Anda di halaman 1dari 3

OLEH:

NAMA : FREDERIKA ADVENTA NAITILI


NPM : 42220134
KELAS : 4C
FAKULTAS : EKONOMI & BISNIS
PRODI : EKONOMI PEMBANGUNAN
TUGAS : KEARIFAN LOKAL TENTANG JAGUNG

1. Tsef pena sma’naf (membuka roh jagung)


Kearifan lokal jagung yang saya ambil dalam ritual tsef pen sma’naf (membuka roh
jagung) dilakukan pada saat setelah mengikat jagung dan hendak Kembali ke rumah.
Kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan membersihkan kebun dari tumpukan kulit
jagung yang ada disekitar tempat mengikat jagung (tak’bu pena) sebagai tempat
berdiam para leluhur. Kegiatan ini juga dilakukan dalam dua wujud penyampaian
yakni:

1). Untuk para leluhur denga doa:


“Au uis ina tpoe na’ot fa’en jen toe kua’ne mpao mam mti’ut kai mbi lal ne he leok-
leok ta la ha te ku’an mbi hit uem le es nae” (para leluhur, sekarang kita akan Kembali
ke kampung, kita keluar untuk jalan sudah jaga kami agar dalam perjalanan selalu
baik-baik hingga tiba di kampung dengan selamat).
2).Untuk roh alam dengan wujud doa
“Au uis pa’ha es I hai hem mope jen moe uim le es kua ne nan au mat ka’is sa
ma’em kau nte ton naen na ta’ekot ten” ( para roh alam kami hendak Kembali ke
kampung, bila dating jangan mencari kami dan ditahun atau musim yang akan datang
kita akan bertemu lagi).
Biasanya, meskipun proses membawa jagung berbeda-beda tetapi mereka percaya
dengan meletakkan satu aisaf (satu ikat) jagung dilakukan pada tiang utama pondok
yang berada di ebun sebagai tanda menunggu pelaksanaan ritual tsef pena sma’naf
yang akan di lakukan bersama. Ritual tsef pena sma’naf adalah ritual yang mengajak
roh jagung di kebun pulang ke kampung. Doa ritual tsef pena sma’naf dilakukan oleh
tobe, atone amaf atau orang yang dituakan ditempat yang disediakan, intinya
mengucapkan terimakasih kepada arwah leluhur untuk hasil panen yang telah di
peroleh.

2. Ta sae be Neo Lopo (Memasukkan ke lopo)

Ritual Ta sae be neo Lopo dilakukan setelah semua rangkaian kegiatan


penunaian hasil pertanian (terutama jagung) selesai dikerjakan dan telah tiba
dalam lopo. Ritual Ta sae be neo Lopo berarti pembrian hak pada kaum ibu dalam
rumah tangga untuk mengatur dan mengelola makanan untuk kebutuhan
konsumsi rumah tangga. Ritual ini bertujuan mengundang dan menjamu roh
makanan agar bersemayam dalam rumah keluarga sampai musim tanam yang
akan datang, keluarga pemilik panen dijauhkan dari sikap boros dan menjunjung
sifat hemat dalam menggunakan hasil panen, sehingga persediaan pangan
tercukupi sampai musim tanam berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai