Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan 11 :

Hukum sebagai
Institusi Sosial
Pengantar Ilmu Hukum
Sifa Mulya Nurani, S.Sy., M.H
NIDN : 0429059501
Prodi Hukum
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Universitas Pelita Bangsa
SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub. Topik 1 Institusi Sosial dan Hukum

Institusi = Lembaga = Pranata

Soerjono Soekanto :
Lembaga sosial ialah himpunan norma berkisar dari segala tingkatan
kebutuhan pokok manusia.

PENGANTAR ILMU HUKUM 2


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub. Topik 1 Institusi Sosial dan Hukum


Contoh contoh pranata sosial dengan organisasi

Lembaga ; Asosiasi (Organisasi)


Perkawinan ; Kantor urusan agama
Pendidikan ; Perguruan Tinggi , SMA, SMP dan SD
Agama ; Masjid, Gereja, Pura, Wihara
Perekonomian ; PT, Firma, CV
Pemerintahan ; Partai Parlemen

PENGANTAR ILMU HUKUM 3


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub. Topik 1 Institusi Sosial dan Hukum

Institusi hukum artinya adalah :

Satjipto Raharjo: Institusi itu pada hakikatnya merupakan alat perlengkapan


masyarakat untuk menjamin agar kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat
dapat dipenuhi secara seksama. Keseksamaan di sini pada pokoknya
mengandung makna keteraturan

Utrecht: Lembaga hukum (rechtsinstituut) adalah himpunan peraturan-


peraturan hukum yang mengandung beberapa persamaan (anasir-anasir sama)
atau bertujuan mencapai suatu objek yang sama

PENGANTAR ILMU HUKUM 4


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub. Topik 1 Institusi Sosial dan Hukum

tugas atau fungsi institusi hukum sebagai penjamin keteraturan kehidupan


masyarakat dalam menjalankan kepentingan mereka masing-masing tanpa
adanya kesewenangan dan ketidakadilan.

Macam-macam institusi hukum di Indonesia adalah:


POLRI
Pengadilan
Kejaksaan
Mahkamah
Advokat
Notaris

PENGANTAR ILMU HUKUM 5


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub.Topik 2 – Hukum dan Kekuasaan

Pola hubungan hukum dan kekuasaan ada dua macam.


1) Pertama, hukum adalah kekuasaan itu sendiri.
2) Hukum sebagai intitusi sosial, bekerjanya hukum tidak bisa dilepaskan
dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat (di sekelilingnya).
Hukum tidak bisa berdiri dengan sendirinya, dan memerlukan perhatian
dan pertimbangan untuk memberikannya kepada masyarakat
3) Hukum membutuhkan kekuasaan, tetapi ia juga tidak bisa membiarkan
kekuasaan itu untuk menunggangi hukum

PENGANTAR ILMU HUKUM 6


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub.Topik 2 – Hukum dan Kekuasaan

Satjipto Rahardjo melukiskan ciri-ciri kekuasaan yang baik:


1. Berwatak mengabdi kepada kepentingan umum.
2. Melihat kepada lapisan masyarakat yang susah.
3. Selalu memikirkan kepentingan publik.
4. Kosong dari kepentingan subjektif.
5. Kekuasaan yang mengasihi.

PENGANTAR ILMU HUKUM 7


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub.Topik 3 – Hukum dan Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial atau yang lebih dikenal dengan Stratifikasi Sosial menurut
Piter Sorokin adalah erbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan
lapisan kelas secara bertingkat (hirarki).

Stratifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai


penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese dan prestise. (privilese = hak istimewa , prestise = prestasi)

PENGANTAR ILMU HUKUM 8


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL
Sub.Topik 3 – Hukum dan Pelapisan Sosial
Ada beberapa ciri umum tentang factor-faktor yang menentukan adanya
stratifikasi social, yaitu antara lain:
1. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis .
2. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai
dokter, dosen, buruh/pekerja teknis dan sebagainya; semua ini sangat
menentukan status seseorang dalam masyarakat.
3. Ketaatan seseorang dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh
penuh dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya, maka status
seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat.
4. Status atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap
terhormat (ningrat) merupakan cirri seorang yang memiliki status tinggi
dalam masyarakat. Misalnya Sri Sultan
5. Latar belakang rasial dan lama seseorang atau sekelompok orang tinggal
pada suatu tempat pada umumnya seseorang sebagai pendirian suatu
kampong atau perguruan tertentu, biasanya dianggap masyarakat sebagai
orang yang berstatus tinggi, terhormat dan disegani.
6. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya
seseorang yang lebih tua umumnya lebih dihormati dan dipandang tinggi
statusnya dalam masyarakat.begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada
umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan
masyarakat.
PENGANTAR ILMU HUKUM 9
SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub.Topik 4 – Pluralisme Hukum

Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atau sebuah aturan


hukum yang lebih dari satu di dalam kehidupan sosial. Kemunculan dan
lahirnya pluralisme hukum di indonesia di sebabkan karena faktor historis
bangsa indonesia yang mempunyai perbedaan suku, bahasa, budaya, agama
dan ras.

PENGANTAR ILMU HUKUM 10


SESI 11. HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

Sub.Topik 4 – Pluralisme Hukum

Di dunia, ada 5 jenis sistem hukum.


Ada common law, civil law, hukum adat, hukum islam, dan komunisme.

Indonesia hanya menganut tiga dari lima sistem hukum tersebut yakni sistem
hukum Adat, sistem hukum Islam dan hukum Barat, ketiga hukum tersebut
saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain mereka saling
beriringan menggapai tujuan yang sama, namun di dalam perjalananya
mereka mengikuti aturan yang terdapat di dalam hukum tersebut.

Hakikatnya pluralisme hukum di indonesia tujuaanya sama, yakni mencapai


keadilan dan kemaslahatan bangsa

PENGANTAR ILMU HUKUM 11


Terimakasih
Sifa Mulya Nurani, S.Sy., M.H
0811833841 – sifamulyanurani95@pelitabangsa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai