Anda di halaman 1dari 2

Nama : Made Pingkan Pradnyandari

NPM : 202122121022

Kelas : IA21 Pagi

Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Publik

Soal:

Setelah melihat Gambar Segitiga Pelayanan Publik (Albrecht and Zemke) dan potret buram
pelayanan public di Indonesia, menurut kalian bagian mana yang mesti diperbaiki (SDM, system
atau strategi) untuk meningkatkan pelayanan public. Berikan pendapat kalian, boleh dengan
contoh.

Jawaban:

Bagian yang perlu diperbaiki dari tiga elemen dalam Gambar Segitiga Pelayanan Publik oleh
Albrecht and Zemke untuk meningkatkan pelayanan publik di Indonesia adalah Sumber Daya
Manusia (SDM). SDM memegang peranan penting dari sebuah pelayanan publik, karena SDM
menjadi elemen pertama yang diperlukan dan elemen penentu dari keberhasilan sebuah
pelayanan publik di Indonesia. Dengan masih banyaknya terdapat kelemahan dalam pelayanan
publik di Indonesia, seperti kurang responsive, kurang informative, kurang accessible, kurang
koordinasi, inefiesnsi, kurang mendengarkan keluhan atau aspirasi masyarakat, kurang
akuntabel, dan kurang memiliki transparansi. Kelemahan ini sebagian besar bersumber dari
masih rendahnya kualitas SDM yang tersedia. Dengan demikian, hal pertama yang harus
diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan publik di Indonesia adalah perbaikan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM). Perbaikan ini dapat dilakukan melalui pendidikan, seminar, dan
pelatihan.

Jika kualitas SDM di Indonesia belum memenuhi standar pendidikan dan pelatihan sebuah
instansi, maka SDM tersebut tidak akan optimal dalam menjalankan sistem dan strategi yang
telah direncanakan. Namun, jika peningkatakan kualitas SDM di Indonesia telah tercapai melalui
pendidikan, seminar, dan pelatihan yang dilakukan sesuai dengan standar kepegawaian sebuah
instansi, maka SDM tersebut akan optimal, efektif, dan efisien dalam menjalankan sebuah sistem
dan strategi yang telah direncanakan untuk meningkatkan pelayanan publik di Indonesia.

Contohnya adalah lebih sedikitnya jumlah SDM yang tersedia dengan jumlah customer atau
masyarakat yang harus mendapatkan pelayanan sehingga terjadi ketidakseimbangan. Kedua,
lambatnya proses pelayanan publik di Indonesia. Pelayanan yang prima itu semestinya efektif
dan transparan, namun pada kenyataannya masyarakat bisa dipersulit. Adanya peluang lamanya
jangka waktu penyelesaian layanan menjadi peluang bagi pengguna layanan untuk mengambil
jalan pintas dengan memberikan suap kepada petugas. Akhirnya, budaya ini menyebar ke
masyarakat, jika menginginkan urusan pelayanan cepat agar memberikan sogokan kepada
petugas.

Contoh lainnya, terdapat seorang pegawai di Kantor Desa X yang sudah seharusnya memasuki
masa pensiun, tetapi masih dipekerjakan. Dengan keadaan pegawai tersebut sudah tidak optimal
dalam bekerja karena usia yang sudah lanju, tidak memahami teknologi, dan masih
menggunakan cara lama dalam bekerja. Hal seperti ini dapat menghambat proses pelayanan
publik di Kantor Desa X tersebut, dikarenakan pegawai tersebut sudah tidak memenuhi standar
pendidikan dan pelatihan kepegawaian. Maka dari itu, diperlukan adanya regenerasi agar seluruh
kegiatan pelayanan publik di instansi tersebut dapat berjalan sesuai dengan strategi dan sistem
yang selaras dengan situasi dan kondisi pemerintahan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai