Makalah Perencanaan Pembelajaran Cluster 4
Makalah Perencanaan Pembelajaran Cluster 4
Kami bersyukur akan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
memberkahi kami dengan berbagai nikmat-Nya, terutama nikmat Iman dan
Islam yang membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Doa dan salam kami
haturkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
Makalah ini merupakan bagian dari tugas dalam mata kuliah Studi
Budaya Lokal di Program Studi Pendidikan Agama Islam, Manajemen Dakwah,
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah di Institut Agama Islam Negeri
Parepare. Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kami menulis
makalah ini.
PENDAHULIAN
Latar belakang
Upaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah salah satu dari
banyak perubahan yang terjadi di Indonesia. Pemerintah pasti akan melakukan banyak hal
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti membangun sekolah secara fisik, membeli
sarana dan prasarana, mempekerjakan guru, dan mengesahkan undang-undang sistem
pendidikan nasional dan undang-undang ace dan dosen. Namun, sampai saat ini, setiap upaya
yang dilakukan pemerintah tersebut belum membawa hasil yang memuaskan.
Pendidikan yang baik bertujuan untuk meningkatkan potensi seseorang, yang
mencakup pembangunan kecerdasan intelektual dan kepribadian yang positif.Dalam proses
pembelajaran, setiap pendidik diharapkan dapat menyiapkan semua hal yang berkaitan
dengan proses sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
kegiatan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien
Kelompok 4
Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Apa pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan metode
pembelajaram?
2. Apa saja kreteria yang terdapat di dalamnya?
3. Apa saja jenis jenis yang terdapat didalamnya?
Tujuan penulusan
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk mengetahui pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan
metode pembelajaran
2. Untuk mengetahui kriteria yang terdapat didalamnya
3. Untuk mengetahui jenis-jenis yang terdapat didalamnya
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian demonstrate menurut Great dan Travers dalam Miarso (1987) adalah
abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks, atau sistem, dalam bentuk
naratif, matematis, grafis, atau lambang lain. Disebutkan pula bahwa suatu show
dapat dipakai untuk menirukan, menunjukkan, menjelaskan, memperkirakan atau
memperkenalkan sesuatu.
Beberapa show yang akan dikemukakan, disajikan dalam bentuk gambar chart
agar lebih mudah dipahami. Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dimaknai bahwa
show adalah sebuah rangkaian hubungan yang logis baik dalam bentuk kuantitatif
maupun kualitatif yang mengaitkan ciri-ciri realitas yang relevan secara bersama
dengan apa yang menjadi perhatian kita. Dengan demikian dalam sebuah show akan
terkandung sejumlah komponen yang menjadi ciri dari suatu realita dan yang saling
terhubung secara logis.
model adalah representasi suatu proses dalam bentuk grafis dan /atau Miarso-
grafis yang mengidentifikasi bawahan utamanya dan struktur yang mendasarinya .
(1987 ) , model adalah representasi dariproses dalam bentuk grafis dan/atau non-
grafis yang mengidentifikasi bawahan utamanya dan struktur yang mendasarinya .
Berdasarkan pembahasan di atas , dapat dipahami bahwa model adalah
seperangkat hubungan yang masuk akal , baik kuantitatif maupun kualitatif yang
menghubungkan fenomena dunia nyata dengan cara yang konsisten dengan apa
yang telah terjadi .banyak model yang telah dikembangkan oleh para Ahli untuk
mempermudah proses pembelajaran . model mempunyai kekhasan dan
keterbatasan tersendiri. Beberapa model akan dijelaskan dalam bentuk gambar
diagram agar lebih mudah dipahami.
Berdasarkan pembahasan di atas , dapat dipahami bahwa model adalah
seperangkat hubungan yang masuk akal , baik kuantitatif maupun kualitatif , yang
menghubungkan fenomena dunia nyata dengan cara yang konsisten dengan apa
yang telah terjadi .
Menurut Joyce & Weil (1980), pendekatan model pembelajaran adalah pola
umum perilaku pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang spesifik.
Menurut Arends (1994), pendekatan model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Menurut Trianto (2010), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
A. Desain Model
Pengertian Desain Pembelajaran Desain pembelajaran dapat diartikan dari
berbagai sudut pandang, misalnya disiplin, disiplin, sistem, dan proses. Desain
pembelajaran sebagai suatu disiplin ilmu membahas berbagai temuan penelitian
dan teori mengenai strategi pengembangan pembelajaran dan proses
pelaksanaannya.
Desain pembelajaran sebagai suatu ilmu adalah ilmu yang menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengelolaan situasi yang
memberikan fungsi layanan pembelajaran pada tingkat makro dan mikro kepada
berbagai siswa dengan kompleksitas yang berbeda-beda.
Desain pembelajaran sebagai suatu sistem adalah pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya, termasuk peralatan dan prosedur untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, banyak modelyang telah
dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing modelmempunyai kelebihan dan
kekurangan. Beberapa model yang akandikemukakan, disajikan dalam bentuk
gambar/diagram agar lebihmudah dipahami.
a. Model pokok tentang proses pembelajaran.
Pada model ini terdapat empat komponen penting. Yaitu
1. Tujuan Intruksional (Intructional Objective)
2. Situasi Permulaan (Entering Behavior)
3. Prosedur Pengajaran (Instructional Procedures)
4. Penilaian Performance (Performance Assesment)
Untuk masing-masing komponen itu, guru sebagai pengelola proses
belajar harus mengambil keputusan. Jadi dalammerencanakan suatu
pembelajaran guru harus menentukan tujuanapa yang harus dicapai oleh siswa
pada akhir suatu pembelajaran.Sehubungan dengan situasi permulaan, guru
harus memutuskan bagaimana situasi permulaan siswa, guru dan sekolah.
Berkenaandengan prosedur instruksional, guru harus menentukan
strategi apayang akan dipakai agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dapatdicapai. Sehubungan dengan penilaian performance, guru
harusmemutuskan cara dan alat yang tepat untuk menentukan
tercapainyatujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Model J.E. Kemp.
Menurut J.E. Kemp (1994 : 14) ada sepuluh unsur yang
harusdiperhatikan di dalam membuat suatu perencanaan pengajaran.Kalau
dibandingkan dengan model pokok dari Glaser, mode 5 ini merupakan
model yang lebih luas. Perluasan terutama pada“prosedur instruksional”
Menurut model ini guru harus mengambilkeputusan dalam hal berikut :
1. Tujuan umum yang akan dicapai dari topik yang dipilih
2. Tujuan khusus apa yang ingin dicapai
3. Prosedur pembelajaran yang bagaimana yang paling sesuai untuk
mencapai tujuan
3.1.Materi mana yang sesuai untuk mencapai tujuan.
3.2.Alat apa yang akan digunakan untuk mengetahui, sejauhmana
siswa telah mengetahui tentang materi yang akandisajikan.
3.3.Kegiatan belajar mengajar yang bagaimanakah yang
harusdiusahakan sehingga siswa belajar sesuatu.
3.4.Alat belajar mengajar apa yang harus digunakan
untukmembantu terjadinya proses belajar secara efektif.
c. Model V. Gelder
.Model ini lebih sederhana dari model yang
1. Pada model ini “karakteristik siswa” disebut “analisis situasi”.Sehubungan
dengan komponen ini guru tidak hanya mengambilkeputusan tentang siswa yang
akan diajar, tetapi juga tentangkondisi yang ada di sekolah yang dapat menunjang
terjadinya proses belajar, dan tentang guru.
2. Komponen kegiatan guru dan siswa dipisahkan secara nyata.Selain dari pada itu
komponen kegiatan guru, kegiatan siswdengan komponen ini guru tidak hanya
mengambilkeputusan tentang siswa yang akan diajar, tetapi juga tentangkondisi
yang ada di sekolah yang dapat menunjang terjadinya proses belajar, dan tentang
guru.2. Komponen kegiatan guru dan siswa dipisahkan secara nyata.Selain dari
pada itu komponen kegiatan guru, kegiatan siswa
c. Menurut Syaiful Sagala (2005: 136), desain pembelajaran sebagai suatu
proses kini telah menjadi suatu pengembangan sistematis dalam
pendidikan yang secara khusus menggunakan teori pembelajaran untuk
menjamin mutu pembelajaran. Artinya pembuatan rencana pembelajaran
harus dilakukan sesuai dengan konsep belajar mengajar kurikulum yang
digunakan. Dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah praktik
menata media dan konten teknologi komunikasi sedemikian rupa sehingga
mendukung transfer pengetahuan yang efektif antara pengajar dan siswa.
Penggunaan model Dick and Carey untuk pengembangan mata kuliah berarti
a. siswa mengetahui dan mampu melakukan hal-hal yang relevan dengan
materi pada awal proses pembelajaran dan pada akhir proses
pembelajaran; Artinya. Hubungan setiap komponen khususnya strategi
pembelajaran dengan hasil belajar yang diinginkan
b. Menjelaskan langkah-langkah yang perlu Anda ambil ketika
merencanakan desain pembelajaran Anda.
c. Model Kempf Model Kempf adalah contoh model lingkaran jika
direpresentasikan secara grafis. Jadi menurut model ini ada beberapa
langkah dalam penyusunan bahan ajar.
Dengan kata lain: Menetapkan daftar tujuan dan topik, serta menetapkan hasil
pembelajaran untuk setiap topik. Menganalisis karakteristik siswa yang menjadi
subjek pembelajaran. Menentukan hasil belajar yang ingin dicapai dan
memungkinkan dampaknya dijadikan ukuran perilaku siswa. Menentukan isi
materi pembelajaran yang dapat mendukung setiap tujuan. Membuat
pretest/penilaian awal untuk mengetahui latar belakang siswa dan memberikan
tingkat pengetahuan mereka tentang topik tersebut. Pilih aktivitas dan sumber
belajar yang menyenangkan, serta tentukan strategi belajar mengajar untuk
membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
Koordinasi dukungan pelayanan atau fasilitas pendukung, termasuk personel,
fasilitas, peralatan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
Menilai pembelajaran siswa asalkan siswa menyelesaikan pekerjaan, menemukan
kesalahan, dan meninjau beberapa langkah perencanaan yang memerlukan
perbaikan terus-menerus. Penilaian yang dilakukan berupa penilaian formatif dan
sumatif. 3) ASSURE Model Model ASSURE disebut juga model yang mewakili
rumusan kegiatan belajar mengajar (KBM) atau model berorientasi kelas.
Menurut Heinig dkk (2005), model ini terdiri dari enam langkah kegiatan:
Analisis Peserta Didik Spesifikasi Tujuan Pemilihan Metode, Media, dan Materi
Penggunaan Media dan Materi Meminta Partisipasi Peserta Didik Evaluasi dan
Revisi
d.Evaluasi dan Revisi Media pembelajaran yang telah selesai harus dilakukan
evaluasi untuk menguji keefektifan dan dampaknya terhadap pembelajaran.
Evaluasi masalah mencakup beberapa aspek seperti evaluasi kinerja siswa,
pencapaian pembelajaran, pemilihan metode dan media, kualitas media,
penggunaan instruktur, dan penggunaan siswa. 4) Model ADDIE Terdapat model
desain pembelajaran yang sifatnya lebih umum yaitu model ADDIE (Analisis-
Desain-Pengembangan-Implementasi-Evaluasi). Addie muncul Analisis Desain
Pengembangan Implementasi Evaluasi
Langkah 1: Analisis Tahap analisis merupakan proses pendefinisian objek
kajian. Tujuannya agar peserta belajar bagaimana melakukan analisis kebutuhan
(needs analysis) dan mengidentifikasi permasalahan. (kebutuhan) dan melakukan
analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, hasil yang kami hasilkan berupa
karakteristik dan profil calon peserta mahasiswa, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas berbasis kebutuhan secara detail.
Langkah 2: Desain Fase ini juga dikenal sebagai pembuatan cetak biru. Ibarat
sebuah bangunan, cetak biru (rencana pembangunan) harus dibuat di atas kertas
sebelum pembangunan dimulai. Apa yang dilakukan tahap desain ini? Pertama,
menyusun tujuan pembelajaran SMART (Spesifik, Terukur, Berlaku, Realistis).
Selanjutnya, siapkan tesnya. Tes hendaknya didasarkan pada tujuan pembelajaran
yang telah dikembangkan sebelumnya. Selanjutnya menentukan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini, ada
banyak kombinasi metode dan media yang bisa Anda pilih yang paling tepat.
Selain itu, pertimbangkan sumber dukungan lain, seperti sumber belajar yang
relevan dan seperti apa lingkungan belajar yang seharusnya. Semua ini dicatat
dalam dokumen yang jelas dan rinci yang disebut “cetak biru”.
Langkah 3: Pengembangan Pengembangan adalah proses mengubah cetak
biru, disebut juga desain, menjadi kenyataan. Dengan kata lain, jika desain Anda
memerlukan software berupa multimedia pendidikan, maka Anda harus
mengembangkan multimedia tersebut. Atau, jika Anda menginginkan modul
cetak, Anda perlu mengembangkannya. Begitu pula dengan lingkungan belajar
lain yang mendukung proses pembelajaran. Pada tahap ini Anda perlu
mempersiapkan segalanya. Langkah penting dalam tahap pengembangan adalah
pengujian sebelum implementasi. Tahap pengujian ini merupakan bagian dari
evaluasi yang merupakan salah satu langkah ADDIE. Lebih tepatnya, ini adalah
penilaian formatif. Hasilnya akan membantu memperbaiki sistem pembelajaran
yang dikembangkan.
A. Pendekatan Strategi
Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidikan, karena setiap berlangsungnya proses pendidikan tersebut pasti akan
menggunakan metode atau beberapa metode. Secara bahasa metode berasal dari
dua suku kata yaitu "meta dan hodos." Meta berarti melalui dan hodos berarti
jalan atau cara". Jadi secara istilah metode adalah merupakan suatu cara yang
dilakukan untuk mencapai sesuatu (Poerwadarminta, 1992:103).
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan (Surakhmad, 1994: 96). Makna metode yang dikemukakan Salah satu
tujuan dari metode yang digunakan adalah untuk mempermudah pencapaian
tujuan akademik.
Metode pembelajaran adalah metode atau teknik yang dianggap efektif untuk
menyampaikan pelajaran (Prawiradilaga, 2007:18). Sanjaya (2014:147)
menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara untuk menerapkan rencana
dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal. Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat dipahami bahwa metode pembelajaran adalah pendekatan yang
digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa mereka. Pendekatan
ini digunakan dengan cara terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
b. Kriteria Pemilihan
Usman (2002:32) menyebutkan beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat
memilih metode pembelajaran:
1. Tujuan.
Setiap bidang penelitianSurakhmad terkandung di dalamnya adalah metode
merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun information
yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. Berdasarkan dari pengertian
diatas, maka dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan
oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Apabila istilah metode ini dihubungkan maka metode yang dimaksud adalah
suatu cara yang digunakan oleh master untuk menyajikan materi dalam proses
belajar.
2. Karakteristik siswa.
Adanya perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar belakang kehiduan
sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan, dan watak mereka yang berlainan
antara satu dengan yang lainnya, menjadi pertimbangan master dalam memilih
metode pembelajaran apa yang
3. Situasi dan kondisi (setting).
Di samping adanya perbedaan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai juga tingkat situasi sekolah yang meliputi geografis, sosiokultural,
menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan setting yang berlangsung.
4. Perbedaan pribadi dan kemampuan master.
Seorang master yang terlatih bicara disertai dengan gaya dan mimik, gerak,
irama, tekanan, suara akan lebih berhasil memakai metode ceramah
dibandingkan master yang kurang mempunyai kemampuan bicaranya
c. Jenis-jenis
Ada banyak jenis, tetapi ini disebutkan beberapa di antaranya:
1) Ada banyak jenis, tetapi ini disebutkan beberapa di antaranya:
1. Metode ceramah
Pelajaran disampaikan melalui ceramah. Master sering memilih metode ini karena mudah
digunakan, tidak membutuhkan alat bantu khusus, dan tidak memerlukan perencanaan
kegiatan siswa. Ada unsur paksaan dalam pengajaran dengan metode ceramah. Dalam
situasi ini, siswa hanya diizinkan untuk melihat, mendengar, dan mencatat tanpa
mendapatkan komentar dari master yang selalu dianggap benar tentang informasi yang
penting. Meskipun demikian, siswa memiliki mekanisme psikologis dalam diri mereka
yang memungkinkan mereka untuk menolak dan menerima informasi dari master. Ini
adalah apa yang disebut kemandirian
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara belajar dengan menimbulkan masalah. Dalam metode ini,
orang bertukar pendapat atau gagasan untuk mencapai kesamaan pendapat. Siswa terbiasa
bertukar ide dengan teman, belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan,
yang lebih penting, belajar bertanggung jawab atas hasil pemikiran bersama melalui
diskusi mereka.
7. Metode Karyawisata/Widyawisata
Metode ini melibatkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Wisatawan
menggunakan lingkungan mereka untuk belajar, dapat meransang kreativitas siswa,
informasi dapat lebih luas dan relevan, dan siswa memiliki kemampuan untuk mencari
dan mengolah information secara mandiri. Karyawisata, di sisi lain, memerlukan
persiapan dan perencanaan yang cepat karena memerlukan waktu dan biaya yang besar.
8. Metode penugasan
Metode ini berarti master memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih
banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari
dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai
kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
9. Metode Eksperimen
Metode ini mengajari siswa dengan melakukan percobaan. Siswa akan menjadi lebih
yakin pada suatu hal dengan melakukan eksperimen daripada hanya menerima dari Buku
dan master dapat meningkatkan pengalaman siswa, menumbuhkan sikap ilmiah, dan
memastikan bahwa hasil belajar tetap tertanam dalam ingatan mereka lebih lama. Metode
ini withering cocok untuk pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan
penemuan.
10. Metode bermain peran
Dalam metode ini, orang belajar dengan menggambarkan apa yang mereka lakukan.
Metode ini Siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif, yang akan membantu
mereka memahami konsep lebih baik dan mengingat lebih lama, tetapi ini memerlukan
waktu lama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidik dapat merancang rekayasa proses pembelajaran dengan cara ini. Pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh siswa yang pandai idealnya harus berbeda dari
pendekatan yang digunakan oleh siswa yang berkemampuan sedang atau kurang, bahkan
dalam hal pemahaman konsep yang sama.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa setiap siswa memiliki karakteristik unik. Ini
menunjukkan bahwa guru harus memahami pendekatan, acara, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan belajar mengajar sangat terkait
dengan proses pencarian ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru harus mengikuti perkembangan
zaman dan terus meningkatkan dan mengembangkan rencana dan cara dalam proses
pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran adalah komponen
pembelajaran yang harus dikuasai oleh pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kelemahan
yang jauh dari kata sempurna. Tidak diragukan lagi, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang telah dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang berkaitan dengan pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA