Anda di halaman 1dari 5

PEMBAGIAN HADIST QAULI, FILI, TAQRIRI DAN HAMMI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Hadist Tematik BKI
Yang di ampu oleh :
Setyo Pranoto, M.Pd.

Disusun Oleh :
Arildalona Ilhamawan Tarnasta
NIM : 22109020001

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
Mei 2023
A. Pengertian Hadis Qauli, Fi’li, Taqriri, Hammi Beserta Contohnya
Hadits merupakan sumber hukum kedua dalam agama Islam setelah al-Qur’an.
Mempelajari dan memahami hadits sangatlah penting bagi kita sebagai umat Islam. Karena
dengan mempelajarinya kita akan mengetahui apa saja yang telah disabdakan oleh Nabi
Muhammad S.A.W.
Adapun hadist memiliki beberapa bentuk sebagai berikut:
 Qauli (perkataan)
 Fi’il (perbuatan)
 Taqriri (ketetapan)
 Hammi (keinginan)
a. Hadist Qauli
Hadist qauli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad s.a.w. maksudnya adalah hadist ini berupa perkataan Nabi Muhammad
s.a.w., yang berisi berbagai macan tuntutan, petunjuk syari’at, peristiwa atau kisah, baik
berkaitan dengan akidah, syari’at maupun akhlaq.
Adapun diantara contoh hadist qauli ialah hadis yang berisi tentang kecaman Nabi
Muhammad s.a.w., kepada orang-orang yang mencoba memalsukan hadist-hadist yang
berasal dari Nabi Muhammad s.a.w.
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w., besabdah “Barang siapa sengaja
berdusta atas diriku, maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat tinggalnya di
neraka.”
b. Hadist Fi’li
Hadist fi’li ialah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
s.a.w., dalam artian hadist ini berisi tentang perbuatan Nabi Muhammad s.a.w., yang
diikuti oleh para sahabat dan semua ummat Islam.
Adapun yang termasuk pada kategori ini diantaranya ialah hadis-hadist yang
didalam terdapat lafadz-lafadz kana/yakunu ( ‫َك اَن‬/ ‫ )َيُك ْو ُن‬atau ra’aitu/ra’aina ( ‫َر َأْيُت‬/‫)َر َأْيَن ا‬,
seperti contoh hadis dibawah ini:
Artinya: Dari A’isyah, sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w., membagi (nafkah batin
dan giliranya), diantara istri-istrinya dengan adil. Beliau bersabdah, “Ya Allah! Inilah
pembagianku pada apa yang aku miliki. Janganlah engkau mencelaku dalam perkara
yang tidak aku miliki.” (H.R. Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’I dan Ibnu Majah)
c. Hadist Taqriri
Hadist taqriri merupakan hadist yang berisi ketetapan Nabi Muhammad s.a.w.,
terhadap perkara yang datang atau dilakukan oleh para sahabatnya. Nabi Muhammad
s.a.w., mendiamkan atau membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para
sahabatnya, tanpa memberikan penegasan, apakah beliau membenarkan atau
mempemasalahkanya. Oleh karena itu sikap Nabi Muhammad s.a.w., yang seperti ini
oleh para sahabat dijadikan hujjah (dalil) atau memiliki kekuatan hukum untuk
menetapkan suatu kepastian Syara’.
Contoh dari hadis taqriri ialah sikap Rasulullah s.a.w, yang membiarkan para
sahabat dalam menafsirkan sabdahnya tentang salat pada suatu peperangan, yaitu:
Artinya: Janganlah seorang pun melakukan shalat Ashar, kecuali nanti di Bani quraidhoh.
(H.R Al-Bukhori)
Para sahabat berbeda pendapat dalam memahami hadist ini, pertama sebagian
sahabat memahami larangan itu berdasarkan hakikat perintah tersebut sehingga mereka
terlambat dalam melaksanakan shalat ashar. Kedua, sahabat yang lain memahami
perintah tersebut untuk segera menuju bani Quraidhah, serius dalam peperangan dan
perjalananya sehingga dapat melaksanakan sholat tepat waktu. Perbedaan para sahabat ini
dibiarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w., tanpa ada yang diingkarinya atau disalahkan.
d. Hadist Hammi
Hadist hammi ialah hadist yang berupa keinginan atau hasrat Nabi Muhammad
s.a.w., yang belum terealisasikan, seperti berpuasa pada tanggal 9 ‘Asyura. Seperti
contoh:
Artinya: Dari Abdullah ibn Abbas. Ia berkata, “ketika Nabi Muhammad s.a.w., berpuasa
pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa, mereka berkata,
“Ya Rasulallah hari ini merupakan hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan
Nasrani”. Rasulullah kemudian bersabdah, “tahun yang akan datang insya Allah aku akan
berpuasa pada hari yang kesembilan” (H.R Abu Dawud)
Dari hadis diatas bahwa Rasulullah ingin melaksanakan puasa pada tahun
berikutnya, namun belum sempat merealisasikan hasrat ini dikarnakan beliau wafat
sebelum datangnya bulan ‘Asyura tahun berikutnya. Adapun dalam menyikapi hadis ini
menurut para ulama’ seperti imam Syafi’I dan para pengikutnya melaksanakan hadis
hammi ini disunnahkan, sebagaimana melaksanakan sunnah-sunnah yang lainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ngajisalafy.com/2021/04/pengertian-hadist-qauli-fili-taqriri-hammi-ihwali.html?
m=1 (Diakses pada hari Senin, 1 Mei 2023 pukul 19.35 WIB)

Anda mungkin juga menyukai