Anda di halaman 1dari 10

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ISLAM

Adinda Aisyah (12209040)


E-mail: Adinda.Aisyah.Zahara@gmail.com
Fahira (12209041)
E-mail: Fahirahbekar@gmail.com

Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Iain Pontianak

Abstrak
Objek kajian ilmu komunikasi Islam terdiri dari tiga bentuk komunikasi yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan lainnya. Tiga bentuk komunikasi itu adalah komunikasi
manu- sia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi
manusia dengan yang lainnya tiga bentuk komu nikasi yang terdapat dalam komunikasi
Islam: Komunikasi manusia dengan Tuhannya, komunikasi dengan dirinya sen- diri,
dan komunikasi dengan sesama manusia merupakan ajaran universal, bukan identik
dengan Islam saja, karena Nabi Daud a.s. juga sudah mengajarkan tiga bentuk
komunikasi ini.
Kata Kunci: Komunikasi Islam, Bentuk-bentuk Komunikasi.

PEMBAHASAN
Komunikasi merupakan elemen kunci dalam kehidupan manusia. Tanpa
komunikasi, interaksi antara manusia menjadi sulit dan hampir mustahil. Dalam Islam,
konsep komunikasi diperluas tidak hanya antara manusia, tetapi juga mencakup
komunikasi dengan Pencipta, diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar. Pertama,
komunikasi dengan Pencipta, atau Allah, merupakan bentuk komunikasi yang paling
penting dan fundamental dalam Islam. Ini terwujud dalam bentuk ibadah, doa, dan
memohon petunjuk dari Allah. Kedua, komunikasi dengan diri sendiri.
Dalam Islam, setiap individu diajarkan untuk melakukan introspeksi dan refleksi
diri. Ini adalah bentuk komunikasi dengan diri sendiri, di mana seseorang mengevaluasi
tindakan dan perilakunya sendiri. Ketiga, komunikasi dengan sesama manusia. Islam
menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan sesama manusia. Ini
mencakup menghormati hak dan kebebasan orang lain, berbicara dengan baik dan
benar, dan menjaga etika dalam berkomunikasi.Terakhir, komunikasi dengan alam
sekitar.
Islam mengajarkan bahwa manusia harus menjaga dan merawat alam sekitar. Ini
mencakup hewan, tumbuhan, dan lingkungan secara keseluruhan. Dalam hal ini,
komunikasi dapat berarti memahami dan merespons kebutuhan dan keseimbangan alam
sekitar. Dengan demikian, komunikasi dalam Islam adalah suatu konsep yang luas dan

1|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


mencakup berbagai aspek kehidupan. Melalui artikel ini, kita akan membahas lebih
lanjut tentang masing-masing bentuk komunikasi ini dan bagaimana mereka diterapkan

Komunikasi Manusia Dengan Pencipta


A. Komunikasi Langsung
Salah satu bentuk komunikasi dalam Islam adalah komunikasi antara manusia
dengan Tuhannya komunikasi ini bersifat alami dan wujud dari adanya roh kehidupan
yang ditiupkan Allah kepada makhlukNya dengan inilah manusia selalu rindu ingin
berkomunikasi dengannya terutama dalam keadaan sulit. Bagaimana dalam firman
Allah yaitu dalam Alquran surah Al-a'raf 172
‫َو ِاْذ َاَخ َذ َر ُّبَك ِم ْۢن َبِنْٓي ٰا َد َم ِم ْن ُظُهْو ِرِهْم ُذ ِّر َّيَتُهْم َو َاْش َهَد ُهْم َع ٰٓلى َاْنُفِس ِهْۚم َاَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْۗم َقاُلْو ا َبٰل ۛى َش ِهْدَنۛا َاْن َتُقْو ُلْو ا‬
‫۝‬١٧٢ ‫َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ِاَّنا ُكَّنا َع ْن ٰهَذ ا ٰغ ِفِلْيَۙن‬
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu
Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka
sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat
kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,”
Di situ telah dituliskan bahwa komunikasi antara manusia dan cipta sudah terjadi
sejak Allah menyebabkan ruhnya kepada manusia dari situlah bermula sejak itu juga
komunikasi terjalin pada saat komunikasi awal itu Allah mengenalkan dirinya kepada
manusia dan meminta mereka untuk bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan mereka.1
Komunikasi Allah dengan manusia pilihan melalui pola komunikasi langsung
adalah fenomena yang tercatat dalam sejarah agama, terutama pada hubungan antara
Allah dan beberapa nabi terpilih. Nabi Musa merupakan salah satu yang mengalami
pengalaman ini secara langsung, yang membuatnya dikenal sebagai Kalimullah, yaitu
orang yang mampu berkomunikasi secara langsung dengan Allah SWT. Sebaliknya,
Allah juga berkomunikasi dengan nabi lainnya melalui wahyu yang disampaikan ke
dalam hati mereka, tanpa perantara malaikat, atau dengan perantara malaikat. Pada
konteks ini, Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa Allah hanya berkomunikasi
dengan manusia melalui wahyu, di balik tabir, atau dengan mengutus malaikat sebagai
perantara.2 Seperti yang dijelaskan dalam Surah Asy-Syura (42):51, "Dan tidak
mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali
dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."

1
Hannad bin Sari, Kitab Zuhud, No. Hadis 1227, Hadis Maqthù. Ibnu al-Qay yim, Ighätsat al-Lahfän:
1/79 (Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1975).
2
Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah al-Sadi, Tafsir al-Karim al-Rahm fi Tafsir Kalam al-Mannān,
(Mu'assasah al-Risalah, 1420 H-2000 M), juz 1, h. 308, cet. 1

2|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


Pengkhususan Musa dalam menerima wahyu secara langsung juga disebutkan
dalam Al-Qur'an, sebagaimana yang tercantum dalam Surah An-Nisaa' (4): 163-164,
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan para nabi yang kemudian, dan Kami telah
memberikan wahyu kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Yaqub, dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman, dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan,
(Kami telah mengutus) rasul-rasul yang telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu
dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung”. Komunikasi langsung antara
Musa dan Penciptanya pertama kali terjadi ketika Musa menerima wahyu pertama di
Bukit Thursina. Ketika menyadari bahwa yang berbicara adalah Tuhannya, Musa
merasa sangat senang dan ingin berlama-lama berbicara. Ini dijelaskan dalam ayat yang
sama, "Ketika Allah bertanya kepadanya tentang apa yang ada di tangannya, Musa
menjawab dengan jawaban yang cukup panjang." Meskipun Al-Qur'an tidak
memberikan rincian tentang cara komunikasi ini terjadi, Musa dengan yakin menyadari
bahwa dia sedang berkomunikasi dengan Tuhannya.
Meskipun bentuk komunikasi semacam ini tidak terjadi lagi pada manusia biasa
setelahnya, hal itu tidak mengurangi kebenaran agama Islam atau kebesaran Allah.
Pengalaman Nabi Muhammad SAW saat berkomunikasi langsung dengan Allah di
Sidratul Muntaha juga menegaskan bahwa pintu komunikasi dengan Allah tetap terbuka
melalui cara dan media lainnya.
B. Komunikasi dengan Wahyu
Komunikasi melalui wahyu merupakan jenis komunikasi yang paling lazim
terjadi pada semua nabi. Di antara bentuk komunikasi jenis ini terjadi pada Nabi
Ibrahim ketika dia meminta kepada Allah agar membuktikan kekuasaan-Nya dalam
menghidupkan kembali makhluk yang telah meninggal dunia. Allah bertanya kepada
Ibrahim tentang sebab permintaannya, apakah dia termasuk orang yang tidak percaya
bahwa Allah mampu melakukan hal itu. Ternyata Ibrahim bukan tidak beriman, tetapi
dia ingin lebih memantapkan hatinya dan membuat tenang. Pola komunikasi dengan
perantara wahyu berhenti dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir
yang diutus dimuka bumi. Selanjutnya komunikasi antara manusia dengan Penciptanya
dibangun lewat media sholay, dzikir, membaca Al-Quran, berdoa, istighfaar, dan taubat
kepada Allah swt.
C. Pola Komunikasi dengan Manusia Biasa
Setelah manusia lahir ke dunia, Allah sudah menyiapkan berbagai media yang
memungkinkan mereka untuk tetap bersambung dengan Allah swt. Di antara media
terpenting yang Allah persiapkan buat manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya

3|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


adalah sholat, dzikir, membaca Al-Quran, berdoa, istighfar, dan taubat kepada Allah
swt. Berikut ini adalah beberapa penjelasannya :3
Sholat
Sholat adalah ajaran Islam yang mengajarkan kepada penganutnya untuk
berkomunikasi secara intensif dengan Allah. Allah memerintahkan kepada makhluk-
Nya untuk berkomunikasi dengan-Nya lewat media sholat minimal lima kali sehari pada
waktu-waktu yang sudah ditentukan. Ketika shalat, terutama saat kita membaca surah
al-Fatihah, sebenarnya kita sedang berkomunikasi dengan Allah SWT. Dalam Hadis
qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan lainnya, Allah ta'ala berfirman:
“Aku membagi shalat (al-Fatihah) antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian;
dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya. Bila hamba-Ku mengucap-kan:
'Alhamdulillahi rabbil 'alamiin', Allah berfirman: 'Hamba-Ku telah memuji-Ku'.
Dan, apabila hamba-Ku mengucapkan: Arrahmaanirrahiim' Allah berfirman:
Hamba-ku telah menyanjung-Ku. Apabila hamba-Ku mengucapkan:
'Maalikiyaumiddin', Allah SWT. berfirman: Hamba-Ku telah memuja-Ku, dan
adakalanya Dia berfirman: "Hamba-Ku telah menyerahkan persoalan- nya
kepada-Ku." Dan, ketika hamba-Nya mengatakan 'Iyyakana'budu wa iyyaka
nasta'in' Berfirman Allah SWT.: "Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi
hamba-Ku apa yang dimintanya. Dan, apabila hamba-Ku mengucapkan:
'Ihdinashshiraatal mustaqiim, shiraathal- ladzina anamta 'alaihim ghairil
maghdluu bialahim wa ladhoolliin'. Allah berfirman: "Ini adalah untuk hamba- Ku
dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, orang yang sedang melaksanakan shalat
diperintahkan untuk khusyuk. Khusyuk dalam shalat, yaitu menghadirkan kebesaran
Allah yang sedang kita ajak berkomunikasi, dan merasa takut ditolak, sehingga dia
fokuskan hatinya untuk bermunajat dan tidak menyibukkan diri dengan yang lain.4
Dzikir
Dzikir adalah salah satu bentuk komunikasi manusia kepada Allah, dengan cara
menghadirkan-Nya dalam hati, menyebut-Nya dengan lisan, mempelajari dan
mengajarkan ajaran-Nya, mengajak kepada orang lain untuk melakukan apa yang
diperintahkan-Nya, dan mencegah orang dari hal-hal yang dilarang oleh-Nya. Zikir
adalah cara cerdas manusia untuk selalu berkomu- nikasi dengan Pencipta-Nya tanpa
harus menunggu waktu khusus. Dalam keadaan berdiri, duduk, bahkan berbaring
seorang manusia cerdas bisa berkomunikasi dengan Allah.
‫اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا َو َتْطَم ِئُّن ُقُلوُبُهم ِبِذ ْك ِر ِهَّللا َأاَل ِبِذ ْك ِر ِهَّللا َتْطَم يُن اْلُقُلوُب‬

3
Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah al-Sadi, Tafsir al-Karim al-Rahm fi Tafsir Kalam al-Mannan,
(Muassasah al-Risalah, 1420 H-2000 M), juz 1, h. 762, cet. 1.
4
Muhammad bin Abi Syaibah, al-Mushannaf, Kitab al-Maghazi, 7/333, (Ri- yadh, Maktabah al-Rusyd,
1409).

4|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya de- ngan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. ar-
Ra'd (13): 28)
Istighfar dan Taubat
Istighfar menurut bahasa artinya memohon ampunan dan meminta agar perkataan
atau perbuatan buruk yang pernah dikerjakan bisa diperbaiki. Menurut definisi ini
istighfar merupakan upaya dari seseorang untuk mengoreksi dan mengakui kesalahan
dirinya sebagai langkah awal untuk melakukan perbaikan. Setelah istighfar berhasil
dilakukan, langkah selanjutnya yang harus diambil adalah bertaubat. Taubat menurut
bahasa berasal dari kata taba yatubu, taubatan yang artinya kembali. Yang dimaksud
dengan kembali dalam makna bahasa itu adalah kembali ke jalan yang benar setelah
melakukan kesalahan. Jadi, taubat adalah aksi nyata dari orang yang telah menyadari
kesalahannya untuk melepas segala kesalahan dan kembali ke jalan yang benar.
Jadi istigfar dan tobat adalah komunikasi seorang ham-ba dengan Tuhannya untuk
melepas segala beban yang ada di dalam dirinya dengan cara mengakui kesalahan dan
berjanji untuk menggantikan kesalahan tersebut dengan perbuatan yang lebih baik.5
Tilawah Al-Qur’an
Al-Quran merupaka kitab yang diturunkan oleh Allah sebagai salah satu sarana
untuk berkomunikasi dengan hamba-Nya. Di dalamnya tekandung banyak sekali
bentuk komunikasi .
Di antara bentuk komunikasi itu adalah :
1. Komunikasi antara Allah dengan Malaikat.
Di antara contoh komunikasi ini adalah firman Allah dalam surah al-
Baqarah ayat 31-34. Di dalam ayat-ayat tersebut Allah memberitahukan kepada
malaikat bahwa Dia akan menciptakan khalifah di muka bumi. Informasi
tersebut di- tanggapi oleh malaikat dengan mempertanyakan hikmah di balik
penciptaan itu, padahal mereka sudah menaati perintah-Nya dan siap
melaksanakan tugas-tugas dari- Nya.

2. Komunikasi Allah dengan para Nabi dan Rasul.

3. Komunikasi Allah dengan Iblis


Contoh komunikasi jenis ini disebutkan dalam surah al-A'raf ayat 12-18.
Dalam ayat-ayat tersebut Allah bertanya kepada iblis tentang sebab
penolakannya untuk bersujud kepada Adam. Iblis memaparkan alasannya.
Karena kesombongannya itu Allah mengusirnya dari surga. Karena merasa
diusir, iblis meminta tempo untuk menggoda manusia sampai hari kiamat.
5
Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad, al- Righib al-Asfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur'an,
(Dimasyq: Dar al-Qalam. 1412), h. 328-329, Cet. 1.

5|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


Dalam diskusi yang direkam dalam Al Qur'an itu, Allah mengabulkan
permohonan iblis.6

4. Komunikasi Allah dengan manusia lewat perantara Rasul.


Perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk menjelaskan
penyimpangan ajaran yang diyakini oleh Ahli Kitab. Allah memerintahkan Nabi
Muhammad untuk berta- nya kepada Ahli Kitab tentang sebab keingkaran
mereka terhadap ayat-ayat yang diturunkan Allah. Pola komu- nikasi yang
berlangsung adalah sebagai berikut: Allah kepada Nabi, dan nabi kepada Ahli
Kitab.
5. Komunikasi Allah dengan Manusia.
Pola ini sering menggunakan istilah "ya ayyuha al-nās" (wahai sekalian
manusia) dan "ya ayyuha al-insan" (wahai manusia). Pembaca Al-Qur'an yang
membaca ayat-ayat yang didahului dengan dua panggilan ini diharapkan
memiliki sensitivitas rasa bahwa Allah Yang menciptakan mereka sedang
meng- ajak mereka untuk berdialog. Jika rasa ini muncul, maka muncul rasa
kedua, yaitu kebahagiaan dan kebanggaan dipanggil dan diajak berkomunikasi
oleh Pencipta me- reka Yang Maha segalanya. Istilah lain yang juga digunakan
untuk berkomunikasi.

6. Komunikasi manusia dengan makhluk lainnya.

7. Komunikasi sesama manusia.


Komunikasi dengan sesama manusia yang disebutkan dalam Al-Qur'an
sangat beragam. Di antara bentuk ko- munikasi itu adalah: komunikasi antara
para nabi de- ngan umatnya; komunikasi antara pengikut nabi yang sudah
beriman dengan rekan mereka yang belum ber- iman; komunikasi antara sesama
penduduk neraka, ko- munikasi antara sesama penduduk surga; komunikasi
antara orang tua dengan anak, antara laki-laki dengan perempuan, komunikasi
antara guru dengan murid; ko- munikasi dua orang; komunikasi massa.

Komunikasi Intra Persona (Diri Sendiri)


Komunikasi Intrapersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung dalam
diri seseorang saat menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan
menghasilkan kembali. Dalam kajian Ibnu Qoyyim, komunikasi intrapersonal
dimulai dengan langkah khawatir dan afkar. Khawatir dan afkar adalah langkah

6
Taqiyyuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyah al- Harani, Majmű al-Fatawa, (Al-
Madinah al-Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd Li Thibaat al-Mushaf al-Syarif, 1416-1995), Juz 10,
h. 661.

6|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


mengumpulkan informasi yang di dnegar, dilihat, dan dipikirkan. Informasi yang
terkumpul itu lalu diberi makna. Upaya pemberian makna terhadap informasi yang
masuk disebut tashawwur atau persepsi. Dari tashawwur akan memunculkan iradah
(keinginan) untuk bertindak dan berbuat. Perbuatan yang dilakukan secara berulang
akan melahirkan karakter. Baik tidaknya suatu karakter tergantung dari input
infomasi yang masuk.7
Komunikasi Manusia dengan Sesama
Komunikasi manusia dengan sesama adalah suatu proses yang sangat penting
dalam interaksi dan berbagi informasi antara individu atau kelompok. Komunikasi
biasanya melibatkan bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture, dan broadcasting, yang
dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau nonverbal. 8 Komunikasi
nonverbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan, juga merupakan
bagian penting dalam proses komunikasi.
Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki interaksi yang kuat antar
sesama, dan komunikasi adalah cara untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Komunikasi bukan hanya sekedar bagaimana pesan tersampaikan, tetapi juga kesan
yang didapat oleh komunikasi. Bagaimana pesan tersampaikan dengan tepat dan
respon komunikasi sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator, menjadi titik
penting dalam berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi yang baik adalah poin utama untuk interaksi dengan
sesama dan menyampaikan pesan dari masing-masing pihak. Komunikasi efektif
hanya akan mungkin jika pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh
penerima pesan tersebut. Untuk keberhasilan dalam berkomunikasi, harus dipenuhi
beberapa komponen, seperti pengirim atau komunikator, pesan, saluran, dan
penerima.9
Jenis-jenis komunikasi manusia dengan sesama meliputi:
1. Komunikasi verbal: Komunikasi yang digunakan dengan menggunakan symbol-
symbol verbal dan menggunakan kata-kata dari satu atau lebih bahasa. Komunikasi
verbal ini tidak hanya lisan, tetapi juga meliputi komunikasi tertulis.
2. Komunikasi nonverbal: Komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, seperti
bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan.
3. Komunikasi formal: Komunikasi yang dilakukan dalam situasi yang beraturan,
seperti dalam kuliah, seminar, atau pengajian.

7
Ali bin Muhammad bin Ali al-Zain al-Syarif al-Jurjāni, al-Ta'rifat, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah,
1403-1993), h. 18, Cet. 1.
8
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung PT Citra Aditya Bakti), 2003,
h. 57, Cet. 3
9
https://unsia.ac.id/komunikasi-arti-proses-dan-pentingnya-dalam-kehidupan-manusia/

7|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


4. Komunikasi informal: Komunikasi yang dilakukan dalam situasi yang lebih
beragam, seperti dalam sesi belajar, bicara dengan teman, atau dalam situasi yang
tidak beraturan.
5. Komunikasi interpersonal: Komunikasi yang bertujuan untuk pertukaran
informasi, ide, pendapat dan juga perasaan yang berkaitan dengan peristiwa pribadi,
organisasi, sosial, nasional bahkan internasional antara kedua orang yang berada di
tempat yang sama.10
Komunikasi Manusia dengan Alam Sekitar
Komunikasi manusia dengan alam sekitarnya adalah proses interaksi yang saling
berkaitan dan berpengaruh. Manusia membutuhkan alam sebagai tempat tinggal dan
sumber pangan, sementara alam membutuhkan manusia untuk merawat dan menjaga
keseimbangan. Contoh interaksi yang baik antara manusia dan alam antara lain:
memanfaatkan sungai sebagai sumber daya alam, membuat irigasi, menggunakan
aliran sungai sebagai sumber energi pembangkit listrik, dan menanam tumbuhan.
Manusia juga harus beradaptasi dengan alam sekitarnya dan menyesuaikan diri
dengan alam, seperti menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan.
Interaksi antara manusia dan alam harus dilakukan dengan penuh kesadaran akan
dampaknya bagi lingkungan demi menjaga keseimbangan alam.11
Bagaimana Manusia Berkomunikasi Dengan Alam Sekitar
Manusia berkomunikasi dengan alam sekitar melalui berbagai interaksi yang
saling berkaitan. Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang
mendominasi alam. Interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam melibatkan
beradaptasi dengan alam sekitarnya, seperti hidup dekat sumber makanannya dan
menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan. Interaksi yang mendominasi
alam melibatkan penggunaan teknologi untuk memodifikasi cuaca atau pengetahuan
tentang proses pembentukan hujan buatan.
Contoh interaksi baik antara manusia dan alam meliputi:
1. Interaksi Ekologi Manusia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar, dan
aktivitas manusia memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan alam. Begitu
pula sebaliknya, perubahan dalam lingkungan alam dapat mempengaruhi kehidupan
manusia.
2. Ketergantungan Manusia pada Sumber Daya Alam Manusia mengandalkan
sumber daya alam untuk mendukung kehidupan mereka, termasuk pangan, air,
udara bersih, energi, dan bahan mentah untuk pembangunan dan produksi.

10
https://ilmukomunikasi.unidha.ac.id/2021/09/20/jenis-jenis-komunikasi/
11
https://readersblog.mongabay.co.id/rb/2014/05/17/saatnya-komunikasi-lingkungan/

8|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


3. Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan Aktivitas manusia seperti
deforestasi, polusi udara dan air, serta perubahan iklim, dapat mengganggu
keseimbangan ekologi dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.
4. Terapi Taman (Hortikultura Terapi) Membangun kebun atau berkebun sebagai
cara untuk terhubung dengan alam dan mempraktikkan proses pemulihan yang
berbasis alam.
5. Terapi Seni Alam Menggunakan seni sebagai cara untuk berkomunikasi dengan
alam, seperti melukis, menggambar, atau membuat kerajinan dari bahan-bahan
alami seperti batu, kayu, atau dedaunan.
Semua interaksi antara manusia dan alam harus dilakukan dengan penuh
kesadaran akan dampaknya bagi lingkungan demi menjaga keseimbangan alam.12
KESIMPULAN
Komunikasi dalam Islam adalah suatu konsep yang luas dan mencakup berbagai
aspek kehidupan. Komunikasi dengan Pencipta, diri sendiri, sesama manusia, dan alam
sekitar, semua memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim. Komunikasi
dengan Pencipta melalui ibadah dan doa adalah hubungan yang paling inti dan esensial.
Sementara itu, komunikasi dengan diri sendiri melalui introspeksi dan refleksi diri
memungkinkan individu untuk tumbuh dan berkembang secara spiritual dan moral.
Komunikasi dengan sesama manusia dalam Islam bukan hanya tentang
berbicara, tetapi juga tentang menjaga etika dan menjalin hubungan yang baik. Dan
terakhir, komunikasi dengan alam sekitar mencerminkan bagaimana seorang Muslim
diharapkan untuk bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan. Dengan
demikian, Islam memberikan panduan komprehensif tentang bagaimana komunikasi
harus dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, yang jika diikuti dengan baik, akan
membawa kedamaian, harmoni, dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

12
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/alam-sebagai-penampakan-tuhan-makna-dan-
relevansinya-dalam-kehidupan-orang-beriman/

9|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam


DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah al-Sadi, Tafsir al-Karim al-Rahm fi Tafsir
Kalam al-Mannān, (Mu'assasah al-Risalah, 1420 H-2000 M).
Abu al-Qasim al-Husain bin Muhammad, al- Righib al-Asfahani, Al-Mufradat fi Gharib
Al-Qur'an, (Dimasyq: Dar al-Qalam. 1412).
Ali bin Muhammad bin Ali al-Zain al-Syarif al-Jurjāni, al-Ta'rifat, (Beirut: Dar al-
Kutub al-'Ilmiyyah, 1403-1993).
Hannad bin Sari, Kitab Zuhud, Hadis Maqthù. Ibnu al-Qay yim, Ighätsat al-Lahfän,
(Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1975).
Muhammad bin Abi Syaibah, al-Mushannaf, Kitab al-Maghazi, (Ri- yadh, Maktabah al-
Rusyd, 1409).
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung PT Citra
Aditya Bakti 2003).
Taqiyyuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyah al- Harani, Majmű
al-Fatawa, (Al-Madinah al-Munawwarah: Mujamma' al-Malik Fahd Li Thibaat al-
Mushaf al-Syarif, 1416-1995).
https://unsia.ac.id/komunikasi-arti-proses-dan-pentingnya-dalam-kehidupan-manusia/
https://ilmukomunikasi.unidha.ac.id/2021/09/20/jenis-jenis-komunikasi/
https://readersblog.mongabay.co.id/rb/2014/05/17/saatnya-komunikasi-lingkungan/
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/alam-sebagai-penampakan-tuhan-
makna-dan-relevansinya-dalam-kehidupan-orang-beriman/

1|Bentuk-bentuk Komunikasi Islam

Anda mungkin juga menyukai