Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DESAIN MODEL, PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN METODE


PEMBELAJARAN

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


DISUSUN OLEH

ANDI GUSTIRA 2320203886208069


NANDA AULIA KAHARUDDIN 2320203886208039
NUR FITRIA NINGSI 2320203886208044
ULMI 2320203886208064
RISKA 2320203886208054
NURSIMA 2320203886208049

PROGRAM STIDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM PARE PARE
2024/2025
KATA PENGANTAR

Kami bersyukur akan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
memberkahi kami dengan berbagai nikmat-Nya, terutama nikmat Iman dan
Islam yang membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Doa dan salam kami
haturkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.

Makalah ini merupakan bagian dari tugas dalam mata kuliah Studi
Budaya Lokal di Program Studi Pendidikan Agama Islam, Manajemen Dakwah,
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah di Institut Agama Islam Negeri
Parepare. Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kami menulis
makalah ini.

sadar bahwa ide-ide yang kami sampaikan masih jauh dari


kesempurnaan, dan kami sangat mengharapkan kritik serta saran konstruktif
dari pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................................................4
PENDAHULIAN.....................................................................................................................................4
Latar belakang......................................................................................................................................4
Rumus Masalah....................................................................................................................................5
Tujuan penulusan.................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
Desain Model Perencanaan Pembelajaran...........................................................................................6
Desain Model.......................................................................................................................................7
Metode pembelajaran.........................................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................................................19
Simpulan............................................................................................................................................19
Saran..................................................................................................................................................19
Daftar
pustaka……………………………………………………………………………………..……….20
BAB 1

PENDAHULIAN
Latar belakang

Upaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah salah satu dari
banyak perubahan yang terjadi di Indonesia. Pemerintah pasti akan melakukan banyak hal
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti membangun sekolah secara fisik, membeli
sarana dan prasarana, mempekerjakan guru, dan mengesahkan undang-undang sistem
pendidikan nasional dan undang-undang ace dan dosen. Namun, sampai saat ini, setiap upaya
yang dilakukan pemerintah tersebut belum membawa hasil yang memuaskan.
Pendidikan yang baik bertujuan untuk meningkatkan potensi seseorang, yang
mencakup pembangunan kecerdasan intelektual dan kepribadian yang positif.Dalam proses
pembelajaran, setiap pendidik diharapkan dapat menyiapkan semua hal yang berkaitan
dengan proses sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
kegiatan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien

Pare pare 25-maret-2024

Kelompok 4
Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Apa pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan metode
pembelajaram?
2. Apa saja kreteria yang terdapat di dalamnya?
3. Apa saja jenis jenis yang terdapat didalamnya?

Tujuan penulusan
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk mengetahui pengertian dari desain model, pendekatan strategi, dan
metode pembelajaran
2. Untuk mengetahui kriteria yang terdapat didalamnya
3. Untuk mengetahui jenis-jenis yang terdapat didalamnya
BAB II

PEMBAHASAN

Desain Model Perencanaan Pembelajaran


a. Pengertian Model

Pengertian demonstrate menurut Great dan Travers dalam Miarso (1987) adalah
abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks, atau sistem, dalam bentuk
naratif, matematis, grafis, atau lambang lain. Disebutkan pula bahwa suatu show
dapat dipakai untuk menirukan, menunjukkan, menjelaskan, memperkirakan atau
memperkenalkan sesuatu.

Miarso (1987) mendefinisikan demonstrate adalah representasi suatu proses dalam


bentuk grafis, dan/atau naratif, dengan menunjukkan unsur-unsur utama serta
strukturnya. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, banyak demonstrate yang
telah dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing show mempunyai kelebihan dan
kekurangan.

Beberapa show yang akan dikemukakan, disajikan dalam bentuk gambar chart
agar lebih mudah dipahami. Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dimaknai bahwa
show adalah sebuah rangkaian hubungan yang logis baik dalam bentuk kuantitatif
maupun kualitatif yang mengaitkan ciri-ciri realitas yang relevan secara bersama
dengan apa yang menjadi perhatian kita. Dengan demikian dalam sebuah show akan
terkandung sejumlah komponen yang menjadi ciri dari suatu realita dan yang saling
terhubung secara logis.

Pengertian Metode Pembelajaran:

Show pembelajaran Snowball Tossing adalah pendekatan kontekstual (CTL). Dalam


pelajaran melempar bola salju, bola salju adalah kertas berisi pertanyaan yang dibuat
oleh siswa dan kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Secara
keseluruhan, Snowball Tossing dapat diartikan sebagai melempar bola salju.Menurut
Bayor (2010), melempar bola salju adalah salah satu demonstrate pembelajaran aktif,
atau pembelajaran aktif, yang melibatkan banyak peserta didik. Di sini, peran master
hanyalah memberikan arahan tentang topik pembelajaran dan mengatur pembelajaran.
Menurut Saminanto (2010, h. 37) “Metode Pembelajaran Snowball Tossing disebut
juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”. Metode pembelajaran ini melatih
peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari peserta didik lain dalam
bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya dalam satu kelompok. Snowball Tossing adalah paradigma pembelajaran
efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni:
belajar mengetahui (learning toknow), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup
bersama (learning to livetogether), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be)
(Depdiknas, 2001, h. 5).
Dalam Miarso ( 1987 ) , Good dan Travers mendefinisikan model modelsebagai
dunia abstrak atau representasi sejarah sistem yang kompleks dalam bentuk sebagai,
diagram atau gambar lainnya .dunia abstrak atau representasi sejarah sistem yang
kompleks dalam bentuk grafik , diagram , atau gambar lainnya . Dinyatakan juga juga
menyatakanbahwa model dapat digunakan untuk menyempurnakan, memperjelas,
mengilustrasikan , menyusun itu, atau memperkuat suatu subjek . suatu model dapat
digunakan untuk menyempurnakan, memperjelas, mengilustrasikan, menyusun
ulang , atau memperkuat suatu subjek. Menurut keMiarso ( 1987),

model adalah representasi suatu proses dalam bentuk grafis dan /atau Miarso-
grafis yang mengidentifikasi bawahan utamanya dan struktur yang mendasarinya .
(1987 ) , model adalah representasi dariproses dalam bentuk grafis dan/atau non-
grafis yang mengidentifikasi bawahan utamanya dan struktur yang mendasarinya .
Berdasarkan pembahasan di atas , dapat dipahami bahwa model adalah
seperangkat hubungan yang masuk akal , baik kuantitatif maupun kualitatif yang
menghubungkan fenomena dunia nyata dengan cara yang konsisten dengan apa
yang telah terjadi .banyak model yang telah dikembangkan oleh para Ahli untuk
mempermudah proses pembelajaran . model mempunyai kekhasan dan
keterbatasan tersendiri. Beberapa model akan dijelaskan dalam bentuk gambar
diagram agar lebih mudah dipahami.
Berdasarkan pembahasan di atas , dapat dipahami bahwa model adalah
seperangkat hubungan yang masuk akal , baik kuantitatif maupun kualitatif , yang
menghubungkan fenomena dunia nyata dengan cara yang konsisten dengan apa
yang telah terjadi .
Menurut Joyce & Weil (1980), pendekatan model pembelajaran adalah pola
umum perilaku pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang spesifik.
Menurut Arends (1994), pendekatan model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Menurut Trianto (2010), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

A. Desain Model
Pengertian Desain Pembelajaran Desain pembelajaran dapat diartikan dari
berbagai sudut pandang, misalnya disiplin, disiplin, sistem, dan proses. Desain
pembelajaran sebagai suatu disiplin ilmu membahas berbagai temuan penelitian
dan teori mengenai strategi pengembangan pembelajaran dan proses
pelaksanaannya.
Desain pembelajaran sebagai suatu ilmu adalah ilmu yang menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengelolaan situasi yang
memberikan fungsi layanan pembelajaran pada tingkat makro dan mikro kepada
berbagai siswa dengan kompleksitas yang berbeda-beda.
Desain pembelajaran sebagai suatu sistem adalah pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya, termasuk peralatan dan prosedur untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, banyak modelyang telah
dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing modelmempunyai kelebihan dan
kekurangan. Beberapa model yang akandikemukakan, disajikan dalam bentuk
gambar/diagram agar lebihmudah dipahami.
a. Model pokok tentang proses pembelajaran.
Pada model ini terdapat empat komponen penting. Yaitu
1. Tujuan Intruksional (Intructional Objective)
2. Situasi Permulaan (Entering Behavior)
3. Prosedur Pengajaran (Instructional Procedures)
4. Penilaian Performance (Performance Assesment)
Untuk masing-masing komponen itu, guru sebagai pengelola proses
belajar harus mengambil keputusan. Jadi dalammerencanakan suatu
pembelajaran guru harus menentukan tujuanapa yang harus dicapai oleh siswa
pada akhir suatu pembelajaran.Sehubungan dengan situasi permulaan, guru
harus memutuskan bagaimana situasi permulaan siswa, guru dan sekolah.
Berkenaandengan prosedur instruksional, guru harus menentukan
strategi apayang akan dipakai agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dapatdicapai. Sehubungan dengan penilaian performance, guru
harusmemutuskan cara dan alat yang tepat untuk menentukan
tercapainyatujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Model J.E. Kemp.
Menurut J.E. Kemp (1994 : 14) ada sepuluh unsur yang
harusdiperhatikan di dalam membuat suatu perencanaan pengajaran.Kalau
dibandingkan dengan model pokok dari Glaser, mode 5 ini merupakan
model yang lebih luas. Perluasan terutama pada“prosedur instruksional”
Menurut model ini guru harus mengambilkeputusan dalam hal berikut :
1. Tujuan umum yang akan dicapai dari topik yang dipilih
2. Tujuan khusus apa yang ingin dicapai
3. Prosedur pembelajaran yang bagaimana yang paling sesuai untuk
mencapai tujuan
3.1.Materi mana yang sesuai untuk mencapai tujuan.
3.2.Alat apa yang akan digunakan untuk mengetahui, sejauhmana
siswa telah mengetahui tentang materi yang akandisajikan.
3.3.Kegiatan belajar mengajar yang bagaimanakah yang
harusdiusahakan sehingga siswa belajar sesuatu.
3.4.Alat belajar mengajar apa yang harus digunakan
untukmembantu terjadinya proses belajar secara efektif.
c. Model V. Gelder
.Model ini lebih sederhana dari model yang
1. Pada model ini “karakteristik siswa” disebut “analisis situasi”.Sehubungan
dengan komponen ini guru tidak hanya mengambilkeputusan tentang siswa yang
akan diajar, tetapi juga tentangkondisi yang ada di sekolah yang dapat menunjang
terjadinya proses belajar, dan tentang guru.
2. Komponen kegiatan guru dan siswa dipisahkan secara nyata.Selain dari pada itu
komponen kegiatan guru, kegiatan siswdengan komponen ini guru tidak hanya
mengambilkeputusan tentang siswa yang akan diajar, tetapi juga tentangkondisi
yang ada di sekolah yang dapat menunjang terjadinya proses belajar, dan tentang
guru.2. Komponen kegiatan guru dan siswa dipisahkan secara nyata.Selain dari
pada itu komponen kegiatan guru, kegiatan siswa
c. Menurut Syaiful Sagala (2005: 136), desain pembelajaran sebagai suatu
proses kini telah menjadi suatu pengembangan sistematis dalam
pendidikan yang secara khusus menggunakan teori pembelajaran untuk
menjamin mutu pembelajaran. Artinya pembuatan rencana pembelajaran
harus dilakukan sesuai dengan konsep belajar mengajar kurikulum yang
digunakan. Dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah praktik
menata media dan konten teknologi komunikasi sedemikian rupa sehingga
mendukung transfer pengetahuan yang efektif antara pengajar dan siswa.

Proses ini terdiri dari menentukan keadaan awal pemahaman siswa,


mengembangkan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis media
untuk mendukung transisi

d. Demonstrate Dick dan Carey


Perancangan pembelajaran menurut pendekatan sistem demonstrate yang
dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey ada kemiripan dengan show
Kemp. Hanya saja show Kemp dapat dilakukan tidak secara berurutan. Di
samping itu, show Dick dan Carey memiliki komponen melaksanakan analisis
pembelajaran yang akan dilewati pada proses pengembangan dan
perencanaan tersebut. Demonstrate pembelajaran Dick dan Carey terdiri dari
10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi
perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari show desain
yang lain. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat
ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Langkah-langkah show Dick dan Carey sebagaimana gambar di atas, dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan dan menentukan tujuan umum, ini merupakan tahap


awal, yaitu menentukan kebutuhan apa yang diinginkan agar siswa dapat
melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pembelajaran
serta menentukan tujuan umum yang akan dicapai.
2. Melakukan analisis instruksional, yakni menentukan. kemampuan apa saja
yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan
menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari.
3. Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa, ketika
melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan.

Show Desain Pembelajaran Dalam desain pembelajaran terdapat beberapa


demonstrate yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum show desain
pembelajaran dapat digolongkan menjadi show berorientasi kelas,
demonstrate berorientasi sistem, show berorientasi produk, demonstrate
berorientasi proses, dan demonstrate sirkular.

Show berorientasi kelas biasanya bertujuan untuk merancang pembelajaran


tingkat mikro (kelas) yang terjadi hanya setiap dua periode kelas atau lebih.
Contohnya adalah demonstrate Guarantee. Demonstrate berorientasi produk
adalah show desain pembelajaran untuk menghasilkan produk, biasanya
media pembelajaran seperti video pembelajaran, interactive media
pembelajaran, dan modul.
Contoh modelnya adalah show Hannafin dan Peck. Yang lainnya adalah show
berorientasi sistem, yaitu show desain pembelajaran untuk menciptakan
sistem pembelajaran dengan berbagai kegunaan, antara lain:
Desain sistem untuk pendidikan, kurikulum sekolah, dll. Contohnya adalah
demonstrate ADDIE. Ada juga yang disebut demonstrate proses dan
demonstrate sirkulasi.
Contoh show prosedural adalah demonstrate Dick dan Carey, dan contoh
demonstrate sirkular adalah show Kemp. Memiliki variasi pada show yang
sudah ada sebenarnya juga bermanfaat bagi kami. Keunggulan tersebut antara
lain adalah kemampuan memilih dan menerapkan show desain pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik yang ditemui di lapangan. Selain itu, Anda
dapat mengembangkan dan menerapkan demonstrate yang berasal dari
demonstrate yang sudah ada, atau meneliti, mengembangkan, dan
menyempurnakan desain yang sudah ada. Beberapa contoh show di atas
dijelaskan lebih detail di bawah ini.

Demonstrate Dick and Carrey Salah satu show desain pembelajaran


adalah Show Dick and Carrey (1985). Show ini termasuk dalam show proses.
Langkah-langkah desain pembelajaran Dick dan Carey adalah sebagai
berikut:

Mengidentifikasi Hasil Pembelajaran Melakukan Analisis Pembelajaran Mengidentifikasi


Perilaku Input dan Karakteristik Siswa Mengembangkan Keterampilan Penyelesaian yang
Diharapkan Mengembangkan Poin Tolok Ukur Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Mengembangkan Materi Pembelajaran dan memilih Rancangan dan Penerapan Penilaian
Formatif Revisi Materi Pembelajaran Rancangan dan Penerapan Penilaian Sumatif. Show
Dick dan Carey terdiri dari 20 langkah.
Setiap langkah memiliki tujuan dan sasaran yang sangat jelas, sehingga menjadi landasan
yang baik bagi desainer pemula untuk mempelajari demonstrate desain lainnya. Sepuluh
langkah demonstrate Dick dan Carey menunjukkan hubungan yang sangat jelas dan mulus
antara satu langkah dengan langkah lainnya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat dalam
Dick dan Carrie sangat ringkas, namun isinya ringkas dan jelas dari urut-urutan keyang perlu
dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan
keterampilan awal yang telah dimiliki siswa.

4. Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus. Berdasarkan analisis


instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan
pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan
pembelajaran.
5. Pengembangan tes acuan patokan. Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada
tujuan yang telah dirumuskan.
6. Pengembangan strategi pembelajaran. Informasi dari lima tahap sebelumnya, dilakukan
pengembangan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir.
7. Pengembangan atau memilih materi pembelajaran. Tahap ini akan digunakan untuk
memilih atau mengembangkan materi pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk
siswa, materi, tes dan panduan master.
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk
mengumpulkan information, mengidentifikasi information, mengolah information, dan
menganalisis information tentang program yang dikembangkan. Hasilnya untuk
mendeskripsikan apakah program yang dikembangkan sudah baik atau belum. Jika belum
harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.
9. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tahap ini maerupakan tahap lanjutan
untuk melihat kebergunaan program setelah diterapkan di lapangan.
10. Revisi pembelajaran. Tahap ini mengulangi siklus. pengembangan perangkat sistem
pembelajaran. Information dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya
dianalisis serta diinterpretasikan.

e. Model Satuan Pelajaran.


Dalam penjabaran show ini di sekolah terdapat variasi- variasi kecil, misalnya:
ada master yang membuatnya dalam bentuk matrik, ada yang tidak. Selain daripada itu pada
komponen kegiatan belajar mengajar ada yang memisahkan antara kegiatan master dan
kegiatan siswa, dan ada yang menggabungkan. Dari beberapa demonstrate perencanaan
pembelajaran yang telah dikemukakan dapat kita lihat sungguh berbeda, banyak juga terdapat
persamaannya. Penyajian bermacam-macam show ini dimaksudkan agar kita dapat
menentukan show yang bagaimana yang withering sesuai untuk digunakan, dan dapat
memperluas wawasan tentang show perencanaan pembelajaran dan dapat membandingkan
dengan demonstrate satuan pelajaran yang sekarang digunakan. Dengan demikian, dari
beberapa demonstrate yang telah dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya
perencanaan pembelajaran itu mempunyai komponen sebagai berikut:

a. Topik/pokok bahasan yang akan diajarkan.


b. Situasi permulaan (entering behavior).
c. Tujuan pembelajaran. d. Materi pelajaran.
e. Kegiatan belajar mengajar..Didalam pelaksanaannya pada saat ini, perencanaan
pembelajaran yang dirancang oleh master sudah mengalami perubahan-perubahan seiring
dengan perubahan kurikulum yang ada. Perencanaan pembelajaran pada kurikulum 2013
yang dilaksanakan saat ini dikembangkan berdasarkan.

Penggunaan model Dick and Carey untuk pengembangan mata kuliah berarti
a. siswa mengetahui dan mampu melakukan hal-hal yang relevan dengan
materi pada awal proses pembelajaran dan pada akhir proses
pembelajaran; Artinya. Hubungan setiap komponen khususnya strategi
pembelajaran dengan hasil belajar yang diinginkan
b. Menjelaskan langkah-langkah yang perlu Anda ambil ketika
merencanakan desain pembelajaran Anda.
c. Model Kempf Model Kempf adalah contoh model lingkaran jika
direpresentasikan secara grafis. Jadi menurut model ini ada beberapa
langkah dalam penyusunan bahan ajar.

Dengan kata lain: Menetapkan daftar tujuan dan topik, serta menetapkan hasil
pembelajaran untuk setiap topik. Menganalisis karakteristik siswa yang menjadi
subjek pembelajaran. Menentukan hasil belajar yang ingin dicapai dan
memungkinkan dampaknya dijadikan ukuran perilaku siswa. Menentukan isi
materi pembelajaran yang dapat mendukung setiap tujuan. Membuat
pretest/penilaian awal untuk mengetahui latar belakang siswa dan memberikan
tingkat pengetahuan mereka tentang topik tersebut. Pilih aktivitas dan sumber
belajar yang menyenangkan, serta tentukan strategi belajar mengajar untuk
membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
Koordinasi dukungan pelayanan atau fasilitas pendukung, termasuk personel,
fasilitas, peralatan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
Menilai pembelajaran siswa asalkan siswa menyelesaikan pekerjaan, menemukan
kesalahan, dan meninjau beberapa langkah perencanaan yang memerlukan
perbaikan terus-menerus. Penilaian yang dilakukan berupa penilaian formatif dan
sumatif. 3) ASSURE Model Model ASSURE disebut juga model yang mewakili
rumusan kegiatan belajar mengajar (KBM) atau model berorientasi kelas.
Menurut Heinig dkk (2005), model ini terdiri dari enam langkah kegiatan:
Analisis Peserta Didik Spesifikasi Tujuan Pemilihan Metode, Media, dan Materi
Penggunaan Media dan Materi Meminta Partisipasi Peserta Didik Evaluasi dan
Revisi

1. Analisis Siswa Kepada Heinig dkk. (2005), media pembelajaran harus


digunakan secara tepat sesuai dengan karakteristik siswa, isi pelajaran yang
dibuat media tersebut, serta media dan bahan pembelajaran itu sendiri. Lebih
lanjut Heinich 2005 menyatakan bahwa meskipun sulit menganalisis seluruh
karakteristik siswa yang ada, ada tiga hal penting yang dapat dilakukan untuk
mengenal siswa Anda. Berdasarkan ciri-ciri umum, pengetahuan dasar khusus,
dan gaya belajar.
2. Goal Setting Goal Setting merupakan tahap penetapan tujuan pembelajaran
berdasarkan buku dan silabus. Tujuan pembelajaran memberikan informasi
tentang apa yang dipelajari anak dari pembelajaran yang dilakukan. menyatakan
bahwa tujuan harus fokus pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru
dipelajari
3. Pemilihan metode, media, dan materi Heinich dkk. Beliau mengatakan ada
tiga hal penting yang harus dilakukan dalam melakukan hal tersebut: menentukan
metode yang tepat . Tugas pembelajaran dilanjutkan dengan pemilihan media
yang sesuai untuk mengimplementasikan media yang dipilih, dan langkah terakhir
adalah pemilihan dan/atau desain media yang diidentifikasi.
4. Penggunaan media dan materi Menurut Heinich dkk (2005), ada lima
langkah keberhasilan penggunaan media: meninjau materi, materi yang sudah
selesai, dan materi yang tersedia di dekatnya Ada lima langkah: materi, siswa ,
dan pengalaman belajar.
5. Partisipasi Siswa di Kelas Siswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran
seperti pemecahan masalah, simulasi, kuis, dan presentasi sebelum dinilai secara
formal.

d.Evaluasi dan Revisi Media pembelajaran yang telah selesai harus dilakukan
evaluasi untuk menguji keefektifan dan dampaknya terhadap pembelajaran.
Evaluasi masalah mencakup beberapa aspek seperti evaluasi kinerja siswa,
pencapaian pembelajaran, pemilihan metode dan media, kualitas media,
penggunaan instruktur, dan penggunaan siswa. 4) Model ADDIE Terdapat model
desain pembelajaran yang sifatnya lebih umum yaitu model ADDIE (Analisis-
Desain-Pengembangan-Implementasi-Evaluasi). Addie muncul Analisis Desain
Pengembangan Implementasi Evaluasi
Langkah 1: Analisis Tahap analisis merupakan proses pendefinisian objek
kajian. Tujuannya agar peserta belajar bagaimana melakukan analisis kebutuhan
(needs analysis) dan mengidentifikasi permasalahan. (kebutuhan) dan melakukan
analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, hasil yang kami hasilkan berupa
karakteristik dan profil calon peserta mahasiswa, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas berbasis kebutuhan secara detail.
Langkah 2: Desain Fase ini juga dikenal sebagai pembuatan cetak biru. Ibarat
sebuah bangunan, cetak biru (rencana pembangunan) harus dibuat di atas kertas
sebelum pembangunan dimulai. Apa yang dilakukan tahap desain ini? Pertama,
menyusun tujuan pembelajaran SMART (Spesifik, Terukur, Berlaku, Realistis).
Selanjutnya, siapkan tesnya. Tes hendaknya didasarkan pada tujuan pembelajaran
yang telah dikembangkan sebelumnya. Selanjutnya menentukan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini, ada
banyak kombinasi metode dan media yang bisa Anda pilih yang paling tepat.
Selain itu, pertimbangkan sumber dukungan lain, seperti sumber belajar yang
relevan dan seperti apa lingkungan belajar yang seharusnya. Semua ini dicatat
dalam dokumen yang jelas dan rinci yang disebut “cetak biru”.
Langkah 3: Pengembangan Pengembangan adalah proses mengubah cetak
biru, disebut juga desain, menjadi kenyataan. Dengan kata lain, jika desain Anda
memerlukan software berupa multimedia pendidikan, maka Anda harus
mengembangkan multimedia tersebut. Atau, jika Anda menginginkan modul
cetak, Anda perlu mengembangkannya. Begitu pula dengan lingkungan belajar
lain yang mendukung proses pembelajaran. Pada tahap ini Anda perlu
mempersiapkan segalanya. Langkah penting dalam tahap pengembangan adalah
pengujian sebelum implementasi. Tahap pengujian ini merupakan bagian dari
evaluasi yang merupakan salah satu langkah ADDIE. Lebih tepatnya, ini adalah
penilaian formatif. Hasilnya akan membantu memperbaiki sistem pembelajaran
yang dikembangkan.

Langkah 4: Implementasi Implementasi merupakan langkah konkrit dalam


mengimplementasikan sistem pembelajaran yang Anda buat. Artinya pada fase ini
segala sesuatu yang dikembangkan sudah terpasang atau terkonfigurasi peran atau
fungsinya dan dapat diimplementasikan. Misalnya, jika Anda memerlukan
perangkat lunak tertentu, Anda harus menginstal perangkat lunak tersebut. Jika
penerapan suatu lingkungan perlu aman, maka lingkungan atau lingkungan
tertentu tersebut juga harus diterapkan. Kemudian diimplementasikan sesuai
dengan skenario atau draf pertama.
Langkah 5: Evaluasi Evaluasi adalah proses menentukan apakah sistem
pembelajaran yang Anda bangun berhasil dan memenuhi harapan awal Anda.
Faktanya, tahap evaluasi dapat dilakukan melalui salah satu dari empat tahap yang
tercantum di atas. Evaluasi yang dilakukan pada masing-masing keempat tahapan
di atas disebut evaluasi formatif karena menyasar perlunya modifikasi. Misalnya,
tahap desain mungkin memerlukan beberapa bentuk evaluasi formatif, seperti
tinjauan ahli, untuk menginformasikan desain yang sedang dibuat. Selama tahap
pengembangan, mungkin perlu menguji produk yang sedang dikembangkan,
mengevaluasinya dalam kelompok kecil, dll.
5) Model Hannafin dan Peck Model Hannafin dan Peck merupakan model desain
pembelajaran yang terdiri dari tiga fase: fase analisis kebutuhan, fase desain, fase
pengembangan, dan fase implementasi (Hannafin & Peck 1988). Model ini memerlukan
evaluasi dan iterasi pada setiap tahapannya. Model ini merupakan model desain pembelajaran
berorientasi produk. Tahap pertama dari model Hanafin dan Peck adalah analisis kebutuhan.
Tahap ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam pengembangan media
pembelajaran, seperti maksud dan tujuan media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan kelompok sasaran, serta kebutuhan peralatan dan media
pembelajaran. Setelah seluruh persyaratan diidentifikasi, Hannafin dan Peck (1988)
menekankan pada melakukan evaluasi hasil sebelum pengembangan berpindah ke tahap
desain. Tahap kedua dari model Hannafin dan Peck adalah tahap desain.

A. Pendekatan Strategi

Pendekatan Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


pendekatan adalah suatu proses, tindakan dan cara pendekatan, suatu sikap atau
pandangan terhadap suatu hal, yang biasanya berbentuk asumsi atau sekumpulan
asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan merupakan suatu pedoman atau cara umum
dalam memandang suatu permasalahan atau objek kajian, sehingga mempunyai
dampak. Menurut Nurjannah, secara garis besar pendekatan tersebut terbagi menjadi
dua pemahaman makna. Pertama, pendekatan berarti melihat fenomena (budaya dan
sosial). Makna yang berkaitan dengan hal tersebut adalah pendekatan menjadi sebuah
paradigma, sedangkan jika merupakan cara pandang atau pendekatan, maka
pendekatan tersebut menjadi cara pandang atau sudut pandang. Kedua, pendekatan
berarti disiplin ilmu. Maka berkenaan dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa
mempelajari Islam dengan pendekatan sosiologi sama dengan mempelajari Islam
dengan menggunakan disiplin ilmu sosiologi. Dari pendapat di atas, pendekatan dapat
diartikan sebagai sudut pandang seseorang terhadap proses pembelajaran. Istilah
pendekatan mengacu pada pandangan terhadap terjadinya suatu proses yang masih
bersifat sangat umum. Kemudian dalam proses pembelajaran pendekatannya
dikaitkan dengan strategi dan metode yang saling bergantung.

Pendekatan berorientasi master dapat disebut pembelajaran konvensional


dimana hampir seluruh kegiatan yang dihadapi dijadwalkan oleh sekolah,
pembelajaran dikendalikan oleh master dan staf lembaga pendidikan. Ciri-ciri
pendekatan ini adalah proses belajar mengajar atau proses komunikasi berlangsung di
dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah tatap muka. Pendekatan
pembelajaran yang merupakan sistem pembelajaran yang berorientasi pada siswa
menitikberatkan pada siswa dan guru hanya berfungsi sebagai perantara, pembimbing
dan pemimpin. Sistem ini menawarkan berbagai metode, sumber, media dan strategi
pembelajaran secara bergantian dan memungkinkan siswa berpartisipasi aktif secara
individu maupun kelompok.

Strategi pembelajaran berasal dari pendekatan pembelajaran awal. Keempat


komponen strategi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran, termasuk
perubahan profil perilaku dan pribadi siswa
b. Mempertimbangkan dan memilih pendekatan pembelajaran yang
dianggap paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran.
d. Menetapkan standar dan batas minimum ukuran. Strategi pembelajaran
deduktif dan induktif berbeda.

Strategi deduktif mempelajari konsep terlebih dahulu sebelum


mencapai kesimpulan dan mempelajari contoh atau bahan pelajaran.
Dalam pendekatan induktif, bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal
yang abstrak dan kemudian secara bertahap menuju hal-hal yang konkret.
a. Pengertian Metode Pembelajara

Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidikan, karena setiap berlangsungnya proses pendidikan tersebut pasti akan
menggunakan metode atau beberapa metode. Secara bahasa metode berasal dari
dua suku kata yaitu "meta dan hodos." Meta berarti melalui dan hodos berarti
jalan atau cara". Jadi secara istilah metode adalah merupakan suatu cara yang
dilakukan untuk mencapai sesuatu (Poerwadarminta, 1992:103).
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan (Surakhmad, 1994: 96). Makna metode yang dikemukakan Salah satu
tujuan dari metode yang digunakan adalah untuk mempermudah pencapaian
tujuan akademik.
Metode pembelajaran adalah metode atau teknik yang dianggap efektif untuk
menyampaikan pelajaran (Prawiradilaga, 2007:18). Sanjaya (2014:147)
menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara untuk menerapkan rencana
dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal. Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat dipahami bahwa metode pembelajaran adalah pendekatan yang
digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa mereka. Pendekatan
ini digunakan dengan cara terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
b. Kriteria Pemilihan
Usman (2002:32) menyebutkan beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat
memilih metode pembelajaran:
1. Tujuan.
Setiap bidang penelitianSurakhmad terkandung di dalamnya adalah metode
merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun information
yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. Berdasarkan dari pengertian
diatas, maka dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan
oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Apabila istilah metode ini dihubungkan maka metode yang dimaksud adalah
suatu cara yang digunakan oleh master untuk menyajikan materi dalam proses
belajar.
2. Karakteristik siswa.
Adanya perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar belakang kehiduan
sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan, dan watak mereka yang berlainan
antara satu dengan yang lainnya, menjadi pertimbangan master dalam memilih
metode pembelajaran apa yang
3. Situasi dan kondisi (setting).
Di samping adanya perbedaan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai juga tingkat situasi sekolah yang meliputi geografis, sosiokultural,
menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan setting yang berlangsung.
4. Perbedaan pribadi dan kemampuan master.
Seorang master yang terlatih bicara disertai dengan gaya dan mimik, gerak,
irama, tekanan, suara akan lebih berhasil memakai metode ceramah
dibandingkan master yang kurang mempunyai kemampuan bicaranya

5. Sarana dan prasarana.


Ketersediaan sarana dan prasarana berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
lainya, maka dalam hal ini perlu menjadi pertimbangan master dalam memilih
metode mengajarnya. Sekolah yang memiliki peralatan dan media yang
lengkap, gedung yang baik, dan sumber belajar yang memadai akan
memudahkan master dalam memilih metode yang bervariasi.

c. Jenis-jenis
Ada banyak jenis, tetapi ini disebutkan beberapa di antaranya:
1) Ada banyak jenis, tetapi ini disebutkan beberapa di antaranya:

1. Metode ceramah
Pelajaran disampaikan melalui ceramah. Master sering memilih metode ini karena mudah
digunakan, tidak membutuhkan alat bantu khusus, dan tidak memerlukan perencanaan
kegiatan siswa. Ada unsur paksaan dalam pengajaran dengan metode ceramah. Dalam
situasi ini, siswa hanya diizinkan untuk melihat, mendengar, dan mencatat tanpa
mendapatkan komentar dari master yang selalu dianggap benar tentang informasi yang
penting. Meskipun demikian, siswa memiliki mekanisme psikologis dalam diri mereka
yang memungkinkan mereka untuk menolak dan menerima informasi dari master. Ini
adalah apa yang disebut kemandirian

2. Metode tanya jawab


Metode tanya jawab dapat menarik perhatian siswa dan menarik mereka untuk berpikir.
Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik untuk mengembangkan
daya pikir mereka. Kemampuan mental siswa dan keruntutan dalam mengemukakan
pokok—jawabannya dapat menunjukkan pokok pikirannya. Metode ini dapat mendorong
siswa untuk melakukan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Namun,
jika siswa diminta untuk membaca materi yang akan dibahas sebelum proses
pembelajaran, metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan.

3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara belajar dengan menimbulkan masalah. Dalam metode ini,
orang bertukar pendapat atau gagasan untuk mencapai kesamaan pendapat. Siswa terbiasa
bertukar ide dengan teman, belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan,
yang lebih penting, belajar bertanggung jawab atas hasil pemikiran bersama melalui
diskusi mereka.

4. Metode belajar kooperatif


Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok
ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.
Demonstrate belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif
show jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk
disampaikan atau diajarkan
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi menyajikan pelajaran dengan menunjukkan suatu proses. Ini
biasanya digunakan dengan alat bantu pengajaran seperti benda, seperti benda kecil, foto,
dan perangkat alat, seperti alat laboratorium, Akan tetapi, karena papan tulis dan
whiteboard melakukan banyak hal, itu adalah alat demonstrasi yang withering penting.
Master dan siswa dapat membuat skema, membuat hitungan matematika,
menggambarkan objek, dan melakukan peragaan konsep dan fakta lainnya dengan papan
tulis.

6. Metode Ekspositori atau Pameran


Metode ekspositori adalah suatu presentasi visual yang menggunakan benda dua dimensi
atau tiga dimensi untuk menyampaikan ide atau sebagai alat untuk memberikan informasi
yang diperlukan.

7. Metode Karyawisata/Widyawisata
Metode ini melibatkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Wisatawan
menggunakan lingkungan mereka untuk belajar, dapat meransang kreativitas siswa,
informasi dapat lebih luas dan relevan, dan siswa memiliki kemampuan untuk mencari
dan mengolah information secara mandiri. Karyawisata, di sisi lain, memerlukan
persiapan dan perencanaan yang cepat karena memerlukan waktu dan biaya yang besar.

8. Metode penugasan
Metode ini berarti master memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih
banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari
dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai
kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

9. Metode Eksperimen
Metode ini mengajari siswa dengan melakukan percobaan. Siswa akan menjadi lebih
yakin pada suatu hal dengan melakukan eksperimen daripada hanya menerima dari Buku
dan master dapat meningkatkan pengalaman siswa, menumbuhkan sikap ilmiah, dan
memastikan bahwa hasil belajar tetap tertanam dalam ingatan mereka lebih lama. Metode
ini withering cocok untuk pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan
penemuan.
10. Metode bermain peran
Dalam metode ini, orang belajar dengan menggambarkan apa yang mereka lakukan.
Metode ini Siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif, yang akan membantu
mereka memahami konsep lebih baik dan mengingat lebih lama, tetapi ini memerlukan
waktu lama.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidik dapat merancang rekayasa proses pembelajaran dengan cara ini. Pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh siswa yang pandai idealnya harus berbeda dari
pendekatan yang digunakan oleh siswa yang berkemampuan sedang atau kurang, bahkan
dalam hal pemahaman konsep yang sama.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa setiap siswa memiliki karakteristik unik. Ini
menunjukkan bahwa guru harus memahami pendekatan, acara, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan belajar mengajar sangat terkait
dengan proses pencarian ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru harus mengikuti perkembangan
zaman dan terus meningkatkan dan mengembangkan rencana dan cara dalam proses
pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran adalah komponen
pembelajaran yang harus dikuasai oleh pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kelemahan
yang jauh dari kata sempurna. Tidak diragukan lagi, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang telah dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang berkaitan dengan pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Fadhlina, Suriana. (2022). Pendekatan Strategi. Journal Of Primary Education 3 (1)


: 24-25.
Farida Jaya. (2019). Perencanaan Pembelajaran PAI. Medan: UIN SUMATERA
UTARA.
Rusydi Ananda. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Anda mungkin juga menyukai