Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “hadist dan unsur-unsurnya”.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak yang berkepentingan pada
umumnya.
PENDAHULUAN
Dalam penelitian dan kajian ilmu hadis, unsur-unsur seperti rawi yang
meriwayatkan hadis, sanad yang merupakan rantai perawi, dan dabit yang
menunjukkan kekuatan perawi menjadi fokus utama dalam mengevaluasi
keabsahan dan keandalan suatu hadis
1.3 Tujuan
1.untuk mengetahui apa itu hadits,sunnah,khabar,dan atsar
2.umtuk mengetahui sebagian hadits dan sunnah
BAB II
PEMBAHASAN
ان الحديث ال يحتص بالمر فوع اليه بل جاء باءطالقه ايضا للموقوف وهو ما اضيف الى الصاحابي
كل ما اثر عن النبي ص م من قول أو فعل او تقرير أو صفة خلقية او سيرة سواء اكان ذلك
قبل البعثة ام بعدها
Menurut pengertian ini, kata sunnah berarti sama dengan kata hadis
dalam pengertian terbatas atau sempit. Dengan demikian, jumlah Sunnah
secarakuantitatif jauh lebih banyak disbanding kata Sunnah menurut para
ahli Ushul.
َّلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفى َر ُسوِل ٱِهَّلل ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِّلَم ن َك اَن َيْر ُجو۟ا ٱَهَّلل َو ٱْلَيْو َم ٱْل َء اِخَر َو َذ َك َر ٱَهَّلل َك ِثيًرا
كل ما صدر عن النبي ص م غير القرآن الكريم من قول أو فعل او تقرير مما
"Segala sesuatu yang bersumber ddari Nabi Saw selain dari al- Qur'an al-
Karim, baik nberupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang pantas
untuk dijadikan bagi penetapan hukum syara'."
Ahli Ushul membatasi pengertian Sunnah hanya pada sesuatu yang
disandarkan atau yang bersumber dari Nabi Saw, yang ada relevansinya
dengan penetapan hukum syara'. Maka segala sifat, perilaku, sejarah
hidup, dan segala sesuatu yang sandarannya kepada Nabi Saw yang tidak
ada relevansinya dengan hukum syara' tidak dapat dikatakan Sunnah.
Pandangan ahli Ushul ini mengacu kepada beberapa ayat al-Qur'an, antara
lain surat al-Hasyr ayat 7, yang berbunyi:
َو َم ٓا َء اَتٰى ُك ُم ٱلَّرُسوُل َفُخ ُذ وُه َو َم ا َنَهٰى ُك ْم َع ْنُه َفٱنَتُهواۚ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۖ ِإَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلِع َقاِب
Mayoritas ulama melihat hadis lebih khusus yang datang dari Nabi,
sedangkan khabar sesuatu yang datang dari padanya dan dari yang lain,
termasuk berita-berita umat terdahulu, para nabi dan lain-lain.
2.1.4 Atsar
Atsar menurut bahasa ialah sesuatu atau sisa sesuatu, dan berarti
juga nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do'a umpamanya dinukilkan dari
nabi dinamai do'a ma'tsur. Sedangkan menurut istilah ada dua pendapat,
atsar sinonim hadis, kedua, atsar adalah sesuatu yang disandarkan kepada
sahabat (mauquf) dan tabi'in (maqthu') baik perkataan maupun perbuatan.
Sebagian ulama mengartikan sebagai sesuatu yang datang dari selain nabi
dan dari pada sahabat, tabi'in dan atau orang-orang setelahnya.
2.2.1 Sanad
Sanad secara bahasa dari sanada, yasnudu, yang berarti mu'tamad
(sandaran/tempat bersandar, tempat berpegang yang dipercaya atau yang
sah). Dikatakan demikinan, karna hadis itu bersandar kepadanya dan
dipegangi atas kebenarannya. Sedangkan secara istilah sanad adalah
silsilah orang-orang yang matan hadis. menghubungkan kepada
2.2.2 Matan
Kata matan atau Matn menurut bahasa berarti ma shaluba wa
irtafa'a min al- ardhi (tanah yang meninggi). Secara terminology, istilah
matan memiliki beberapa definisi, yang pada dasarnya maknanya sama,
yaitu materi atau lafaz hadis itu sendiri.
2.2.3 Rawi
Rawi ialah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam
suatu kitab apa- apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang
(gurunya). Bentuk jamaknya ruwah dan perbuatannya menyampaikan.
Hadis tersebut dinamkakan me rawi (riwayat)-kan hadis.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Warsito, Lc., Pengantar Ilmu Hadits Upaya Memahami Sunnah, Bogor: LPD Al-
Huda, 2001
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2005
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Jakarta: AMZAH, 2015 Mudasir, Ilmu Hadis,
Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999 Fatchur Rahman, Ikhtishar Musthalahu'l
Hadits, Bandung: PT. alMa‘arif, 1974