Anda di halaman 1dari 14

KASUS PEMERKOSAAN 21 SANTRIWATI YANG

DILAKUKAN OLEH HERRY WIRAWAN


MENURUT PERSPEKTIF PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
Dosen Pengampu : Arum Ambarsari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Aulia Gayuh Lintang Putri Kinanti


G1C022115

Prodi D IV Teknologi Laboratorium Medik


Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022/2023
I. LANDASAN TEORI

Pancasila adalah sebuah dasar negara yang dijadikan pedoman


hidup oleh rakyat Indonesia. Salah satunya pada sila kedua yaitu
“kemanusiaan yang adil dan beradab”, menjelaskan mengenai
hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain harus berlandaskan
keadilan, juga disertai dengan adab yang benar dan sopan sesuai
norma-norma atau dalam syariat islam disebut dengan akhlak
mahmudah. Dengan demikian masyarakat Indonesia nantinya akan
menjadi masyarakat yang makmur dan bahagia. Jika sila ke-2 ini tidak
diamalkan atau diterapkan maka akan timbul beberapa konflik yang
nantinya juga akan menjadi kesenjangan sosial. Diantaranya adalah
kekerasan seksual yang tengah terjadi pada akhir-akhir ini. Kekerasan
seksual nantinya mampu membuat sang korban mengalami trauma dan
juga tekanan batin. Kejahatan ini termasuk dengan pelanggaran sila ke
2 yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab “, dimana
seharusnya seorang wanita itu harus mendapatkan rasa kasih sayang
dan keadilan bukan malah mendapatkan kesengsaraan.

Pelecehan seksual sangat bertentangan dengan nilai pancasila


khususnya sila ke-2, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila
Kemanusiaan mengandung pengertian bahwa komunikasi
antar manusia di semua tingkat yang manusiawi serta hubungan antar
manusia senantiasa adil. Dalam arti ini, kebaikan apa pun apabila tidak
adil itu tidak baik, dan perbuatan yang tidak adil tidak pernah benar.
Demikian pula makna beradab mengandaikan tuntutan paling dasar
Pancasila agar manusia membawa diri selalu secara beradab.
Sebaliknya, kelakuan yang tidak beradab tidak pernah bisa benar.

Salah satu kasus pelecehan seksual yang muncul pada 8


Desember 2021, yaitu kasus oknum guru pesantren pemerkosa 21
santriwati hingga hamil dan melahirkan. Menurut Kejati Jabar
Mulyana pelaku seorang pendidik sudah mencoreng nama baik ustadz
dan guru di pondok pesantren. Perlakuan HW alias Herry Wirawan
merupakan kejahatan seksual, karena telah memperkosa 21 santriwati
hingga hamil dan melahirkan. Diterangkan juga mengenai kronologi
memperkosa 21 santriwati selama 5 tahun. Ia telah melakukan
perbuatan asusila terhadap santriwati. Dari 21 korban santri asal Garut
yang diperkosa, 7 orang hamil dan melahirkan. Satu diantaranya
melahirkan 2 anak, sehingga total dari korban asal Garut adalah 8 yang
sekarang ada di ibunya masing-masing.

II. PEMBAHASAN

➢ PENGENALAN KASUS
▪ PROFIL HERRY WIRAWAN
Herry Wirawan yang kini namanya dikenal publik dengan
perbuatan tidak terpujinya itu merupakan seorang guru pesantren
Pesantren Madani Boarding School dan juga pemilik Pondok
Pesantren (Ponpes) Rumah Tahfidz Madani yang berada di Cibiru,
Kota Bandung, Jawa Barat. Guru pesantren yang merupakan
kelahiran Garut, Jawa Barat dan saat ini menetap di Bandung, Jawa
Barat ini diketahui pernah mengemban ilmu pendidikan dengan
berkuliah di Universitas Islam Nusantara dengan Jurusan
Manajemen PAI. Herry diketahui sudah memiliki seorang istri dan tiga
anak.
Nama Herry Wirawan menjadi viral dan menjadi
perbincangan publik. Kini dirinya dikenal sebagai seorang yang
telah melakukan pemerkosaan kepada 21 santriwati yang masih di
bawah umur dipesantrennya, hingga mereka hamil dan melahirkan.
Herry diketahui juga menggunakan simbol-simbol agama untuk
melancarkan aksi kejinya. Ia juga memanfaatkan kekuasaannya sebagai
pimpinan pondok pesantren untuk memperdaya korban. Perbuatan
bejatnya tersebut juga sudah dilakukannya sejak tahun 2016 lalu
hingga 2021 saat perbuatannya berhasil diketahui. Perbuatannya itu
ia lakukan di pesantren, basecamp, apartemen, serta hotel di
Bandung.

▪ KRONOLOGI KASUS PEMERKOSAAN HERRY WIRAWAN


1. Keluarga korban pemerkosaan yang dilakukan oleh Herry
Wirawan membuat laporan kepada Polda Jabar pada
pertengahan 2021. Kasus tersebut terungkap sekitar bulan
Mei 2021 ketika salah satu santriwati pulang kampung
menjelang momen Idul Fitri. Orang tua korban merasa
menemukan kejanggalan kepada putrinya yang baru pulang
tersebut. Setelah diperiksa, korban diketahui dalam kondisi
hamil. Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut, Diah Kurniasari
Gunawan menyebut keluarga korban ditemani Kepala Desa
melapor ke Polda Jabar.
2. P2TP2A Garut menyebut 11 dari 12 korban
awal pemerkosaan Herry Wirawan merupakan warganya.
"Dari 11 korban di kita (P2TP2A Garut), ada 8 orang anak,
ada satu (korban) sampai (punya) dua anak, tadi kan di TV
saya lihat (berita) dua sedang hamil, tidak, sekarang sudah
melahirkan semua," ucap Diah dalam keterangannya.
3. Setelah mendapati laporan pada 27 Mei 2021, DP3AKB
Jabar dan Polda Jabar langsung turun tangan untuk
menangani kasus kejahatan seksual tersebut.
4. DP3AKB Jabar dan Polda Jabar bersama LPSK sepakat
untuk membagi peran dalam penanganannya.DP3AKB Jabar
melalui UPTD PPA Jabar dan LPSK berfokus kepada
pendampingan korban.
5. Sementara Polda Jabar langsung menangani pidana kasus
yang dilakukan oleh Herry Wirawan. Polda Jabar juga
langsung menjemput para korban dari pesantren mereka di
Cibiru, Kota Bandung pada Mei 2021.
6. Saat itu ada korban yang baru empat hari melahirkan, dua
lainnya dalam kondisi hamil yang saat ini keduanya telah
melahirkan.
7. Kepolisian Daerah Jawa Barat telah menyelesaikan proses
pemeriksaan dan penyelidikan sejak Oktober
2021.Berkasnya kemudian dilimpahkan ke Pengadilan
Negeri Bandung.Kasus yang telah memasuki proses hukum
di pengadilan membuktikan bahwa Pemprov Jabar dan Polda
Jabar tidak melakukan pembiaran terhadap kasus ini.
8. Hingga Minggu, 12 Desember 2021, persidangan
kasus Herry Wirawan kini telah memasuki persidangan
keenam.
9. Persidangan dimulai pada November 2021 dengan dipimpin
oleh Ketua Majelis Hakim Y Purnomo Suryo Adi dan
berlangsung secara tertutup. Herry Wirawan pun
disangkakan Pasal 81 Ayat 1 dan 3 Jo pasal 76 D UU RI No.
35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang No.
23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 65 (1)
KUHP.
10. Sementara itu, Atalia Ridwan Kamil menyatakan, telah
memantau dan berinteraksi langsung kepada korban sejak
Juni 2021. "Saya sendiri sejak Juni 2021 secara langsung
terus memantau dan berinteraksi dengan korban dan orang
tuanya untuk memastikan anak-anak mendapatkan hak
perlindungannya," kata Atalia Ridwan Kamil. Kasus
tersebut sengaja tidak diekspos ke publik untuk menjaga
dampak negatif terhadap kejiwaan korban."Kejadian biadab
ini juga sudah ditangani oleh UPTD PPA Jabar bersama
dengan PPA Polda Jabar sejak 27 Mei 2021, bekerja sama
dengan kota dan kabupaten terkait," ucap Atalia Kamil.
11. DP3AKB Jabar sendiri telah melakukan perlindungan
kepada korban mulai dari pendampingan psikologis,
pendampingan hukum, dan pemenuhan hak-hak pendidikan.
Selain itu, dilakukan juga upaya reunifikasi kepada keluarga
korban berkoordinasi dengan P2TP2A Kota/Kab masing-
masing dan pelaksanaan reintegrasi sosial.DP3AKB Jabar
pun berharap dengan ramainya pemberitaan kasus ini, para
korban dan keluarganya tidak ikut terganggu.

▪ KEPUTUSAN HASIL SIDANG AKHIR HERRY WIRAWAN


Pengadilan Tinggi Bandung menjatuhkan vonis mati terhadap
terdakwa kasus pemerkosaan terhadap 21 santriwati, Herry
Wirawan. Vonis tersebut diambil pada sidang terbuka pada Senin, 4
April 2022. Putusan tersebut diumumkan langsung di laman resmi
PT Bandung. Majelis Hakim yang diketuai oleh Ketua Pengadilan
Tinggi Bandung Herri Swantoro membacakan 10 poin dalam amar
putusan tersebut.
*Pada poin pertama dan kedua, majelis hakim menyatakan
menerima banding dari jaksa penuntut umum dan memperbaiki
putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor
989/Pid.Sus/2022/PN.Bdg, tanggal 15 Februari 2022.
*Pada poin ketiga dan keempat berbunyi "Menghukum Terdakwa
oleh karena itu dengan pidana “MATI”. Menetapkan Terdakwa
tetapditahan,"
*Pada poin kelima, majelis hakim juga memutuskan membebankan
restitusi para korban dan anaknya kepada Herry Wirawan. Total
biaya restitusi yang harus dibayar Herry sekitar Rp 332 juta.
*Pada poin keenam, Majelis hakim juga memutuskan soal nasib
anak hasil perkosaan tersebut. Hakim memerintahkan 9 anak itu
dirawat oleh pemerintah hingga para korban telah memiliki
kekuatan mental untuk menerima mereka.
*Pada poin ketujuh, majelis hakim juga memutuskan seluruh harta
Herry dirampas negara. Harta tersebut nantinya harus dilelang dan
hasilnya digunakan untuk membiayai para
korban pemerkosaan tersebut.
*Pada poin kedelapan hingga kesepuluh menyatakan bahwa putusan
tersebut menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bandung dalam hal
lainnya serta memerintahkan Herry tetap ditahan dan membebankan
biaya perkara kepada negara.

Dalam pertimbangannya, majelis hakim menilai terdapat tiga


hal yang memberatkan Herry. Ketiga hal itu adalah:
1). Akibat perbuatan Terdakwa menimbulkan anak-anak dari para
anak korban, dimana sejak lahir kurang mendapat perhatian dan
kasih sayang dari orang tuanya, sebagaimana seharusnya anak-anak
yang lahir pada umumnya, dan pada akhirnya perawatan anak-anak
tersebut akan melibatkan banyak pihak.
2). Akibat perbuatan Terdakwa menimbulkan trauma dan
penderitaan pula terhadap korban dan orang tua korban.
3). Akibat perbuatan Terdakwa yang dilakukan di berbagai tempat
dianggap menggunakan simbol agama diantaranya di Pondok
Pesantren yang Terdakwa pimpin, dapat mencemarkan lembaga
pondok pesantren, merusak citra agama Islam karena menggunakan
simbol-simbol agama Islam dan dapat menyebabkan kekhawatiran
orang tua untuk mengirim anaknya belajar di Pondok Pesantren.
Majelis hakim menilai tak ada hal yang meringankan Herry. Pada
tingkat pertama, Pengadilan Negeri Bandung memvonis Herry
Wirawan dengan hukuman penjara seumur hidup. Selain
itu, restitusi korban juga dibebankan kepada negara.
III. ANALISA

➢ PERSPEKTIF KASUS MENURUT HAK ASASI MANUSIA


DAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999, menyebutkan bahwa “HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”. Dari sana jelas sekali bahwa Hak
Asasi Manusia dijunjung tinggi keberadaannya, dihormati serta dihargai.
Akan tetapi, seiring berkembangnya waktu semakin banyak kasus-kasus
yang melanggar atas hak asasi manusia itu sendiri, salah satu contoh yaitu
kasus pemerkosaan santriwati yang dilakukan oleh Herry Wirawan. Kasus
tersebut termasuk kekerasan seksual.

Dilansir dari Amnesty International yang menyebutkan bahwa


“kekerasan seksual termasuk kasus HAM berat. Kekerasan seksual,
terutama pemerkosaan telah termasuk ke dalam pelanggaran hak asasi
manusia berat”.Pelecehan atau kekerasan seksual disebut sebagai
pelanggaran HAM yang berat, dikarenakan selain melukai fisik korbannya
juga otomatis melukai jiwanya, di mana kebanyakan korbannya merasa
sudah tidak suci lagi dan kotor. Sehingga, kebanyakan korban pemerkosaan
rentan mengalami gangguan kejiwaan karena trauma. Walaupun
pemerkosaaan atau pelecehan seksual telah diketahui merupakan
pelanggaran HAM yang berat, akan tetapi masih banyak oknum yang
melakukan hal tidak terpuji tersebut.

Hukuman mati dan hukuman kebiri terhadap Herry Wirawan tidak


melanggar hak asasi manusia. Justru pelakulah yang telah melakukan
pelanggaran hak asasi manusia terhadap korban pelecehan seksual sehingga
menimbulkan trauma secara psikis maupun fisik. Apabila dilihat dari aspek
hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam Pasal 28 J ayat (2) yang
berbunyi “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk mejamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil dan
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrasi”.

Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh Herry Wirawan sudah


melanggar dasar negara Indonesia yaitu pancasila. Nilai-nilai luhur yang
tercantum dalam pancasila sangat diperlukan untuk menjadi panduan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Apabila pancasila dijadikan
sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari maka pelaku akan sadar
bahwasannya hal yang dilakukannya tersebut adalah salah dan melanggar
salah satu sila pancasila yaitu sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab. Nilai kemanusiaan yang tercantum dalam pancasila mengajarkan
untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta berbuat adil
terhadap sesama. Tidak berlaku semena-mena terhadap orang lain. Oleh
karena itu, pentingnya nilai pancasila terutama sila kedua sebagai pegangan
dalam menangani kasus pelecehan seksual.

Melihat maraknya kasus pelecehan seksual, maka harus berhati-hati


dan waspada. Upaya mencegah pelecehan seksual yaitu dengan menerapkan
nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai
dengan pengamalan sila pertama Pancasila, pelecehan seksual merupakan
perbuatan yang dilarang dan dikutuk dalam agama manapun. Pada sila
kedua, sebagai manusia yang beradab juga harus menghindari perbuatan
pelecehan seksual karena perbuatan tersebut sangat keji, yakni melanggar
hak asasi manusia. Juga pentingnya menerapkan sila ketiga yaitu persatuan
Indonesia. Dengan bersatu, maka masyarakat gigih bersama-sama melawan
dan mencegah kejahatan seksual. Maka dari itu dikembangkan sikap yang
adil kepada setiap orang untuk menjaga keseimbangan dan kewajibaan serta
hak-hak orang lain. Dari nilai-nilai Pancasila tersebut, maka menyadarkan
masyarakat untuk tidak melakukan tindakan kejahatan yang merugikan
orang lain dan diri sendiri. Juga menyadarkan untuk tidak melanggar aturan
dan norma yang sudah diterapkan di Negara Indonesia.

Memberikan perlindungan hukum dan mendukung korban untuk


bisa memberanikan diri apabila kasus pelecehan seksual terjadi lagi. Harus
ada lembaga sosial yang membantu korban untuk sembuh dari trauma akibat
dari kasus pelecehan seksual. Hal ini merupakan salah satu penerapan dari
sila kedua pancasila.Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak untuk
menanggulangi kasus ini. Selain memberikan hukuman kepada pelaku,
masyarakat sebaiknya bergotong-royong untuk meningkatkan keamanan
khususnya di lingkungan sekitar kampus yang menjadi daerah rawan.

Namun, hal yang terpenting adalah mencegah kasus ini tidak terulang
kembali dengan cara menerapkan nilai-nilai pancasila mulai dari dini.
Pentingnya pendidikan pancasila diterapkan mulai dari bangku sekolah
dasar untuk menanamkan butir-butir nilai pancasila. Selain itu, pentingnya
pendidikan dini tentang kesehatan reproduksi kepada anak-anak agar
nantinya mereka dapat memahami sehingga mampu menolak kejadian yang
berkaitan dengan kekerasan seksual.

Dengan adanya kesadaran akan pentingnya penanaman nilai


pancasila dimulai dari dini terutama nilai kemanusiaan diharapkan dapat
berhasil mencegah bertambahnya kasus pelecehan seksual yang ada di
Indonesia. Akhirnya, adanya pancasila sebagai dasar negara perlu
dipahami oleh setiap warga negara yang ada di Indonesia, karena pancasila
dianggap landasan hidup untuk seluruh aspek kehidupan di Indonesia.
Setiap warga negara perlu memahami makna setiap sila yang ada di
pancasila. Sehingga setiap warga negara Indonesia dapat mengerti dan
memahami bagaimana hidup tanpa merugikan orang lain.
IV. PENUTUP

➢ KESIMPULAN
Penyimpangan sosial yang dilakukan terdakwa Herry Wirawan di
sebuah pondok pesantren di Bandung, merupakan perbuatan tercela
yang melanggar aturan Undang-Undang dan norma-norma yang berlaku
di masyarakat. Keberanian anak muda untuk mengungkap tindakan
pelecehan seksual semakin mengekspos praktik pelecehan seksual.
Maraknya kasus pelecehan sosial di Indonesia menjadi momok
tersendiri bagi perempuan. Pasalnya pelaku pelecehan seksual bisa
berasal dari lingkungan keluarga atau dari kalangan terpandang
sekalipun. Perlu tindakan serius untuk menanganinya. Dengan adanya
kesadaran akan pentingnya penanaman nilai pancasila dimulai dari dini
terutama nilai kemanusiaan diharapkan dapat berhasil mencegah
bertambahnya kasus pelecehan seksual yang ada di Indonesia.
Pentingnya menjunjung tinggi nilai pancasila dan norma-norma yang
berlaku supaya bangsa Indonesia bisa lebih maju lagi dan mempunyai
penerus bangsa yang unggul.

Pembelajaran dari kasus ini yakni sebagai orang yang dewasa


harus mengajari dan menjadi contoh yang baik kepada anak-anak
supaya kelak bangsa Indonesia mempunyai penerus untuk menjadikan
bangsa Indonesia lebih maju. Memiliki kesadaran untuk bersama
membangun Indonesia menjadi lebih baik dan memberantas tindakan
yang melanggar hukum dan Pancasila. Agar peristiwa seperti ini tidak
terjadi lagi di Indonesia. Indonesia dapat menjadi megara sadar hukum
bagi rakyatnya dan ini bukan perkerjaan pemerintah atau siapapun ini
adalah tugas seluruhi rakyat Indonesia. agar bangsa Indonesia dapat
menjadi negara yang sejahtera, aman, dan damai.
➢ SARAN
Pelaku kejahatan seksual terhadap adalah kejahatan serius
yang kejam. Anak sebagai korban kejahatan seksual terdampak luar
biasa, terutama terhadap perkembangan psikologinya di masa yang
akan datang, karena itu tindakan kebiri kimia merupakan hukuman
yang setimpal. Sebab, selain pelaku tidak bisa lagi mengulangi
perbuatannya, pada saat yang sama ini sekaligus sebagai general
prevention bagi orang lain agar tidak melakukan kejahatan yang
sama. Terhadap pelaku tindak kejahatan seksual terhadap anak perlu
dikenakan tindakan yang serius, lebih dari tindakan kepada tindak
kejahatan umum lainnya, karena dampak yang ditimbulkan bagi
korban juga sangat serius.

Pada kasus ini pelaku telah melanggar hak asasi manusia


terhadap 21 korbannya yang menimbulkan trauma secara psikis
maupun fisik. Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh aparat
penegak hukum yang menangani kasus ini dapat mengambil
keputusan secara objektif dengan mempertimbangkan fakta-fakta
hukum yang ada di persidangan. Sehingga putusan hakim dapat
betul-betul memenuhi rasa keadilan bagi seluruh korban yang
mengalami pelecehan seksual.

Hendaknya implementasi hukum pengaturan kekerasan


seksual anak dapat diimplementasikan optimal oleh para aparat
penegak hukum dari mulai kepolisian hingga lembaga peradilan
mengingat pengaturannya telah diatur secara komprehensif baik
dalam KUHP maupun UU Perlindungan Anak, bahkan pemberatan
sanksi pidana UU Nomor 17 Tahun 2016. Hendaknya pengaturan
mengenai kekerasan seksual terhadap anak dapat menjadi upaya
pencegahan sehingga menekan angka kasus terjadinya kekerasan
tersebut di kemudian hari mengingat jerat pidana memberatkan bagi
yang melakukan kekerasan seksual pada anak.
V. DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Tri. 2021. “Ngeri, Korban Herry Wirawan Bertambah Jadi 21


Orang”, https://beritasubang.pikiran-rakyat.com/seputar-
subang/amp/pr-1333219137/ngeri-korban-herry-wirawan-
bertambah-jadi-21-orang, diakses pada 16 Desember 2022
pukul 20.20.

Frida, Trisya. 2022. “Profil Herry Wirawan, Guru Pesantren Bejat


yang Dihukum Seumur Hidup”,
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1449554-profil-herry-
wirawan-guru-pesantren-bejat-yang-dihukum-seumur-
hidup?page=2, diakses pada 16 Desember 2022 pukul 20.36.

Yedi, Supriyadi. 2022. “INILAH KRONOLOGI KASUS HERRY


WIRAWAN, Pasal yang Dikenakan hingga Tuntutan Hukuman
Mati”, https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/jabar/amp/pr-
1133449125/inilah-kronologi-kasus-herry-wirawan-pasal-yang-
dikenakan-hingga-tuntutan-hukuman-mati, diakses pada 16
Desember 2022 pukul 20.55.

Wahyuni, Willa. 2022. “Mengenal Vonis Hukuman Mati yang


Menjerat Herry Wirawan”,
https://www.hukumonline.com/berita/a/mengenal-vonis-
hukuman-mati-yang-menjerat-herry-wirawan-
lt624c06ce7b2ff/, diakses pada 16 Desember 2022 pukul 21.17.

Putri, Magdalena Naviriana. 2022. “Dampak Kasus Herry Wirawan


dari Kacamata Perempuan &
Korban”, https://www.solopos.com/dampak-kasus-herry-
wirawan-dari-kacamata-perempuan-korban-1290006/amp,
diakses pada 16 Desember 2022 pukul 21.34.

Nadia, Yopi. 2022. “Pancasila Sebagai Dasar Negara: Fungsi, Makna,


dan Artinya”,
https://amp.kompas.com/skola/read/2022/09/12/182933969/pan
casila-sebagai-dasar-negara-fungsi-makna-dan-artinya, diakses
pada 17 Desember 2022 pukul 21.43.

Prananta, Bisma. 2014. “Penerapan Nilai Pancasila Dalam Kasus


Pelecehan Seksual”,
https://prezi.com/pshlytsw1hz5/penerapan-nilai-pancasila-
dalam-kasus-pelecehan-seksual/, diakses pada 17 Desember
2022 pukul 22.52.

Harruma, Issha. 2022. “Pasal yang Mengatur Kekerasan Seksual”,


https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/22/00000091/p
asal-yang-mengatur-kekerasan-seksual, diakses pada 17
Desember 2022 pukul 23.11.

Adit, Albertus. 2022. “Ini Pengertian, Ciri dan Macam-macam Hak


Asasi Manusia”,
https://amp.kompas.com/edu/read/2022/08/12/105929871/ini-
pengertian-ciri-dan-macam-macam-hak-asasi-manusia, diakses
pada 18 Desember 2022 pukul 21.49.

Harruma, Issha. 2022. “UU yang Mengatur tentang


HAM”https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/09/21/0430
0011/uu-yang-mengatur-tentang-ham, diakses pada 18
Desember pukul 22.08.

Anda mungkin juga menyukai