Anda di halaman 1dari 7

Tujuan pengolahan bahan pakan

1. Mengisolasi zat dlm bahan pakan


2. Meningkatkan acceptability/palatability
3. Memperpanjang waktu penyimpanan
4. “Make up” nutrien untuk menambah nilai gizi bahan pakan.
5. Menghilangkan/mengurangi racun
6. Meningkatkan daya cerna
7. Mengubah ukuran dan bentuk

Hay/silase
Hay adalah hijauan yang dikeringkan sehingga kadar airnya berkurang dan pakan dapat
disimpan lebih lama.
Silase adalah hijauan yang difermentasi sehingga penyimpanan lebih lama.

Silase lebih bagus secara keseluruhan. Silase mengandung 60% air sedangkan hay hanya
10%. Hay lebih cocok untuk di iklim kering karena bergantung sekali terhadap cuaca dan
dapat disimpan lebih lama, sedangkan silase lebih cocok di iklim dingin karena secara
umum tidak terlalu bergantung terhadap cuaca.

Akan tetapi, pemilihan antara hay dan silase tergantung pada jenis ternak, ketersediaan,
fasilitas penyimpanan, dan manajemen secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan kedua
bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Metabolic disease
Metabolic disease: berkaitan dengan konsumsi gizi saat transisi dan setelah melahirkan.
Gejala yang ditampilkan mengindikasi tingkat kemungkinan dari metabolic disease
Evolusi rumen sapi starter-finisher

TIPE PAKAN RUMINAN (tambahan aja)


- Concentrate selector: roe deer, moose
- Intermediate type: reindeer, red deer, goat
- grass/roughage eaters: sheep, cattle, aurox

Pokoknya kan di masa paling mudanya, lambung utamanya itu masih abomasum,
kemungkinan besar alasannya karena pas masih bocil tuh konsumsi paling banyak lebih ke
susu dan bukan rumput. makanya juga, pas masih kecil, mereka itu masih termasuk
monogastric. Fase kedua tuh fase menuju penyempurnaan dan penyesuaian. Konsumsi
pakannya mulai ada hijauan sm grains tapi masih 50% dan belum full. Nah udh mulai gede
nih, si bagian rumen lebih berkembang karena udah mulai ada konsumsi hijauan. karena
hijauan rumit dll, pencernaannya udh mulai berkembang dari mono jadi poligastrik atau
pokoknya lambungnya 4 dah kalo ga salah tuh pencernaan hijauan itu yang memicu
perkembangan rumen. Makanya, rumen yg fase kedua sm ketiga tuh lebih gede.
Diagram pencernaan ruminan

- Non protein nitrogen (NPN) masuk trus ke retikulum dan rumen trus diurai bakteri
jadi bacterial protein (mengandung asam amino esensial). BP lewat omasum, trus di
abomasum BP sama feed protein diubah jadi peptida. Di usus halus, peptida diubah
jadi asam amino yang bakal diserap di usus halus
- Feed protein masuk, di retikulum dan rumen FP diurai bakteri menghasilkan 3 hasil
(FP, BP, sama volatile fatty acids/VFA’s). Di omasum VFA’s diproses jadi VFA’s
(proses berhenti disini). FP yang jadi BP gabung trs prosesnya kayak yang poin 1.
FP ke abomasum buat diubah jadi peptida bareng sama BP. trs di usus halus peptida
diubah jadi asam amino lalu diserap
- Lemak masuk, ada 2 proses: diurai bakteri di retikulum sama rumen jadi VFA’s trs ke
omasum jadi VFA’s sama proses kedua lemak langsung ke usus halus diubah jadi
asam lemak sama gliserol dan diserap
- 2 tipe karbohidrat (selulosa hemiselulosa sama pati gula (?)) masuk, trs terjadi 2
proses. (1) selulosa hemiselulosa sama pati gula (?) ke rumen dan retikulum buat
diurai bakteri dan jadi 1 menghasilkan glukosa; (2) pati gula langsung ke usus halus
buat diubah jadi glukosa. Glukosa diproses 1 mengalami 2 proses juga, proses (a)
glukosa diurai bakteri jadi VFA’s trs proses sama kayak poin 1; (b) glukosa langsung
ke usus halus buat jadi glukosa bareng sama pati gula tadi
- Intinya
NPN masuk mengalami proses hasilnya asam amino
feed protein masuk mengalami proses hasilnya asam amino dan VFA’s
lemak masuk mengalami proses hasilnya asam lemak, gliserol, sama VFA’s
karbohidrat masuk mengalami proses hasilnya glukosa sama VFA’s
Semua hasil di usus halus kecuali VFA’s
Proses fabrikasi intinya gini

A. Bahan B. Bahan disimpan C. Grinding D. Formulasi dan


diterima pencampuran

E. pelleting F. pendinginan G. penyimpanan H. packing


Minjem lapak yah

Penyakit pada Ternak


1. Grass tetany → karena kurangnya kandungan Mg dan Ca dalam darah. Biasanya
terjadi pada sapi yang menyusui.
a. Dapat dicegah dengan cara:
i. pemberian kapur pada pastur yang kekurangan magnesium
ii. Memberikan legumes
iii. Memberikan suplemen
2. Bloat → terjadi karena terlalu banyaknya konsumsi konsentrat
a. Frothy bloat → karena banyaknya konsumsi legume
b. Free gas bloat → konsumsi konsentrat yang tidak cocok
c. Dapat dicegah dengan:
i. Memberikan hay pada hewan dengan perut kosong
ii. Jangan memberikan legume pada hewan yang belum makan
iii. Jangan basahi hewan yang bloat karena dapat menyebabkan
pneumonia dan hewan dapat terhirup hewan
3. Acidosis → karena adanya perubahan diet dari hijauan ke konsentrat yang tinggi
4. Urinary Calculi → batu ginjal
5. Hardware disease → ketika benda tajam, ataupun berat, termakan oleh ternak dan
menumpuk di retikulum
6. Polioencephalomalacia → gangguan di metabolisme thiamine
7. White muscle disease → kurangnya vitamin E dan selenium pada anakan ternak
8. Milk Fever → ketika sapi menyusui kekurangan kalsium
9. Ketosis → penimbunan benda-benda keton di dalam tubuh karena kekurangan
glukosa dalam dara

Tahapan Proses Fabrikasi


1. Grinding
→ mengubah bentuk pakan ke partikel lebih kecil
2. Proportioning
3. Mixing
→ dilakukan di mesin pencampuran; perhatikan filling time, mixing time, emptying
time, dead time
4. Pelleting - Crumbling
a. Conditioning
b. Proses penekanan
c. Pendinginan
5. Packaging & Labeling

Pengujian Kualitas Pakan


- Fisik
- Kualitatif
- Indera tanpa alat bantu:
- Penglihatan: warna, ukuran, bentuk
- Penciuman: sedap, segar, apek, tengik
- Cicip: asin, tawar, manis
- Perabaan: rapuh, keras, kenyal
- Indera dengan alat bantu mikroskop
- Kuantitatif
- Mengetahui seberapa banyak bahan pemalsu pada bahan pakan
- Faktor bahan
- Teknik pemisahan
- Berdasarkan ukuran partikel
- Organik dan anorganik
- Daging dan tulang
- Darah dan daging
- Tepung bulu dan tepung ikan
- Sekam dan bekatul
- Berdasarkan bobot partikel
- Kimiawi
- Kualitatif → mengetahui ada tidaknya suatu nutrien organik maupun
anorganik dalam suatu bahan
- Uji noda → pada Co, Cu, Fe, Mn, Yodium, Mg, dan Zn
- Uji cepat → pada garam, urea, darah, vitamin, dan aditif
- Kuantitatif
- Analisis proksimat
- Analisis serat Van Soest
- Penetapan energy
- Penetapan asam amino
- Penetapan antikualitas
- Penetapan toksin
- Biologis
- Menggunakan metode mikrobiologi atau hewan percobaan dengan syarat
tertentu:
- Pengaruh defisiensi suatu vitamin/mineral tertentu
- Penetapan kecernaan bahan pakan secara in vitro, in vivo, in sacco

Uji Pemalsuan
- UJI BULK DENSITY
Adalah berat suatu bahan pakan per satuan volume untuk mengetahui jumlah bahan
pakan yang dapat disimpan dalam suatu gudang. Semakin kecil nilai bulk density,
semakin besar ruang yang dibutuhkan
- UJI KADAR GARAM
Dilakukan untuk mengetahui kuantitas garam yang terkandung dalam bahan pakan
(tepung ikan)
- RAPID KIT TEST
- Urea → biru
- Phloroglucinol → merah
Kriteria Bahan Pakan yang Baik
- Kering (KA < 12–14%)
- Bebas kutu dan insecta lain
- Tidak pecah/rusak (utuh)
- Rasa sesuai
- Penampakan luar tetap dan tidak berubah
- Tidak adanya bahan pemalsu

Anda mungkin juga menyukai