NPM : 42220134 KELAS : 4C FAKULTAS : EKONOMI & BISNIS PRODI : EKONOMI PEMBANGUNAN TUGAS : KEARIFAN LOKAL TENTANG JAGUNG
1. Tsef pena sma’naf (membuka roh jagung)
Kearifan lokal jagung yang saya ambil dalam ritual tsef pen sma’naf (membuka roh jagung) dilakukan pada saat setelah mengikat jagung dan hendak Kembali ke rumah. Kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan membersihkan kebun dari tumpukan kulit jagung yang ada disekitar tempat mengikat jagung (tak’bu pena) sebagai tempat berdiam para leluhur. Kegiatan ini juga dilakukan dalam dua wujud penyampaian yakni:
1). Untuk para leluhur denga doa:
“Au uis ina tpoe na’ot fa’en jen toe kua’ne mpao mam mti’ut kai mbi lal ne he leok- leok ta la ha te ku’an mbi hit uem le es nae” (para leluhur, sekarang kita akan Kembali ke kampung, kita keluar untuk jalan sudah jaga kami agar dalam perjalanan selalu baik-baik hingga tiba di kampung dengan selamat). 2).Untuk roh alam dengan wujud doa “Au uis pa’ha es I hai hem mope jen moe uim le es kua ne nan au mat ka’is sa ma’em kau nte ton naen na ta’ekot ten” ( para roh alam kami hendak Kembali ke kampung, bila dating jangan mencari kami dan ditahun atau musim yang akan datang kita akan bertemu lagi). Biasanya, meskipun proses membawa jagung berbeda-beda tetapi mereka percaya dengan meletakkan satu aisaf (satu ikat) jagung dilakukan pada tiang utama pondok yang berada di ebun sebagai tanda menunggu pelaksanaan ritual tsef pena sma’naf yang akan di lakukan bersama. Ritual tsef pena sma’naf adalah ritual yang mengajak roh jagung di kebun pulang ke kampung. Doa ritual tsef pena sma’naf dilakukan oleh tobe, atone amaf atau orang yang dituakan ditempat yang disediakan, intinya mengucapkan terimakasih kepada arwah leluhur untuk hasil panen yang telah di peroleh.
2. Ta sae be Neo Lopo (Memasukkan ke lopo)
Ritual Ta sae be neo Lopo dilakukan setelah semua rangkaian kegiatan
penunaian hasil pertanian (terutama jagung) selesai dikerjakan dan telah tiba dalam lopo. Ritual Ta sae be neo Lopo berarti pembrian hak pada kaum ibu dalam rumah tangga untuk mengatur dan mengelola makanan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Ritual ini bertujuan mengundang dan menjamu roh makanan agar bersemayam dalam rumah keluarga sampai musim tanam yang akan datang, keluarga pemilik panen dijauhkan dari sikap boros dan menjunjung sifat hemat dalam menggunakan hasil panen, sehingga persediaan pangan tercukupi sampai musim tanam berikutnya.