Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai


berikut :

Datuak adalah gelar yang diberikan kepada pemimpin sebuah suku atau korong di wilayah
dengan populasi etnis Minang, Datuak adalah gelar adat yang diberikan kepada seseorang
melalui kesepakatan suatu kaum atau suku yang ada di wilayah Minang (provinsi Sumatra Barat
sekarang) dan selanjutnya disetujui sampai ke tingkat rapat adat oleh para tokoh pemuka adat
setempat

Sebelum gelar ini disandang seseorang, mesti dilakukan suatu upacara adat atau malewakan gala
(Bahasa Minang), dengan sekurangnya memotong seekor kerbau dan kemudian diadakan jamuan
makan. Dan jika calon Datuk tersebut tidak mampu untuk mengadakan acara tersebut, maka dia
tidak berhak untuk menyandang gelar Datuk tersebut.

Pewarisan gelar Datuk dalam tradisi Minangkabau, berbeda dengan tradisi Melayu yang lain,
gelar datuk dapat diwariskan menurut sistem matrilinial. Bila seorang Datuk meninggal dunia,
gelar Datuk tersebut dapat diberikan kepada saudara laki-lakinya, atau keponakan (kemenakan)
yang paling dekat hubungan kekerabatannya dari garis ibu.

Datuk atau Datuak atau Dato' berasal dari bahasa Sanskerta yaitu datu yang tersusun dari kata da
atau ra berarti yang mulia dan to artinya orang sehingga dapat bermakna sama dengan raja.
Selanjutnya hal ini dapat juga dirujuk dari Prasasti Telaga Batu, di mana pada baris 11 terdapat
kata kedatuan yang ditafsirkan sama dengan kedaton atau keraton yakni istana raja, sehingga
kedatuan dapat disamakan dengan wilayah datu. Selanjutnya kata datu ini berubah penuturan
menjadi "datuk”, suatu gelaran yang masih digunakan sampai saat ini di ranah Minang, Malaysia,
Brunei dan Filipina Selatan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat pada saat ini bahwasanya tradisi
dalam kehidupan masyarakat tidak bisa dihilangkan. Maka untuk itu penulis ingin
mengetahui tentang :
1. Siapa saja yang boleh menggantikan gelar seorang Datuk ?
2. Apa syarat - syarat menjadi seorang Datuk ?
3. Bagaimana tata cara seorang Datuk bertukar gelar ?

C. MANFAAT ATAU TUJUAN LAPORAN PENELITIAN


Secara umum pembuatan laporan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kejelasan tentang TRADISI BATAGAK GALA DI MASYARAKAT PADANG
LAWEH KEC. KOTO VII. Sedangkan secara rinci dapat dilihat dalam beberapa poin
dengan tujuan yang hendak diketahui, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengganti gelar seorang Datuk, Di Ranah Minang, gelar adat khususnya
gelar datuk diwariskan menurut garis ibu (matrilineal). Gelar Datuak disebut juga sebagai gelar
sako di Ranah Minang. Selain gelar datuak ada gelar yang diberikan kepada seorang laki-laki pada
hari pernikahannya dan semenjak itu dianjurkan sekali bagi siapapun untuk memanggil laki-laki
tersebut dengan gelar yang diberikan, bukan lagi dengan memanggil nama kecilnya sebagai
bentuk penghormatan pada orang yang sudah dewasa, Datuak diangkat oleh anak
kemenakannya.
Gelar Datuak adalah Gelar Sako dan Pusako yang disandangnya merupakan gelar turun-temurun,
dari niniak turun ka mamak, dari mamak turun ka kamanakan.

2. Untuk mengetahui syarat - syarat menjadi seorang Datuk, Adapun syarat-syarat menjadi
seorang pemghulu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Laki-laki, seorang penghulu haruslah laki-laki, tidak boleh perempuan. Karena penghulu adalah
pemimpin, maka laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan.
2. Baik bibitnya, maksudnya, orang tuanya berasal dari keluarga yang baik-baik, sehingga berguna
sebagai jaminan akhlaknya.
3. Baligh dan Berakal, Seorang penghulu haruslah orang dewasa, berakal dan berpendidikan,
serta teguh dan tegas dalam segala tindakan.
4. Berilmu, Penghulu harus mempunyai ilmu pengetahuan tentang adat, agama, termasuk
undang-undang dan hukum adat serta memiliki ilmu pengetahuan umum menurut zaman.
5. Adil, Penghulu tidak boleh berat sebelah. maksudnya, semua kemenakan dianggap sama, baik
yang kandung maupun yang tidak. Penghulu harus adil dan tidak boleh pilih kasih.
6. Arif Bijaksana Penghulu harus mempunyai perasaan yang halus, berpikiran tajam, cerdik
cendikiawan,paham yang tersirat.
7. Tabligh atau menyampaikan. Seorang penghulu hendaklah menyampaikan sesuatu yang baik
kepada masyarakat.
8. Pemurah, Penghulu harus bersedia memberi nasehat-nasehat kepada siapa saja yang
menghendaki.
9. Tulus, Seorang penghulu harus memiliki sifat yang lurus dan benar.
10. Sabar,Seorang penghulu hendaklah berlapang dada dan beralam luas.

2
11. Kaya,Penghulu hendaklah orang yang berada, sehingga ia tidak menyusahkan anak
kemenakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Untuk mengetahui tata cara seorang Datuk bertukar gelar. Ada beberapa cara yang harus
dilalui dalam pengangkatan penghulu, yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Menentukan Baniah: Menentukan baniah maksudnya, menentukan calon penghulu yang akan
diangkat oleh kaum yang patut menyandang gelar penghulu. Pemilihan calon ini harus di
rundingkan terlebih dahulu baik buruk calon penghulu tersebut.
2. Dituah dicilakoi: Dituah dicilakoi artinya, calon penghulu diperbincangkan baik buruknya dalam
suatu rapat khusus yang dihadiri oleh lelaki dan wanita dalam kaum itu. Keputusan rapat dibawa
ke dalam rapat keluarga saparuik ( keluarga berdasarkan garis keturunan ibu). Di sini "dituah
dicilakoi" lagi sesuai dengan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang penghulu.
3. Penyerahan Baniah: Setelah di peroleh kata sepakat, perlu di undang penghulu setungku untuk
menerima penyerahan baniah. Penghulu setungku maksudnya penghulu-penghulu yang akan
sehilir- semudik nantinya dengan calon penghulu dalam memimpin masyarakat nagari. Dalam
rapat penghulu setungku ini, juga di beri kesempatan untuk hadirnya anak dan pinak, serta andan
dan pasumandan untuk mengenal calon penghulu lebih dekat.
4. Manakok Hari: Manakok hari artinya, menentukan kapan perhelatan berlangsung. Manakok
hari juga ditentukan dalam rapat penghulu setungku. Di sini anak kemenakan membagi-bagi
tugas untuk dikerjakan pada perhelatan nanti.
5. Pelaksanaan Upacara Menegakkan Penghulu atau Melewakan Gala: Untuk peresmian
pengangkatan calon penghulu menjadi penghulu bagi nagari, di adakan jamuan seisi nagari
dengan maksud agar gelar itu dapat di ketahui oleh pihak umum. Dalam menjamu ini berlakulah
apa yang di katakan dengan mengisi adat yaitu manurunkan jamua, artinya mengeluarkan padi
dari rangkiang dan menyembelih hewan

BAB II
PENDAHULUAN

A. PENGANTAR
Tradisi merupakan konsep suatu kepercayaan atau perilaku yang diwariskan dari generasi ke
generasi.
Batagak gala adalah pergantian atau pertukaran seorang penghulu/ datuak yang
disertai alasan.
Masyarakat merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas - luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
Sejarah Padang Laweh :
Mengingat pemangku adat yang ada sekarang kebanyakan adalah orang-orang yang lahir antara
tahun 1941 s/d 1965,dimana pada tahun-tahun tersebut adalah masa-masa sulit bagi rakyat
Indonesia termasuk di Padang laweh pada waktu itu.Kesulitan yang dimaksud ialah perang yang
terus menerus dan ekonomi yang tidak stabil, lantaran kedua hal tersebut diatas yang semestinya
kemenakan menerima suatu dari mamak mengenai urusan adat tidak terlaksana.
Akibat dari tidak diketahui perjalanan tugas dan sejarah adat itu sendiri, maka adat tidak berjalan

3
seperti yang diharapkan. Berdasarkan hal-hal tersebut perlu ada solusi tersendiri.

4
5

Anda mungkin juga menyukai