NOMENSEN
DOSEN PENGAMPU:
NIDN: 0125057202
DISUSUN OLEH:
BANDAR BARU
2023/2024
ii
BAB I
PENDAHULUAN
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun 1846 pada umur 12 tahun kedua kakinya sakit parah karena
kecelakaan kereta kuda pulang dari sekolah. Selama setahun lebih tidak dapat
berjalan, kakinya hampir diamputasi. Dia berjanji kepada Tuhan bahwa akan
menjadi misionar apabila kedua kakinya sembuh kembali. Dia akan pergi jauh
2
F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia,1987), 198
3
J.T. Nommensen. Ompu i Dr. Ingwer Ludwig Nommensen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1974), 9
ii
untuk membebaskan anak-anak miskin yang budak karena hutang orang tuanya,
dia akan memberitakan Firman Tuhan kepada orang
Dan sesudahnya ia berangkat menuju Sumatera dan tiba pada bulan Mei
1862 di Padang, dalam segala keterbatasannya, tanpa kecanggihan transportasi
dan alat komunikasi. Terbukti, untuk tiba di tempat yang akan ditujunya
menghabiskan waktu 142 hari, yang saat ini dapat kita tempuh hanya 11 jam
kurang lebih. Perbedaan budaya, bahasa dan agama tidak menyurutkan niatnya
untuk memulai “pengabdian” di tengah perlawanan dan ancaman Bangsa Batak
yang belum terbiasa menerima kehadiran orang yang berlainan bahasa, pola
hidup, warna kulit dan mata serta rambutnya.
4
Th. van den End, Ragi Carita 2. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1993). 175
ii
Batak. Ia memulai pekerjaannya di Barus. Ia mulai belajar bahasa Batak dan
bahasa Melayu, yang cepat sekali dapat dikuasainya. Dengan demikian dia mulai
mengadakan kontak-kontak dengan orang-orang Batak, terutama dengan raja-raja.
Ia tidak jemu mengadakan
5
Lehmann, A Biographical Study of Ingwer Ludwig Nommensen,( New York : UNITED
KINGDOM, 1996) 322.
ii
efektif memenangkan orang Batak bagi kekristenan. Selain itu Ia juga
menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru (PB) ke dalam bahasa Toba dan
menerbitkan cerita-cerita Batak. Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian,
peternakan, meminjamkan modal, menebus hamba-hamba dari tuan-tuannya, serta
membuka sekolah-sekolah dan balai-balai pengobatan. Dalam pekerjaan
pengabaran Injil, ia menyadari perlunya mengikutsertakan orang-orang Batak.
Amanat Agung (Mat 28:19-20) pada saat Tuhan Yesus kembali k surga,
Dia memerintahkan untuk murid-muridNya memberitakan Injil. Dan amanat
Agung tersebut juga masih berlaku untuk kita sebagai orang percaya. Namun,
ketika dilihat masih banyak wilayah-wilayah yang belum dijangkau oleh Injil,
terlebih lagi saat mendengar pembahasan tentang jendela 10/40, kawasan
tersebut merupakan kawasan dimana orang-orang yang menjadi bagian suku
terabaikan. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah kemanakah utusan ?
Atau dimanakah orang yang melaksanakan amanat Agung?
ii
mencari nafkah dengan menggembalakan domba milik orang lain pada saat
musim panas, dan pada saat musim dingin ia bersekolah
7
F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia,1987), 198
8
Lehmann, A Biographical Study of Ingwer Ludwig Nommensen,( New York : UNITED
KINGDOM, 1996) 322.
ii
Ludwig Ingwer Nommensen (di daerah Batak dikenal sebagai
Ingwer Ludwig Nommensen atau I.L. Nommensen; lahir di
Nordstrand, Denmark (kini Jerman), 6 Februari 1834 – meninggal di
Sigumpar, Toba Samosir, 23 Mei 1918 pada umur 84 tahun) adalah
seorang penyebar agama Kristen Protestan di antara suku Batak,
Sumatera Utara. yang berasal dari Jerman, tetapi lebih dikenal di
Indonesia. Hasil dari pekerjaannya ialah berdirinya sebuah gereja
terbesar di tengah-tengah suku bangsa Batak Toba yaitu Huria Kristen
Batak Protestan (HKBP).
9
Gerald H. Anderson (ed.), Biographical Dictionary of Christian Missions
(USA: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2003), hlm. 507.
ii
mengekskomunikasi Origenes dari Gereja di Alexandria. Setelah
kematian Demetrius pada 232, Origenes berniat kembali ke
Alexandria, namun penggantinya, Heraklas, mengulangi
ekskomunikasi yang serupa.10
10
Johannes Guasten, Patrology: Volume II ( USA: Spectrum, 1952), hlm. 38-39.
11
Johannes Guasten, Patrology…, hlm. 40.
12
Johannes Guasten, Patrology…, hlm. 40.
13
Th. van den End, Ragi Carita 2. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1993). 175
ii
kerasnya adalah berdirinya sebuah gereja terbesar di wilayah suku bangsa
Batak Toba. Yaitu Gereja yang bernama Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP). Dari berbagai sumber yang membahas tentang seorang tokoh
yang bernama Nommensen memberikan gambaran bahwa kehidupan
tokoh ini menjalani kehidupan yang sederhana bahkan dapat dikatakan
miskin di desa tempat tinggal mereka. Ingwer Ludwig Nommensen lahir
tanggal 6 Februari 1834, di Nortdstrand, pulau kecil di pantai perbatasan
Denmark dan Jerman14.
ii
Tulisan-tulisan Origenes dapat dibagi menjadi lima bagian
yakni kritik teks, karya-karya eksegetis, karya-karya apologetis, tulisan
dogmatis dan tulisan-tulisan praktis.18 Kritik teks menyangkut uraian
kritis atas Kitab Suci. Karyanya dalam bagian ini adalah Hexapla yang
berisi komentar atas Kitab Suci Perjanjian Lama. 19 Karya-karya
eksegetis adalah eksegese ilmiah yang mengomentari semua Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian kedua ini terbagi
menjadi beberapa tulisan, yakni: scholia, khotbah dan komentar.
18
Johannes Guasten, Patrology…, hlm. 44-74.
19
Johannes Guasten, Patrology…, hlm. 44-45.
ii
dibebaskan kemudian tatkala Decius mati, tubuhnya sudah sangat
lemah akibat peng aninyaan yang dideritanya selama dalam penja ra.
Tak lama kemudian Origenes meninggal pada tahun 254 dan
dikuburkan di Tirus. Dalam bidang ilmu toologi, Origenes men
Jasanya sangat besar dalam bidang studi kritik teks. Dialah orang
pertama yang meng usahakan suatu perbandingan naskah-maskah Alkitah.
Karya yang agung itu dinamakan Hexa plo karena terdiri dari enam kolom.
Kolom per tama dan kedua memuat naskah asli, yaitu Ibra ni dan Yunani,
kokım ketiga dan seterusnya ma sing-masing memuat naskah terjemahan
Septu aginta, Aquilla, Summachus dan Theodotion. Karyanya menjadi
sumbangan besar hagi pene litian naskah-naskah Alkitab oleh para ahli bi
blika pada zaman sekarang iniKematian Nommensen meninggal pada
tanggal 23 Mei 1918, pada umur 84 tahun.[1] Nommensen kemudian
20
Bella, Julius I. "Dogma Pastor Tyrrell." Sejarah Gereja , jilid. 8, tidak. 4, 1939, hlm.316–341
ii
dimakamkan di Sigumpar, di tengah-tengah suku Batak, setelah bekerja
demi suku ini selama 57 tahun lamanya. Strategi misi yang dikembangkan
Nommensen ialah mengubah strategi penginjilan awal yang menekankan
konversi perorangan dengan mengembangkan strategi yang menekankan
konversi kelompok baik keluarga (mencakup keseluruhan anggota
keluarga sebagai satu kesatuan) maupun keseluruhan komunitas kepada
iman Kristen.[2] Untuk mewujudkan hal itu, Nommensen membuka pos
penginjilan (Missionsstation) baru (termasuk sekolah) dengan tujuan
menjalin hubungan baik dengan pemuka raja-raja setempat.[7] Para raja
inilah yang menentukan berhasil atau
Kematian
21
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Penutup
ii
Teladan Nommensen bagi kehidupan masa kini adalah sebagai berikut:
a. Sejak masa kecil dia mulai bekerja keras dan hidup mandiri
b. Berkomitmen dengan Tuhan
c. Berani mengambil keputusan yang tepat meskipun resikonya berat
d. Mampu mengubah pola pikir masyarakat Batak
e. Mampu menyesuaikan diri(kontekstual) dengan adat-istiadat daerah Batak
f. Menciptakan kemajuan di tanah Batak baik dari segi spiritual maupun
social.
DAFTAR PUSTAKA
ii
John W. De Grucy. (2006). Agama Kristen dan Demokrasi. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Martin E. Mary. (2011). Letters and Papers from Prison. New Jersey:
PrincetonUP .
ii