Abstrak
Objek kajian ilmu komunikasi Islam terdiri dari tiga bentuk komunikasi yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan lainnya. Tiga bentuk komunikasi itu adalah komunikasi
manu- sia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi
manusia dengan yang lainnya tiga bentuk komu nikasi yang terdapat dalam komunikasi
Islam: Komunikasi manusia dengan Tuhannya, komunikasi dengan dirinya sen- diri,
dan komunikasi dengan sesama manusia merupakan ajaran universal, bukan identik
dengan Islam saja, karena Nabi Daud a.s. juga sudah mengajarkan tiga bentuk
komunikasi ini.
Kata Kunci: Komunikasi Islam, Bentuk-bentuk Komunikasi.
PEMBAHASAN
Komunikasi merupakan elemen kunci dalam kehidupan manusia. Tanpa
komunikasi, interaksi antara manusia menjadi sulit dan hampir mustahil. Dalam Islam,
konsep komunikasi diperluas tidak hanya antara manusia, tetapi juga mencakup
komunikasi dengan Pencipta, diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar. Pertama,
komunikasi dengan Pencipta, atau Allah, merupakan bentuk komunikasi yang paling
penting dan fundamental dalam Islam. Ini terwujud dalam bentuk ibadah, doa, dan
memohon petunjuk dari Allah. Kedua, komunikasi dengan diri sendiri.
Dalam Islam, setiap individu diajarkan untuk melakukan introspeksi dan refleksi
diri. Ini adalah bentuk komunikasi dengan diri sendiri, di mana seseorang mengevaluasi
tindakan dan perilakunya sendiri. Ketiga, komunikasi dengan sesama manusia. Islam
menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan sesama manusia. Ini
mencakup menghormati hak dan kebebasan orang lain, berbicara dengan baik dan
benar, dan menjaga etika dalam berkomunikasi.Terakhir, komunikasi dengan alam
sekitar.
Islam mengajarkan bahwa manusia harus menjaga dan merawat alam sekitar. Ini
mencakup hewan, tumbuhan, dan lingkungan secara keseluruhan. Dalam hal ini,
komunikasi dapat berarti memahami dan merespons kebutuhan dan keseimbangan alam
sekitar. Dengan demikian, komunikasi dalam Islam adalah suatu konsep yang luas dan
1
Hannad bin Sari, Kitab Zuhud, No. Hadis 1227, Hadis Maqthù. Ibnu al-Qay yim, Ighätsat al-Lahfän:
1/79 (Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1975).
2
Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah al-Sadi, Tafsir al-Karim al-Rahm fi Tafsir Kalam al-Mannān,
(Mu'assasah al-Risalah, 1420 H-2000 M), juz 1, h. 308, cet. 1
3
Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah al-Sadi, Tafsir al-Karim al-Rahm fi Tafsir Kalam al-Mannan,
(Muassasah al-Risalah, 1420 H-2000 M), juz 1, h. 762, cet. 1.
4
Muhammad bin Abi Syaibah, al-Mushannaf, Kitab al-Maghazi, 7/333, (Ri- yadh, Maktabah al-Rusyd,
1409).
6
Taqiyyuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyah al- Harani, Majmű al-Fatawa, (Al-
Madinah al-Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd Li Thibaat al-Mushaf al-Syarif, 1416-1995), Juz 10,
h. 661.
7
Ali bin Muhammad bin Ali al-Zain al-Syarif al-Jurjāni, al-Ta'rifat, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah,
1403-1993), h. 18, Cet. 1.
8
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung PT Citra Aditya Bakti), 2003,
h. 57, Cet. 3
9
https://unsia.ac.id/komunikasi-arti-proses-dan-pentingnya-dalam-kehidupan-manusia/
10
https://ilmukomunikasi.unidha.ac.id/2021/09/20/jenis-jenis-komunikasi/
11
https://readersblog.mongabay.co.id/rb/2014/05/17/saatnya-komunikasi-lingkungan/
12
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/alam-sebagai-penampakan-tuhan-makna-dan-
relevansinya-dalam-kehidupan-orang-beriman/