OLEH:
ANUNCYATA SERHE
1.1 Pengertian
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau
leher rahim, yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan
vagina (Rozi, 2013). Kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical
cancer) merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim
yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
(Purwoastuti. 2015).
1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu:
1. HPV (Human papilloma virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Di antara lebih dari 125 jenis HPV
terdapat jenis HPV yang agresif (HPV 16 dan 18) yang dapat
menyebabkan transformasi sel-sel menjadi ganas di serviks.
2. Berganti-ganti pasangan seksual.
3. Aktivits seksual dini: wanita yang telah memiliki aktivitas seksual dini,
sebelum usia 18 tahun lebih berisiko tinggi sebab sel-sel serviksnya
sangat rapuh di usia muda ini.
4. Pemakaian Pil KB. Laporan dari IARC menyatakan bahwa dari data 8
studi mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang
positif terhadap HPV, ditemukan peningkatan risiko 4 kali lebih besar
pada mereka yang menggunakan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun.
5. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
6. Gangguan sistem kekebalan
7. Genetik/riwayat keluarga kanker serviks: terutama yang mempunya ibu
atau saudara perempuan yang telah menderita kanker serviks. Beberapa
keluarga menunjukkan insiden yang lebih tinggii menderita kanker
serviks. Beberapa ilmuwan percaya bahwa mereka membawa kondisi
genetik sehingga membuat mereka lebih rentan terinfeksi HPV.
8. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
9. Multi paritas dengan persalinan perveginam.
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear
secara rutin). (Nurarif, 2016).
1.3 Tanda & Gejala
Menurut (Purwoastuti, 2015), gejala kanker leher rahim adalah sebagai
berikut:
1. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan abnormal, terjadi secara spontan walaupun tidak melakukan
hubungan seksual.
2. Keputihan, makin lama makin berbau busuk.
3. Hilangnya nafsu makan dan berat badan yang terus menurun.
4. Nyeri tulang panggul dan tulang belakang.
5. Nyeri disekitar vagina.
6. Nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah.
7. Nyeri pada anggota gerak (kaki).
8. Terjadi pembengkakan pada area kaki.
9. Sakit waktu hubungan seks.
10. Pada fase invasif dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan
bercampur dengan darah.
11. Anemia (kurang darah) karena perdarahan yang sering timbul.
12. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara
siklus haid.
13. Sering pusing dan sinkope.
14. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian
bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rectovaginal,
atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
1.4 Patofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30
tahun. Faktor resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human
Paipilloma Virus (HPV) yang ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain
perkembangan kanker serviks adalah aktivitas seksual pada usia muda,
paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang meningkat, status sosial
ekonomi yang rendah dan merokok (Price, 2012).
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa
dan epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau
zona tranformasi). Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak
normalnya sel progresif yang berakhir sebagai karsinoma servikal invasif.
Displasia servikal dan karsinoma in situ atau High-grade Squamous
Intraepithelial Lesion (HSIL) mendahului karsinoma invasif. Karsinoma
serviks terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma
serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung kedalam jaringan
para servikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang
dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma
servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina,
ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah
bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang
jauh (Price, 2012)
1.5 Pathway
Aktivitas seksual dini Multi paritas Berganti-ganti pasangan Merokok
HPV (Human
Pappiloma Virus) Sel mukosa pada serviks belum matang Sering terjadi perlukaan di organ resiko tertular penyakit Lendir sekviks
reproduksi menular seksual mengandung nikotin
Mikro abrasi/luka kecil Rentang terhadap rangsangan
Port de entry Kuman Menurunkan daya
tahan serviks
Lekat pada sel epitel
serviks Infeksi virus HPV
Rentang terhadap invesi
virus
Anemia Penyumbatan ureter Kandung kemih penuh Penekanan ujung saraf simpatis
Intoleransi aktivitas Gangguan eliminasi urine Nyeri dengan internsitas ringan hingga berat,
berlansung > 3 bulan
Perfusi perifer
tidak efektif
1.6 Klasifikasi
Stadium klinis menurut FIGO membutuhkan pemeriksaan pelvic, jaringan
serviks (biopsi konisasi untuk stadium IA dan biopsi jaringan serviks untuk
stadium kliniknya), foto paru-paru, pielografi, intravena, (dapat digantikan
dengan foto CT-scan). Untuk kasus stadium lanjut diperlukan pemeriksaan
sistoskopi, protoskopi dan barium enema (Prawirohardjo, 2011).
Stadium Kanker Serviks menurut FIGO dalam (Oktafiah, dkk. 2023)
Stadium Perkembangan
0 Pertumbuhan kanker (karsinoma) terjadi pada jaringan epitel
leher rahim
1 Pertumbuhan kanker masih terbatas pada leher rahim
1a Secara mikroskopis, kanker telah menginvasi jaringan (terjadi
penetrasi). Tingkat invasi sel kanker : kedalaman < 5 mm,
sedangkan lebarnya < 7 mm
1a 1 Ukuran invasi mempunyai kedalaman < 3 mm dan lebar < 7 mm
1a 2 Kedalaman invasi > 3 mm dan < 5 mm, lebar < 7 mm
1b Terjadi lesi yang ukurannya lebih besar dari lesi yang terjadi
pada
1b 1 Ukuran tumor < 4 cm
1b 2 Tumor > 4 cm
II Karsinoma meluas sampai keluar leher rahim tetapi belum
sampai dinding pelvis; karsinoma menyerang vagina tapi belum
mencapai 1/3 vagina bagian bawah
IIa Belum ada parameter yang jelas
IIb Parameter jelas
III Karsinoma meluas ke dinding pelvis; pada pemeriksaan rektal,
tidak terlihat adanya ruang kosong antara tumor dan dinding
pelvis; tumor menyerang 1/3 vagina bagian bawah; pada semua
kasus juga ditemukan adanya hidronefrosis atau ginjal tidak
berfungsi
IIIa Kanker tidak menjalar ke dinding pelvis, tapi menyerang 1/3
vagina bagian bawah
IIIb Menjalar ke dinding pelvis, terjadi hidronefrosis atau kegagalan
fungsi ginjal, atau keduanya
IV Karsinoma meuas melewati pelvis atau mukosa kandung kemih
atau rektal
IVa Menyebar ke organ yang berdekatan
IVb Menyebar ke organ yang jauh