2023
2
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
2
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
1 •Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
o Bedah Umum
o ATLS o Bedah Urologi
o Syok o Ruptur Uretra
o Ruptur Buli
o Rabies
o Trauma Ginjal
o Bedah Toraks Kardiovaskular o BPH
o Pneumothorax o Torsio Testis
o Hemothorax o Epididimitis
o Flail Chest o Varikokel
o Hidrokel
o Cardiac Tamponade
o Spermatokel
o Peripheral Vascular Disease o Fimosis, Parafimosis
o Diseksi Aorta o Epispadia, Hipospadia
o Ulkus o Priapismus
o Bedah Umum o Kroptokidismus
o Batu saluran kemih
o ATLS o Bedah Plastik
o Syok o Luka Bakar
o Sumbatan Benda Asing o Labiognatopalatoschisis
o Tetanus o Fraktur Le Fort
Bedah-1
Bedah Umum
Bedah Umum
ATLS
AIRWAY & C-SPINE CONTROL
Penilaian
BREATHING & VENTILATION
•Patensi jalan napas
•Ada tidaknya
Penilaian
CIRCULATION & BLEEDING CONTROL
hambatan pada jalan
napas •Look
•Listen
Penilaian
DISABILITY
Tatalaksana •Feel
•Terapi O2
Tatalaksana
•Tanda vital
•Warna dan suhu kulit
Penilaian
EXPOSURE
•Triple manuver airway •Hemodinamik
•Definite airway •Terapi O2 •Perdarahan (terbuka •GCS
•Dekompresi (jika atau terselubung) •Status neurologis
terdapat peningkatan Buka baju pasien,
tekanan) lihat ada
•Bantuan ventilator Tatalaksana Tatalaksana tidaknya luka
•Kontrol perdarahan •Cegah terjadinya atau jejas
•Resusitasi cairan secondary injury
Cegah
hipotermia
• Adanya cairan atau material semisolid di jalan
Gurgling napas à tatalaksana dengan suction
Chin Lift
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan Darah <750cc 750-1500 cc 1500-2000 cc >2000 cc
% Volume Darah <15% 15-30% 30-40% >40%
Denyut Nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan Darah Normal Menurun Menurun Menurun
Tekanan Nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun
Naik
Frekuensi 14-20 20-30 30-40 >35
Pernapasan
Produksi Urine >30 20-30 5-15 Tidak Berarti
Status Mental Sedikit Cemas Agak Cemas Cemas, Bingung Bingung, lesu
(letargi)
Pengganti Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid & Kritstaloid &
Darah Darah
10
INDIKATOR
EYE (maks 4/min 1)
Spontan membuka mata 4
Membuka mata saat diajak bicara/sentuhan 3
Membuka mata saat diberi rangsangan nyeri 2
Tidak membuka mata 1
MOTOR (maks 6/min 1)
Mengikuti perintah 6
Melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) 5
Withdraw (menghindar/menarik ekstremitas atau tubuh menjauhi stimulus) 4
Fleksi spontan saat diberikan stimulus nyeri 3
Ekstensi spontan saat diberi stimulus nyeri 2
Tidak ada gerakan 1
VERBAL (maks 5/min 1)
Orientasi baik 5
Bingung, bicara kacau, disorientasi tempat dan waktu 4
Bisa berkata-kata tapi tidak bisa membentuk kalimat 3
Hanya mengerang 2
Tidak ada suara 1
11
Bedah Umum
Syok
3B
Definisi
• Suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi jaringan lokal atau sistemis dan
mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi multipel organ.
Klasifikasi Syok
13
Syok
RR HR BP Kulit Suhu Urin
Gatal,
Anafilaktik ↑↓ ↑ ↓ Afebris ↓
edema
Pucat
Kardiogenik ↑ ↑ ↓ Afebris ↓
dingin
Pucat
Hipovolemik ↑ ↑ ↓ Afebris ↓
dingin
Pucat
Obstruktif ↑ ↑ ↓ Afebris ↓
dingin
Hangat
Neurogenik ↓ ↓ ↓ Afebris ↓
kering
Pucat hipertermi/
Septik ↑ ↑ ↓ ↑
dingin hipotermi
14
Bedah Umum
3B
Rabies
3B
Definisi
• Infeksi akut susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies yang bersifat
zoonotik menjalar ke saraf perifer
• Masa inkubasi rata-rata 3-8 minggu
• Hewan yang dapat terinfeksi : anjing, monyet, kucing, kelelawar
Genus Lyssa-virus
Family Rhabdoviridae
16
3B
17
3B
STADIUM PRODROMAL
STADIUM SENSORIS
Nyeri, panas dan kesemutan sekitar luka, reaksi berlebihan pada rangsangan sensoris
GEJALA
KLINIS
STADIUM EKSITASI
STADIUM PARALISIS
18
3B
Tatalaksana Umum
• Cuci luka dengan air sabun 15 menit, debridement dan bersihkan dengan antiseptik
• Isolasi untuk menghindari rangsangan → spasme otot
Tatalaksana Khusus
19
3B
Kasus Paparan HPR
Jika Spesimen Otak Spesimen Otak Hewan Hewan Mati Hewan Mati Hewan
tidak dapat dapat diperiksa Sehat Sehat
diperiksa , Lanjutkan Berikan VAR
VAR
Positif Negatif Stop VAR Tidak
Spesimen Otak diperiksa
diberi VAR
Kategori Luka
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 25 tahun tidak sadarkan diri dibawa ke IGD akibat
kecelakaan lalu lintas. Menurut saksi, dikatakan pasien mengendarai sepeda
motor tanpa menggunakan helm dan tertabrak oleh mobil dengan kecepatan
sedang. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 90/70, HR: 115x, RR: 20x bilateral, T:
36,7oC. Saturasi dengan oksigen 95%, Suara napas mengorok, Tampak tulang
mencuat dan darah mengalir dari paha sebelah kanan. Setelah dilakukan
airway manuver didapatkan suara nafas normal
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan ?
A. Memasang OPA
B. Bebat tekan pendarahan
C. Memasang NPA
D. Foto skull
E. Rujuk orthopedi untuk fraktur terbuka
Seorang pria berusia 25 tahun tidak sadarkan diri dibawa ke IGD akibat
kecelakaan lalu lintas. Menurut saksi, dikatakan pasien mengendarai sepeda
motor tanpa menggunakan helm dan tertabrak oleh mobil dengan kecepatan
sedang. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 90/70, HR: 115x, RR: 20x bilateral, T:
36,7oC. Saturasi dengan oksigen 95%, Suara napas mengorok, Tampak tulang
mencuat dan darah mengalir dari paha sebelah kanan. Setelah dilakukan
airway manuver didapatkan suara nafas normal
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan ?
A. Memasang OPA
B. Bebat tekan pendarahan
C. Memasang NPA
D. Foto skull
E. Rujuk orthopedi untuk fraktur terbuka
BEDAH-1
Bedah Toraks
Kardiovaskular
TORAKS-VASKULAR
Trauma Toraks
Definisi
• Pada kavum toraks terdapat organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, pembuluh
darah besar; sehingga trauma pada regio toraks depan sangat membahayakan jiwa
Trauma Toraks
Pneumothorax
3B
Definisi
Manifestasi Klinis
• Gelisah, dispnea, takikardia
• JVP ↑
• Hipotensi
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Pengembangan dada asimetris
Penggunaan otot bantu nafas (+)
• Palpasi : Fremitus ↓
• Perkusi : Hipersonor
• Auskultasi : Suara napas menghilang
• Deviasi trakea kontralateral
3B
Tatalaksana
• A-B-C
• Awal: Needle decompression di ICS 4-5 Linea Axilaris anterior
• Definitif: WSD
Terapi
WSD
Definitif
TORAKS-VASKULAR
Hemothorax
3B
Etiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
Thoracotomy
35
TORAKS-VASKULAR
Flail Chest
3B
Definisi
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
Cardiac
Tamponade
3B
Etiologi
• Akumulasi cairan/darah di rongga perikardium
Manifestasi Klinis
• Trias Beck:
• Hipotensi
• JVP ↑
• Suara jantung menjauh
• Pulsus paradoksus
• Dispnea, batuk, lemah
Talaksana
• needle pericardiocentesis
Diagnosis Banding
Trauma Thorax
Resusitasi
WSD Resusitasi,
Perikardiosintesis
Torakotomi analgetik
(masif)
TORAKS-VASKULAR
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 24 tahun dibawa ke IGD karena merasa sesak napas setelah
tertusuk benda tajam di dada bagian sisi dalam papilla mammae kiri.
Pemeriksaan tanda vital TD 70/50 mmHg, HR 110x/menit, RR 28x/menit. Pasien
tampak gelisah, bibir kebiruan, vena leher tampak melebar, perkusi sonor pada
kedua hemithorax, suara jantung terdengar pelan dan menjauh.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
A. Tension pneumothorax
B. Open pneumothorax
C. Cardiac tamponade
D. Efusi pluera
E. Flail chest
Seorang pria berusia 24 tahun dibawa ke IGD karena merasa sesak napas
setelah tertusuk benda tajam di dada bagian sisi dalam papilla mammae kiri.
Pemeriksaan tanda vital TD 70/50 mmHg, HR 110x/menit, RR 28x/menit. Pasien
tampak gelisah, bibir kebiruan, vena leher tampak melebar, perkusi sonor pada
kedua hemithorax, suara jantung terdengar pelan dan menjauh.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
A. Tension pneumothorax
B. Open pneumothorax
C. Cardiac tamponade
D. Efusi pluera
E. Flail chest
Seorang perempuan berusia 34 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan 1 jam yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas.
Riwayat penurunan kesadaran dan muntah disangkal. Pemeriksaan tanda vital
TD 120/90 mmHg, HR 94x/menit, RR 24x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya luka terbuka setinggi ICS 3 hemithorax dextra, perkusi
hipersonor, suara napas menurun pada hemithorax dextra.
Apakah tatalaksana awal yang tepat pada pasien di atas?
A. Needle decompression
B. Thoracotomy
C. WSD
D. Plester 3 sisi
E. Hecting situasional
44
Seorang perempuan berusia 34 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan 1 jam yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas.
Riwayat penurunan kesadaran dan muntah disangkal. Pemeriksaan tanda vital
TD 120/90 mmHg, HR 94x/menit, RR 24x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya luka terbuka setinggi ICS 3 hemithorax dextra, perkusi
hipersonor, suara napas menurun pada hemithorax dextra.
Apakah tatalaksana awal yang tepat pada pasien di atas?
A. Needle decompression
B. Thoracotomy
C. WSD
D. Plester 3 sisi
E. Hecting situasional
45
Seorang laki-laki berusia 24 tahun dilarikan ke
rumah sakit setelah menjadi korban pemukulan
oleh oknum yang tidak dikenal sekitar 1 jam yang
lalu. Pasien tampak gelisah dan sesak napas.
Periksaan vital sign BP 100/60 mmHg, HR
98x/menit, RR 28x/menit, tax afebris. Tampak jejas
pada dada kiri, inspeksi paru kiri tertinggal,
auskultasi hemithorax sinistra melemah, perkusi
hemithorax sinistra redup. Hasil X-Ray thorax
sebagai berikut :
Apakah tatalaksana awal yang tepat ?
A. Plester 3 sisi
B. Adhesive plaster strapping
C. Needle thoracosintesis
D. Thoracotomy
E. Water sealed drainage
46
Seorang laki-laki berusia 24 tahun dilarikan ke
rumah sakit setelah menjadi korban pemukulan
oleh oknum yang tidak dikenal sekitar 1 jam yang
lalu. Pasien tampak gelisah dan sesak napas.
Periksaan vital sign BP 100/60 mmHg, HR
98x/menit, RR 28x/menit, tax afebris. Tampak jejas
pada dada kiri, inspeksi paru kiri tertinggal,
auskultasi hemithorax sinistra melemah, perkusi
hemithorax sinistra redup. Hasil X-Ray thorax
sebagai berikut :
Apakah tatalaksana awal yang tepat ?
A. Plester 3 sisi
B. Adhesive plaster strapping
C. Needle thoracosintesis
D. Thoracotomy
E. Water sealed drainage
47
TORAKS-VASKULAR
Peripheral
Vascular Disease
3B
2
Veins Lymphatics
Arteries (varicoid veins, (lymphedema)
venous thrombosis)
49
3B
2
Iskemia Tungkai
Manifestasi Klinis
Kronik Akut
> 2 minggu < 2 minggu
(aterosklerosis) (tromboemboli)
Claudication
Rest Pain 6P
Intermitten
3B
2
Definisi
• Penyumbatan pada arteri perifer yang dihasilkan dari proses atherosklerosis atau proses inflamasi
yang menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari pembentukan trombus (biasanya
terkait dengan faktor resiko yang menjadi dasar timbulnya atherosklerosis)
Faktor Resiko
• Diabetes melitus
• Hipertensi
• Dislipidemia
• Merokok
Manifestasi Klinis
Etiologi: Etiologi:
• Emboli • Atherosclerosis
3B
2
Ankle Brachial Index
Klaudikasio Intermitten
•Exercise therapy
•Arteriodilator : cilostazol, pentoxyfiline
•Antitrombotik
•Edukasi smoking cessation, lipid lowering drug (statin),
kontrol HT dan DM
•Perawatan luka
•Antibiotik
•Revaskularisasi : surgery
•Edukasi smoking cessation
Perbedaan tekanan
darah kanan dan kiri
(> 15 mmHg)
Thromboangitis
Vaskulitis Obliterans
Fenomena Raynaud
Arteri sedang-besar
Thromboangitis
Obliterans
2
Definisi
Epidemiologi
Faktor Risiko
Gejala Klinis
• Raynaud phenomenon
• Intermittent claudication & rest pain
• Gangren pada ujung jari kaki dan tangan
Pemeriksaan Penunjang
• ABI : menurun
• Laboratorium : ESR & CRP
• Arteriografi : gold standard (didapatkan gambaran
corkscrew pada pembuluh darah distal)
Tatalaksana
• Stop merokok
• Iloprost
• Prosedur operasi
BUERGER vs BERGER
Subclavian Steal
Syndrome
2
Definisi:
•Aliran darah retrograde pada cabang arteri subclavia (arteri vertebral) yang disebabkan
stenosis atau oklusi arteri subklavia.
Etiologi:
•Aterosklerosis → tersering
•Vaskulitis, misalnya arteritis Takayasu
Manifestasi Klinis:
•Klaudikasio lengan → terutama saat aktivitas berat atau mengangkat tangan karena kurangnya perfusi
•Gangguan saraf sentral → insufisiensi vertebrobasilar, akibat perfusi pada area tersebut “dicuri” oleh a. subklavia
•Dizziness
•Vertigo
•Sinkop
•Perbedaan tekanan darah pada lengan kanan dan kiri (>20 mmHg)
•Menurunnya amplitudo nadi pada sisi ipsilateral
•Bruit pada fossa supraclavicular
62
2
Pemeriksaan Penunjang:
Tatalaksana:
•Asimptomatik
•Pemberian aspirin → prevensi CV event
•Modifikasi faktor risiko → mencegah perburukan atherosklerosis
•Gejala berat → pembedahan
•Proximal subclavian endarterectomy
•Endovascular treatment
63
TORAKS-VASKULAR
Fenomena
Raynaud
2
Definisi
Klasifikasi
Faktor Risiko
Pemeriksaan Fisik
Primary RP Secondary RP
Limfedema
3A
2
Definisi
KLASIFIKASI STAGING
• Limfedema primer/prekoks akibat • Stage 0 : latent stage
abnormalitas/tidak adanya pembuluh limfe • Stage 1 : Reversibel spontan, pitting
• Limfedema sekunder/tarda akibat edema
terhambatnya aliran limfe karena berbagai
• Stage 2 : edema non pitting
sebab seperti infeksi, radiasi, sikatriks dan
setelah pengobatan kanker payudara • Stage 3 : elephantiasis limfostatik
3A
2
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
STEMMER’S SIGN
TORAKS-VASKULAR
Diseksi Aorta
2
Etiologi
• Hipertensi, genetik (marfan), aterosklerosis, trauma
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang :
• Xray
• Gold Standard : CT Scan Angiography
• Emboli, aterosklerosis
Acute Limb Ischemia
Onset < 2 minggu
6P
72
TORAKS-VASKULAR
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lengan kiri,
terutama saat melakukan aktivitas. Keluhan ini dialami sejak 1 bulan lalu. Pasien
memiliki riwayat DM dan kolesterol yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD pada lengan kanan 140/80 dan pada lengan kiri 100/60, pulsasi
lengan kiri juga teraba lebih lemah dan terlambat.
Apakah kemungkinan kelainan yang terjadi pada pasien di atas?
A. Emboli pada a. carotis kiri
B. Aterosklerosis pada a. subclavian kanan
C. Thrombosis pada a. brachialis kiri
D. Emboli pada a. carotis kanan
E. Aterosklerosis pada a. subclavian kiri
Seorang pria berusia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lengan kiri,
terutama saat melakukan aktivitas. Keluhan ini dialami sejak 1 bulan lalu. Pasien
memiliki riwayat DM dan kolesterol yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD pada lengan kanan 140/80 dan pada lengan kiri 100/60, pulsasi
lengan kiri juga teraba lebih lemah dan terlambat.
Apakah kemungkinan kelainan yang terjadi pada pasien di atas?
A. Emboli pada a. carotis kiri
B. Aterosklerosis pada a. subclavian kanan
C. Thrombosis pada a. brachialis kiri
D. Emboli pada a. carotis kanan
E. Aterosklerosis pada a. subclavian kiri
BEDAH-1
Bedah Urologi
Trauma Saluran Kemih
I
Floating Prostate
Kontusio
Grade II
CT Scan Non-Contrast
Anterior IV
Ruptur Buli
Naviculare, Pendularis,
Bulbosa Extravasasi (+)
Intrraperitoneal Eksperitoneal
V
Butterfly Hematoma Molar Teeth Flame Shaped
Sleeve Hematoma
Ruptur Hilus Ginjal
Pemeriksaan
CT Scan Contrast
77
UROLOGI
Ruptur Uretra
3B
Klasifikasi
79
3B
Klasifikasi
• Straddle Injury
• Butterfly Hematoma, sleeve
hematoma
• Fraktur Pelvis
• Floating Prostate
80
3B
Pemeriksaan Penunjang
• Retrograde uretrografi
• Bipolar urethrocystography
Tatalaksana
• Simtomatis
• Retensi urin à Pungsi suprapubik
• Kateter : KONTRAINDIKASI
• Rujuk
81
UROLOGI
Ruptur Buli
3B
Definisi
Gejala Klinis
• Gross Hematuria
• Distensi abdomen
• Jejas pada suprapubik
• Sulit BAK
3B
Klasifikasi
Ekstraperitoneal Intraperitoneal
“flame shape” “molar teeth”
UROLOGI
Trauma Ginjal
3B
Etiologi
Gejala Klinis
Benign Prostatic
Hyperplasia
3A
Anatomi Prostat
Kanker Prostat
Penegakan Diagnosis
Diagnosis histologis à Proliferasi sel epitel & stroma prostat dan gangguan apoptosis sel
sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar
LUTS (LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS) : Kumpulan gejala yang melibatkan organ berkemih
FUNI WISH
Frequency Weak stream
Urgency Intermittency
Nocturia Straining
Incontinence Hesitancy
90
3A
Pemeriksaan
Pada rectal toucher, pool atas • USG Prostat • Skor 1-7 : Mild
tidak teraba, konsistensi kenyal, • PSA : >4 curiga kanker • Skor 8-19 : Moderate
tidak nyeri prostat • Skor 20-35 : Severe
91
3A
Tatalaksana
Farmakoterapi
Operatif
Pemeriksaan Anatomi
Iritasi Obstruksi
Tatalaksana Frekuensi, urgensi, Weak stream, Intermitten,
Nocturia, Inkontinensia Straining, Hesitancy
Torsio Testis
3B
Definisi
• Terjadi puntiran pada korda spermatikus yang diikuti dengan adanya iskemia pada
testis (KEGAWATDARURATAN UROLOGI)
Bell’s clapper deformity
Insidensi
• Tertinggi pada saat baru lahir, usia muda/pubertas
3B
Gejala Klinis
• Nyeri hebat pada skrotum : Onset akut
• Testis bengkak kemerahan
• Mual, muntah
• Demam (-)
Pemeriksaan Fisik
• Testis tampak lebih tinggi, lebih besar (edema), iskemik (biru)
• Posisi testis horizontal
• Phren sign (-)
• Reflex Cremaster (-)
Pemeriksaan Penunjang
• USG Doppler – Vaskularisasi menurun
3B
Tatalaksana Awal
Tatalaksana Definitif
• Orkidopeksi bila masih viable
• Orkidektomi bila non viable
UROLOGI
Epididimitis
3A
Definisi
• Inflamasi epididymis oleh infeksi bakteri (N. gonorrhea, C. trachomatis). Dapat didahului
oleh mumps (anak), operasi atau IMS (dewasa)
Manifestasi Klinis
• Nyeri skrotum
• Demam
• Phren’s sign (+)
Tatalaksana
• Ceftriaxone 250 mg IM SD + Doksisiklin 2x100 mg
selama 10 hari
• Ofloxacin 2x300 mg selama 10 hari
• Levofloxacin 1x500 mg selama 10 hari
Kelainan Testis
Identifikasi nyeri pada testis, apabila bersifat akut
mengarah ke Torsio Testis, apabila gradual ke arah
Epididimitis
Varikokel
2
Definisi
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
• Asimptomatik
• Infertilitas
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Varikokelektomi
UROLOGI
Hidrokel
2
Definisi
Klasifikasi
• Komunikans
• Non-komunikans
Manifestasi Klinis
• Asimptomatik
• Pembesaran skrotum asimetris
• Testis teraba (+)
• Transluminasi (+)
UROLOGI
Spermatokel
2
Definisi
• Massa kistik pada testis yang berasal dari akumulasi sperma
Manifestasi Klinis
107
Kelainan Testis
Benjolan pada Skrotum
Dilatasi abnormal pleksus Akumulasi cairan pada satu/kedua Kista epididymis akumulasi sperma
pampiniformis skrotum dari tunica vaginalis
• Positive Transluminasi
Gejala Klinis
• Benjolan tidak nyeri
• Benjolan tidak nyeri
• Testis terasa berat
• Infertilitas
• Bag of worms • Hidrokelektomi
Varikokelektomi
UROLOGI
Fimosis
Parafimosis
Fimosis & Parafimosis
4 3A
FIMOSIS PARAFIMOSIS
Bukan emergensi Kasus Emergensi
Preputium tidak bisa ditarik Preputium tidak bisa ditarik kembali
kebelakang – terjepit dan edema
Tanda Klinis : ujung penis Tanda Klinis : edema, terdapat
menggembung cincin konstriksi – iskemia dan
nekrosis
Tatalaksana definitif : sirkumsisi Tatalaksana : kompres, sirkumsisi
elektif cito
110
UROLOGI
Epispadia
Hipospadia
2
Definisi
Tipe
• Tipe Glandular : muara uretra berada di glans penis, lebih proksimal dari tempat muara uretra
• Tipe Penile : muara uretra berada di shaft penis, diantara glandular dan phenopubic
• Tipe Phenopubic : muara uretra dekat dengan tulang pubis pada pangkal penis
Klinis :
Gejala
• Glandular
• Anterior : Glandular,
• Penile Preputium Terbentuk cincin
Subcoronal
• Phenopubic menggembung, urin konstriksi, edema glans
• Media : Distal penile, menetes penis
midshaft, proximal
penile
• Posterior : Penoscrotal,
scrotal, perineal
Sirkumsisi elektif Reposisi manual dengan
MED+EASY Balanopostitis : atasi infeksi pemijatan glans
EDo HIV dahulu Dorsum insisi pada jeratan
UROLOGI
Priapismus
3B
Definisi
• Penis ereksi tanpa stimulasi seksual yang berlangsung lebih dari 4 jam
Klasifikasi
116
3B
Tatalaksana
117
Priapismus
Priapismus
Ereksi penis selama lebih dari 4 jam tanpa stimulasi seksual dan tidak
membaik ejakulasi
Klasifikasi
Blunt perineal Obat disfungsi ereksi
trauma, penetrating (sildenafil),
High Flow Low Flow
injury & conginetal hiperkoagubilitas
Priapismus Priapismus
vascular (anemia sickle cell,
malformation Non-ischaemic, Ischaemic, renal pelvic tumor.
arterial venooklusi
Kriptokidismus
2
Definisi
• Kelainan konginetal satu atau kedua testis tidak berada pada skrotum
• Undesensus testis
• Umumnya terjadi resolusi spontan pada 6 bulan pertama kehidupan
• Umumnya pada daerah kanan
• Normalnya testis berada di rongga retroperitoneal hingga kehamilan 28 minggu dan
akan turun sempurna pada usia kehamilan 40 minggu
Faktor Risiko
• Prematur
• Riwayat trimester 1 estrogen
• Riwayat keluarga UDT
• Kelainan genetic
• Gangguang perkembangan seksual
120
2
Letak Testis
• Kriptokidismus Intraabdominal
• Kriptokidismus Inguinal
• Kriptokidismus Preskrotal
121
2
Tatalaksana
• Tidak diperlukan terapi hormonal
• Apabila gagal resolusi setelah usia 6 bulan, operasi pada usia <12 bulan
• Anak prepubertal dengan UDT teraba dilakukan orkidopeksi scrotal/inguinal
• Anak prepubertal dengan UDT tidak teraba dilakukan eksplorasi dan orkidopeksi abdominal
• Kontralateral testis normal, dilakukan orkidektomi pada testis yang tidak turun jika :
• Pembuluh darah testis dan vas deferens sangat pendek
• Testis dismorfik/hipoplastik
• Usia postpubertal
122
Kelainan Letak Testis
Normalnya testis berada di rongga retroperitoneal hingga 28
minggu → lalu turun sempurna ke skrotum setelah 37-40 minggu
Klasifikasi
Tatalaksana
Batu Saluran
Kemih
3B
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
• Proksimal : Umbilicus
Pemeriksaan Penunjang
128
Urolitiasis
Etiologi pH Urin Bentuk Kristal Opasitas
Hiperkalsiuria,
Kalsium Oksalat Asam Bipiramid Radioopak
Hiperoksaluria
Sistinuria (penyakit
Sistin Asam Heksagon Radioopak lemah
herediter)
ISK e.c. penghasil urease
Prisma persegi Panjang
Struvit (mis. Proteus mirabilis, Basa Radioopak lemah
(coffin-lid appearance)
Klebsiella sp.)
Jarum birefringens
Asam Urat Hiperurisemia, leukemia Asam Radiolusen
negative
Bisa
Xanthine Xanthinuria (herediter) Bentuk tidak tetap Radiolusen
keduanya
3B
UKURAN TERAPI
Batu <5 mm Konservatif observasi hingga 6 minggu
Medical expulsion therapy dengan alpha blocker (tamsulosin selama 1-2
Batu 5-8 mm
minggu)
130
UROLOGI
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 70 tahun mengeluhkan sulit berkemih. Pasien juga
mengeluhkan sering terbangun malam hari untuk kencing tetapi sedikit-sedikit
dan tidak lampias. Tanda vital diperoleh TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, HR
85x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan colok dubur ditemukan nodul dengan
konsistensi kenyal padat, ukuran 3 cm pada bagian anterior, permukaan rata,
simetris dan pole atas tidak teraba, nyeri (-).
Tatalaksana farmakologi yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Dutasteride
B. Prazosin
C. Prednison
D. Tamsulosin
E. Minoksidil
132
Seorang pria berusia 70 tahun mengeluhkan sulit berkemih. Pasien juga
mengeluhkan sering terbangun malam hari untuk kencing tetapi sedikit-sedikit
dan tidak lampias. Tanda vital diperoleh TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, HR
85x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan colok dubur ditemukan nodul dengan
konsistensi kenyal padat, ukuran 3 cm pada bagian anterior, permukaan rata,
simetris dan pole atas tidak teraba, nyeri (-).
Tatalaksana farmakologi yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. Dutasteride
B. Prazosin
C. Prednison
D. Tamsulosin
E. Minoksidil
133
Seorang pria berusia 25 tahun dating dengan keluhan nyeri pada pinggang sejak
4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri saat berkemih. Dari hasil anamnesis
diketahui orang tua dan kakek pasien mengalami hal yang sama. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan ureum dan kreatinin. Hasil
USG didapatkan kista multiple di kedua ginjal.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasin di atas?
A. Hidronefrosis
B. Tumor Willms
C. Ginjal polikistik
D. Pyelonefritis
E. Abses ginjal
Seorang pria berusia 25 tahun dating dengan keluhan nyeri pada pinggang sejak
4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri saat berkemih. Dari hasil anamnesis
diketahui orang tua dan kakek pasien mengalami hal yang sama. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan ureum dan kreatinin. Hasil
USG didapatkan kista multiple di kedua ginjal.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasin di atas?
A. Hidronefrosis
B. Tumor Willms
C. Ginjal polikistik
D. Pyelonefritis
E. Abses ginjal
Seorang pria berusia 25 tahun dating ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada
buah zakar setelah terkena bola saat bermain sepak bola. Keluhan dialami 3 jam
SMRS. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
didapatkan posisi testis kiri lebih tinggi daripada testis kanan dan phren sign (-).
Berapakah batas waktu operasi berdasarkan golden time sesuai kondisi pasien
diatas?
A. Kurang dari 1 jam setelah pasien tiba di IGD
B. Kurang dari 3 jam setelah pasien tiba di IGD
C. Kurang dari 4 jam setelah pasien tiba di IGD
D. Kurang dari 6 jam setelah pasien tiba di IGD
E. Sudah tidak direkomendasikan dilakukan tindakan operatif
Seorang pria berusia 25 tahun dating ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada
buah zakar setelah terkena bola saat bermain sepak bola. Keluhan dialami 3 jam
SMRS. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
didapatkan posisi testis kiri lebih tinggi daripada testis kanan dan phren sign (-).
Berapakah batas waktu operasi berdasarkan golden time sesuai kondisi pasien
diatas?
A. Kurang dari 1 jam setelah pasien tiba di IGD
B. Kurang dari 3 jam setelah pasien tiba di IGD
C. Kurang dari 4 jam setelah pasien tiba di IGD
D. Kurang dari 6 jam setelah pasien tiba di IGD
E. Sudah tidak direkomendasikan dilakukan tindakan operatif
Bedah-1
Bedah Plastik
Bedah Plastik
4
3B
Luka Bakar
4
3B
Klasifikasi Berdasarkan Kedalaman
Depth
Epidermal
Superficial – Deep
dermal
MED+NOTES
• Derajat 1 tidak
diperhitungkan
dalam %TBSA!
• Bullae jangan
dipecahkan!
4
3B
Luas Luka Bakar : Wallace’s Rule of Nine
18%
141
4
3B
Tatalaksana
• Rumus Parkland
Fluid resuscitation • Monitor urine output setiap jam
• Monitor TTV, SpO2, EKG, analisis gas darah
Tubes
• NGT (>10% TBSA anak-anak , >20% TBSA dewasa) à gastroparesis pada luka bakar
• Kateter urin untuk pantau output urin
142
4
3B
Penghitungan Cairan Luka Bakar
Kategori Luka Bakar Usia dan Berat Badan Penghitungan Cairan Urin Output
Dewasa dan anak (>14 0,5 ml/kg/jam
Api 2 ml x %TBSA x BB
tahun) 30-50 ml/jam
Anak (<14 tahun) 3 ml x %TBSA x BB 1 ml/kg/jam
1 ml/kg/jam
Infant dan anak (<30 kg) 3 ml x %TBSA x BB
4 ml x %TBSA x BB sampai 1-1,5ml/kg hingga urin
Listrik Semua usia
urin jernih jernih
• Luka bakar derajat I > 10% (usia <10 tahun dan >50 tahun)
• Luka bakar derajat II >20% (usia 10-50 tahun)
• Luka bakar derajaat III dan IV
143
Bedah Plastik
3B
Definisi
Terminologi
145
2
Cleft Lip
Unilateral Incomplete
Unilateral Complete
Bilateral Complete
Cleft Palate
146
2
LABIOPLASTY PALATOPLASTY
Milliard’s Rule of Ten, yaitu : • Dilakukan sebelum usia 2 tahun,
Ø Berat badan anak lebih dari 10 ponds dengan waktu ideal sebelum usia 18
(sekitar 5kg) bulan
Ø Usia anak lebih dari 10 minggu • Hal ini terkait, apabila diperlukan
Ø Hb anak minimal 10 gr% operasi ulangan (apabila tersisa
Ø Leukosit anak kurang dari 10.000 celah pada operasi sebelumnya)
dapat tuntas dilakukan sebelum usia
2 tahun
• Keterlambatan koreksi anatomi
langit-langit akan menyebabkan
anak akan sengau secara permanen
147
2
USIA TINDAKAN
0-1 minggu Tidur terlentang, pemberian nutrisi dengan kepala miring
Pasang obturator untuk menutup celah pada palatum, agar dapat menghisap
1-2 minggu susu, atau dengan sendok posisi ½ duduk atau memakai dot lubang ke arah
bawah agar mencegah aspirasi
Labioplasty, dengan memenuhi Rules of Ten :
10 minggu
Usia 10 minggu, berat 10 pon, Hb >10%, Leukosit <10.000
1,5 – 2 tahun Palatoplasty, karena bayi mulai bicara
2-4 tahun Speech therapy
Velopharyngoplasty
4-6 tahun Mengembalikan fungsi katup yang dibentuk M. Tensor veli palatini & M.Levator
veli palatini untuk bicara konsonan, Latihan dengan cara meniup
6-8 tahun Orthodonsi (pengaturan lengkung gigi)
8-9 tahun Alveolar bone grafting. Dari tulang crista iliaca, sebelum gigi caninus tumbuh
9-17 tahun Orthodonsi ulang
17-18 tahun Cek simetrisasi mandibula dan maxilla
Cleft Lip and Palate
Klasifikasi
Labioskisis Palatoskisis
Unilateral Unilateral
Incomplete Incomplete
Unilateral
Unilateral
Complete
Complete
Bilateral
Complete Bilateral
Complete
Tatalaksana
Rule of Ten
Bedah Plastik
3B
Le Fort Fracture
Le-fort Fracture 3B
BARTON FIXATION
dipakai pada fraktur
mandibular
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 27 tahun dibawa ke IGD setelah tersetrum listrik saat
memperbaiki kabel televisi di rumahnya 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan tanda
vital TD 110/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 26x/menit, suhu afeberis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka masuk pada tangan kanan berwarna
keputihan dan disertai jaringan nekrotik sedangkan pada luka keluar pada
tangan kiri berwarna pucat, bula (-), nyeri dirasakan mulai berkurang. Dilakukan
pemeriksaan EKG didapatkan sinus takikardi.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Electrical burn derajat II A dan II B
B. Electrical burn derajat II A dan III
C. Electrical burn derajat II B dan III
D. Electrical burn derajat I dan II A
E. Electrical burn derajat III
Seorang pria berusia 27 tahun dibawa ke IGD setelah tersetrum listrik saat
memperbaiki kabel televisi di rumahnya 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan tanda
vital TD 110/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 26x/menit, suhu afeberis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka masuk pada tangan kanan berwarna
keputihan dan disertai jaringan nekrotik sedangkan pada luka keluar pada
tangan kiri berwarna pucat, bula (-), nyeri dirasakan mulai berkurang. Dilakukan
pemeriksaan EKG didapatkan sinus takikardi.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Electrical burn derajat II A dan II B
B. Electrical burn derajat II A dan III
C. Electrical burn derajat II B dan III
D. Electrical burn derajat I dan II A
E. Electrical burn derajat III
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan keluar darah dari
hidung dan lebam di sekitar mata. Riwayat terjatuh dari motor 1 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan hematom di bawah kedua mata dan bengkak
disekitar hidung.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Fraktur Le Fort 1
B. Fraktur Le Fort 2
C. Fraktur Le Fort 3
D. Fraktur Mandibula
E. Fraktur Nasal
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan keluar darah dari
hidung dan lebam di sekitar mata. Riwayat terjatuh dari motor 1 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan hematom di bawah kedua mata dan bengkak
disekitar hidung.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Fraktur Le Fort 1
B. Fraktur Le Fort 2
C. Fraktur Le Fort 3
D. Fraktur Mandibula
E. Fraktur Nasal
Ilmu Bedah-1
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense+