Anda di halaman 1dari 11

pendidikan inklusi

TUNAGRAHITA
Sadza Husnun Nuha Anwar (1601419032)
Ananda Expor Nur Ridwan (1601421085)
Tunagrahita
Tunagrahita merupakan suatu kondisi pada anak-anak penyandang
kebutuhan khusus yang mengalami gangguan intelegensi dan kemampuan
adaptasi yang mempengaruhi kebutuhan dasar sehari-hari. Penggunaan istilah
tunagrahita merujuk pada pengelompokan anak-anak penyandang kebutuhan
khusus dalam lingkup pendidikan mereka memiliki hambatan belajar akibat
permasalahan intelegensi.
Faktor penyebab
ketunagrahitaan
KEJADIAN KEJADIAN KEJADIAN
FAKTOR
SEBELUM PADA SAAT SETELAH
GENETIK
LAHIR KELAHIRAN KELAHIRAN

1) Kelainan kromosom, dapat Faktor ini Disebabkan infeksi Retardasi mental yang Penyakit-penyakit akibat
dilihat dari bentuk dan ibu terhadap virus rubella disebabkan oleh kejadian infeksi misalnya: Meningitis
nomornya. dan faktor Rhesus, kuman, yang terjadi pada saat (peradangan pada selaput
2) Kelainan Gene. Kelainan dan toxoplasma, keracunan kelahiran adalah luka-luka otak) dan masalah nutrisi
ini terjadi pada waktu kehamilan, gangguan pada saat kelahiran, anoxia yaitu kekurangan gizi
mutasi, tidak selamanya protein, kelainan kromosom, otak, sesak nafas (asphyxia), misalnya: kekurangan
tampak dari luar (tetap radiasi, malnutrisi pada ibu, dan lahir prematur. protein yang diderita bayi
dalam tingkat genetik). dan hypothyroid yang dan awal masa kanak-kanak
menyerang ibu saat dalam dapat menyebabkan
kondisi hamil tunagrahita.
Faktor Sosio
Kultural
faktor lingkungan ada dugaan menjadi
penyebab terjadinya ketunagrahitaan
seseorang. hasil penelitian Patton &
Polloway menyatakan pengalaman
buruk atau kegagalan saat berinteraksi
yang terjadi pada periode
perkembangan menjadi salah satu
penyebab tunagrahita.
Pengklasifikasian anak tunagrahita di Indonesia saat ini sebagai pedoman guru
dalam menyusun program layanan pendidikan tercantum dalam PP No.72 tahun
1999 sebagai berikut:
Tunagrahita ringan dengan IQ 50-70
Tunagrahita sedang dengan IQ 30-50
Tunagrahita berat dan sangat berat dengan IQ dibawah 30
Klasifikasi menurut Hallahan dan Kauffman
(1994)

kategori mild (IQ 55-69) Kategori moderate kategori Severe Profound


(IQ 40-55) (IQ < 25)
penyandang kategori ini termasuk Penyandang tunagrahita moderate (IQ 25-40)
penyandang tunagrahita yang tidak penyandang tunagrahita yang tidak
dalam kondisi ringan dan mampu memiliki ciri untuk mampu belajar mampu menerima pendidikan mampu menerima pendidikan
didik, mereka mampu untuk keterampilan dasar akademis dan akademis dan keterampilan, akademis dan keterampilan,
bersosialisasi dan melakukan berhitung sederhana, namun lambat perkembangan jasmani dan rohani perkembangan jasmani dan rohani
pekerjaan namun perlu pengawasan dalam merespon sangat sedikit sangat sedikit
Klasifikasi anak tunagrahita
berdasarkan tipe klinisnya
DOWN
HYDROCEP MICROCEP
SYNDRO KRETIN
HAL HALY
M

Terjadi akibat kerusakan Ada gangguan hiporoid. Retardasi mental yang Microcephaly merupakan
khromozon. Anak Anak ini memperlihatkan disebabkan oleh kejadian kondisi neurologis langka di
tunagrahita jenis ini ciri-ciri, seperti badan yang terjadi pada saat mana kepala bayi (secara
disebutdemikian karena gemuk dan pendek, kaki kelahiran adaTerjadi signifikan) berukuran lebih
memiliki raut muka dan tangan pendek dan karena cairan otak kecil dari kepala anak-anak
menyerupai orang Mongol bengkok, kulit kering, serebrospinal (CSF) yang lain pada usia dan jenis
dengan mata sipit dan tebal, dan keriput, rambut berlebihan. Anak ini kelamin yang sama.
miring, lidah tebal suka kering, lidah dan bibir, memiliki ciri-ciri kepala
menjulur ke luar, telinga kelopak mata, telapak besar, raut muka kecil,
kecil, kulit kasar, susunan tangan dan kaki tebal, pandangan dan
gigi kurang pertumbuhan gigi terlamba pendengaran tidak
sempurna
Kebutuhan belajar anak-anak
tunagrahita
1. Sekolah khusus
a. Tempat
Selayaknya dengan anak-anak
(sekolah luar biasa)
normal, anak tunagrahita memerlukan
Khusus atau
2. Sekolah dasar luar
pendidikan sehingga dapat membantu biasa (SDLB)
menggali potensi individual.
Sistem
3. Kelas jauh
Kemampuan belajar anak penyandang 4. Guru kunjung

Segregasi
5. Lembaga
tunagrahita sangat terbatas, terutama
perawatan (institusi
pada hal-hal abstrak, maka sebab itu khusus)
anak-anak penyandang tunagrahita
membutuhkan tempat dan sistem
layanan pendidikan khusus. Tujuan
pendidikan anak tunagrahita tidak 1. Kelas Biasa Tanpa Kekhususan Baik
berbeda dengan tujuan pendidikan
pada umumnya, namun perlu b) Sekolah Bahan Pelajaran Maupun Guru
penyesuaian dengan tingkat
Umum dengan 2. Kelas Biasa Dengan Guru Konsultan
Sistem
kemampuan mereka. tujuan yang
3. Kelas Biasa Dengan Guru Kunjung
berada diluar kemampuan anak
tunagrahita tidak perlu dipaksakan Integrasi 4. Kelas Biasa Dengan Ruang Sumber
(Terpadu) 5. Kelas Khusus Sebagian Waktu
6. Kelas Khusus
Pendidikan Inklusif
Model ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan
labelisasi anak dengan prinsip “Education for All”. Layanan pendidikan
inklusif diselenggarakan pada sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar
bersama-sama dengan anak reguler, pada kelas dan
guru/pembimbing yang sama. Pada kelas inklusi, siswa dibimbing oleh
2 (dua) orang guru, satu guru reguler dan satu lagu guru khusus. Guna
guru khusus untuk memberikan bantuan kepada siswa tunagrahita
jika anak tersenut mempunyai kesulitan di dalam kelas. Semua anak
diberlakukan dan mempunyai hak serta kewajiban yang sama.
Literatur strategi abk tunagrahita di jenjang paud

1) Strategi Kooperatif 2) Strategi Pengajaran 3) Strategi Modifikasi


yang Diindividualisasikan Tingkah Laku

Dalam pelaksanaannya a) Pengelompokan murid yang Perlu teknik khusus


guru harus memiliki memungkinkan murid dapat berinteraksi,
bekerja sama, dan bekerja selaku anggota dalam melaksanakan
kemampuan merumuskan kelompok dan tidak menjadi anggota tetap modifikasi tingkah
tujuan pembelajaran, guru dalam kelompok tertentu.
b) Pengaturan lingkungan belajar yang
laku tersebut, seperti
dituntut mempunyai
memungkinkan murid melakukan kegiatan reinforcement dapat
keterampilan untuk yang beraneka ragam, dapat berpindah
berupa pujian, hadiah
mengatur tempat duduk, tempat sesuai dengan kebutuhan murid
tersebut, serta adanya keseimbangan antara atau elusan. Pujian
pengelompokan anak dan bagian yang sunyi dan gaduh dalam diberikan apabila
besarnya anggota pekerjaan di kelas.
c) Mengadakan Pusat Belajar (Learning
siswa menunjukkan
kelompok. Centre) perilaku yang
Pusat belajar ini dibentuk pada sudut- sudut
dikehendaki oleh
ruangan kelas, misalnya sudut bahasa, sudut
IPA, berhitung. Pembagian seperti ini, guru. D
memungkinkan anak belajar sesuai dengan
pilihannya sendiri
Thank's For
Watching

Anda mungkin juga menyukai