Anda di halaman 1dari 17

IDENTIAS PENULIS

Nama lengkap beserta gelar akademik : Ansar CS, S.Pd., M.Pd


Instansi Tempat Dinas : Universitas Cenderawasih
Alamat kirim paket : Jl. Kampwolker, Yabansai, Perumnas
III, Distrik Heram, Kota jayapura,
Provinsi Papua (Kampus Olahraga FIK
UNCEN) Gedung Terpadu FIK A
Alamat email : ansar.cs46@gmail.com

|
BAB 13
MULTIKULTURALISME DALAM PENDIDIKAN

Ansar CS

A. PENDAHULUAN
Multikulturalisme dalam pendidikan adalah sebuah konsep yang
memperjuangkan keberagaman budaya, agama, dan latar belakang dalam
konteks pembelajaran. Dalam definisinya, multikulturalisme dalam pendidikan
mengacu pada upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi
semua siswa, tanpa memandang perbedaan mereka. Ini mencakup pengakuan
dan penghargaan terhadap beragam identitas dan pengalaman siswa, serta
promosi nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan saling penghargaan di dalam
ruang kelas.
Konsep inklusi menjadi bagian sentral dari multikulturalisme dalam
pendidikan. Ini mengacu pada upaya untuk memastikan bahwa semua siswa
merasa diterima dan dihargai dalam lingkungan pendidikan. Hal ini melibatkan
pembangunan kesadaran akan keberagaman dan keunikan individu serta
memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara terhadap
kesempatan belajar dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai
potensi maksimal mereka.
Dalam konteks pendidikan, penting untuk memahami perbedaan antara
multikulturalisme, pluralisme, dan asimilasi. Multikulturalisme menekankan
penerimaan dan penghargaan terhadap keberagaman, sementara pluralisme
menekankan pada koeksistensi harmonis dari berbagai kelompok budaya. Di
sisi lain, asimilasi menekankan pada proses mengadopsi budaya mayoritas dan
menyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada.
Nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan meliputi keterbukaan
terhadap keberagaman, menghargai perbedaan, mempromosikan kesetaraan,
dan mendorong dialog antarbudaya. Ini menciptakan lingkungan belajar yang
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
tentang dunia yang beragam di sekitar mereka dan membantu mereka
menjadi warga global yang berpikiran terbuka.
Implikasi multikulturalisme dalam kurikulum melibatkan integrasi konten
multikultural, pengembangan materi ajar yang mencerminkan keberagaman,
|
strategi pembelajaran inklusif, dan evaluasi yang sensitif terhadap
keberagaman budaya siswa. Peran guru sangat penting dalam mendorong
multikulturalisme dengan memfasilitasi pembelajaran yang inklusif,
memahami latar belakang siswa, menggunakan strategi pengajaran responsif,
dan memfasilitasi dialog antarbudaya.
Meskipun konsep multikulturalisme dalam pendidikan memiliki manfaat
yang signifikan, ada tantangan yang perlu diatasi, seperti mengatasi stereotip
dan prasangka serta melibatkan orang tua dan komunitas dalam mendukung
pendidikan multikultural. Studi kasus tentang implementasi pendekatan
multikultural di sekolah dapat memberikan inspirasi dan wawasan tentang
langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan sukses. Tinjauan literatur akan memberikan
pemahaman teoretis yang lebih dalam tentang multikulturalisme dalam
pendidikan serta penelitian empiris tentang efektivitas pendekatan
multikultural dalam mencapai hasil pendidikan yang lebih baik dan
kesejahteraan siswa.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Multikulturalisme
a. Definisi multikulturalisme dalam konteks pendidikan.
Multikulturalisme dalam konteks pendidikan merujuk pada
gagasan tentang mengakui, menghargai, dan mempromosikan
keberagaman budaya, nilai, dan identitas dalam lingkungan
pendidikan (Ibrahim, 2015). Ini melibatkan penerimaan bahwa
siswa berasal dari berbagai latar belakang budaya, etnis, agama,
dan bahasa, serta pengakuan bahwa keberagaman ini merupakan
aset yang berharga dalam proses pembelajaran.
b. Konsep inklusi dalam multikulturalisme.
Konsep inklusi dalam multikulturalisme menekankan
pentingnya memastikan bahwa semua siswa merasa diterima,
dihargai, dan diakui dalam lingkungan pendidikan (Wardhani,
2020). Hal ini mencakup menciptakan ruang di mana semua siswa
merasa aman untuk mengungkapkan identitas mereka, serta
memastikan bahwa kurikulum, pengajaran, dan strategi
pembelajaran memperhitungkan keberagaman siswa.
c. Perbedaan antara multikulturalisme, pluralisme, dan asimilasi
dalam konteks pendidikan.
Menurut Rasyid dkk (2024) mengatakan bahwa Perbedaan
antara multikulturalisme, pluralisme, dan asimilasi dalam konteks

|
pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Multikulturalisme: Mengakui dan menghargai keberagaman
budaya, etnis, agama, dan bahasa dalam lingkungan
pendidikan. Hal ini mendorong pengakuan akan identitas
masing-masing individu dan mempromosikan pengalaman
pembelajaran yang inklusif.
2) Pluralisme: Merupakan gagasan bahwa masyarakat atau
lembaga, termasuk sekolah, terdiri dari berbagai kelompok
budaya, agama, atau etnis yang berbeda namun hidup
berdampingan secara damai. Dalam konteks pendidikan,
pluralisme mendorong penghargaan terhadap keberagaman
dan kerja sama antara kelompok-kelompok tersebut.
3) Asimilasi: Merupakan proses di mana individu atau kelompok
yang berbeda secara budaya, etnis, atau agama disatukan
menjadi satu kelompok yang homogen dengan norma-norma
budaya mayoritas. Dalam konteks pendidikan, pendekatan
asimilasi dapat menciptakan tekanan bagi siswa untuk
menyerap dan mengadopsi norma-norma budaya mayoritas,
yang dapat mengabaikan dan menindas keberagaman budaya
yang ada.
Dengan mengadopsi pendekatan multikulturalisme dan
inklusi, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang
mempromosikan pengakuan, penghargaan, dan penerimaan
terhadap keberagaman, serta memastikan bahwa semua siswa
merasa dihargai dan didukung dalam perjalanan pembelajaran
mereka.
2. Nilai-nilai Multikulturalisme dalam Pendidikan
Nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan sangat penting
untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan membangun
masyarakat yang beragam secara budaya (Aly, 2015). Berikut adalah
pembahasan singkat tentang nilai-nilai multikulturalisme dalam
pendidikan:
a. Keterbukaan terhadap keberagaman budaya, agama, dan latar
belakang
Nilai ini menekankan pentingnya membuka diri terhadap
berbagai keberagaman yang ada di antara siswa, termasuk
budaya, agama, bahasa, dan latar belakang keluarga. Dengan
|
keterbukaan ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan di mana
setiap siswa merasa diterima dan dihargai tanpa memandang
perbedaan mereka.
b. Menghargai dan merayakan perbedaan
Nilai ini menekankan pentingnya menghargai perbedaan antar
individu dan kelompok serta merayakan kekayaan yang dihasilkan
oleh keberagaman tersebut. Dengan menghargai perbedaan,
sekolah dapat membangun hubungan yang kuat di antara siswa,
menciptakan lingkungan yang inklusif, dan memperkuat rasa
identitas positif bagi setiap individu.
c. Mempromosikan kesetaraan dan keadilan
Nilai ini mendorong untuk menciptakan kesetaraan akses dan
kesempatan pendidikan bagi semua siswa tanpa memandang latar
belakang mereka. Hal ini juga menekankan pentingnya mengatasi
ketidaksetaraan yang mungkin ada dalam sistem pendidikan dan
memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang adil
untuk berkembang secara penuh.
d. Mendorong dialog antarbudaya
Nilai ini menekankan pentingnya memfasilitasi dialog,
pemahaman, dan kerjasama antara siswa dari berbagai latar
belakang budaya dan etnis. Dengan mendorong dialog
antarbudaya, sekolah dapat mempromosikan pemahaman saling,
mengurangi stereotip dan prasangka, serta memperkuat rasa
persatuan dalam keberagaman.
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam kurikulum,
pengajaran, dan kebijakan sekolah, pendidikan multikultural dapat
menjadi instrumen yang kuat untuk membangun masyarakat yang
inklusif, adil, dan harmonis.
3. Implikasi Multikulturalisme dalam Kurikulum
Implikasi multikulturalisme dalam kurikulum membawa perubahan
signifikan dalam bagaimana pendidikan disusun dan disampaikan
(Slamet, 2019). Berikut adalah pembahasan singkat mengenai
implikasi tersebut:
a. Integrasi konten multikultural dalam kurikulum
Penting untuk memastikan bahwa kurikulum mencerminkan
keberagaman budaya dan nilai-nilai yang relevan bagi siswa dari
berbagai latar belakang. Ini melibatkan penyertaan materi yang

|
mencakup beragam perspektif budaya, sejarah, dan kontribusi dari
berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya dalam semua mata
pelajaran.
b. Pengembangan materi ajar yang mewakili keberagaman
Guru perlu mengembangkan materi ajar yang mencakup
contoh dan studi kasus yang relevan dengan pengalaman hidup
siswa dari berbagai latar belakang. Ini dapat mencakup
penggunaan sumber daya dan bahan ajar yang beragam secara
kultural, termasuk teks, gambar, film, dan cerita yang mewakili
keberagaman budaya.
c. Strategi pembelajaran yang mendukung inklusi dan partisipasi
semua siswa
Penting untuk menerapkan strategi pembelajaran yang
memungkinkan semua siswa merasa dihargai, diterima, dan
didukung dalam proses pembelajaran. Ini termasuk penggunaan
pendekatan yang responsif secara budaya, kolaboratif, dan
interaktif yang memungkinkan siswa untuk berbagi pengalaman
dan pengetahuan mereka.
d. Evaluasi yang mencerminkan keberagaman budaya dan
pengalaman siswa
Evaluasi harus dirancang untuk mencerminkan keberagaman
budaya dan pengalaman siswa. Ini dapat mencakup penilaian yang
mempertimbangkan berbagai cara berpikir, berkomunikasi, dan
mengekspresikan diri yang mungkin berbeda di antara siswa dari
latar belakang budaya yang berbeda.
Dengan mengimplementasikan implikasi multikulturalisme dalam
kurikulum, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif, mendorong penghargaan terhadap keberagaman, dan
mempersiapkan siswa untuk berfungsi secara efektif dalam
masyarakat yang semakin global dan beragam budaya.
4. Peran Guru dalam Mendorong Multikulturalisme
Peran guru dalam mendorong multikulturalisme sangatlah penting
dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung
perkembangan holistik siswa dari berbagai latar belakang (Masamah
dan Zamhari, 2017). Berikut adalah beberapa aspek peran guru dalam
mendorong multikulturalisme:
a. Memfasilitasi pembelajaran yang inklusif dan bertanggung jawab

|
Guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang memfasilitasi partisipasi aktif semua siswa
tanpa memandang latar belakang budaya mereka. Hal ini
melibatkan memastikan bahwa semua siswa merasa diterima,
dihargai, dan didukung dalam proses pembelajaran.
b. Memahami dan menghormati latar belakang siswa
Guru perlu berupaya untuk memahami latar belakang budaya,
agama, bahasa, dan pengalaman hidup siswa mereka. Dengan
memahami keberagaman siswa, guru dapat menciptakan
hubungan yang kuat dengan siswa, menghormati identitas
mereka, dan membangun lingkungan yang mempromosikan
penghargaan terhadap keberagaman.
c. Menggunakan strategi pengajaran yang responsif terhadap
keberagaman
Guru perlu menggunakan berbagai strategi pengajaran yang
responsif terhadap keberagaman siswa, termasuk penggunaan
konten dan materi ajar yang mencerminkan beragam perspektif
budaya, pembelajaran kolaboratif, dan penggunaan teknik
pembelajaran yang memungkinkan berbagai gaya belajar.
d. Memfasilitasi dialog dan pemahaman antarbudaya di dalam kelas
Guru dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi
dialog dan pemahaman antarbudaya di dalam kelas dengan
mendorong siswa untuk berbagi pengalaman, cerita, dan
pandangan mereka. Ini dapat dilakukan melalui diskusi terbuka,
proyek kolaboratif, atau kegiatan yang mempromosikan kerja
sama antar siswa dari berbagai latar belakang budaya.
Dengan menjalankan peran-peran ini secara efektif, guru dapat
menjadi agen perubahan yang memainkan peran kunci dalam
menciptakan lingkungan pendidikan yang multikultural, inklusif, dan
berorientasi pada penghargaan terhadap keberagaman.
5. Tantangan dan Strategi Mengatasi Multikulturalisme dalam
Pendidikan
Menghadapi tantangan dan menerapkan strategi untuk mengatasi
multikulturalisme dalam pendidikan memerlukan pendekatan yang
holistik dan terkoordinasi (Putri, 2023). Berikut adalah beberapa
tantangan dan strategi yang dapat diterapkan:
a. Tantangan dalam mengimplementasikan pendekatan multikultural

|
TANTANGAN
1) Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai
multikulturalisme di antara pendidik dan staf sekolah.
2) Kekurangan sumber daya dan pelatihan yang tepat untuk
mendukung pendekatan multikultural dalam kurikulum dan
pengajaran.
3) Resistensi atau ketidaksetujuan dari beberapa pihak terhadap
perubahan dalam sistem pendidikan yang lebih inklusif dan
multikultural.
STRATEGINYA
1) Menyediakan pelatihan dan pendidikan kontinu untuk
pendidik tentang nilai-nilai multikulturalisme dan cara
mengintegrasikannya dalam kurikulum dan praktik
pengajaran.
2) Membangun dukungan dan komitmen dari kepemimpinan
sekolah untuk memperkuat budaya inklusi dan
multikulturalisme di seluruh institusi.
3) Mendorong kolaborasi antara pendidik, spesialis pendidikan,
dan staf sekolah lainnya untuk mengembangkan strategi yang
efektif dalam mengimplementasikan pendekatan
multikultural.
b. Strategi untuk mengatasi stereotip dan prasangka di lingkungan
pendidikan
TANTANGAN
1) Membangun kesadaran tentang stereotip dan prasangka di
antara siswa dan staf sekolah.
2) Mengembangkan program pembelajaran yang menggali akar
penyebab stereotip dan prasangka serta mempromosikan
penghargaan terhadap keberagaman.
3) Membangun hubungan yang kuat antara siswa dari berbagai
latar belakang budaya untuk memecah stereotip dan
membangun pemahaman saling.
STRATEGINYA
1) Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
mempromosikan empati, penghargaan, dan pemahaman
terhadap keberagaman.
2) Menerapkan pendekatan yang berbasis bukti dan program
|
anti-prasangka yang terintegrasi dalam kurikulum dan
kegiatan ekstrakurikuler.
3) Melibatkan komunitas dalam memberikan dukungan dan
sumber daya untuk mengatasi stereotip dan prasangka di
lingkungan pendidikan.
c. Keterlibatan orang tua dan komunitas dalam pendidikan
multikultural.
TANTANGAN
1) Tantangan dalam membangun keterlibatan orang tua dari
berbagai latar belakang budaya dalam kegiatan sekolah
2) Kurangnya pemahaman atau dukungan dari komunitas
terhadap nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan.
STRATEGINYA
1) Membangun jembatan komunikasi yang kuat antara sekolah
dan orang tua dari berbagai latar belakang budaya.
2) Mengadakan acara dan kegiatan yang melibatkan orang tua
dan komunitas dalam mendukung pendidikan multikultural di
sekolah.
3) Mendorong partisipasi dan kontribusi aktif orang tua dan
komunitas dalam merancang dan melaksanakan program
pendidikan multikultural.
6. Studi Kasus: Implementasi Pendekatan Multikultural dalam Sekolah
Studi kasus tentang implementasi pendekatan multikulturalisme
dalam sekolah dapat diilustrasikan oleh sekolah internasional yang
berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan
multikultural (Verkuyten and Thijs, 2013). Salah satu contohnya adalah
International School of Amsterdam (ISA) di Belanda.

Gambar 13.1 International School of Amsterdam (ISA) di Belanda


|
Sumber: https://rb.gy/rjwjko

a. Contoh sekolah atau lembaga pendidikan yang berhasil


menerapkan prinsip multikulturalisme.
International School of Amsterdam (ISA) dikenal sebagai
sekolah internasional yang mewadahi siswa dari lebih dari 50
negara yang berbeda (Prickarts, 2019). Mereka telah berhasil
menciptakan lingkungan yang mempromosikan penghargaan
terhadap keberagaman budaya, bahasa, dan latar belakang siswa.
b. Langkah-langkah konkret yang diambil oleh institusi pendidikan
tersebut (DeLamater, 1981).
1) Mengintegrasikan konten multikultural dalam kurikulum di
semua tingkatan, termasuk memperkenalkan materi yang
mencerminkan beragam perspektif budaya, sejarah, dan nilai-
nilai.
2) Mengadopsi strategi pembelajaran yang responsif terhadap
keberagaman, seperti penggunaan pembelajaran berbasis
proyek dan pembelajaran kolaboratif.
3) Memfasilitasi dialog antarbudaya melalui kegiatan
ekstrakurikuler, pertemuan kelompok, dan acara budaya.
4) Melakukan pelatihan rutin bagi guru dan staf sekolah tentang
keberagaman budaya dan cara menghadapi tantangan yang
terkait.
c. Dampak positif dari penerapan pendekatan multikultural yaitu
sebagai berikut.
1) Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan aman bagi
semua siswa, di mana mereka merasa dihargai dan diterima.
2) Memperluas pemahaman dan toleransi siswa terhadap
keberagaman budaya, sehingga mereka lebih siap untuk
berinteraksi dalam masyarakat global.
3) Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan
kolaborasi siswa melalui pengalaman belajar yang beragam.
4) Meningkatkan citra sekolah dan menarik minat siswa dari
berbagai latar belakang budaya untuk bergabung.
Dengan mengadopsi pendekatan yang kokoh dan komprehensif
terhadap multikulturalisme, sekolah seperti ISA telah membuktikan
bahwa penghargaan terhadap keberagaman dapat menghasilkan

|
dampak positif yang signifikan dalam pendidikan dan perkembangan
siswa.
7. Tinjauan Literatur tentang Multikulturalisme dalam Pendidikan
a. Pemahaman teoretis tentang multikulturalisme dan pendidikan
Dalam literatur, multikulturalisme dalam pendidikan sering
kali dipahami sebagai pendekatan yang mengakui dan menghargai
keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa dalam lingkungan
pembelajaran (Manurung dkk, 2022).
Teori-teori multikulturalisme menyatakan bahwa pengakuan
terhadap keberagaman ini penting dalam menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan memberikan pengalaman pembelajaran
yang bermakna bagi semua siswa (Mustafida, 2021).
Konsep-konsep seperti inklusi, penghargaan terhadap
perbedaan, kesetaraan akses, dan dialog antarbudaya menjadi
fokus utama dalam kerangka teoretis multikulturalisme (Arifin dkk,
2023). Teori-teori ini juga menyoroti pentingnya pendidikan
multikultural dalam mempersiapkan siswa untuk hidup dan
berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin global dan
beragam.
b. Penelitian empiris tentang efektivitas pendekatan multikultural
dalam meningkatkan hasil pendidikan dan kesejahteraan siswa
Sejumlah penelitian empiris telah menginvestigasi efektivitas
pendekatan multikultural dalam konteks pendidikan (Uyun dan
Warsah, 2022). Penelitian-penelitian ini sering kali menemukan
bahwa pendekatan multikulturalisme dapat memiliki dampak
positif terhadap hasil pendidikan dan kesejahteraan siswa.
Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan
belajar yang multikultural dapat meningkatkan rasa keterlibatan
siswa, prestasi akademik, dan motivasi belajar (Zubaidah, 2016).
Selain itu, pendekatan multikultural juga dapat membantu
mengurangi disparitas dalam prestasi akademik antar kelompok
siswa dan mengurangi insiden diskriminasi dan pelecehan di
sekolah.
Namun demikian, penelitian juga menunjukkan bahwa
implementasi pendekatan multikulturalisme yang efektif
memerlukan komitmen yang kuat dari kepemimpinan sekolah,
dukungan dari staf dan guru, serta kolaborasi dengan orang tua

|
dan komunitas (Azzahra dkk, 2023).
Penelitian ini menegaskan pentingnya terus mendorong
pengembangan dan implementasi praktik pendidikan yang
mendukung nilai-nilai multikulturalisme untuk menciptakan
lingkungan belajar yang lebih inklusif dan bermakna bagi semua
siswa.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Multikulturalisme dalam pendidikan adalah sebuah paradigma yang
penting dalam membangun lingkungan belajar yang inklusif dan
beragam. Dalam pengertian multikulturalisme, pendidikan berupaya
untuk menciptakan ruang di mana setiap siswa merasa diakui, dihargai,
dan didukung dalam pengembangan potensi mereka. Konsep inklusi
menjadi landasan penting dalam multikulturalisme, memastikan bahwa
semua siswa memiliki akses yang setara terhadap kesempatan belajar.
2. Saran
Untuk memajukan pendekatan multikulturalisme dalam pendidikan,
perlu dilakukan langkah-langkah konkret, seperti meningkatkan pelatihan
guru dalam hal keberagaman dan inklusi, mengintegrasikan konten
multikultural dalam kurikulum, dan melibatkan orang tua serta
komunitas dalam mendukung pendidikan multikultural. Selain itu, perlu
adanya kebijakan dan praktik sekolah yang mendukung atmosfer inklusif
dan dialog antarbudaya.
3. Tugas Latihan
a. Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi dalam
mengimplementasikan pendekatan multikultural dalam pendidikan?
b. Bagaimana strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi stereotip
dan prasangka di lingkungan pendidikan?
c. Mengapa keterlibatan orang tua dan komunitas dianggap penting
dalam pendidikan multikultural?
d. Apa contoh konkrit dari implementasi pendekatan multikulturalisme
dalam sebuah sekolah atau lembaga pendidikan?
e. Bagaimana dampak positif dari penerapan pendekatan
multikulturalisme dalam pendidikan?
4. Kunci jawaban
a. Tantangan dalam mengimplementasikan pendekatan multikultural
mencakup resistensi terhadap perubahan, kekurangan sumber daya,
|
dan konflik budaya.
b. Strategi untuk mengatasi stereotip dan prasangka di lingkungan
pendidikan dapat meliputi pendidikan kesadaran, promosi dialog
antarbudaya, dan penggunaan materi ajar keberagaman.
c. Keterlibatan orang tua dan komunitas dianggap penting dalam
pendidikan multikultural karena mereka dapat menjadi mitra dalam
mendukung dan memperkuat nilai-nilai multikultural di luar
lingkungan sekolah.
d. Contoh konkrit dari implementasi pendekatan multikulturalisme
dalam sebuah sekolah bisa berupa pengaturan kegiatan
ekstrakurikuler yang merayakan keberagaman budaya atau
penyelenggaraan acara tahunan yang memperingati festival budaya.
e. Dampak positif dari penerapan pendekatan multikulturalisme dalam
pendidikan meliputi peningkatan toleransi, pemahaman yang lebih
baik tentang keberagaman, dan peningkatan kinerja akademik dan
kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

|
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, R. (2015). Pendidikan multikultural: pengertian, prinsip, dan


relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam. Addin, 7(1).
Wardhani, P. S. N. (2020, September). Implementasi Pendidikan Multikultural
Dalam Menyikapi Keberagaman Di Sekolah Inklusi. In Journal Fascho in
Education Conference-Proceedings (Vol. 1, No. 1).
Rasyid, A. R., Raffli, A., Aditya, A., Rahmadani, S., Hania, Y., & Qiran, Z. F.
(2024). Pentingnya Pendidikan Multikultural dalam Konteks Pancasila Di
Masyarakat. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(2), 2057-
2069.
Aly, A. (2015). Studi deskriptif tentang nilai-nilai multikultural dalam
pendidikan di pondok pesantren modern Islam Assalaam. Jurnal Ilmiah
Pesantren, 1(1), 9-24.
Slamet, S. (2019, December). NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME: Sebuah
Implikasi & Tantangan Negara-Bangsa Indonesia ke Depan. In Prosiding
Seminar Nasional LPPM UMP (Vol. 1, pp. 224-231).
Masamah, U., & Zamhari, M. (2017). Peran Guru dalam Membangunan
Pendidikan Berkesadaran Multikultural di Indonesia. Quality, 4(2), 262-
279.
Putri, S. (2023). Tantangan dan Strategi Kebijakan Pendidikan dalam Mengatasi
Toleransi: Tiga Dosa Besar Pendidikan dalam Konteks Pendidikan
Multikultural. Proceedings Series of Educational Studies.
Verkuyten, M., & Thijs, J. (2013). Multicultural education and inter-ethnic
attitudes. European Psychologist.
Prickarts, B. (2019). Inclusive Internationalisation in an International School in
Amsterdam—Illusion or Reality?. In The Machinery of School
Internationalisation in Action (pp. 135-147). Routledge.
DeLamater, L. (1981). International Schools in the Netherlands. The
International Schools Journal, 49.
Manurung, A. S., Maksum, A., & Nurhasanah, N. (2022). Implementasi
pendidikan multikultural di sekolah. In Prosiding Seminar Nasional
Bahasa, Sastra, Seni, dan Pendidikan Dasar (SENSASEDA) (Vol. 2, pp. 132-
139).
Mustafida, F. (2021). Pengelolaan Kelas Multikultural: Strategi Mengelola
Keberagaman Peserta Didik di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
Arifin, A., Santoso, G., Kudori, M., & Tugiman, T. (2023). Peran Budaya dan
Bahasa dalam Membentuk Identitas Diri Melalui Berkebhinekaan Global,
Kreatif dan Kritis di Kelas 5. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(4), 438-
|
463.
Uyun, M., & Warsah, I. (2022). Mendidik dengan Hati (Kepekaan Interkultural
sebagai Kompetensi Afektif Calon Guru di UIN Raden Fatah Palembang
dan IAIN Curup untuk Menginternalisasikan Prinsip Pendidikan
Multikultural). Deepublish.
Zubaidah, S. (2016, December). Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang
diajarkan melalui pembelajaran. In Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 2,
No. 2, pp. 1-17).
Azzahra, G. F., Asbari, M., & Ariani, A. S. (2023). Pendidikan Multikultural:
Menuju Kesatuan Melalui Keanekaragaman. Journal of Information
Systems and Management (JISMA), 2(6), 1-7.

|
PROFIL PENULIS

Ansar CS, S.Pd., M.Pd.


Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan
Universitas Cenderawasih

Penulis lahir di Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Mei 1995.
Penulis merupakan dosen tetap pada program studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Cenderawasih.
Pendidikan Penulis dimulai pada bangku Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2
Balangnipa pada tahun 2000 dan tamat pada tahun 2017, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sinjai Utara pada tahun 2017 dan
tamat pada tahun 2010, kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Sinjai
pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013, kemudian melanjutkan pendidikan ke
tingkat strata satu di Universitas Negeri Makassar pada program studi Pendidikan
Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi di FIK UNM pada tahun 2013 dan tamat pada
tahun 2017, kemudian melanjutkan ke tingkat strata dua di kampus yang sama yaitu
Universitas Negeri Makassar pada program studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
di PPs UNM pada tahun 2017 dan tamat pada tahun 2019.
Karya penulis terdiri dari berbagai judul penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Penulis juga rutin menulis buku diantaranya adalah Pendidikan Jasmani
dan Olahraga (2022), Renang: Kajian Keterampilan Dasar dan Peraturan Renang
(2023), Kepelatihan Sepak Bola (2023), Teknik Analisis Data Penelitian: Univariat,
Bivariat, dan Multivariat (2023), Kereta Mulia (2023), Atletik : Peraturan Teknis
Perlombaan Atletik berdasarkan world Athletics (2023), dan Pengantar Metodologi
Pengabdian Masyarakat (2024).
Penulis dapat dihubungi melalui e-mail: ansar.cs46@gmail.com
ID Google Scholar: HKcR4_AAAAAJ ID Shinta: 6812680

|
Detil ukuran kertas

Kertas : A4
Jumlah hal : minimal 10 halaman, maksimal 15 hal
Spasi : 1 (Satu)
Hurup : Calibri light (Size 11)
Kutipan : Body Note
Jenis kutipan : (Kutipan tidak lansung (Field, 2020)
(Kutipan langsung (Field, 2020, p, 15)
Tingkat plagiarism : 20% Toleransi

SISTEMATIKA
IDENTIAS PENULIS
- Nama lengkap beserta gelar akademik
- Instansi Tempat Dinas
- Alamat kirim paket
- Alamat email
PENDAHULUAN
Terdiri dari: Pengantar singkat yang berisi penjelasan umum terkait materi yang
akan dibahas, penjelasan instruksi khusus terkait materi yang akan dibahas dan
dilengkapi sajian data terkini yang relevan dengan topik pembahasan.
RINCIAN PEMBAHASAN MATERI
Penjelasan secara terperinci dan sistematis yang terdiri dari sub bab, dan sub sub
bab dan seterusnya.
PENUTUP MATERI
Berisi ringkasan materi
DAFTAR PUSTAKA
Menggunakan Mendeley, APA Style
PROFIL PENULIS
Berisi deskripsi singkat sekitar 150 Karakter, beserta lampiran Foto formal
GLOSARIUM
Daftar istilah atau definisi yang terdapat dalam tulisan (jika ada).

Anda mungkin juga menyukai