DIGESTIF
ANAK
UROLOGI
BEDAH-2
d r. A n d i F u a d A n s y a r i
ATLS
SARAF
ORTOPEDI
ONKOLOGI
BEDAH PLASTIK
UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
Baca soal Baca Kasus Kata Terapi awal : Tatalaksana
kunci Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
Pemeriksaan Objektif > Subjektif Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
Jika kesulitan Eksklusi jawaban
Terapi supportif: Terapi yang
Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
1 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang
paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan
rujukan yang paling tepat bagi pasien.
3
o Bedah Umum o Ankle Sprain
o Triase IGD o Ruptur Ligamen dan Meniskus
o ATLS o Epiconylitis
o Syok o Flexor Tenosynovitis
o Sumbatan Benda Asing o Dequervain Tenosynovitis
o Tetanus o Stenosing Tenosynovitis
o Rabies o DMD
o Bedah Saraf o Osteogenesis Imperfecta
o Rickets
o Trauma Kepala o Nursemaid Elbow
o Fraktur Basis Cranii o Developmental Dysplasia of the Hip
o Hidrosefalus
o Syok Spinal, Syok Neurogenik & Cedera Medulla Spinalis o Bedah Onkologi
o Incomplete Cord Syndromes o Tumor Payudara
o Kelainan Vertebra o Kanker Tulang
o Spina Bifida o Tumor Jinak Kulit
o Bedah Ortopedi o Bedah Plastik
o Fraktur o Luka Bakar
o Sindroma Kompartemen o Labiognatopalatoschisis
o Dislokasi Panggul Bahu o Fraktur Le Fort
o Osteomielitis o Dislokasi Temporomandibular Joint
o Ruptur Tendon Achilles
4
Bedah-2
Bedah Umum
Bedah Umum
Triase IGD
Proses khusus dalam memilah pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis penanganan/intervensi kegawatdaruratan
Prinsip triase diberlakukan sistem prioritas yaitu penentuan mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
7
Bedah Umum
ATLS
AIRWAY & C-SPINE CONTROL
Penilaian
BREATHING & VENTILATION
Patensi jalan napas
Ada tidaknya
Penilaian
CIRCULATION & BLEEDING CONTROL
hambatan pada jalan
napas Look
Listen
Penilaian
DISABILITY
Tatalaksana Feel
Terapi O2
Tatalaksana
Tanda vital
Warna dan suhu kulit
Penilaian
EXPOSURE
Triple manuver airway Hemodinamik
Definite airway Terapi O2 Perdarahan (terbuka GCS
Dekompresi (jika atau terselubung) Status neurologis
terdapat peningkatan
Buka baju
tekanan) pasien, lihat ada
Tatalaksana Tatalaksana tidaknya luka
Bantuan ventilator
Kontrol perdarahan Cegah terjadinya atau jejas
Resusitasi cairan secondary injury
Cegah
hipotermia
9
Adanya cairan atau material semisolid di jalan napas
Gurgling tatalaksana dengan suction
10
Precautions :
Jejas di atas clavicula
Trauma maxilofacial
Jatuh dari ketinggian >5 m
Chin Lift
11
Penilaian
o Perhatikan leher dan dada penderita, dengan tetap
memperhatikan kontrol servikal in-line immobilitation
o Tentukan laju dan dalamnya pernapasan
o Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali
kemungkinan terdapat deviasi trakea, ekspansi thoraks simetris
atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda
cedera lainnya.
o Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
o Auskultasi thoraks bilateral
Tatalaksana
o Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (nonrebreathing mask)
o Ventilasi dengan Bag Valve Mask
o Mengatasi tension pneumothorax
o Menutup open pneumothorax
o Memasang pulse oxymeter
Evaluasi
12
Penilaian
o Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
o Mengetahui sumber perdarahan internal
o Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus.
o Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda
diperlukannya resusitasi masif segera.
o Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.
o Periksa tekanan darah
Tatalaksana
o Kontrol perdarahan
o Resusitasi cairan
13
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan Darah <750cc 750-1500 cc 1500-2000 cc >2000 cc
% Volume Darah <15% 15-30% 30-40% >40%
Denyut Nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan Darah Normal Menurun Menurun Menurun
Tekanan Nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun
Naik
Frekuensi 14-20 20-30 30-40 >35
Pernapasan
Produksi Urine >30 20-30 5-15 Tidak Berarti
Status Mental Sedikit Cemas Agak Cemas Cemas, Bingung Bingung, lesu
(letargi)
Pengganti Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid & Kritstaloid &
Darah Darah
14
INDIKATOR
EYE (maks 4/min 1)
Spontan membuka mata 4
Membuka mata saat diajak bicara/sentuhan 3
Membuka mata saat diberi rangsangan nyeri 2
Tidak membuka mata 1
MOTOR (maks 6/min 1)
Mengikuti perintah 6
Melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) 5
Withdraw (menghindar/menarik ekstremitas atau tubuh menjauhi stimulus) 4
Fleksi spontan saat diberikan stimulus nyeri 3
Ekstensi spontan saat diberi stimulus nyeri 2
Tidak ada gerakan 1
VERBAL (maks 5/min 1)
Orientasi baik 5
Bingung, bicara kacau, disorientasi tempat dan waktu 4
Bisa berkata-kata tapi tidak bisa membentuk kalimat 3
Hanya mengerang 2
Tidak ada suara 1
15
Buka pakaian penderita, periksa jejas
Cegah hipotermia : beri selimut dan tempatkan pada ruangan yang cukup
hangat.
Selimut hipotermia
16
Bedah Umum
Syok
3B
Definisi
Suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi jaringan lokal atau sistemis dan
mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi multipel organ.
Klasifikasi Syok
18
Syok
RR HR BP Kulit Suhu Urin
Gatal,
Anafilaktik Afebris
edema
Pucat
Kardiogenik Afebris
dingin
Pucat
Hipovolemik Afebris
dingin
Pucat
Obstruktif Afebris
dingin
Hangat
Neurogenik Afebris
kering
Pucat hipertermi/
Septik
dingin hipotermi
19
3B
Tatalaksana
Resusitasi cairan
Hipovolemik
Kristaloid RL 20 mg/kgBB bolus cepat
Inotropik
Kardiogenik Dopamin
Dobutamin
Neurogenik NE
Distributif Sepsis NE & antibiotik
Anafilaktik epinefrin & kortikosteroid
Obstruktif Torakostomi, perikardiosintesis
20
Bedah Umum
Sumbatan Benda
Asing
Sumbatan Benda Asing
LOKASI
Laring Trakea Bronkus
22
TATALAKSANA
Tetanus
Tetanus 3B
Etiologi
Infeksi tetanus dimulai ketika spora tetanus hinggap pada jaringan yang
terbuka/rusak
25
Tetanus 3B
26
3B
Klasifikasi Manifestasi
27
3B
Klasifikasi Manifestasi
Biasanya terjadi jika terdapat luka di Riwayat persalinan dengan instrument tidak
daerah wajah steril
Kelemahan dan paralisis otot wajah
Dapat menyebabkan spasme otot wajah,
spasme lidah, spasme tenggorokan
Risus sardonicus dan trismus (lockjaw)
28
3B
Grading Tetanus
II Sedang Trismus sedang, rigiditas, spasme ringan-sedang, laju napas > 30x/menit dan disfagia
ringan
III Berat Trismus berat, spastik generalisata, laju napas > 40x/menit, disfagia berat, takikardi (>
120x/menit)
IV Sangat Berat Derajat III dengan disfungsi autonom melibatkan sistem kardiovaskular (hipertensi berat
dan takikardi dengan relatif hipotensi dan bradikardia)
Derajat Lebar pembukaan mulut
I >35 mm
II 25 35 mm
III 15 25 mm
IV 2 15 mm
29
Profilaksis Tetanus
LUKA
Minor/Bersih Besar/Kotor
Vaksin >3 dosis Vaksin <3 dosis Vaksin >3 dosis Vaksin <3 dosis
Td Td + ATS/HTIG
30
3B
Tatalaksana Umum
Tatalaksana Khusus
Anti Tetanus
Pemberian Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) 3000-6000 U (IM) single dose
ATS (equine) 50.000 U (IM) diikuti 50.000 U (infus lambat)
Anti Kejang
Diazepam 0.5 mg/kg/kali (IV) dengan dosis opimum 10mg/kali tiap kejang. Kemudian diikuti
diazepam PO 0.5mg/kg/kali tiap 6 jam
Eradikasi bakteri
Metronidazole 500 mg/6- 8jam (IV) atau 1 gr/12jam 7-10 hari
Penicillin G 2-4 jt U/4-6jam (IV) 7-10 hari
31
Bedah Umum
3B
Rabies
3B
Definisi
Infeksi akut susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies yang bersifat
zoonotik menjalar ke saraf perifer
Masa inkubasi rata-rata 3-8 minggu
Hewan yang dapat terinfeksi : anjing, monyet, kucing, kelelawar
Genus Lyssa-virus
Family Rhabdoviridae
33
3B
34
3B
STADIUM PRODROMAL
STADIUM SENSORIS
Nyeri, panas dan kesemutan sekitar luka, reaksi berlebihan pada rangsangan sensoris
GEJALA
KLINIS
STADIUM EKSITASI
STADIUM PARALISIS
Paresis otot progresif akibat gangguan medulla spinalis
35
3B
Tatalaksana Umum
Cuci luka dengan air sabun 15 menit, debridement dan bersihkan dengan antiseptik
Isolasi untuk menghindari rangsangan spasme otot
Tatalaksana Khusus
36
3B
Kasus Paparan HPR
Jika Spesimen Otak Spesimen Otak Hewan Hewan Mati Hewan Mati Hewan
tidak dapat dapat diperiksa Sehat Sehat
diperiksa , Lanjutkan Berikan VAR
VAR
Positif Negatif Stop VAR Tidak
Spesimen Otak diperiksa
diberi VAR
Kategori Luka
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 20 tahun dibawa ke IGD oleh warga setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Tanda vital TD 90/60 mmHg, HR
110x/menit, RR 23x/menit dan suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan GCS E3M4V2, didapatkan suara snoring, perdarahan di
kepala dan ditemukan jejas disekitar leher.
Penanganan awal yang tepat untuk kasus di atas adalah?
A. Pemberian O2
B. Intubasi
C. Jaw thrust
D. Chin lift
E. Head tilt
Seorang pria berusia 20 tahun dibawa ke IGD oleh warga setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Tanda vital TD 90/60 mmHg, HR
110x/menit, RR 23x/menit dan suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan GCS E3M4V2, didapatkan suara snoring, perdarahan di
kepala dan ditemukan jejas di sekitar leher.
Penanganan awal yang tepat untuk kasus di atas adalah?
A. Pemberian O2
B. Intubasi
C. Jaw thrust
D. Chin lift
E. Head tilt
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke IGD dengan luka pada
kakinya setelah menginjak paku berkarat. Tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan didapatkan luka pada telapak kaki kiri,
berukuran 1x1x3 cm. Riwayat imunisasi tetanus tidak jelas. Kemudian
dilakukan debridement.
Apakah tatalaksana selanjutnya yang diberikan untuk pencegahan
terhadap tetanus?
A. ATS
B. TT dan ATS
C. Booster ATS 1 tahun lagi
D. TT
E. Observasi
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke IGD dengan luka pada
kakinya setelah menginjak paku berkarat. Tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan didapatkan luka pada telapak kaki kiri,
berukuran 1x1x3 cm. Riwayat imunisasi tetanus tidak jelas.
Kemudian dilakukan debridement.
Apakah tatalaksana selanjutnya yang diberikan untuk pencegahan
terhadap tetanus?
A. ATS
B. TT dan ATS
C. Booster ATS 1 tahun lagi
D. TT
E. Observasi
Bedah-2
3B
Bedah Saraf
Bedah Saraf
3B
Traumatic Brain
Injury
3B
46
3B
3B
EDH SDH SAH ICH IVH
Rupture arteri Rupture Aneurisma Perluasan ICH /
Etiologi Rupture bridging vein Rupture arteri cerebri
meningea media Berry SAH
Lucid interval
Klinis khas Sering pada orang tua Thunderclap headache
Pupil unilateral
Crescent / bulan sabit / Hipedens di hemisfer Hiperdens di
CT Scan Bikonveks / lentikuler Stelata
semilunar cerebri ventrikel lateral
CT SCAN
48
Traumatic Brain Injury 3B
Indikasi CT-Scan
Kraniotomi
EDH : volume >30 cc, tebal > 15 mm, shift > 5mm
SDH : tebal >10 mm, shift >5mm
Depressed cranial fracture : Fraktur terbuka dengan fragmen depresi melebihi tebal
skull
49
Bedah Saraf
3B
Fraktur Basis
Cranii
3B
Basilar skull fracture, merupakan bagian dari cedera kepala yang melibatkan
paling sedikit 1 tulang pada basis cranium
Terdiri dari os temporal, oksipital, sfenoid, ethmoid dan orbital part pada os frontal
51
3B
Halo Sign
Rhinorrhea
Otorrhea
52
Bedah Saraf
2
Hidrosefalus
2
Hidrosefalus
Etiologi Patofisiologi
Definisi
Etiologi
Gangguan Produksi
Gangguan Sirkulasi
Gangguan Absorpsi
Manifestasi Klinis
Pembesaran kepala
Nyeri kepala
Pandangan ganda
Fontanel cembung
Vena menonjol
Sunset eye phenomenon
Gangguan perkembangan motorik
Tatalaksana
Manitol, asetazolamid
Pembedahan (shunting) : VP shunt, AV shunt
2
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
MRI
Lumbal pungsi
57
Bedah Saraf
2
Cedera Medulla
Spinalis
3B
Mechanism Peripheral neurons become temporarily Disruption of autonomic pathway leads to loss
unresponsive to brain stimuli of sympathetic tone and decreased systemic
vascular resistance
59
3B
Definisi
Trauma pada tulang belakang yang menyebabkan lesi pada medulla spinalis sehingga
menimbulkan gangguan neurologis
Metilprednisolone :
: Metilprednisolone 30 mg/kgBB/IV (15 menit) dilanjutkan infus 5.4 mg/kgBB/jam
selama 23 jam
3-8 jam : Metilprednisolone 30 mg/kgBB/IV (15 menit) dilanjutkan infus 5.4 mg/kgBB/jam
selama 47 jam
> 8 jam : tidak direkomendasikan
Incomplete Cord
Syndromes
63
3B
64
3B
Brown-Sequard Syndrome
Kausa utama : Trauma tembus
M : Paresis ipsilateral
Ekt. : Gangguan kontralateral
Prop. : Gangguan ipsilateral
Central Cord
Kausa utama : Siringomiela, tumor, trauma
M : Paresis lengan > tungkai
S :Gangguan bervariasi di ujung distal
lengan
3B
Anterior Cord
Kausa utama : HNP
M : Paresis UMN di bawah lesi, LMN setinggi lesi
Ekt. : Gangguan ekteroseptif
Prop. : Normal
Posterior Cord
Konus Medularis
Kausa utama : Trauma lower sacral cord
M : Gangguan ringan, simetris, atrofi (-)
Ekt. : Saddle anestesi awal, Refleks achilles (-), refleks
patella (+).
Kauda Equina
Kausa utama : Cedera akar saraf lumbosakral
M : Gangguan sedang berat, asimetris, atrofi (+),
refleks bulbocavernosi (-)
S : Saddle anestesi lambat, asimetris
Ekt. : Gangguan ereksi dan ejakulasi.
3B
Sindrom Etiologi Deskripsi Med+easy
Paresis anggota gerak atas lebih berat dibandingkan anggota gerak bawah
Gangguan sensorik bervariasi (disestesia/hiperestesia) di lengan Kelemahan motoric atas >
Central cord Siringomielia, trauma, tumor
Disosiasi sensibilitas bawah
Disfungsi miksi, defekasi, dan seksual
Paraplegia
Gangguan sensasi eksteroseptif
Anterior cord Iskemia akut, hnp Proprioseptif (+)
Sensasi propioseptif normal
Disfungsi sfingter
Paresis ringan
Trauma, infark spinalis
Posterior cord Gangguan propioseptif bilateral Proprioseptif (-)
posterior
Gangguan eksteroseptif pada leher, punggung, dan bokong
Cauda equina syndrome Jatuh terduduk Kerusakan atau gangguan kompresi spinal cord dari t12-l2 Asimetris
Conus medullaris syndrome Jatuh terduduk Kerusakan atau gangguan kompresi spinal cord dibawah l2 Simetris
68
Bedah Saraf
2
Kelainan
Vertebra
2
Nyeri radikuler, seperti gejala tersengat listrik yang menjalar dari punggung ke tungkai
Klinis Baal, kesemutan
Kelemahan otot tungkai bawah
Muscle tightness
Stiffness
Tenderness in the area of the slipped disc
70
2
71
Kelainan Kurvatura Vertebra
Lordosis Kifosis Skoliosis
72
2
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
Deformitas vertebra
Pemeriksaan khusus
Adam's forward bend test menilai skoliosis
Pemeriksaan Penunjang
X-Ray vertebra
Cobb angle untuk diagnosis & menentukan derajat
keparahan scoliosis
MRI
73
2
Tatalaksana
20-39 Bracing
<20o Ringan
20o 45o Sedang
MILWAUKEE BOSTON OMC
>450 Berat
74
Bedah Saraf
2
Spina Bifida
2
Definisi
Defisiensi As. Folat (B9) kegagalan pada penutupan arkus vertebra dan lamina posterior Neural
tube defect/Spina Bifida
SPINA BIFIDA
Klasifikasi
MENINGOMYELOENCEPHALOCELE
Teraba rongga, Benjolan (+), defisit Benjolan (+) Benjolan (+) tidak
berambut neurologis (-) Defisit Neurologis tertutup
Asimtomatis (+)
76
2
77
2
Bedah-2
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 28 tahun dibawa ke IGD setelah ditabrak
truk dari belakang saat sedang berjalan kaki. Pasien
mengeluhkan kaki kirinya tidak bisa digerakkan. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 94x/menit, suhu 36,5 RR 20x/menit. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan hemiplegi pada kaki kiri dan hilangnya
sensasi nyeri serta suhu kontralateral lesi.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Anterior cord sydrome
B. Complete spinal transection
C. Posterior cord syndrome
D. Central cord syndrome
E. Brown-Sequard syndrome
Seorang pria berusia 28 tahun dibawa ke IGD setelah ditabrak
truk dari belakang saat sedang berjalan kaki. Pasien
mengeluhkan kaki kirinya tidak bisa digerakkan. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 94x/menit, suhu 36,5 RR 20x/menit. Dari pemeriksaan
neurologis didapatkan hemiplegi pada kaki kiri dan hilangnya
sensasi nyeri serta suhu kontralateral lesi.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Anterior cord sydrome
B. Complete spinal transection
C. Posterior cord syndrome
D. Central cord syndrome
E. Brown-Sequard syndrome
Seorang bayi berusia 2 bulan dibawa ke IGD oleh ibunya
dengan keluhan ada benjolan pada punggung bawah
sejak lahir. Pada pemeriksaan didapatkan benjolan
ditutup selaput dan tampak gerak anak aktif.
Apakah kemungkinan penyebab pada kasus di atas?
A. Kekurangan asam folat saat kehamilan
B. Kekurangan vitamin C saat kehamilan
C. Kekurangan zat besi saat kehamilan
D. Ibu menderita hipertiroid saat kehamilan
E. Ibu mengkonsumsi obat-obatan saat kehamilan
82
Seorang bayi berusia 2 bulan dibawa ke IGD oleh ibunya
dengan keluhan ada benjolan pada punggung bawah
sejak lahir. Pada pemeriksaan didapatkan benjolan
ditutup selaput dan tampak gerak anak aktif.
Apakah kemungkinan penyebab pada kasus di atas?
A. Kekurangan asam folat saat kehamilan
B. Kekurangan vitamin C saat kehamilan
C. Kekurangan zat besi saat kehamilan
D. Ibu menderita hipertiroid saat kehamilan
E. Ibu mengkonsumsi obat-obatan saat kehamilan
83
Bedah-2
Bedah Ortopedi
Bedah Ortopedi
3B
Fraktur
3B
Definisi
Jenis
Etiologi
Penyebab trauma
Trauma Langsung berarti benturan pada tulang dapat
mengakibatkan fraktur di tempat itu
Trauma Tidak Langsung bilamana titik tumpu berbenturan
dengan terjadinya fraktur berjauhan
Fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa
trauma adalah fraktur patologis
86
3B
Deskripsi Fraktur
87
3B
Colles : Dorsal
MED+EASY CODan Si VENo Ventral : Smith
Fraktur Monteggia Fraktur Galeazzi
Garis fraktur di ulna Fraktur 1/3 distal radius Colles Smith
Dislokasi caput radius Dislokasi ulna
Jatuh dengan pergelangan Jatuh dengan pergelangan
tangan ekstensi tangan fleksi
88
3B
Diagnosa Banding
Bennett Fracture
Fracture
Distal radius + Styloid radius MCP 5 distal MCP 1 proximal
dislokasi (neck) (base)
radiocarpal
89
Bedah Ortopedi
3B
Fraktur Terbuka
3B
Definisi
91
3B
Pola Fraktur Fraktur simple Kominutif minimal Fraktur segmental, Fraktur segmental, Fraktur segmental,
(oblik,transversum) kominutif berat kominutif berat kominutif berat
Skin coverage Intak Intak Intak Tidak dapat Tidak dapat
menutupi fragmen menutupi fragmen
tulang tulang
Periosteal stripping Tidak Tidak Ya Ya Ya
92
3B
Awal
Rujuk
93
Bedah Ortopedi
3B
Sindroma
Kompartemen
3B
Definisi
Peningkatan tekanan intra kompartemen (>30 mmHg) suatu ruang anatomi tertutup yang
dibatasi oleh dinding yang relatif kaku sehingga mengganggu sirkulasi ke distal dari
kompartemen tersebut.
95
3B
Manifestasi Klinis
Pain
Paresthesia
Pallor
Paralysis 6P
Pulseless Poikilothermia
Tatalaksana
96
Bedah Ortopedi
3B
Dislokasi Panggul
Bahu
3B
ANTERIOR POSTERIOR
Sering terjadi (98%) Jarang terjadi (2%)
Posisi bahu abduksi dan rotasi eksterna Posisi bahu dalam posisi fleksi,
adduksi dan rotasi interna
Kontur bahu berubah Bahu lebih datar (flat & squared off)
Teraba caput humeri di anterior, Lengan dipegang di depan dada
prominen acromion, sulcus sign (+)
Med+Easy
ABang depan
ADek belakang
Anterior: Abduksi
Posterior: Adduksi
98
Med+Easy
Dislokasi ABang depan
Disklokasi ADek belakang
Anterior: Abduksi
Panggul Bahu Posterior: Adduksi
Posterior: Anterior:
Lebih sering Anterior: Posterior: Lebih sering
Ec: Dashbord Jarang Jarang Caput humeri teraba di
Injury bawah clavicula
- Adduksi - Abduksi
- Eksorotasi - Adduksi - Abduksi
- Endorotasi
- Fleksi panggul - Endorotasi - Eksorotasi
- Fleksi panggul
99
Bedah Ortopedi
3B
Osteomyelitis
3B
Definisi
Etiologi
Patogenesis
Hematogen/endogen osteomyelitis
Exogen osteomyelitis
101
3B
Pemeriksaan Penunjang
Awal rontgen
Lab. darah
Gold Standard Kultur Staphylococcus
aureus
102
3B
Klasifikasi
Klasifikasi
Akut < 2 minggu Soft tissue swelling
Subakut 2 minggu - 3 bulan abscess
Kronik > 3 bulan Kloaka, sekustrum,
involukrum
103
3B
Tatalaksana
Antibiotik
S. Aureus (methicillin sensitive)
Cefazoline 1 1.5g IV / 6 jam
S. Aureus (methicillin resistant)
Vancomicyn 1g IV / 12 jam
Pseudomonas
Cefepime 2g IV / 12 jam
Ciprofloxacin 400mg IV / 8 jam
104
Bedah Ortopedi
3A
Ruptur Tendon
Achilles
3A
M. Gastrocnemius
M. Soleus
M. Peroneus Longus
M. Peroneus Brevis
Tendon Achilles
Calcaneus
106
3A
Pemeriksaan Penunjang
X-Ray
USG MED+NOTES Pada jaringan
MRI Gold standard ikat MRI merupakan
pemeriksaan penunjang terbaik
107
Bedah Ortopedi
3A
Anatomi
Resists anterior
Posterolateral
Anterior translation and
Anterior cruciate aspect of roof of
intercondylar internal rotation of
ligament (ACL) intercondylar
eminence of tibia tibia
notch of femur
Resists posterior
Anteromedial
Posterior cruciate Posterior tibial translation and
intercondylar
ligament (PCL) eminence external rotation
notch of femur
of tibia
109
Anterior Cruciate Ligament 3A
Pemeriksaan Fisik
110
Anterior Cruciate Ligament 3A
Pemeriksaan Fisik
PIVOT TEST
(Macintosh)
111
Posterior Cruciate Ligament 3A
PEMERIKSAAN FISIK
POSTERIOR
PCL SAG TEST
DRAWER TEST
112
Meniscus 3A
PEMERIKSAAN FISIK
Mc Murray Test : Palpable pop / bunyi klik (+)
Ruptur Meniscus Medial : eksorotasi
Ruptur Meniscus Lateral : endorotasi
Apley Grind Test (+)
Thessaly Test (+)
113
Collateral Ligament 3A
Pemeriksaan Fisik
114
Jenis Kelainan Nama Test
Anterior Cruciate Ligament (ACL) Anterior Drawer, Lachman Test, Pivot Shift Test (LaPAn)
Posterior Cruciate Ligament (PCL) Posterior Drawer, Sag Sign (PeSeg)
Lateral Collateral Ligament (LCL) Varus Test
LaRi MeGu
Medial Collateral Ligament (MCL) Valgus Test
Meniscus Apley Test, Thessaly Test, Mc-Murray Test
Lateral Endorotasi
MeSo LaDi
Media Eksorotasi
MED+EASY
115
Bedah Ortopedi
2
Flexor
Tenosinovitis
2
Definisi
Manifestasi Klinis
Kanavel Sign
117
2
118
Bedah Ortopedi
2
Duchenne
Muscular
Dystrophy
2
Gejala Klinis
120
2
Klinis Khas
Gower sign (+) : saat pasien akan berdiri maka pasien harus menggunakan
tangannya dan menopang pada lutut disebabkan kurangnya kekuatan otot
pinggul dan paha Gower Sign
Pemeriksaan Penunjang
122
Bedah Ortopedi
2
Osteogenesis
Imperfecta
1
Definisi
Kelainan pembentukan jaringan kolagen disebabkan oleh mutasi gen COL1A1 dan COL1A2
sehingga pembentukan kolagen tipe 1 terganggu
Cenderung mengalami fraktur multipel akibat trauma ringan-sedang (brittle bone disease)
Terjadi kerapuhan tulang, penipisan kulit, skoliosis, kerapuhan gigi dan gangguan pendengaran
Pemeriksaan
Anamnesis :
Riwayat prenatal : ditemukan patah tulang panjang saat usg
Riwayat perinatal : fraktur
Riwayat keluarga: adanya kematian perinatal, patah tulang berulang, gigi rapuh
(dentinogenesis imperfecta)
Pemeriksaan fisis : berdasarkan jenis dan tipe OI. Fraktur dan osteopenia merupakan gambaran
khas klinis OI
124
Osteogenesis Imperfecta MED+NOTES
Bentuk ringan
Autosomal dominan
Gangguan pendengaran
Tipe I Gangguan kuantitatif pada Biru
(50%)
kolagen
Terbagi tipe A dan B
Autosomal resesif
Tipe II Biru Letal pada perinatal
Gangguan kuallitatif pada kolagen
125
1
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
Penipisan korteks
Osteopenia
Saber shins
Radiografi skull : Wormian bones
Laboratorium : peningkatan ALP Histologi Tulang OI
Histologi Saber Shins
Worminan
bones
126
1
Tatalaksana
Pencegahan Fraktur
Early bracing
Bifosfonat
Transplantasi sumsum tulang
Penanganan Fraktur
Observasi
Operatif : fixation with telescoping rods and Fixation with telescoping
fixation with load sharing device rods
127
Bedah Ortopedi
3A
Nursemaid Elbow
3A
129
Bedah Ortopedi
2
Developmental
Dysplasia Of The
Hip
2
Definisi
Instabilitas, subluksasi dan dislokasi dari caput femoris dan/atau dysplasia acetabular pada
perkembangan sendi panggul
Etiologi pasti belum diketahui
Faktor Resiko
Riwayat keluarga
Presentasi bokong
Oligohidramnion
Penyakit terkait kelemahan ligamentum
Manifestasi Klinis
131
2
Pemeriksaan Fisik
Barlow Mencoba mendislokasi dengan adduksi dan fleksi hip serta diberikan penekanan ke bawah
Mencoba mereduksi panggul dengan fleksi dan abduksi panggul diberikan penekanan ke
Ortolani
atas
2
Tatalaksana
Usia Tatalaksana
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 27 tahun datang ke IGD karena
mengeluh nyeri pada bahu kanan setelah terjatuh saat main
futsal. Tidak ada keluhan kesemutan. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan abduksi, eksorotasi pada bahu kanan.
Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Dislokasi articulatio glenohumeral joint ke anterior
B. Dislokasi articulatio glenohumeral joint ke posterior
C. Dislokasi articulatio acromioclavicular
D. Fraktur humerus 1/3 proximal
E. Fraktur clavicula 1/3 lateral
135
Seorang pria berusia 27 tahun datang ke IGD karena
mengeluh nyeri pada bahu kanan setelah terjatuh saat main
futsal. Tidak ada keluhan kesemutan. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan abduksi, eksorotasi pada bahu kanan.
Apakah diagnosis pada kasus ini?
A. Dislokasi articulatio glenohumeral joint ke anterior
B. Dislokasi articulatio glenohumeral joint ke posterior
C. Dislokasi articulatio acromioclavicular
D. Fraktur humerus 1/3 proximal
E. Fraktur clavicula 1/3 lateral
136
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ayahnya ke poliklinik
dengan keluhan kelainan cara berjalan. Dari hasil anamnesis diketahui
anaknya sering terjatuh saat berjalan dan kesulitan saat menaiki tangga.
Anaknya juga kesulitan saat melompat dan tidak bisa berlari. Paman
pasien meninggal saat usia 15 tahun karena penyakit otot. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan pada otot panggul, Gower sign
(+) dan tampak pseudohipertrofi pada betis.
Apakah uji laboratorium yang penting untuk menegakkan diagnosis
pasien tersebut?
A. Kadar Alkali Phospatase
B. Kadar Urokinase
C. Kadar Kreatinin Kinase
D. Kadar Glukokinase
E. Kadar Katalase
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ayahnya ke poliklinik
dengan keluhan kelainan cara berjalan. Dari hasil anamnesis diketahui
anaknya sering terjatuh saat berjalan dan kesulitan saat menaiki tangga.
Anaknya juga kesulitan saat melompat dan tidak bisa berlari. Paman
pasien meninggal saat usia 15 tahun karena penyakit otot. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan pada otot panggul, Gower sign
(+) dan tampak pseudohipertrofi pada betis.
Apakah uji laboratorium yang penting untuk menegakkan diagnosis
pasien tersebut?
A. Kadar Alkali Phospatase
B. Kadar Urokinase
C. Kadar Kreatinin Kinase
D. Kadar Glukokinase
E. Kadar Katalase
Bedah-2
Bedah Onkologi
Bedah Onkologi
3A
Benjolan
Payudara
Diagnosis Banding Benjolan Payudara 2
BENIGNA MALIGNA
Kenyal Keras
Nyeri +/- Irreguler
Reguler, halus Terfiksasi ke kulit / dinding dada
Mobile, tidak terfiksasi Skin dimpling
Tidak ada skin dimpling Discharge bloody
Tidak ada retraksi puting Retraksi putting
Ulkus
141
2
Fibrokisti
Fibroadenoma Ca Payudara
k
Skin dimpling
Keganasan
Tulang
2
145
2
Kalsifikasi
Nidus (+) Soap buble
Rontgen Intramedular like
Sklerotic halo appereance
popcorn
146
MED+EASY
147
Bedah Onkologi
Definisi
Pemeriksaan fisik
149
4
4
Tatalaksana
Tidak memerlukan tindakan apapun, kecuali
cepat membesar & nyeri serta mengganggu
fungsi atau gerak
Eksisi
Penyuntikan steroid
Liposuction
Kriteria rujukan :
1. Ukuran >6 cm dengan progresif cepat
2. Ada gejala nyeri spontan/tekan
3. Predileksi di lokasi dekat saraf/pembuluh darah
151
Tumor Jinak Kulit
Kista Ateroma Kista Epidermoid Kista Dermoid Lipoma Neurofibroma
Usia Semua usia Dewasa muda Sejak lahir (kongenital) Semua usia Dewasa muda
Tatalaksana Eksisi
152
2
153
2
154
Bedah-2
MED QUIZ
+
Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun diantar ke klinik
dengan keluhan nyeri dan bengkak di paha kanannya. Pasien
juga mengeluhkan mudah lelah dan berat badannya turun 5
kg dalam sebulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik TTV dalam
batas normal, status lokalis teraba massa dan nyeri tekan
pada paha kanannya. Dilakukan foto X-ray dengan
gambaran seperti berikut :
Apakah diagnosis pada kasus di atas?
A. Osteocondroma
B. Osteoblastoma
C. Ewing Sarcoma
D. Multiple Myeloma
E. Osteosarcoma
156
Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun diantar ke klinik
dengan keluhan nyeri dan bengkak di paha kanannya. Pasien
juga mengeluhkan mudah lelah dan berat badannya turun 5
kg dalam sebulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik TTV dalam
batas normal, status lokalis teraba massa dan nyeri tekan
pada paha kanannya. Dilakukan foto X-ray dengan
gambaran seperti berikut :
Apakah diagnosis pada kasus di atas?
A. Osteocondroma
B. Osteoblastoma
C. Ewing Sarcoma
D. Multiple Myeloma
E. Osteosarcoma
157
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke puskesmas karena
terdapat benjolan pada lengan atas kanan. Benjolan muncul sejak
5 bulan yang lalu dan dirasakan terjadi pembesaran yang cukup
signifikan. Keluhan disertai dengan nyeri pada benjolan. Pada
pemeriksaan fisik pada regio brachium dextra didapatkan massa
dengan diameter 8 cm, batas tegas, konsistensi kenyal, mobile (+),
nyeri tekan (+), punctum (-) dan sewarna dengan kulit sekitar.
Apakah diagnosis dan tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
A. Kista ateroma, eksisi
B. Abses, insisi
C. Lipoma, eksisi
D. Lipoma, rujuk
E. Liposarkoma, rujuk
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke puskesmas karena
terdapat benjolan pada lengan atas kanan. Benjolan muncul sejak
5 bulan yang lalu dan dirasakan terjadi pembesaran yang cukup
signifikan. Keluhan disertai dengan nyeri pada benjolan. Pada
pemeriksaan fisik pada regio brachium dextra didapatkan massa
dengan diameter 8 cm, batas tegas, konsistensi kenyal, mobile (+),
nyeri tekan (+), punctum (-) dan sewarna dengan kulit sekitar.
Apakah diagnosis dan tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
A. Kista ateroma, eksisi
B. Abses, insisi
C. Lipoma, eksisi
D. Lipoma, rujuk
E. Liposarkoma, rujuk
Bedah-2
Bedah Plastik
Bedah Plastik
4
3B
Luka Bakar
4
3B
Klasifikasi Berdasarkan Kedalaman
Depth
Epidermal
Superficial Deep
dermal
MED+NOTES
Derajat 1 tidak
diperhitungkan
dalam %TBSA!
Bullae jangan
dipecahkan!
4
3B
Rule of Nine
18%
163
4
3B
Tatalaksana
Rumus Parkland
Fluid resuscitation Monitor urine output setiap jam
Monitor TTV, SpO2, EKG, analisis gas darah
NGT (>10% TBSA anak-anak , >20% TBSA dewasa) gastroparesis pada luka bakar
Tubes
Kateter urin untuk pantau output urin
164
4
3B
Penghitungan Cairan Luka Bakar
Kategori Luka Bakar Usia dan Berat Badan Penghitungan Cairan Urin Output
Dewasa dan anak (>14 0,5 ml/kg/jam
Api 2 ml x %TBSA x BB
tahun) 30-50 ml/jam
Anak (<14 tahun) 3 ml x %TBSA x BB 1 ml/kg/jam
1 ml/kg/jam
Infant dan anak (<30 kg) 3 ml x %TBSA x BB
4 ml x %TBSA x BB sampai 1-1,5ml/kg hingga urin
Listrik Semua usia
urin jernih jernih
Luka bakar derajat I > 10% (usia <10 tahun dan >50 tahun)
Luka bakar derajat II >20% (usia 10-50 tahun)
Luka bakar derajaat III dan IV
165
4
3B
Indikasi Rawat Inap
Luka bakar derajat 2 atau 3 dengan luas permukaan >10% pada pasien <10 tahun atau
>50 tahun
Luka bakar derajat 2 dengan luas permukaan >20% pada usia berapapun
Luka bakar derajat 3 dengan luas permukaan >5% pada usia berapapun
Luka bakar signifikan pada wajah, tangan, kaki, alat kelamin, atau perineum
Luka bakar karena tersengat listrik/petir
Luka bakar signifikan akibat bahan kimia
Trauma inhalasi, trauma mekanis, atau penyakit medis lain
Luka bakar yang membutuhkan dukungan sosial, emosional, atau rehabilitasi jangka
panjang, terutama apabila dicurigai kekerasan pada anak
166
4
3B
Komplikasi
Trauma Inhalasi akibat inhalasi asap dan zat iritatif lainnya, dapat mengakibatkan
trakeobronkitis dan pneumonitis akut. Tanda-tanda: rambut hidung terbakar, luka bakar
wajah, sputum berkarbon, serak, bunyi stridor, level karboksihemoglobin melebihi 15%
setelah 3 jam post-eksposure. Terapi awal O2 100%, Pemasangan ETT segera
Keloid dan Hipertopik Skar. Keloid adalah keadaan dimana bekas luka timbul
meninggi, tumbuh melampaui batas luka asli. Sedangkan hipertropik skar adalah
keadaan mirip keloid tetapi penebalan tidak melebihi batas luka asli
Kontraktur : Pencegahan: menutup luka sedini mungkin dengan split-skin graft
167
Bedah Plastik
3B
Definisi
Terminologi
169
2
Cleft Lip
Unilateral Incomplete
Unilateral Complete
Bilateral Complete
Cleft Palate
170
2
LABIOPLASTY PALATOPLASTY
, yaitu : Dilakukan sebelum usia 2 tahun, dengan
Berat badan anak lebih dari 10 ponds waktu ideal sebelum usia 18 bulan
(sekitar 5kg) Hal ini terkait, apabila diperlukan operasi
Usia anak lebih dari 10 minggu ulangan (apabila tersisa celah pada
Hb anak minimal 10 gr% operasi sebelumnya) dapat tuntas
Leukosit anak kurang dari 10.000 dilakukan sebelum usia 2 tahun
Keterlambatan koreksi anatomi langit-
langit akan menyebabkan anak akan
sengau secara permanen
171
Bedah Plastik
3B
Le Fort Fracture
Le-fort Fracture 3B
BARTON FIXATION
dipakai pada fraktur
mandibular
MED QUIZ
+
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan kulit pada tungkai kaki sebelah kanan melepuh setelah
terkena air panas sekitar 30 menit yang lalu. Nyeri dijumpai pada
tungkai kaki kanan. Pasien masih mampu untuk berjalan. Pada
pemeriksaan tanda vital didapati tekanan darah 120/80 mmHg,
denyut nadi 110x/menit, regular, frekuensi napas 22x/menit, suhu
tubuh 37,8 C. Pada pemeriksaan dermatologi dijumpai edem, bulla
(+) multiple, dasar lesi pucat pada ekstremitas inferior dextra.
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini?
A. Combutio grade I
B. Combutio grade IIA
C. Combutio grade IIB
D. Combutio grade III
E. Combutio grade IV
175
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan kulit pada tungkai kaki sebelah kanan melepuh setelah
terkena air panas sekitar 30 menit yang lalu. Nyeri dijumpai pada
tungkai kaki kanan. Pasien masih mampu untuk berjalan. Pada
pemeriksaan tanda vital didapati tekanan darah 120/80 mmHg,
denyut nadi 110x/menit, regular, frekuensi napas 22x/menit, suhu
tubuh 37,8 C. Pada pemeriksaan dermatologi dijumpai edem, bulla
(+) multiple, dasar lesi pucat pada ekstremitas inferior dextra.
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini?
A. Combutio grade I
B. Combutio grade IIA
C. Combutio grade IIB
D. Combutio grade III
E. Combutio grade IV
176
Seorang pasien anak berusia 2 bulan dibawa ke poli RS
dengan keluhan BB tidak bertambah. Riwayat persalinan
lahir normal dengan BBL 2400 gr. BB sekarang 2500 gr. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan dagu dan rahang kecil,
tampak celah pada bibir pasien.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Palatoschisis
B. Cleft Palate
C. Cleft Lip and Palate
D. Labioschisis
E. Labiopalatoschisis
177
Seorang pasien anak berusia 2 bulan dibawa ke poli RS
dengan keluhan BB tidak bertambah. Riwayat persalinan
lahir normal dengan BBL 2400 gr. BB sekarang 2500 gr. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan dagu dan rahang kecil,
tampak celah pada bibir pasien.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Palatoschisis
B. Cleft Palate
C. Cleft Lip and Palate
D. Labioschisis
E. Labiopalatoschisis
178
Bedah-2
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense+