Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.4 Urgensi Penelitian ................................................................................. 2
1.5 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan ................................................ 3
1.6 Luaran Penelitian ................................................................................... 3
1.7 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
2.1 Bentuk Pelaksanan Ritual Haroana Mauludhu ..................................... 4
2.2 Nilai-nilai Ritual Haroana Mauludhu ...................................................... 5
2.3 Upayah Melestarikan Tradisi Haroana Mauludhu ................................. 5
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................... 6
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 6
3.2 Metode Penelitian .................................................................................. 6
3.3 Sumber Data .......................................................................................... 6
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 7
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 7
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ..................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 10

i
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya merupakan aktivitas kehidupan masyarakat yang selalu berkembang
dan menjadi warisan secara berkelanjutan bagi setiap generasi. Budaya terbentuk
dari berbagai aktivitas masyarakat, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni. Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat, termaksud perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Bagi
masyarakat Buton suku Wolio perayaan ini dilaksanakan dengan istilah “haroana
mauludhu” yang dilaksanakan sebagai upacara merayakan maulid Nabi
Muhammad SAW sesuai perhitungan tahun hijriah.
Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu perayaan rutin masyarakat islam
yang diadakan berdasarkan perhitungan tahun hijriah di berbagai daerah di
Indonesia. Ritual peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini merupakan
perwujudan kecintaan umat Muslim pada sosok sang pembawa petunjuk. Proses
akulturasi dengan unsur budaya lokal di masing-masing daerah telah menciptakan
warna tersendiri dalam prosesi perayaan maulid oleh berbagai suku dan tempat.
Salah satu suku di Indonesia yang memiliki ritual peringatan maulid nabi
Muhammad SAW dengan bernuansa khas adalah suku Wolio di Buton Sulawesi
Tenggara.
Riwayat sejarah masyarakat Buton bahwa perayaan maulid Nabi diduga
berawal pada masa Pemerintahan Sultan Murhum (Lakiaponto) yang memerintah
sejak 1538 M. Ketika itu perayaan maulid masih bersifat sangat sederhana. Masa
pemerintahan Sultan Dayanu Ihsanuddin (1629 M), peringatan maulid dilakukan
pada tanggal 12 Rabi'ul Awal bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad
SAW dengan dipimpin langsung oleh Sultan beserta para perangkat Masjid
Keraton Butuni.
Ritual yang dilakukan oleh keluarga Keraton Butuni tersebut dinamakan
'Goraana Oputa' atau munajat sang Sultan. Ritual ini menggambarkan suatu
bentuk permohonan Sultan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan
dalam menjalankan ajaran Rasulullah. Ritual yang melibatkan masyarakat Buton
secara umum dinamakan 'Maluduna Miabari' (maulid seluruh masyarakat).
Prosesi ritual ini, dibacakan riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang
terangkum dalam kitab Barzanji dan disediakan berbagai jenis makanan yang
disuguhkan secara khusus.
Hingga saat ini, tradisi perayaan Haroana Mauludhu (maulid nabi) ini masih
dipertahankan oleh masyarakat Buton khususnya suku Wolio di Kelurahan
2

Maliaro Kota Ternate. Pelaksanaan Haroana Mauludhu masyarakat Buton suku


Wolio dengan menyediakan berbagai penganan makanan yang disuguhkan secara
tradisional, memiliki makna filosofi, bernuansa budaya daerah dan bermuatan
matematika budaya (etnomatemtika). Pola pelaksanaan Haroana Mauludhu masih
diperingati sebagai bentuk kecintaan masyarakat Buton suku Wolio di Kelurahan
Maliaro terhadap Nabi Muhammad S.A.W. Berdasarkan latar belakang masalah di
atas maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Tradisi
Haroana Mauludhu sebagai Wujud Kecintaan Masyarakat Buton pada Nabi
Muhammad S.A.W dalam Prespektif Etnomatematika” (Studi Kasus di
Kelurahan Maliaro Kota Ternate).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus permasalahan di atas, maka masalah penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan ritual Haroana Mauludhu Suku Wolio di Kelurahan
Maliaro Kota Ternate?
2. Nilai-nilai budaya apakah yang terkandung dalam Tradisi Haroana Mauludhu
Suku Wolio di Kelurahan Maliaro kota Ternate?
3. Upayah apakah yang dilakukan untuk menjaga ritual Haroana Mauludhu
pada masyarakat suku Wolio di kelurahan Maliaro Kota Ternate?
4. Bagaimana muatan etnomatematika dalam tradisi haroana mauludhu
masyarakat suku wolio sebagai wujud kecintaan kepada Nabi Muhammad
SAW?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang akan dicapai dari program kreativitas Mahasiswa bidang
penelitian (PKM-RSH) ini sebagai berikut:

1. Mengetahui Tradisi ritual Haroana Mauludhu Suku Wolio di Kelurahan


Maliaro kota Ternate.
2. Mengetahui nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Tradisi Ritual
Haroana Mauludhu Suku Wolio di Kelurahan Maliaro kota Ternate.
3. Mengetahui upaya yang dilakukan suku Wolio di kelurahan Maliaro kota
Ternate dalam mempertahankan Tradisi Haroana Mauldhu.
4. Mengetahui muatan etnomatematika dalam tradisi haroana mauludhu
masyarakat suku wolio sebagai wujud kecintaan kepada Nabi Muhammad
SAW.

1.4 Urgensi Penelitian


Bertolak dari permasalahan di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian untuk
memastikan bahwa Tradisi Haroana Mauludhu ini memiliki nilai-nilai budaya
3

dan benar-benar berlaku dalam kehidupan suku Wolio di Kelurahan Maliaro kota
Ternate. Melalui usulan ini akan dilakukan penelitian “Tradisi Haroana
Mauludhu Sebagai Wujud Kecintaan Masyarakat Buton Pada Nabi Muhammad
SAW dalam prespektif Etnomatematika” (Studi Kasus di Kelurahan Maliaro Kota
Ternate).

1.5 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini diharapkan memberikan konrtibusi bagi masyarakat Buton
khsususnya suku Wolio di kelurahan Maliaro Kota Ternate.

1.6 Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Artikel Ilmiah

1.7 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini menambah kasana ilmu pengetahuan dalam


bidang budaya, khususnya mengenai tradisi Haroana Mauludhu.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti mengenai tradisi Haroana Mauludhu
pada masyarakat Buton.
3. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan gambaran dan pengetahuan
mengenai tradisi Haroana Mauludhu pada masyarakat Buton.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk Pelaksanaan Ritual Haroana Mauludhu
Tradisi (Bahasa Latin: traditio,”diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian
yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilkukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupam suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu
negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar
dari tradisi adalah informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis
maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tradisi Haroana (haroa) adalah
hidangan yang berupa makanan, lambang bekal bagi roh orang mati yang
dianggap akan menempuh suatu perjalanan yang jauh atau hidangan berupa
makanan (lauk pauk, kue tradisional) yang disiapkan untuk menyambut malam
pada bulan ramadhan.
Haroana Mauludhu adalah ritual perayaan hari besar islam sebagai bentuk
syukuran masyarakat suku Wolio dalam memperingati hari kelahiran Nabi
Muhammad S.A.W. dengan melantunkan lagu-lagu Barzanji Mauludhu untuk
menceritakan proses kelahiran nabi Muhammad dari kecil sampai menjadi
seorang nabi. Lahirnya Nabi Muhammad adalah berita gembira yang menjadi
berkah bagi semesta. Muhammad adalah representasi dari sosok yang membawa
jalan terang bagi manusia. Kelahiran nabi Muhammad bagi masyarakat Buton
dirayakan dengan haroa dan membaca doa syukur bersama-sama. Menurut adat
Buton, haroa tersebut dibuka oleh sultan pada malam 12 hari bulan. Kemudian
untuk kalangan masyarakat biasa memilih salah satu waktu antara 13 hari bulan
sampai 29 hari bulan Rabiul Awal.
Tradisi masyarakat Buton, haroa adalah ritual perayaan hari besar Islam atau
bentuk syukuran atas nikmat dan karunia Tuhan, dimana pelaksanaannya
diadakan di rumah-rumah warga yang diikuti semua anggota rumah. Demikian
juga dengan para tetangga turut diundang baik yang berbeda suku maupun agama.
Keluarga maupun para tamu/tetangga yang diundang duduk berkumpul di satu
ruangan, dan di tengahnya ada nampan yang berisikan kue-kue seperti onde-onde,
cucuru (cucur), bolu, baruasa (kue beras), ngkaowi-owi (ubi goreng), dan
sanggara (pisang goreng). Semua kue tersebut diletakan tala (talang) mengelilingi
piring yang berisikan nasi dan di atasnya ada telur goreng. Usai pembacaan doa,
acara selanjutnya adalah makanmakan. Saya teringat antropolog Victor Turner
yang mengatakan bahwa makna ritual adalah memperkokoh jaringan sosial di
antara seluruh anggota masyarakat. Silaturahmi dengan tetangga, serta kian akrab
dengan semua keluarga.
5

2.2 Nilai-Nilai Budaya Ritual Haroana Mauludhu


Nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi
kehidupan manusia, khususnya mengenai kebaikan dan tindak kebaikan suatu hal,
nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Menurut Jalaludin Rakhmat bahwa kebudayaan yang menekankan pada norma
yang didasarkan kepada nilai-nilai leluhur kejujuran, loyalitas, kerjasama,
pengaruh dalam membentuk pola dan sikap, dan unsur kepripadian seseorang
dalam kematangan beragama. Haroa sebagai media pengenalan dan penanaman
nilai-nilai moral agama Islam, digunakan oleh tokoh-tokoh agama lebe, mokimu,
moji, khatibi untuk memperkenalkan nilai-nilai ajaran agama Islam kepada sanak
keluarga dan handai taulan.
Melalui haroana mauludhu, masyarakat dapat mengetahui pentingnya
merayakan hari-hari besar agama Islam seperti maulidan, isra mi’raj dan
sebagainya. Melalui haroa ini pula umat muslim dijelaskan ibadah-ibadah yang
wajib dikerjakan dan hal-hal yang bersifat tradisi tetapi terkadang masyarakat
justru “tradisi” tersebut di anggap sebagai yang “wajib” dan meninggalkan
perintah yang wajib. Melalui tradisi haroana masyarakat muslim pesisir Buton
dapat diajak untuk melestarikan nilai-nilai islam secara berkelanjutan, nilai yang
terkandung dalam kekhasan makanan Haroana Mauludhu, dan mempererat tali
silahturahmi antar masyarakat, sehingga meningkatnya kualitas keimanan dan
keberlangsungan islam masyarakat Buton.

2.3 Upayah Melestarikan Tradisi Haroana Mauludhu


Buton yang terletak di Sulawesi Tenggara memiliki banyak kebudayaan salah
satunya tradisi Haroana Mauludhu. Seiring perkembangan zaman banyak hal
yang bisa membuat kebudayaan tersebut punah bahkan tidak dikenali jika kita
sendiri tidak berusaha untuk menjaga dan melestarikannya. Maka dari itu
mengingat pentingnya hal tersebut masyarakat Suku Wolio mengajarkan
kebudayaan Haroana Mauludhu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu
tidak punah dan tetap bertahan.
Melestarikan tradisi Haroana mauludhu bagi masyarakat suku Wolio berawal
dari rana keluarga untuk mengajarkan tentang tradisi dan budaya pada anak-
anaknya, sehingga dalam lingkungan masyarakat mereka tetap melaksanakannya
menjadi adat dan budaya daerah. Pelestarian budaya dibutuhkan peran pemerintah
daerah untuk menjaga kebudayaan, tradisi, adat istiadat daerah dengan tetap
melaksanakan dan menjalakan festival leluhur budaya kuno dan tradisi daerah
setempat agar tetap berlangsung pelestariannya secara berkelanjutan.
6

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Maliaro Kota Ternate. Alasan
peneliti melaksanakan penelitian pada masyarakat Buton suku Wolio karena
peneliti ingin mengetahui Tradisi Haroana Mauludhu sebagai wujud kecintaan
masyarakat Buton suku Wolio pada Nabi Muhammad S.A.W. di Kelurahan
Maliaro Kota Ternate. Waktu yang butuhkan untuk penyelesaian penelitian
direncanakan selama 3 (tiga) bulan.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian yang dilakukan ini menyangkut Tradisi Haroana Mauludhu
sebagai wujud kecintaan masyarakat Buton pada Nabi Muhammad S.A.W. di
Kelurahan Maliaro Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
yang bersifat deskriptif untuk mendeskripsikan tradisi haroana mauludhu sebagai
wujud kecintaan masyarakat Buton Wolio pada Nabi Muhammad SAW dalam
prespektif etnomatematika (Sugiyono, 2010).
Proses pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif
sebagai prosedur mendapatkan data deskriptif berupa lisan atau tulisan dari gejala
yang diamati atau diteliti. Menurut Kirt dan Miller bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
tergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya. Metode kualitatif analisisnya lebih menekankan pada proses
pemyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan
antar fenomena yang diambil, dengan menggunakan logika ilmiah (Aman, 2007).

3.3 Sumber Data


Sampel penelitian ini diambil secara Purposive Sampling dengan
pertimbangan tertentu, yaitu masyarakat tersebut mengetahui dan setia
melaksanakan tradisi haroana mauludhu. Sumber data ini dimaksudkan agar
diperoleh informasi yang valid bagi peneliti dalam menjelajahi objek/situasi sosial
yang di teliti. Penelitian ini mengumpulkan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer
Data yang secara langsung diperoleh dari informan yang terkait dengan fokus
penelitian. Menjadi informan atau narasumber adalah tokoh adat masyarakat
Buton suku Wolio di kelurahan Maliaro Kota Ternate.
7

2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari berbagai sumber informasi
antara lain: a) Buku-buku ilmiah yang mengenai tentang Tradisi Haroana
Mauludhu; dan b) Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan terkait Tradisi
Haroana Mauludhu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan


dokumentasi.
1. Observasi (Pengamatan Langsung)
Pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan pengamatan langsung yang
berkaitan dengan objek penelitian.
2. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara atau tanya jawab secara langsung dan
mendalam kepada Kepala Lurah, tokoh adat dan masyarakat suku Wolio di
kelurahan Maliaro kota Ternate yang dapat memberikan informasi dan data yang
diperlukan dengan menggunakan panduan wawancara.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat
data berupa dokumentasi atau arsip (Sugiyono:2010).

3.5 Teknik Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
deskriptif kualitatif dimana dalam menganalisis data peneliti menggunakan teknik
yang sesuai dengan metode penelitian. Teknik analisis kualitatif dapat
memberikan kesimpulan data atau informasi yang diperoleh dengan
mempertimbangkan dan berdasarkan logika. Kemudian peneliti menarik
kesimpulan sebagai hasil penelitian, sehingga dapat mendeskripsikan Tradisi
Haroana Mauludhu sebagai wujud kecintaan masyarakat Buton pada Nabi
Muhammad SAW dalam perspektif etnomatematika di Kelurahan Maliaro Kota
Ternate.
Analisis data penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap
fenomena-fenomena secara objektif dan keseluruhan. Analisis data dengan
menggunakan teknik kualitatif yakni data yang diperoleh dari pengamatan dan
hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan guna
mendeskripsikan secara kualitatif sehingga dapat menarik kesimpulan.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-R


No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan Rp. 2.186.000
2. Bahan habis pakai Rp. 2.463.000
3. Biaya transportasi Rp. 2.300.000
4. Lain-lain Rp. 2.850.000
Jumlah Rp. 9.799.000

4.2 Jadwal Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian ini diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Jadwal Penelitian


NO Jenis Kegiatan Bulan Person
1 2 3 Penanggungjawab
1 Persiapan Penelitian La Ode Wahyu
Hamid La Saleh
2 Pengumpulan dan mengolah
Hanawati
data
3 Analisis data La Ode Wahyu
Hamid La Saleh, Wa
Ode Harnin
4 Pembuatan laporan akhir La Ode Wahyu
dan artikel ilmiah Hamid La Saleh,
Hanawati, dan Wa
Ode Harnin
9

DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Elly M., Hakam, KA. Effendi, R. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sulaeman, M. (2012). Ilmu Budaya Dasar: Pengantar ke Arah Ilmu Sosial Budaya
Dasar/ISBD/Social Culture. Bandung. Refika Aditama.
Hasan Hanafi, Oposisi Pasca Tradisi (Yogyakarta: Sarikat, 2003), 2.

Abdullah, Muhuhammad. 2009. Naskah Keagamaan dan Relevansinya dengan


proses Islamisasi Buton Abad Ke-14 Hingga 16. Naskah Buton, Naskah Dunia.
BauBau: Penerbit Respect.

La Ode Rusman Bahar, Tradisi Haroa yang Lestari, http://timur


angin.blogspot.com/2009/08/tradisi_ haroa_ yang_lestari. html, diunduh pada
tanggal 29 September 2012, sesuai pula dengan Wawancara Om Kandang, Tokoh
Agama (Sara hukumu) pada masyarakat islam Buton yang ada di Kendari
Sulawesi Tenggara.

Moersidi. 1990. Mengungkap Nilai-Nilai Kepemimpinan Buton Sebelum dan


sesudah Datangnya Agama Islam. Makalah Pada Kerukunan Mahasiswa
Indonesia Buton

Anonim. 1682. Haroana Maludu Yibuthuni. Koleksi Naskah Abdul Mulku Zahari.
Buthuni.
Anonim. 1753. Haroana Rasulu Yibuthuni. Koleksi Naskah Abdul Mulku Zahari.
Buthuni.
13

A. Identitas Diri (Biodata Dosen Pembimbing)


1 Nama Lengkap Dr. Karman La Nani, S.Pd.,M.Si.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Matematika
4 NIP/NIDN 197109052002121002/0005097104
5 Tempat Tanggal Lahir Madapolo, 5 September 1971
6 Alamat E-mail karmanlanani@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08122825992

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Unkhair UGM UPI
Jurusan/Prodi PMIPA/Pend.Mat MIPA/Mate Pend.Matematika
maika
Tahun Masuk-Lulus 1991 - 1995 2003 - 2006 2011 - 2015

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Metodologi Penelitian Pendidikan Wajib 3
2 Perencanaan Pengajaran Matematika Wajib 3
3 Statistik Non Parametrik Pilihan 2

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Tahun
Dana
1 Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek DIKTI 2018
Berbantuan ICT dalam Meningkatkan
Kecakapan Matematis Siswa SMA Daerah
3T di Provinsi Maluku Utara
2 Pengembangan Model Pembelajaran FAKULTAS 2018
CETTAR MEMBAHANA dalam
Pembelajaran Matematika
3 Eksplorasi Kemampuan Pemahaman DIKTI 2018
Matematis Siswa SMP melalui Penerapan
Discovery Larning pada Materi Himpunan
4 Eefektivitas Pembelajaran Berbasis Proyek FAKULTAS 2020
Berbantuan ICT dalam Peningkatan
Kemampuan Komunikasi Statistis Siswa
SMP Negeri 2 Kota Ternate pada Materi
Statistika
15

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


Perlengkapan

- Buku Penunjang 2 buah 190.000 380.000

- Pengadaan alat tulis 4 set 140.000 560.000

- Procceding dan Jurnal 1 buah 530.000 530.000


Nasional
- Hardisk ITB 1 buah 716.000 716.000

SUB TOTAL (Rp) 2.186.000

2. Bahan habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Kertas A4 80 gram 2 rim 40.000 80.000

- Materai 6 buah 8.000 48.000

- Tinta Print (warna 2 buah 100.000 200.000


Hitam)
- Tinta Print (warna) 2 buah 40.000 80.000

- Catridge tinta hitam 1 buah 205.000 205.000

- Catridge tinta warna 1 buah 240.000 240.000

- Data Sekunder 1 set 1.000.000 1.000.000

- Pembuatan Poster 2 buah 200.000 400.000

- Pembuatan X-banner 1 buah 210.000 210.000

Sub Total (Rp) 2.463.000

3. perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Biaya transportasi 3 orang


Seminar di ternate 450.000 1.350.000
pulang-pergi
- Biaya Transportasi 2 0rang 475.000 950.000
mencari data
Sub Total (Rp) 2.300.000

4. lain-lain Volume Harga satuan(Rp) Nilai (Rp)

- Penjilidan 3 buah 150.000 450.000


16

- Biaya Pendaftaran 3 orang 200.000 600.000


seminar Nasional
- Foto copy 4 buah 125.000 500.000
proposal/laporan
- Biaya Pendaftaran 1 jurnal 400.000 400.000
Jurnal nasional
- Biaya Konsumsi 3 orang x
2 kali/30 15.000 900.000
hari

Sub Total (Rp) 2.850.000

Total Keseluruhan 9.799.000


17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi UraianTugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/ming
gu)

1 La Ode SI Pendidkan Pendidikan 10 Jam/ Mengkoordinir


Wahyu Matematika MIPA seluruh
Minggu
Hamid La kegiatan
Saleh/03081 penelitian dan
811050 bertanggung
jawab atas
kegiatan PKM-
PSH

2 Hanawati/0 SI Pendidikan 8 Jam/ Melakasanaka


3101911029 Pendidikan MIPA Minggu n Jalannya
Biologi kegiatan PKM-
PSH penulisan
laporan dan
memasukan
kejurnal

3 Wa Ode SI PGSD Pendidikan 8 Jam/ Melaksanakan


Harnin/033 Minggu Jalannya
01911013 kegiatan
kegiatan PKM-
PSH penulisan
laporan dan
memasukan ke
jurnal

Anda mungkin juga menyukai