Ke r u s a k a n
For masi
1.Kerusakan Formasi
1.1 Latar Belakang
Rendahnya produksi Sumur
Perlu dilakukan Pengasaman
Perlu Workover
Jika Laju Produksi Rendah tetapi hasil Uji Sumur diperoleh Tekanan
Reservoar Cukup Besar,Permeabilitas Tinggi dan Viskositas rendah, maka
kondisi tersebut diakibatkan oleh situasi disekitar Lubang sumur yang
meliputi
Formation Damage
Emulsion Blocking
Water Blocking.
1.3. Formation Damage.
Penyebabnya adalah :
1.Clay Swelling.
2.Particle Plugging.
3.Pengendapan Aspahltene atau Parafin.
Clay Swelling
Disebabkan oleh Fresh Water atau filtrat lumpur pemboran merembes
ke formasi yang mengadung shale.
Particle Plugging
Partikel di lumpur pemboran atau semen dapat menyebabkan tertutup
pori pori batuan di sekitar lubang bor
2. Emulsion Blocking
Pada jenis ini tidak terjadi penyumbatan pori , akan tetapi adanya
emulsi menyebabkan terhambatnya aliran menuju ke lubang
sumur karena kenaikan viskositas.Efek kenaikan viskositas akibat
emulsi terhadap laju produksi diperlihatkan gambar 3.2.
Gambar 1 : Efek kerusakan permeabilitas dan Kedalaman
terhadap Laju Produksi
Gambar 2 : Efek Emulsi pada Produktifitas Sumur
3. Water Blocking
Selama pemboran air dapat dapat masuk ke zona minyak , yang
mengakibatkan penurunan permebilitas efektif minyak di daerah
yang terinvasi air.
Pengaruh water blocking terhadap produktifitas sumur tergantung
pada kedalaman invasi air dan saturasi di zona invasi.
Gambar 3.3 memperlihatkan pengaruh water blocking terhadap laju
produksi.
Gambar 3 : Pengaruh Water Blocking Terhadap Laju Produksi.
1.5. Menghilangkan Damage
ke rd
S 1 ln
kd rw
Gambar 4 : Skematik Daerah Damage Disekitar Sumur
Tabel : Jenis Kerusakan Formasi dan Penanggulangannya
IDENTIFIKASI KERUSAKAN FORMASI
Pskin 0.87 m S
PROBLEM SCALE
Air formasi terdiri dari kation dan anion dimana keduanya
terlarut dalam air membentuk senyawa yang mengakibatkan
terjadinya proses kelarutan (solubility). Proses terlarutnya ion-
ion dalam air formasi dipengaruhi oleh tekanan, temperatur
serta waktu kontak. Air mempunyai batas kemampuan dalam
mempertahankan senyawa ion-ion tersebut agar tetap dalam
larutan sampai pada tekanan dan temperatur tertentu, dimana
jika harga kelarutan terlampaui, senyawa tersebut tidak dapat
larut lagi melainkan terpisah dari pelarutnya dalam bentuk
padatan. Inilah yang disebut SCALE.
Gambar Scale CaCO3 di Tubing
IDENTIFIKASI SCALE
Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi problem scale
salah satunya adalah dengan menghitung Scaling Index, dengan
metode Stiff & Davis.
Persaman :
SI pH - K pCa PAlk
Keterangan :
SI = Scaling Index
K = konstanta yang merupakan fungsi dari kadar garam,
konsentrasi dan temperatur
pH = pH air sebenarnya
pCa = 4.5977 - 0.4327 ln Ca 2
pAlk = 4.8139 - 0.4375 ln CO3 2
HCO3
• Jika SI > 0 maka larutan kelewat jenuh dan scale cenderung
terbentuk.
• Jika SI < 0 maka sistem berada pada keadaan dibawah kondisi
jenuh sehinga scale cenderung tidak terbentuk.
• Jika SI = 0, maka sistem berada pada kondisi stabil (setimbang).