bahkan melakukan
pembiakan secara generatif ataupun vegetative ?
4. Apakah kalian tahu kelebihan dan kekurangan dari pembiakan
generatif dan vegetatif?
- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,
langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini
Orientasi
https://www.youtube.com/watch?v=n1PbuY0aVoc video tersebut berisi
peserta didik pada
masalah tentang perkembangbiakan tanaman secara generatif dan vegetatif.

Menanya
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan
permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
tersebut. Guru memfasilitasi.
Permasalahan yang muncul diantaranya :
Mengorganisasikan
1. Apakah semua jenis tanaman bisa dikembangbiakkan dengan cara
peserta didik
generatif

2. Apakah semua jenis tanaman bisa dikembangbiakkan dengan cara


generatif

3. Jenis tanaman apa saja yang dapat dibiakkan secara generatif

4. Jenis tanaman apa saja yang dapat dibiakkan secara vegetatif

5. Jenis tanaman apa saja yang dapat dibiakkan secara generatif dan
vegetatif

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
penyelidika n data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
 Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
kelompok selama proses penyelidikan.

Mengasosiasikan / mengolah informasi


 Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya
Mengembangkan
dan menyajikan dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya  Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan
sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Mengkomunikasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain
Menganalisis dan memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevaluasi merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang
proses pemecahan
masalah diperoleh dari kelompok lain.
 Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
III Penutup (20 menit)
Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya tentang


pertanian berkelanjutan (sustainble farming) dan isu pemanasan global
Doa penutup

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 2 (dua)
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pembiakan tanaman secara generatif
Pemahaman Bermakna Memperbanyak tanaman secara generatif dilakukan
dengan menggunakan biji terutama untuk tanaman
perkebunan misal kopi, kakao, kelapa sawit, kelapa, karet,
dll
Pertanyaan Pemantik 1. Apakah semua biji tanaman dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbanyak tanaman?
2. Bagaimana cara memperbanyak tanaman menggunakan
biji ?
3. Apakah ada perlakuan khusus bagi biji sebelum di
kecambahkan ?
Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat
tulis dan buku
2. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
3. Menyiapkan alat dan bahan pembiakan tanaman secara generative
4. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
5. Peserta didik diarahkan untuk menyimak video materi pembiakan generatif
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
1. Apakah kalian tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman secara
generatif ?
2. Apa keuntungan dan kerugian dari perbanyakan tanaman secara
generatif?
3. Tanaman perkebunan apa saja yang dapat diperbanyak dengan
cara generatif?

- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,


langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini
Orientasi
https://www.youtube.com/watch?v=jsaQ4v96yCM video tersebut berisi
peserta didik pada
masalah tentangperbanyakan tanaman dengan biji kopi.

Menanya
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan
permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
tersebut. Guru memfasilitasi.
Permasalahan yang muncul diantaranya :
Mengorganisasikan
1. Apakah syarat-syarat biji kopi yang dapat digunakan sebagai
peserta didik
bahan untuk perbanyakan generative ?

2. Apa tujuan fermentasi buah kopi?

3. Mengapa biji kopi harus bebas dari lendir buah?

4. Apa tujuan penutupan biji kopi dengan dedaunan?

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
penyelidika n data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
kelompok  Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.
 Peserta didik memilah-milah biji kakao dan biji kopi (termasuk
juga biji-bijian lain, missal biji kenari, biji kemiri, biji klerek) yang
memenuhi syarat untuk dikecambahkan

Mengasosiasikan / mengolah informasi


 Peserta didik secara berkelompok melakukan perkecambahan
pada polybag yang sudah disiapkan sebelumnya sebanyak 5
Mengembangkan
dan menyajikan ulangan untuk tiap-tiap jenis biji
hasil karya  Guru memantau dan membimbing kegiatan siswa.
Mengkomunikasikan
 Setiap kelompok melakukan mendiskusikan hasil kerja nya dan
Menganalisis dan menyampaikan kesulitan ataupun kendala yang dihadapi selama
mengevaluasi praktek berlangsung dengan kelompok lain.
proses pemecahan
masalah  Guru membimbing, menyemangati dan mendorong
kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
III Penutup (20 menit)
Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan dan menyampaikan untuk mengamati dan menyirami benih
biji-bijian yang ditanam agar tumbuh dengan baik.
Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya yaitu
tentang hasil pengamatan perkecambahan biji yang ditanam

Doa penutup
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 3 (tiga)
Tujuan
Pembelajaran Menjelaskan pembiakan tanaman secara vegetative dengan cara
mencangkok

Pemahaman Memperbanyak tanaman secara vegetatif dilakukan dengan cara


Bermakna mencangkok terutama untuk tanaman berkayu.
Pertanyaan 1. Apakah semua tanaman dapat diperbanyak dengan mencangkok?
Pemantik 2. Bagaimana cara memperbanyak tanaman dengan cara cangkok ?
3. Apakah ada perlakuan khusus dalam mencangkok ?
Model Project Based Learning (PBL)
Pembelajaran
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat
tulis dan buku
2. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
3. Menyiapkan alat dan bahan pembiakan tanaman secara vegetatif
4. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
5. Peserta didik diarahkan untuk menyimak video materi pembiakan
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
1. Apakah kalian tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman secara
mencangkok ?
2. Apa keuntungan dan kerugian dari perbanyakan tanaman secara
mencangkok?
3. Tanaman perkebunan apa saja yang dapat diperbanyak dengan
cara cangkok?

- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,


langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini
Orientasi
https://www.youtube.com/watch?v=ghU4iCRtgYA video tersebut berisi
peserta didik pada
masalah tentang perbanyakan tanaman dengan mencangkok.

Menanya
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan
permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
tersebut. Guru memfasilitasi.
Permasalahan yang muncul diantaranya :
Mengorganisasikan
1. Apakah syarat-syarat batang yang dapat digunakan sebagai
peserta didik
bahan untuk perbanyakan dengan mencangkok?

2. Apa tujuan mencangkok?

3. Mengapa lapisan cambium dalam batang harus dikeringkan


terlebih dulu sebelum dicangkok?

4. Apa tujuanpemberian ZPT pada irisan kulit bagian atas batang?

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi
penyelidikan /sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
kelompok  Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.
 Siswa belakukan pencangkokan secara mandiri dalam setiap
kelompok

Mengasosiasikan / mengolah informasi


 Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah selama kegiatan
Mengembangkan
dan menyajikan cangkok berlangsung
hasil karya
 Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam
menyelesaikan permasalahannya, selanjutnya mengarahkan untuk
menyiapkan bahan diskusi .
Mengkomunikasikan
 Setiap anggota kelompok melakukan cangkok. Kegiatan
Menganalisis dan dilanjutkan dengan merangkum/membuat kesimpulan tentang
mengevaluasi kendala atau masalah yang dihadapi sat mencangkok.
proses pemecahan
masalah  Setiap kelompok mendiskusikan kegiatan cangkok dan hasil
pengamatan pengecambahan bijibijian yang dilakukan pada
pertemuan yang lalu dan kelompok lain menanggapi.
 Guru membimbing diskusi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi dan
mengingatkan untuk merawat cangkok hingga tumbuh akar.

III Penutup (20 menit)


Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya tentang


Perbanyakan tanaman secara sambung pusuk
Doa penutup
KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN
A. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance assessmen yang dibuat.
B. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian dari hasil observasi dan praktek
siswa.

REFLEKSI GURU
1. Apakah dalam pemberian materi dengan metode yang telah dilakukan serta penjelasan teknis
atau instruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
2. Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan
dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?

REFLEKSI SISWA
1. Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran?
2. Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran?
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 4 (empat)
Tujuan
Pembelajaran Menjelaskan pembiakan tanaman secara vegetative dengan cara sambung
pucuk

Pemahaman Memperbanyak tanaman secara vegetatif dilakukan dengan cara


Bermakna sambung pucuk.
Pertanyaan 1. Apakah semua tanaman dapat diperbanyak dengan sambung pucuk?
Pemantik 2. Bagaimana cara memperbanyak tanaman dengan cara sambung
pucuk ?
3. Apakah ada perlakuan khusus dalam sambung pucuk ?
Model Project Based Learning (PBL)
Pembelajaran
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
6. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat
tulis dan buku
7. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
8. Menyiapkan alat dan bahan pembiakan tanaman secara vegetatif
9. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
10. Peserta didik diarahkan untuk menyimak video materi pembiakan
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
1. Apakah kalian tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman secara
sambung pucuk?
2. Apa keuntungan dan kerugian dari perbanyakan tanaman secara
sambung pucuk?
3. Tanaman perkebunan apa saja yang dapat diperbanyak dengan
cara sambung pucuk?

- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,


langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini
Orientasi
https://www.youtube.com/watch?v=8Q7DLYdeD_c video tersebut berisi
peserta didik pada
masalah tentang perbanyakan tanaman dengan mencangkok.

Menanya
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan
permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
tersebut. Guru memfasilitasi.
Permasalahan yang muncul diantaranya :
Mengorganisasikan
1. Apakah syarat-syarat cabang pucuk kopi yang dapat digunakan
peserta didik
sebagai bahan untuk perbanyakan dengan sambung pucuk?

2. Apa tujuan sambung pucuk?

3. Mengapa daun pada entres perlu di kroping sebelum disambung?

4. Apa tujuan pemberian sungkup saat proses sambung pucuk selesai?

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi
penyelidikan /sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
kelompok  Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.
 Siswa belakukan pencangkokan secara mandiri dalam setiap
kelompok

Mengasosiasikan / mengolah informasi


 Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah selama kegiatan
Mengembangkan
dan menyajikan
cangkok berlangsung
hasil karya
 Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam
menyelesaikan permasalahannya, selanjutnya mengarahkan untuk
menyiapkan bahan diskusi .
Mengkomunikasikan
 Setiap anggota kelompok melakukan sambung pucuk. Kegiatan
Menganalisis dan dilanjutkan dengan merangkum/membuat kesimpulan tentang
mengevaluasi kendala atau masalah yang dihadapi saat menyambung.
proses pemecahan
masalah  Setiap kelompok mendiskusikan kegiatan sambung pucuk dan
hasil pengamatan hasil cangkok yang dilakukan pada pertemuan
yang lalu dan kelompok lain menanggapi.
 Guru membimbing diskusi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi dan
mengingatkan untuk merawat cangkok hingga tumbuh akar.

III Penutup (20 menit)


Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya tentang


pengamatan hasil perbanyakan generatif dan vegetatif

Doa penutup
KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN
C. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance assessmen yang dibuat.
D. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian dari hasil observasi dan praktek
siswa.

REFLEKSI GURU
6. Apakah dalam pemberian materi dengan metode yang telah dilakukan serta penjelasan teknis
atau instruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh
peserta didik?
7. Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
8. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan
dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
9. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
10. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
didik?

REFLEKSI SISWA
3. Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran?
4. Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran?
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 5 (lima)
Tujuan
Pembelajaran Menjelaskan permasalahan yang menyebabkan keberhasilan/ketidak
berhasilan pembiakan tanaman secara vegetatif dengan cara cangkok
maupun sambung pucuk

Pemahaman Mengamati dan menkaji hasil perbanyakan vegetatif dengan cara


Bermakna cangkok dan sambung pucuk.
Pertanyaan 1. Bagaimana ciri-ciri tanaman yang berhasil diperbanyak dengan
Pemantik cangkok dan sambung pucuk?
2. Berapa tingkat keberhasilan perbanyakan secara cangkok dan
smbung pucuk ?

Model Project Based Learning (PBL)


Pembelajaran
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat
tulis dan buku
2. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
3. Menyiapkan alat dan bahan pembiakan tanaman secara vegetatif
4. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
5. Peserta didik diarahkan untuk menyimak foto hasil pembiakan secara vegetatif
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
1. Apakah kalian tahu bagaimana cara ciri-ciri perbanyakan cangkok
dan sambung pucuk dikatakan berhasil?
2. Factor apa saja yang menyebabkan ketidak berhasilan cangkok dan
sambung pucuk?
- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,
langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak gambar dokumentasi hasil perbanyakan cangkok dan sambung
Orientasi
pucuk dari siswa.
peserta didik pada
masalah
Menanya
Berdasarkan gambar-gambar hasil praktek tersebut, peserta didik
dipersilakan mengajukan permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait
dengan tayangan gambar tersebut. Guru memfasilitasi dengan
menayangkan gambar hasil kegiatan cangkok dan sambung pucuk.
Mengorganisasikan Permasalahan yang muncul diantaranya :
peserta didik
1. Bagaimana ciri-ciri hasil cangkok dan sambung pucuk dikatakan
berhasil?

2. Faktor-fktor apa saja yang menyebabkan ketidak berhasilan


cangkok dan sambung pucuk?

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi
penyelidikan /sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
kelompok  Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.
Mengasosiasikan / mengolah informasi
 Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya
Mengembangkan
dan menyajikan dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya  Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan
sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Mengkomunikasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang
diperoleh dari kelompok lain.
 Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah

III Penutup (20 menit)


Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya tentang


pengamatan hasil perbanyakan generatif dan vegetatif

Doa penutup
KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN
A. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance assessmen yang dibuat.
B. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian dari hasil observasi dan praktek
siswa.

REFLEKSI GURU
1. Apakah dalam pemberian materi dengan metode yang telah dilakukan serta penjelasan
teknis atau instruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat
dipahami oleh peserta didik?
2. Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?

REFLEKSI SISWA
5. Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran?
6. Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran?
LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1


Nama Sekolah : SMK NEGERI 4 BONDOWOSO
Kelas/ Semester : X/ 1
Pertemuan I
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Kelompok :
Anggota :

1 …………………………….
2 …………………………….
3 …………………………….
4 …………………………….
5 …………………………….

ELEMEN

Pembiakan tanaman

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase E peserta didik dapat menjelaskan tentang pembiakan tanaman secara generatif dan
vegetatif, baik konvensional maupun modern
Presentasikan hasil diskusi kelompokmu secara bergiliran di depan kelas

Eksplorasi Pertanyaan dari Tayangan


Audiovisual Judul video:

Pertanyaan Jawaban Narasumber

Identifikasi Permasalahan

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Diskusi dan Pembahasan

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Simpulan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Eksplorasi Pertanyaan dari Tayangan
Audiovisual Judul video:

Pertanyaan Jawaban

Penerapan
Syarat biji untuk
Sudah Belum
perbanyakan generatif

Identifikasi Permasalahan dan solusi

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Diskusi dan Pembahasan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Simpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Eksplorasi Pertanyaan dari Tayangan
Audiovisual Judul video:

Pertanyaan Jawaban

Identifikasi

Diskusi dan Pembahasan

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Simpulan

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 4 (empat)
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan pembiakan tanaman secara vegetatif, baik
konvensional

Pemahaman Bermakna Memperbanyak tanaman secara generatif dilakukan


dengan menggunakan biji terutama untuk tanaman
perkebunan misal kopi, kakao, kelapa sawit, kelapa, karet,
dll
Pertanyaan Pemantik 4. Apakah semua biji tanaman dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbanyak tanaman?
5. Bagaimana cara memperbanyak tanaman menggunakan
biji ?
6. Apakah ada perlakuan khusus bagi biji sebelum di
kecambahkan ?
Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
6. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat
tulis dan buku
7. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
8. Menyiapkan alat dan bahan pembiakan tanaman secara generative
9. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
10. Peserta didik diarahkan untuk menyimak video materi pembiakan generatif
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
4. Apakah kalian tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman secara
generatif ?
5. Apa keuntungan dan kerugian dari perbanyakan tanaman secara
generatif?
6. Tanaman perkebunan apa saja yang dapat diperbanyak dengan
cara generatif?
- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,
langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini
Orientasi
https://www.youtube.com/watch?v=jsaQ4v96yCM video tersebut berisi
peserta didik pada
masalah tentangperbanyakan tanaman dengan biji kopi.

Menanya
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan
permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
tersebut. Guru memfasilitasi.
Permasalahan yang muncul diantaranya :
Mengorganisasikan
5. Apakah syarat-syarat biji kopi yang dapat digunakan sebagai
peserta didik
bahan untuk perbanyakan generative ?

6. Apa tujuan fermentasi buah kopi?

7. Mengapa biji kopi harus bebas dari lendir buah?

8. Apa tujuan penutupan biji kopi dengan dedaunan?

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
penyelidika n data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
kelompok  Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.
Mengasosiasikan / mengolah informasi
 Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya
Mengembangkan
dan menyajikan dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya  Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan
sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Mengkomunikasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain
Menganalisis dan memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevaluasi merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang
proses pemecahan
masalah diperoleh dari kelompok lain.
 Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
III Penutup (20 menit)
Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya tentang


pertanian berkelanjutan (sustainble farming) dan isu pemanasan global
Doa penutup
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 5 (lima)
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan pembiakan tanaman secara vegetatif, baik
konvensional

Pemahaman Bermakna Memperbanyak tanaman secara generatif dilakukan


dengan menggunakan biji terutama untuk tanaman
perkebunan misal kopi, kakao, kelapa sawit, kelapa, karet,
dll
Pertanyaan Pemantik 7. Apakah semua biji tanaman dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbanyak tanaman?
8. Bagaimana cara memperbanyak tanaman menggunakan
biji ?
9. Apakah ada perlakuan khusus bagi biji sebelum di
kecambahkan ?
Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
11. Memastikan peserta didik sudah berada di kelompok masing-masing dan menyiapkan alat
tulis dan buku
12. Guru telah menyiapkan kondisi kelas, LCD, laptop, dan materi bahan tayang yang akan
ditayangkan
13. Menyiapkan alat dan bahan pembiakan tanaman secara generative
14. Menyiapkan LKPD yang akan digunakan peserta didik
15. Peserta didik diarahkan untuk menyimak video materi pembiakan generatif
I Pendahuluan (20 Menit)
Orientasi:
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk
mengawali kegiatan.
- Guru mengecek kehadiran peserta didik
- Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
secara
fisik dan psikis
Apersepsi:
- Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan mengaitkan
masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari:
7. Apakah kalian tahu bagaimana cara memperbanyak tanaman secara
generatif ?
8. Apa keuntungan dan kerugian dari perbanyakan tanaman secara
generatif?
9. Tanaman perkebunan apa saja yang dapat diperbanyak dengan
cara generatif?
- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran,
langkah pembelajaran dan penilaian
- Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok

II Kegiatan Inti (140 Menit)


Mengamati
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik
menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini
Orientasi
https://www.youtube.com/watch?v=jsaQ4v96yCM video tersebut berisi
peserta didik pada
masalah tentangperbanyakan tanaman dengan biji kopi.

Menanya
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan
permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
tersebut. Guru memfasilitasi.
Permasalahan yang muncul diantaranya :
Mengorganisasikan
9. Apakah syarat-syarat biji kopi yang dapat digunakan sebagai
peserta didik
bahan untuk perbanyakan generative ?

10. Apa tujuan fermentasi buah kopi?

11. Mengapa biji kopi harus bebas dari lendir buah?

12. Apa tujuan penutupan biji kopi dengan dedaunan?

Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Mengumpulkan informasi / eksperimen


Membimbing  Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
penyelidika n data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi.
individu maupun
kelompok  Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.
Mengasosiasikan / mengolah informasi
 Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya
Mengembangkan
dan menyajikan dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya  Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan
sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Mengkomunikasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain
Menganalisis dan memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevaluasi merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang
proses pemecahan
masalah diperoleh dari kelompok lain.
 Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
III Penutup (20 menit)
Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.

Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya tentang


pertanian berkelanjutan (sustainble farming) dan isu pemanasan global
Doa penutup
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2
Nama Sekolah : SMK NEGERI 4 BONDOWOSO
Kelas/ Semester : X/ 1
Pertemuan 2
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Kelompok :
Anggota :

1 …………………………….
2 …………………………….
3 …………………………….
4 …………………………….
5 …………………………….

ELEMEN
Perkembangan teknologi produksi dan isu-isu global terkait dengan agribisnis dan industri
tanaman

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase E, peserta didik dapat memahami perkembangan proses produksi tanaman secara
konvensional sampai modern, pertanian perkotaan (urban farming), alat dan mesin pertanian dari
yang konvensional sampai yang otomatis dan berbasis IOT, smart farming dan isu pemanasan
global, perubahan iklim, ketersediaan pangan global, regional dan lokal, sustainable farming
(pertanian berkelanjutan), serta penerapan bioteknologi dalam pertanian.

A. Materi Pengantar

1. Isu Pemanasan Global Dan Tantangannya

Isu global merupakan fenomena yang terjadi sebagai permasalahan bersama seluruh bangsa di
dunia (global) dan menjadi pusat perhatian untuk dihadapi. Natalia, R.C (2018) menyatakan
ragam isu global yang juga terjadi di Indonesia saat ini diantaranya ada yang berkaitan langsung
dengan agribisnis tanaman, ada yang tidak. Isu-isu tersebut diantaranya
1. kemanusiaan: perang, kemiskinan, kelaparan;
2. perubahan iklim: pemanasan global, cuaca ekstrim, perubahan perilaku serangga,
mencairnya es di kutub;
3. alam dan lingkungan: berkurangnya luasan dan fungsi hutan karena pembalakan liar
dan kebakaran, bencana alam, polusi, sampah
4. krisis: krisis pangan, krisis regenerasi pertanian, krisis keuangan, krisis moral; dan
5. kesehatan: mal nutrisi/stunting, pandemi covid-19.

Semua itu sedang dihadapi hampir di semua negara terutama perubahan iklim dan dampaknya.
Isu lain yang tak kalah penting dan berkaitan langsung dengan agribisnis tanaman adalah krisis
pangan. Sebagai generasi milennial, kalianlah yang harus lebih banyak bergerak dan
berinovasi dalam menghadapi tantangan saat ini.
2. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Farming)
Pertanian berkelanjutan merupakan proses produksi tanaman dengan meminimalkan dampak
negatif terhadap daya dukung lingkungan (agroekologi) agar produksi pangan tetap
berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud adalah berkelanjutan secara ekonomi, agroekologi,
dan sosial.
Berkelanjutan secara ekonomi, artinya dalam agribisnis tanaman diupayakan untuk menekan
biaya produksi, memangkas rantai pasok (supply chain) dalam pemasarannya. Pemerataan
distribusi sesuai kebutuhan dan permintaan, untuk menjaga stabilitas harga. Selain itu, untuk
peningkatan kesejahteraan petani.
Agroekologi merupakan ekologi dalam produksi tanaman, yaitu kondisi lingkungan tempat
produksi tanaman meliputi, tanah dan air harus tetap terjaga untuk mendukung proses produksi.
Upaya mempertahankan daya dukung lingkungan agar tetap baik adalah menjaga kesuburan
tanah, dengan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah setelah panen, dan melakukan
pemupukan berimbang dosis rendah, jika diperlukan. Juga menjaga ketersediaan air dalam tanah
yang dibutuhkan tanaman, dengan selalu menjaga fungsi utama hutan.

2. Alat dan Bahan

1. Alat tulis dan buku


2. Video pembelajaran
3. Langkah Kegiatan
1. Bacalah petunjuk belajar dan langkah kerja dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
ini dengan cermat.
2. Ikuti petunjuk belajar dan langkah kerja dalam mengerjakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) .
3. Bacalah literatur lain untuk memperkuat pemahaman Anda dengan
buku bacaan/handout maupun internet.
4. Tanyakan kepada Guru mata pelajaran apabila ada langkah kerja ataupun hal lain
yang belum dipahami.

4. Kegiatan peserta didik


1. Simaklah video yang ditampilakn oleh gurumu
2. Identifikasi permasalahan dari tayangan audiovisual tuliskan masalah yang kalian dapatkan
pada LKPD
3. Diskusikan bersama teman kelompok
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu secara bergiliran di depan kelas

Eksplorasi Pertanyaan dari infografis

Perubahan iklim Pemanasan global

Identifikasi Permasalahan
…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Diskusi dan Pembahasan

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Simpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
INSTRUMEN PENILAIAN
Nama Penyusun : Ir. Endang Mustikawati
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 Bondowoso
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan
Kelas/ Semester/Fase : X/1/E
Elemen : Perkembangan teknologi produksi dan isu-isu global terkait
dengan agribisnis dan industri tanaman
Alokasi Waktu : 4 JP (4 X 45 Menit)

A. PENILAIAN AFEKTIF

Tabel A.1. Instrumen Penilaian Sikap

Komponen Penilaian Skor


Nama Siswa Keaktifan Kerja sama Ketertiban
NO
dan
keantusiasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Komponen Penilaian Skor


Kelompok
NO Kejelasan Pengetahuan Penampilan
Presentasi
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Komponen/Sub
NO Komponen Indikator Skor
Penilaian
1 Diskusi
a. Keaktifan dan Dalam diskusi kelompok terlibat aktif, tanggung jawab, 4
keantusiasan mempunyai pemikiran/ ide, berani berpendapat
Dalam diksusi kelompok terlihat aktif, dan berani 3
berpendapat
Dalam diskusi kelompok kadang-kadang berpendapat 2
Diam sama sekali tidak terlibat 1
b. Kerja sama Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, tanggung jawab 4
dalam tugas, dan menghargai rekan kerja
Dalam diskusi kelompok terlibat aktif tapi kadang- 3
kadang kurang menghargai rekan kerja
Dalam Diskusi kelompok terlibat aktif tapi kadang- 2
kadang tidak menghargai rekan kerja
Diam sama sekali tidak terlibat 1
c. Ketertiban Dalam diskusi kelompok aktif, santun, sabar, 4
mendengar pendapat teman-temannya
Dalam diskusi kelompok tampak aktif, kurang santun 3
Dalam diskusi kelompok suka menyela pendapat orang 2
lain
Selama terjadi diskusi sibuk sendiri 1
2 Presentasi
a. Kejelasan Sistematika penjelasan logis dan bahasa sangat jelas 4
Presentasi dan suara yang sangat jelas
Sistematika penjelasan logis dan bahasa sangat jelas 3
tetapi suara kurang jelas
Sistematika penjelasan tidak logis meskipun 2
Komponen/Sub
NO Komponen Indikator Skor
Penilaian
menggunakan bahasa dan suara kurang jelas
Sistematika penjelasan tidak logis dan menggunakan 1
bahasa dan suara tidak jelas
b. Pengetahuan Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab 4
pertanyaan dengan baik dan kesimpulan mendukung
topic yang dibahas
Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab 3
pertanyaan dengan baik dan kesimpulan kurang
mendukung topic yang dibahas
Penguasaan materi kurang meskipun bisa menjawab 2
seluruh pertanyaan dan kesimpulan tidak berhubungan
dengan topic yang dibahas
Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab 1
seluruh pertanyaan dan kesimpulan tidak mendukung
topik
c. Penampilan Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh 4
percaya diri serta menggunakan alat bantu
Penampilan kurang menarik, sopan, rapid an percaya 3
diri menggunakan alat bantu
Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi kurang 2
percaya diri serta menggunakan alat bantu
Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi tidak 1
percaya diri dan tidak menggunakan alat bantu
Total skor ……
Penentuan huruf mutu
A : skor 19 - Nilai maksimal 24
B : skor 13 - 18
C : skor 7 – 12
D : skor 1 - 6

BAHAN BACAAN
A. Perkembangan Teknologi Produksi Tanaman

Di dalam kehidupan manusia tidak terlepas dengan pertanian, manusia sudah mengenal
pertanian bahkan selalu berhubungan dengan pertanian. Manusia mengenal budidaya tanaman
sejak manusia mulai melakukan kegiatan bercocok tanam. Pada awal kehidupan, manusia
memenuhi kebutuhan pangan hanya bergantung pada alam. Tanaman yang tumbuh di alam akan
diambil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia hanya mengkonsumsi hasil tanaman dari
alam dan tidak melakukan penanaman atau budidaya.

Seiring perjalanan kehidupan manusia kebutuhan semakin meningkat, manusia banyak tetapi
hasil alam tetap maka manusia apabila mengandalkan hasil alam tidak cukup. Manusia mulai
mengenal bercocok tanam berawal dari secara kebetulan beberapa biji-bijian yang terbuang
sewaktu kaum ibu menyiapkan makanan berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman yang
menghasilkan untuk dikonsumsi. Selanjutnya berkembang usaha bercocok tanam sebagai salah
satu kegiatan pertama pertanian. Karena kebutuhan semakin meningkat dan hasil alam
tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan, maka manusia mulai bercocok tanam dengan
menyebar biji-bijian yang ada agar tumbuh menjadi tanaman baru dan bisa dipanen.

Peradaban manusia sejak zaman kuno hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Kebutuhan
makanan senantiasa menjadi masalah. Kekurangan pangan merupakan persoalan yang akrab
dengan manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Manusia primitif atau manusia
super modern, pasti memerlukan bahan makanan sebagai penyambung hidup. Atas dasar
pemikiran itulah, kegiatan pertanian bermula. Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan atau
ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal dalam peradaban manusia dan
mengubah total bentuk kebudayaan. Hal ini termasuk peralatan yang digunakan, mulai dari
mesin sederhana sampai yang canggih, berkembang sesuai peningkatan peradaban manusia dan
perkembangan teknologi.

Pertanian berkembang melalui empat tahap, seperti yang dijelaskan berikut ini.

1. Tahap I

Tahap I merupakan pertanian pada zaman kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu, dan
batu besar (megalitikum). Pada zaman ini, pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim
dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini. Pertanian pada zaman ini masih
mengumpulkan dan mencari bahan pangan yang sudah disediakan oleh alam, ketika habis
mereka akan berpindah tempat.
2. Tahap II

Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanian berkembang menjadi budidaya yang
paling sederhana, yaitu budidaya tanaman dan hewan. Pada tahap ini, budidaya tanaman
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup individu atau yang dikenal dengan pertanian
subsisten. Peralatan yang digunakan juga masih sederhana.

3. Tahap III

Pada tahap ini, teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan.
Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik, budidaya, dan
tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan
budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses
domestikasi. Jadi, teknik budidaya tanaman ialah pengetahuan untuk menghasilkan tanaman.

Sarana produksi tanaman (saprotan) berupa benih, pupuk, pestisida, serta alat dan mesin
pertanian, mulai dipertimbangka sebagai salah satu penentu keberhasilan teknik budidaya.
Peralatan yang digunakan masih konvensional dan mulai digunakan mesin pertanian sederhana
untuk mempermudah pekerjaan dan peningkatan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan
pasar.

4. Tahap IV

Pada tahap ini, perkembangan teknologi budidaya mengarah pada produksi tanaman dan sistem
agribisnis. Saprotan mulai dipilih dan diseleksi sesuai dengan tujuan produksi tanaman.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah modern bahkan sudah berbasis teknologi informasi
(IOT = Internet Of Things) untuk pertanian pintar (smart agriculture/smart farming) yang
merupakan pertanian presisi dalam menunjang pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture/sustainable farming) agar pangan tetap tersedia.

Gambar 1. Kegiatan budidaya tanaman


Sumber : Yulia, 2010

Pertanian pada Tahap IV telah menjadi kegiatan produksi tanaman yang mencapai tahap
agribisnis. Sistem agribisnis terdiri dari beberapa subsistem yang menjadi kesatuan dari hulu
sampai hilir hingga pemasaran. Artinya, pada tahap ini pertanian telah menjadi aktivitas
penyediaan pangan dan menjadi peluang bisnis. Jelas sekali bahwa dari zaman kuno hingga
zaman modern dan canggih bahkan di era digital 4.0 ini, manusia membutuhkan makan. Kalian
juga tahu bahwa makanan selalu dihasilkan dari pertanian. Jadi, pertanian sampai kapan pun
akan selalu ada, selagi kehidupan manusia juga ada.

B. Produksi Tanaman Secara Konvensional

Proses perkembangan pertanian pada umumnya berkaitan dengan upaya perubahan dari
sistem pertanian yang mempunyai produktivitas rendah kepada sistem lebih modern yang
mempunyai produktivitasnya relatif tinggi dan yang mungkin menimbulkan dampak sampingan
terhadap lingkungan akibat penggunaan teknologi dan asupan (input) pertanian modern.
Dampak sampingan tersebut tidak hanya ditemui pada pertanian modern tetapi juga ditemui
pada pertanian tradisional, sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang meningkat
cepat. Meskipun selama ini pertanian tradisional telah sukses mengelola sumberdaya pertanian
tanpa melahirkan kerusakan sumberdaya yang tidak dapat diperbaiki, tetapi permasalahan
lingkungan akan timbul akibat tekanan populasi penduduk terhadap lahan yang tersedia relatif
sempit sehingga daya dukungnya rendah.

Produksi tanaman secara konvensional atau pertanian konvensional ialah produksi tanaman atau
pertanian intensif dengan prinsip memprioritaskan pada satu jenis tanaman/ komoditas dengan
memanfaatkan teknologi dan penggunaan saprotan dari luar yang cukup besar untuk
mendapatkan hasil produksi yang tinggi dalam waktu yang singkat. Biasanya kurang
memperhatikan kelestarian daya dukung lingkungan.

Produksi tanaman secara konvensional atau pertanian konvensional mempunyai ciri seperti
berikut ini.

1. Produksi tanaman berbasis tanah dan lahan terbuka.

2. Pertanian bergantung pada kondisi air, tanah dan iklim.

3. Areal lahan yang diusahakan luas dengan pola tanam monokultur.

4. Pekerjaan masih menggunakan peralatan tangan dan mesin pertanian sederhana.

5. Biaya produksi tinggi, yaitu biaya tenaga kerja dan saprotan berupa benih, pupuk, dan
pestisida.

6. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia tinggi.

7. Produk pertanian yang dihasilkan kurang sehat, karena residu pestisida kimia yang tinggi.

8. Perencanaan produksi tidak dilakukan.

9. Produksi belum mengikuti inovasi dan perkembangan teknologi produksi tanaman terkini.

10. Pemasaran produk masih mengikuti rantai pasok yang panjang sehingga pendapatan rendah
(Jumin, 2017).
C. Produksi Tanaman Secara Modern

Gambar 2. Tangkapan layar tayangan audiovisual “Pertanian


Modern” Sumber : youtube.com
Pertanian modern pada dasarnya adalah usaha pertanian yang menerapkan teknologi terbaru
yang sesuai dengan kondisi agroekologi dan sosial ekonomi petaniannya. Teknologi terbaru
tersebut dapat berupa alat-alat mesin pertanian, sarana dan prasarana usahatani, dan pengelolaan
usahatani (Sumarno, 2014).

Alat dan mesin pertanian modern yang digunakan mulai yang dioperasikan manual oleh manusia
sampai yang berbasis digital atau teknologi informasi. Alat dan mesin pertanian yang berbasis
digital dioperasikan secara jarak jauh berbasis android atau gelombang radio, seperti robot
pengolah tanah/robot traktor. Selain itu, terdapat peralatan yang mengontrol iklim mikro
tanaman, identifikasi serangan, dan populasi OPT (organisme pengganggu tanaman) dan lain-
lain.

Sarana dan prasarana produksi tanaman modern yang digunakan untuk mengoptimalkan
produksi dan efisiensi serta efektifitas produksi tanaman, dengan tetap menjaga agroekologinya.
Pengelolaan usaha tani/agribisnis sangat mempertimbangkan perencanaan dan risiko yang
dihadapi, sehingga pertanian modern benar-benar memperhitungkan semua aspek yang
mendukung produksi tanaman secara optimal.

Produksi tanaman atau pertanian secara modern saat ini memanfatkan teknologi informasi.
Lingkup produksi tanaman atau pertanian modern diantaranya

1. Pertanian berbasis tanah yang menggunakan alat mesin pertanian modern untuk
memudahkan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas, yaitu otomatisasi, alat dan mesin
pertanian berbasis teknologi informasi;

2. Hidroponik, dengan ragamnya: NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique),
Wick (Rendam), aquaponik, aeroponik, microgreen;

3. Pembiakan tanaman dengan teknik kultur jaringan tanaman.

4. Pemanfaatan bioteknologi dalam pertanian; dan

5. Pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan: pertanian organik, permakultur,


pertanian perkotaan (urban farming), pertanian pintar (smart farming), dan pertanian
presisi.
D. Pertanian Pintar (Smart Farming)

Smart farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani
meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Smart farming merupakan metode
pertanian cerdas berbasis teknologi. Terdapat beberapa teknologi pertanian yang digunakan di
antaranya penyiraman otomatis, drone sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair),
drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan) serta soil and weather sensor (sensor tanah
dan cuaca).

Pertanian pintar (smart farming) semakin membuka wawasan kalian tentang pertanian, yang
menghapus citra bahwa pertanian identik dengan lumpur, kotor, kumuh, miskin, tidak keren dan
pandangan negatif lainnya tentang pertanian. Kenyataannya pertanian itu luas, mulai bekerja di
lahan sampai bekerja di laboratorium yang steril sekali pun. Jadi, konfirmasi dengan teori hanya
menegaskan bahwa pertanian pintar (smart farming) merupakan bagian dari pertanian modern,
yang menjadi solusi dalam mencapai dan menjaga ketahanan pangan.

E. Pertanian Perkotaan (Urban Farming)

Litbang Pertanian memberikan definisi urban farming lebih sederhana, yaitu urban agriculture
atau sering pula disebut dengan pertanian perkotaan merupakan suatu kegiatan yang
memanfaatkan baik lahan maupun ruang untuk memproduksi hasil pertanian di wilayah
perkotaan untuk kebutuhan pangan secara mandiri. Jadi, titik beratnya adalah pemanfaatan lahan
sempit sekitar rumah untuk memproduksi bahan pangan secara mandiri.

Adapun konsep dasar dari urban agriculture seperti dijelaskan berikut ini.

1. Jauh dari lahan produksi

Lokasi perkotaan yang jauh dari lahan produksi, menjadi alasan yang relevan untuk
mengaplikasikan urban agriculture.

2. Keterbatasan lahan dan ruang, cahaya dan air

Keterbatasan lahan bukan menjadi pembatas untuk mengoptimalkan pemanfaatannya sebagai


lahan produktif.

3. Kesibukan masyarakat bekerja, dan tidak cukup waktu berkebun Masyarakat perkotaan selalu
sibuk dengan rutinitas yang padat, seringkali menimbulkan stress. Urban agriculture menjadi
pilihan aktivitas relaksasi yang murah dan produktif

4. Pengangguran

Urban agriculture merupakan aktifitas produktif sebagai salah satu kegiatan yang solutif untuk
mengatasi pengangguran perkotaan. Apalagi jika dilakukan secara kontinyu dan berorientasi
bisnis, akan sangat menguntungkan pelaksananya.

5. Keanekaragaman hayati rendah

Vegetasi di perkotaan semakin sempit dan terbatas, sehingga keanekaragaman hayati rendah.
Urban agriculture dapat menambah keanekaragaman hayati di perkotaan dan menjadi sumber
oksigen tambahan, serta mengurangi polusi udara.

6. Produksi sampah tinggi (bahan organik)

Kepadatan penduduk kota berbanding lurus dengan produksi sampah yang tinggi, terutama
sampah rumah tangga. Baik sampah organik, maupun sampah non organik (Mansur, I. 2019).
Apa lingkup urban farming? Menurut Mansur, I (2019) terdapat lima hal besar yang menjadi
lingkup urban farming seperti yang dijelaskan berikut ini.

1. Budidaya tanaman berbasis tanah

Budidaya tanaman jenis ini menggunakan media tanam tanah yang ditambahkan bahan organik.
Misalnya, tanaman buah dalam pot atau dikenal dengan tabulampot, tanaman sayur dalam
kemasan bekas, dan lainnya.

2. Hidroponik

Hidroponik merupakan salah satu teknik budidaya tanaman secara modern, karena menggunakan
media tanam selain tanah. Media tanam yang digunakan berupa air dan substrat. Substrat sebagai
media tanam dapat berupa bahan organik dan nonorganik. Substrat bahan organik, diantaranya
hydrogel, arang sekam, cocopeat atau pecahan arang kayu. Sementara yang nonorganik,
diantaranya rockwool, hidroton, styrofoam, busa (foam). Teknik hidroponik NFT (Nutrient Film
Technique), DFT (Deep Flow Technique), aquaponik, dan aeroponik.

3. Ternak

Ternak merupakan lingkup besar dari pertanian, yang memproduksi bahan pangan sumber
protein hewani. Aktivitas ternak yang mudah dilakukan di lahan sempit adalah budidaya ikan
dan unggas. Misalnya, budidaya ikan dalam ember (budikdamber).

4. Budidaya jamur

Produksi jamur konsumsi di lahan sempit menjadi keniscayaan pada saat ini. Mengapa? Hal ini
karena baglog jamur mudah didapatkan tanpa harus memperoduksi sendiri. Pembudidaya hanya
menyiapkan tempat produksi jamurnya saja. Walaupun demikian, tetap memperhatikan syarat
tumbuh jamur agar berproduksi maksimal. Selain itu, tempat yang bersih untuk penataan baglog,
suhu, kelembapan, sirkulasi uadara yang baik, dan pencahayaan, harus diperhatikan dengan
benar.

Gambar 3. Jamur tiram putih


Sumber : Yulia, 2018
5. Vertikultur,
Merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit dengan memanfaatkan bidang
vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat. Vertikultur dapat
dibuat dari:
➢ Bambu atau pralon dengan posisi vertikal
➢ Talang sistem rak
➢ Pot atau polybag

Gambar 4. Vertikultur
Sumber : cybex.pertanian.go.id Sumber : Kagama.id

F. Isu Pemanasan Global Dan Tantangannya

Gambar 5. Infografis perubahan iklim

Sumber : bmkg.go.id

Isu global merupakan fenomena yang terjadi sebagai permasalahan bersama seluruh bangsa di
dunia (global) dan menjadi pusat perhatian untuk dihadapi. Natalia, R.C (2018) menyatakan
ragam isu global yang juga terjadi di Indonesia saat ini diantaranya ada yang berkaitan langsung
dengan agribisnis tanaman, ada yang tidak. Isu-isu tersebut diantaranya
1. kemanusiaan: perang, kemiskinan, kelaparan;
2. perubahan iklim: pemanasan global, cuaca ekstrim, perubahan perilaku serangga,
mencairnya es di kutub;
3. alam dan lingkungan: berkurangnya luasan dan fungsi hutan karena pembalakan liar
dan kebakaran, bencana alam, polusi, sampah
4. krisis: krisis pangan, krisis regenerasi pertanian, krisis keuangan, krisis moral; dan
5. kesehatan: mal nutrisi/stunting, pandemi covid-19.

Semua itu sedang dihadapi hampir di semua negara terutama perubahan iklim dan dampaknya.
Isu lain yang tak kalah penting dan berkaitan langsung dengan agribisnis tanaman adalah krisis
pangan. Sebagai generasi milennial, kalianlah yang harus lebih banyak bergerak dan
berinovasi dalam menghadapi tantangan saat ini.

Menurut UU 18/2012 tentang Pangan, bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan.

Menurut UU 18/2012 tentang Pangan, bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan.

UU Pangan tidak hanya berbicara tentang ketahanan pangan, tetapi juga memperjelas dan
memperkuat pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food
soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food
safety). “Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan
kebijakan
Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal” (bulog.co.id).
“Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang
beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang
cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam,
manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat”. “Keamanan Pangan adalah
kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat
sehingga aman untuk dikonsumsi”(bulog.co.id).

Dampak langsung perubahan iklim dan pemanasan global adalah ledakan serangan OPT
(organisme pengganggu tanaman) terutama hama dan penyakit tanaman yang dapat
menyebabkan penurunan hasil panen bahkan kegagalan panen. Kegagalan panen juga
diakibatkan bencana alam seperti banjir yang merusak tanaman. Permasalahan
ketersediaan/ketahanan pangan lainnya di antaranya distribusi dalam rantai pasok (supply chain),
harga hasil pertanian yang fluktuatif, sistem pemasaran produk pangan, dan sifat/karakteristik
dari produk pertanian itu sendiri, yaitu mudah rusak (perishable), bulky, dan musiman. Oleh
karena itu, mari bersama-sama ikut andil menjaga ketahanan pangan kita tetap berkelanjutan.

G. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Farming)


Pertanian berkelanjutan merupakan proses produksi tanaman dengan meminimalkan dampak
negatif terhadap daya dukung lingkungan (agroekologi) agar produksi pangan tetap
berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud adalah berkelanjutan secara ekonomi, agroekologi,
dan sosial.
Berkelanjutan secara ekonomi, artinya dalam agribisnis tanaman diupayakan untuk menekan
biaya produksi, memangkas rantai pasok (supply chain) dalam pemasarannya. Pemerataan
distribusi sesuai kebutuhan dan permintaan, untuk menjaga stabilitas harga. Selain itu, untuk
peningkatan kesejahteraan petani.
Agroekologi merupakan ekologi dalam produksi tanaman, yaitu kondisi lingkungan tempat
produksi tanaman meliputi, tanah dan air harus tetap terjaga untuk mendukung proses produksi.
Upaya mempertahankan daya dukung lingkungan agar tetap baik adalah menjaga kesuburan
tanah, dengan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah setelah panen, dan melakukan
pemupukan berimbang dosis rendah, jika diperlukan. Juga menjaga ketersediaan air dalam tanah
yang dibutuhkan tanaman, dengan selalu menjaga fungsi utama hutan.
Adapun arti berkelanjutan secara sosial, yaitu pertanian sebagai sumber penghasilan harus tetap
memberikan harapan yang baik bagi petani. Jadi, menjaga kelestarian lingkungan untuk
mendukung produksi tanaman, merupakan pembiasaan baik pada masyarakat,
untuk meningkatkan kualitas hidup petani.

Pertanian berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara. Cara tersebut, yaitu
1. pertanian terpadu (integrated farming), yang dapat
dilakukan dengan pola tanam polikultur, dan permakultur;
2. pengendalian OPT ramah lingkungan, pengendalian dengan agensia hayati, dan pestisida
nabati;
3. pertanian organik; dan
4. pertanian presisi.
DAFTAR PUSTAKA

Jumin, Hasan Basri. 2017. Dasar-dasar Agronomi, Edisi Revisi. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.
Mansur, Irdika. 2019. Introduction to the Concepts and Principles of Urban Agriculture dalam
Workshop South East Creative Camp (SEACC) Batch 4 2019. Bogor: Seameo Biotrop.
Sumarno. 2019. Konsep Pertanian Modern, Ekologis dan Berkelanjutan.
Politik Pertanian Indonesia dalam Reformasi Kebijakan Menuju Trasformasi Pembangunan
Pertanian. Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian, dilihat 24 Mei 2021.
<http://old.litbang.pertanian. go.id/buku/reformasi-kebijakan-menuju/>
Yulia Nurhasana Dienna, 2021. Dasar-dasar Agribisnis Tanaman. Jakarta: Kemendikbud RI.

Anda mungkin juga menyukai