Anda di halaman 1dari 42

JOURNAL READING

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta diRSUD


Patuh Patut Patju Lombok Barat

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik


Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Disusun Oleh :

Novi Rahmadani
P07124523066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES YOGYAKARTA
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading

“Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta diRSUD


Patuh Patut Patju Lombok Barat”

Oleh :

Novi Rahmadani
P07124523066

Menyetujui,

Pembimbing Klinik

Nastiti Agustanti.,S.ST.,Bdn (…………..…………………….)


NIP. 197608152006042028

Pembimbing Akademik

Dr. Yani Widyastuti.,S.SiT.,M.Keb (…………..…………………….)


NIP. 197601032001122001
Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Munica Rita Hernayanti, S.SiT.,Bdn.,M.Kes


NIP: 198005142002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Journal Reading yang
berjudul “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di
RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat”.Tersusunnya Journal Reading ini
tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT.,M.Keb, selaku ketua jurusan kebidanan


yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Praktik Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.
2. Munica Rita Hernayanti, S.SiT.,Bdn.,M.Kes, selaku ketua prodi pendidikan
sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan kesempatan
dan bimbingan atas praktik Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal.
3. Dr. Yani Widyastuti.,S.SiT.,M.Keb vselaku pembimbing akademik yang
telah memberikan arahan serta bimbingan selama praktik Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
4. Nastiti Agustanti.,S.ST.,Bdn, selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan arahan serta bimbingan selama Praktik Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan Journal Reading ini. Oleh sebab itu, menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga
Journal Reading ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Yogyakarta, Maret 2024

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I ISI JURNAL ........................................................................................... 1
A. Judul ......................................................................................................... 1
B. Abstrak ..................................................................................................... 1
C. Pendahuluan .............................................................................................. 3
D. Metode ...................................................................................................... 6
E. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 7
F. Kesimpulan ............................................................................................. 12
G. Referensi ................................................................................................. 13
BAB II TELAAH JURNAL ............................................................................. 12
A. Deskripsi Bukti ...................................................................................... 12
B. Validitas Internal: Pertimbangan Mengenai Penjelasan Non Kausal ......... 14
C. Validitas Internal: Pertimbangan Gambaran Posistif Hubungan Kausal .... 15
D. Validitas Eksterna-Generalisasi ............................................................... 16
E. Perbandingan Hasil Studi dengan Bukti-Bukti Lain ................................. 17
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................. 18
B. Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iv
BAB I
ISI JURNAL

An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan


Vol.1, No.3 Agustus 2023
e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42
DOI: https://doi.org/10.59841/an-
najat.v1i3.143
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest
Placenta diRSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat
Baiq Dika Fatmasari
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hamzar Email:
baiqdikafatmasari11@gmail.
com
Eka Mustika Yanti
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hamzar Email:
ekamustika1991@gmail.com
Fuji Indriani Rahayu
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hamzar Email:
fujirahayu147@gmail.com
Korespondensi penulis: baiqdikafatmasari11@gmail.com

A. Judul
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD
Patuh Patut Patju Lombok Barat

B. Abstrak
Latar belakang: Retensio sisa plasenta atau biasa disebaut rest
placenta adalah salah satu masalah penting dalam obstetrik yang menjadi
penyebab ibu perdarahan pada saat persalinan. Hal ini meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan maternal. Ada beberapa Faktor

1
2

penyebab yang dicurigai menjadi penyebab retensio plasenta pada ibu


bersalin yaitu usia, paritas, status anemia, riwayat abortus dan riwayat
induksi drip oksitosin.

Tujuan: adalah Untuk Mengetahui faktor yang berhubungan


dengan kejadian Rest placenta di RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik


kuantitatif dengan metode Cohort Retrospectif (retrospective study) yakni
penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati data yang telah
dikumpulkan dan merupakan jenis penelitian yang mempunyai tujuan dan
indikator yang sama dengan jenis penelitian cohort prospectif. Metode
penelitian yang digunakan dalam teknik pengumpulan data yaitu, data
sekunder dari data register pasien yang merupakan data seluruh ibu
melahirkan Bayi pervaginam di RSUD Patut Patuh Patju dalam kurun
waktu 5 tahun (Januari 2018- Oktober 2022), yaitu sebanyak 4.498 orang
sampel yang diambil dengan tehnik systematic random sampling dengan
interval 12 didapatkan sebanyak 367 sampel.

Hasil penelitian: . Hasil penelitian Di RSUD Patut Patuh Patju


kabupaten Lombok barat sebanyak 367 sampel yang diambil terdapat 41
atau 11,2% kasus rest placenta. Jumlah kasus rest placenta pada usia <20
dan > 35tahun sebanyak 26 orang atau 31%. Jumlah kasus rest placenta
pada paritas multi dan grande adalah sebanyak 27 orang atau 12%.
Jumalah kasus rest placenta dengan status anemia sebanyak 9 oarang atau
9,3%. Jumlah kasus rest placenta dengan riwayat abortus sebanyak 19
orang atau 7,1%, dan jumlah rest placenta dengan riwayat terminasi drip
oksi sebanyak 22 oarang atau 14 %.
3

Kesimpulan: Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa Terdapat


beberapa faktor yang mempunyai hubungan hubungan yang signifikan
denagn kejadian rest placenta antara lain usia, status anemia, dan abortus.
Sedangakan faktor paritas dan riwayat drip oksitosin tiadak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kejadian rest placenta.

Kata kunci: faktor, pengaruh, rest placenta, usia, paritas, status


anemia, riwayat abortus, riwayat induksi drip oksitosin

C. Pendahuluan
Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah salah
satu penyebab kematian ibu melahirkan. Tiga faktor utama penyebab
kematian ibu melahirkan adalah perdarahan post partum atau perdarahan
pasca persalinan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi.
Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan
pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan darah yang
berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang
berkepanjangan. Penyebab perdarahan dalam masa nifas diantaranya atonia
uteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, inversio uteri, ruptur
uteri (Susanti, 2018).1
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu
sebanyak 303 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI)
di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN
Secretariat, 2020). Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI tahun 2017). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari
228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2020. Angka Kematian Ibu (AKI)
4

mengalami penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000


kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu
sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Pada tahun 2020 angka kematian ibu di indonesia kembali meningkat
yaitu 4.627 per 100.000 kelahiran hidup dan pada 2021 menjadi 7.389 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung dari kematian ibu tersebut
disebabkan oleh perdarahan, yaitu sebanyak 28% salah satu penyebab
perdarahan tersebut yaitu Rest Placenta. Perdarahan pasca persalinan terjadi
setelah bayi lahir dengan angka kejadian berkisar antara 5% - 15% dari
laporan-laporan pada negara maju maupun negara berkembang, termasuk
didalamnya adalah Perdarahan karena Rest Plasenta, insidens Perdarahan
Pasca Persalinan akibat Rest Plasenta dilaporkan berkisar 23% - 24%
(Kemenkes RI, 2020).
Pada tahun 2021 angka kematian ibu di provinsi Nusa tenggara barat
meningkat dari tahun tahun sebelumnya yaitu sebesar 144 kasus. Pada tahun
2019 tercatat 97 kasus, tahun 2020 tercatat 122 kasus dengan perdarahan
masih merupakan penyebab utama dikuti dengan covid 19 pada tahun 2021
(DIKES Prov.NTB, 2021).
Di Kabupaten Lombok Barat sendiri tercatat pada tahun 2019 ada 6
kematian ibu dimana penyebab utama adalah Hipertensi Dalam Kehamilan
dan Perdarahan. Pada tahun 2020 terdapat 16 kasus kematian ibu dengan
penyebab utama adalah perdarahan dan pada tahun 2021 terdapat 12 kasus
kematian ibu dengan penyebab utama “lain-lain” (DIKES Prov.NTB 2021).
Berdasarkan studi pendahuluan pada catatan register di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Patuh Patut Patju, didapat data bahwa pada tahun
2018, 2019 berturut-turut terdapat 19 dan 13 kejadian rest plasenta. Pada
5

2020 kasus rest plasenta sebanyak 29 orang atau 1,5%, tahun 2021 terdapat
16 kasus atau 1,04%. Sedangkan pada tahun 2022 sampai pada bulan Oktober
terjadi penurunan menjadi sebesar 0,39%. Total jumlah kasus Rest Placenta
sejak tahun januari tahun 2018 sampai bulan Oktober 2022 adalah sebanyak
92 orang (Data PONEK RSUD Patuh Patut Patju).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Purwanti dkk pada
tahun 2022 dengan judul penelitian “Penyebab Perdarahan Ibu Post Partum”
menunjukkan hasil bahwa penyebab langsung perdarahan postpartum adalah
jenis persalinan, jarak kehamilan, anemia, riwayat perdarahan, induksi
persalinan. Sedangkan, penghasilan keluarga, pendidikan dan pekerjaan
merupakan faktor tidak langsung perdarahan postpartum. Begitu pula
penelitian yang dilkukan oleh Buntoro Indra Dharmadi pada tahun 2017
menujukkan bahwa paritas, jarak kehamilan, usia, status anemia mempunyai
hubungan langsung dengan kejadian rest placenta. Sejalan dengan penelitian
diatas, penelitian yang dilakukan oleh Salma Kusuma Astuti pada tahun 2017
menunukkna bahwa usia dan paritas berhubungan dengan kejadian retensio
placenta dan rest placenta. Penelitian Willy Astriana pada tahun 2018
menunjukan adanya hubungan anemia selama hamil dengan kejadian
perdarahan postpartum oleh karena atonia uteri. Begitu pula dengan
penelitian yang dilkukan oleh Deda Komala pada tahun 2022 menunjukkan
adanya hubungan antara anemia dan paritas dengan kejadian rest placenta.
Rest Placenta adalah keadaan di mana suatu bagian dari plasenta (satu
atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara
efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja
pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta (Nurjanah
dkk dalam Mastiningsih, 2015).
6

Plasenta yang masih tertinggal disebut rest plasenta. Gejala klinis rest
plasenta adalah terdapat subinvolusi uteri, terjadi perdarahan sedikit yang
berkepanjangan, dapat juga terjadi perdarahan banyak mendadak setelah
berhenti beberapa waktu, perasaan tidak nyaman di perut bagian bawah
(Manuaba, 2016)
Rest Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya
dalam kavum uteri, (Saifuddin, 2013). Rest plasenta merupakan tertinggalnya
bagian plasenta dalam rongga Rahim yang dapat menimbulkan perdarahan
post partum dini atau perdarahan post partum lambat yang biasanya terjadi
dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan (Prawirohardjo, 2016). Selaput
yang mengandung pembuluh darah ada yang tertinggal, perdarahan segera.
Gejala yang kadang – kadang timbul uterus berkontraksi baik tetapi tinggi
fundus tidak berkurang. Sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus
dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih
menempel pada dinding uterus mengakibatkan uterus tidak adekuat sehingga
pembuluh darah yang terbuka pada dinding uterus tidak dapat berkontraksi/
terjepit dengan sempurna (Maritalia dalam Yuliani, 2020). Rest Plasenta
dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang banyak
dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta. Jika pada
pemeriksaan plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, maka harus
dilakukan eksplorasi dari cavum uteri. Potongan – potongan plasenta yang
ketinggalan tidak diketahui biasanya menimbulkan perdarahan post partum
(Saleha dalam Yuliani, 2020).

D. Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif dimana
Penelitian analitik merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
7

hubungan atau pengaruh antara variabel satu dengan yang lain, maupun
membandingkan atau mengetahui perbedaan satu variabel atau lebih dilihat
dari berbagai aspek atau sudut pandang (Siswanto, dkk. 2015). Penelitian
kuantitatif sendiri berarti penelitian yang menekankan analisisnya pada data –
data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika (Siswanto dkk,
2015). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cohort
Retrospectif (retrospective study) yakni penelitian yang dilakukan dengan
cara mengamati data yang telah dikumpulkan dan merupakan jenis penelitian
yang mempunyai tujuan dan indikator yang sama dengan jenis penelitian
cohort prospective (Budiarto, 2013).

E. Hasil dan Pembahasan


1. Analisis univariate
a. Kejadian Rest Plasenta
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Rest
placenta.
Rest Placenta Frekuensi Persentase (%)
Rest Placenta 41 11,2
Tidak Rest Placenta 326 88,8
Jumlah 367 100,0
b. Usia
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)


< 20 tahun atau > 35 tahun 97 26,4
20-35 Tahun 270 73,6
Jumlah 367 100,0
c. Paritas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu
8

Paritas Frekuensi Persentase (%)


Multipara dan grandepara 221 60,2
Primi 146 39,8
Jumlah 367 100,0

d. Anemia
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian
Anemia
Anemia Frekuensi Persentase (%)
Anemia 24 6,5
Tidak Anemia 343 93,5
Jumlah 367 100,0

e. Abortus
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Abortus
Abortus Frekuensi Persentase (%)
Abortus 58 15,8
Tidak Abortus 309 84,2
Jumlah 367 100,0
f. Induksi Drip Oksitosin
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Induksi Drip
Oksitosin
Drip Oksitosin Frekuensi Persentase (%)
Induksi Drip Oksitosin 231 62,9
Tidak Induksi Drip Oksitosin 136 37,1
Jumlah 367 100,0

2. Analisis bivariate
a. Hubungan usia dengan kejadian rest placenta
9

Tabel 7. Hubungan Usia dengan Kejadian Rest Plasenta


Rest Placenta
Rest Placenta Tidak Rest
Total P
Usia Placenta OR
value
f % f % f %
< 20 th atau > 26 26,8 71 73,2 97 100
35 th 26
20-35 tahun 1515 5,6 255 94,4 270 100 0,000 1,225
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
Pada tabel 7 dapat terlihat bahwa ibu bersalin yang mengalami Rest
Placenta sebanyak 41 orang. Diantaranya usia <20 dan >35 tahun
berjumlah 26 (26,8%) dan usia 20-35 tahun berjumlah 15 (5,6%).
Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh
karena p-value 0,000 <α (0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada
hubungan secara signifikan antara usia ibu bersalin dengan kejadian Rest
Placenta.

b. Hubungan Paritas dengan Kejadian Rest placenta

Tabel 8. Hubungan Paritas dengan Kejadian Rest Plasenta


Rest Placenta
Rest Placenta Tidak Rest
Total P
Paritas Placenta OR
value
f % f % f %
Multi atau grande 27 12,2 194 87,8 221 100
Nulli atau primi 14 9,6 132 90,4 146 100 0,434 1,31
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
Hasil pada tabel 8. dapat dilihat bahwa jumlah primipara yang
mengalami Rest Placenta sebanyak 14 orang (9,6%) sedangkan jumlah
multipara dan grandemultipara yang mengalami Rest Placenta sebanyak
27 orang atau 12,2% dari total 41 orang yang mengalamiRest Placenta.

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,434. Oleh
10

karena p-value 0,434 α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak yaitu


tidak ada hubungan secara signifikan antara jumlah paritas dengan
kejadian Rest Placenta di Ruang Bersalin RSUD Patut Patuh Patju
Lombok Barat.

c. Hubungan Anemia dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 9. Hubungan Anemia Kejadian Rest placenta
Rest Placenta
Rest Placenta Tidak Rest
Total P
Anemia Placenta OR
value
f % f % f %
Anemia 9 37,5 15 62,5 24 100
Tidak Anermia 32 9,3 311 90,7 343 100 0,000 2,83
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
Tabel 9. memperlihatkan bahwa jumlah ibu bersalin yang
mengalami anemia denganRest Placenta sebanyak 9 (37,5%) orang dan
ibu yang tidak anemia dengan Rest Placenta sebanyak 32 (9,3%) orang.

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh
karena p-value 0,000 (< α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima
yaitu ada hubungan secara antara anemia dengan kejadian Rest
Placenta.

d. Hubungan Abortus dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 10. Hubungan Abortus Kejadian Rest placenta
Rest Placenta
Rest Placenta Tidak Rest
Total P
Riwayat Abortus Placenta OR
value
f % f % f %
Pernah 19 32,8 39 67,2 58 100
Tidak Pernah 22 7,1 287 92,9 309 100 0,000 6,36
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
11

Pada tabel 10. dapat diketahui bahwa ibu dengan Rest Placenta
yang pernah mengalami abortus sebelumnya sebanyak 19 orang
(32,8%) dan ibu yang mengalami Rest Placenta dan tidak punya
riwayat abortus sebelumnya sebanyak 22 orang (7,1%).
Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh
karena p-value 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu
ada hubungan secara signifikan antara riwayat abortus dengan kejadian
Rest Placenta.

e. Hubungan Induksi drip oksitosin dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 11. Hubungan Induksi drip oksitosin dengan kejadian Rest
placenta
Rest Placenta
Rest Placenta Tidak Rest
Total P
Induksi Oksitosin Placenta OR
value
f % f % f %
Induksi 22 9,5 209 90,5 231 100
Tanpa Induksi 19 14,0 117 86,0 136 100 0,192 0,65
Total 41 11,2 326 88,8 367 100

Hasil pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa ibu bersalin dengan
induksi oksitosin jumlahnya lebih banyak daripada ibu bersalin tanpa
induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%) orang. Ibu bersalin dengan
induksi drip oksitosin yang mengalami Rest Placenta sebanyak 22
(9,5%). Sedangkan ibu bersalin dengan induksi drip oksitosin yang tidak
mengalami RestPlacenta sebanyak 19 (14,0%).
Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,192. Oleh
karena p-value 0,230 α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak
ada hubungan secara signifikan antara riwayat pemberian induksi drip
12

oksitosin dengan kejadian Rest Placenta di Ruang bersalin RSUD Patut


Patuh Patju Lombok Barat.

F. Kesimpulan
1. Jumlah Ibu bersalin yang mengalami rest placenta dari total 367 sampel
adalah 41 orang. Ibu bersalin dengan usia beresiko yaitu <20 dan >35
tahun yang mengalami Rest placenta sebanyak 26 (26,8%) dan ibu
besalin dengan usia tidak beresiko yang mengalami rest placenta
sebanyak 15 (5,6%) orang. Dengan hasil uji statistic chi square p-value
= 0,000, terdapat hubungan antara usia ibu bersalin dengan kejadian
Rest placenta.
2. Jumlah Nulli atau primipara yang mengalami Rest placenta sebanyak
14 (9,6%)orang, sedangkan jumlah multipara dan grandemultipara yang
mengalami Rest placenta sebanyak 27 (12,2%) orang dari total 41 orang
yang mengalami Rest placenta. Hasil uji Chi square telah diperoleh
nilai p-value 0,434. Oleh karena p-value 1,31 > α (0,05) yaitu tidak ada
hubungan secara signifikan antara jumlah paritas dengan kejadian Rest
placenta
3. Jumlah ibu bersalin yang mengalami anemia dengan Rest placenta
sebanyak 9 (37,5%) orang dan ibu yang tidak anemia dengan Rest
placenta sebanyak 32 (9,3%). Hasil uji Chi square telah diperoleh nilai
p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 (< α (0,05) yaitu ada
hubungan secara antara anemia dengan kejadian Rest placenta.
4. Ibu dengan Rest placenta yang pernah mengalami abortus sebelumnya
sebanyak 19 (32,8) orang dan ibu yang mengalami Rest placenta dan
tidak punya riwayat abortus sebelumnya sebanyak 22 (7,1%) orang.
Hasil uji Chi square telah diperoleh nilai p- value 0,000. Oleh karena p-
13

value 0,000 < α (0,05) yaitu ada hubungan secara signifikan antara
riwayat abortus dengan kejadian Rest placenta di Ruang bersalin RSUD
Patut Patuh Patju Lombok Barat
5. Ibu bersalin dengan induksi oksitosin jumlahnya lebih banyak daripada
ibu bersalin tanpa induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%) orang. Ibu
bersalin dengan induksi drip oksitosin yang mengalami Rest placenta
sebanyak 22 (9,5%) orang. Sedangkan ibu bersalin dengan induksi drip
oksitosin yang tidak mengalami Rest placenta sebanyak 19 (14,0%)
orang. Hasil uji Chi square telah diperoleh nilai p-value 0,192. Oleh
karena p-value 0,192 > α (0,05) Tidak ada hubungan secara signifikan
antara riwayat pemberian induksi drip oksitosin dengan Rest placenta di
Ruang bersalin RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat.

G. Referensi
1. Budiarto, Eko, dkk. 2013. Metodologi Penelitian Kedokteran.
Jakarta.EK6
2. Data Angka Kematian Ibu di NTB.Dikes Provinsi NTB.2021
3. Data Ponek RSUD Patuh Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok
Barat.2018-2022.tidakdipublikasi
4. Register Pasien Ruang Bersalin RSUD Patuh Patut Patuh Patju
Kabupaten LombokBarat.2018-2022 .tidak dipublikasi
5. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. 2016. Ilmu
Kebidanan.Penyakit Kandungandan KB:Jakrata. EGC.
6. Profil Kesehatan Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2019
7. Profil Kesehatan Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2020
14

8. Putu Mastiningsih. 2015. Rest Placenta pada ibu nifas p1a1 6 jam post
Partum di ruang bersalin rsud wangaya. Jurnal Dunia Kesehatan,
Volume 5 nomor 2 (76-86)
9. Prawirohardjo S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
10. Rhimadona, Shinta Wurdiana. 2019. Gambaran Karakteristik Ibu, Nilai
Bishop Dan Cara Terminasi Persalinan Pada Persalinan Kala 1 Dengan Induksi
Pada Ketuban Pecah Dini Di Rsud K.R.M.T Wongsonegoro, Kota Semarang.
Jurnal Kebidanan Vol. 8 No 1
11. Rustam, Mochtar. 2013. Sipnosis Obstretri –obstetric fisiologis –
obstreticpatologis.Jakarta. Kedokteran EDC
12. Saifuddin Abdul Bari, Trijatmo Rachimhadhi, Gulardi
H.Wiknjosastro.2016.Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.Jakarta:PT
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
13. Saifuddin A. B., (2011). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
14. Saleha, Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
15. Sastrawinata, Prof. Sulaiman dr. SpOG (K) dkk.2013. Ilmu kesehatan
reproduksi : Obstetri patologi, E/4. Pnerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
16. Satriyandri, Yekti. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Perdarahan Postpartum. Journal of Health Studies, Vol. 1,
No.1, Maret 2017: 49-64.
17. Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, Alfabeta, Bandung;
15

18. Suyanto dan Siswanto.2017.Metode Penelitian Kombinasi : Kualitatif


& Kuantitatif PadaPenelitian Tindkan (Ptk & Pts).Klaten;Boss Script
19. Yanti Susanti, dan Nurul Fauziyah.,2018.asuhan keperawatan pada ny.
s p2a0 post normal dengan sisa plasenta hari ke -1 di ruang endang
geulis rsud gunung jati cirebon. Jurnal Akper Bu ntet Jurnal Ilmiah
Akper Buntet Pesantren Cirebon ISSN:2579-3837 Vol. 2 No
20. Yuliani, Istri.2020.Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
retensio sisa plasenta pada ibu bersalin Di praktik mandiri
bidan.Seminar Nasional UNRIYO (220-229) partum
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Deskripsi Bukti
1. Apakah paparan dari penelitian ini?
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di
RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat
2. Apakah outcame dari penelitian ini?
Hasil penelitian Di RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok
barat sebanyak 367 sampel yang diambil terdapat 41 atau 11,2% kasus rest
placenta. Jumlah kasus rest placenta pada usia <20 dan > 35tahun sebanyak
26 orang atau 31%. Jumlah kasus rest placenta pada paritas multi dan
grande adalah sebanyak 27 orang atau 12%. Jumalah kasus rest placenta
dengan status anemia sebanyak 9 oarang atau 9,3%. Jumlah kasus rest
placenta dengan riwayat abortus sebanyak 19 orang atau 7,1%, dan jumlah
rest placenta dengan riwayat terminasi drip oksi sebanyak 22 oarang atau
14 %. Kesimpulan : Terdapat beberapa faktor yang mempunyai hubungan
hubungan yang signifikan denagn kejadian rest placenta antara lain usia,
status anemia, dan abortus. Sedangakan faktor paritas dan riwayat drip
oksitosin tiadak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian
rest placenta.
3. Apakah desain penelitian yang digunakan?
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cohort
Retrospectif (retrospective study) yakni penelitian yang dilakukan
dengan cara mengamati data yang telah dikumpulkan dan merupakan
jenis penelitian yang mempunyai tujuan dan indikator yang sama dengan
jenis penelitian cohort prospective
4. Apakah Populasi studi yang digunakan?
Populasi kasus pada penelitian ini adalah data sekunder dari data

12
13

register pasien yang merupakan data seluruh ibu melahirkan Bayi


pervaginam di RSUD Patut Patuh Patju dalam kurun waktu 5 tahun
(Januari 2018- Oktober 2022), yaitu sebanyak 4.498 orang sampel yang
diambil dengan tehnik systematic random sampling dengan interval 12
didapatkan sebanyak 367 sampel.
5. Apakah temuan utama dari penelitian ini?
Terdapat beberapa faktor yang mempunyai hubungan hubungan yang
signifikan denagn kejadian rest placenta antara lain usia, status anemia, dan
abortus. Sedangakan faktor paritas dan riwayat drip oksitosin tiadak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian rest placenta.

Kesimpulan :
a. Paparan, outcome, defenisi operasional variable yang diukur, cara
mendapatkan sampel serta metode pengukuran telah diinformasikan
dengan jelas.
b. Ibu bersalin yang mengalami Rest Placenta sebanyak 41 orang.
Diantaranya usia <20 dan >35 tahun berjumlah 26 (26,8%) dan usia
20- 35 tahun berjumlah 15 (5,6%). Hasil uji Chi Square telah diperoleh
nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 < α (0,05) maka H0
ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan secara signifikan antara
usia ibu bersalin dengan kejadian Rest Placenta.
c. Dari 41 ibu hamil bersalin dengan Rest Placenta di ruang bersalin di
RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat, jumlah ibu
primipara sebanyak 14 orang (9,6%) dan ibu Multipara dan grandepara
sebanyak 27 orang (12,2%). Hasil uji Chi square pada penelitian ini
menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian Rest
Placenta.
d. Jumlah ibu bersalin yang mengalami anemia dengan Rest Placenta
sebanyak 9 (37,5%) orang dan ibu yang tidak anemia dengan Rest
14

Placenta sebanyak 32 (9,3%) orang. Hasil uji Chi square pada


penelitian P value 0,000 atau <0,005. Artinya ada hubungan antara
riwayat anemia dengan kejadian Rest Placenta pada penelitianini.
e. Ibu dengan Rest Placenta yang pernah mengalami abortus sebelumnya
sebanyak 19 orang (32,8%) dan ibu yang mengalami Rest Placenta
dan tidak punya riwayat abortus sebelumnya sebanyak 22 orang
(7,1%). Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh
karena p-value 0,000 < α (0,05) maka ada hubungan secara signifikan
antara riwayat abortus dengan kejadian Rest Placenta.
f. Ibu bersalin dengan induksi oksitosin jumlahnya lebih banyak daripada
ibu bersalin tanpa induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%) orang. Ibu
bersalin dengan induksi drip oksitosin yang mengalami Rest Placenta
sebanyak 22 (9,5%). Sedangkan ibu bersalin dengan induksi drip
oksitosin yang tidak mengalami Rest Placenta sebanyak 19 (14,0%).
Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,192. Oleh karena
p-value 0,192 > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak ada
hubungan secara signifikan antara riwayat pemberian induksi drip
oksitosin dengan kejadian Rest Placenta .

B. Validitas Internal: Pertimbangan Mengenai Penjelasan Non Kausal


6. Apakah hasil dipengaruhi oleh bias observasi?
Penelitian ini mengalami bias karena kejadian rest placenta dapat di
pengaruhi oleh factor lain

7. Apakah dipengaruhi oleh Confounding?


Penelitian ini dipengaruhi oleh confounding, karena ada variable lain
sebagai perancu yang tidak di analisa pada penelitian ini. Seperti ukuran
plasenta yang kecl, kehamilan ganda juga dapat mempengaruhi kejadian
rest placenta.
15

8. Apakah hasil dipengaruhi variasi chance?


Variasi chance diukur menggunakan Confidence Interval (CI) dan tes
statistic signifikansi (p value). Rentang CI yang lebar menunjukkan
adanya variasi chance.
Pada penelitian ini ditemukan variasi chance karena terlihat dari hasil CI
sangat lebar.

Kesimpulan :
Pada studi ini bias observasi masih dimungkinkan terjadi. Hasil studi
dipengaruhi oleh confounding serta hasilnya juga dipengaruhi oleh
variansi chance.

C. Validitas Internal: Pertimbangan Gambaran Posistif Hubungan Kausal


9. Apakah terdapat hubungan waktu yang tepat?
Untuk menilai adanya hubungan waktu, paneliti harus memastikan
terjadinya sebab (paparan) mendahului akibat (outcome). Dalam
penelitian ini hubungan waktu dapat dijelaskan. Karena pada kejadian
rest placenta kita dapat melihat riwayat ibu saat bersalin sebelumnya.

10. Apakah hubungan yang terjadi kuat?


Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan adanya OR yang cukup besar
(lebih dari 2,0). Hasil studi menunjukkan adanya hubungan yang kuat
karena dari hasil OR melebihi dari 2,0.

11. Apakah ada hubungan dosis respon?


Dalam penelitian ini dapat disimpulkan tidak terdapat dosis respon.

12. Apakah hasil akhir penelitian konsisten didalam studi?


Hasil studi dikatakan konsisten (didalam studi) apabila ditemukan hasil
yang sama pada setiap kategori dalam variable. Konsistensi dalam studi
16

ini diketahui pada beberapa uji pada variable yang lain menunjukkan
hasil yang konsisten.

13. Apakah ada spesifisitas dalam penelitian ini ?


Spesifitas terjadi jika satu outcome dipengaruhi oleh satu exposure.
Dalam penelitian ini tidak ada spesifitas karena kejadian rest placenta
dapat dipengaruhi oleh variable lain sebagai confounder.

Kesimpulan validitas internal dalam hubungan kausal: Hubungan waktu


dalam studi ini dapat dijelaskan. Ada hubungan yang kuat yang
menunjukan kekuatan hubungan kausal. Terdapat dosis respon dan
terdapat konsistensi pada penelitian serta tidak ada spesifisitas dalam
studi.

D. Validitas Eksterna-Generalisasi

14. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan kedalam populasi eligible?


Populasi studi dalam penelitian ini tidak dapat diaplikasikan ke populasi
eligible.

15. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi sumber?


Dalam penelitian ini, dapat diaplikasikan ke populasi sumber.

16. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi relevan lainnya?


Dalam penelitian ini, menurut saya tidak dapat diaplikasikan ke populasi
relevan lainnya karena populasinya diambil hanya di satu tempat.

Kesimpilan :
Hasil penelitian ini kurang dapat diaplikasikan ke populasi eligible dan
populasi relevan, akan tetapi dapat diaplikasikan ke populasi sumber.
17

E. Perbandingan Hasil Studi dengan Bukti-Bukti Lain


17. Apakah hasil konsisten dengan bukti dari penelitian lain?
Suatu hasil studi dikatakan konsisten dengan penelitian lain apabila studi
menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian lain. Terdapat konsisten
dengan penelitian lain yang dilaporkan dalam penelitian ini.

18. Apakah bukti penelitian menunjukkan spesifisitas?


Tidak ada bukti yang menunjukkan spesifitas dari hasil studi, dimana
studi ini mempelajari variabel lain sebagai variable predictor dalam
menilai kejadian rest placenta.

19. Apakah hasil penelitian plausible dalam hal mekanisme biologic?


Pada penelitian ini tidak terdapat plausible dalam mekanisme biologic.

20. Jika ada efek utama ditunjukkan apakah hal itu koheren dengan
distribusi ekspose dan outcome?
Koheren adalah data yang diamati sesuai dengan pengetahuan yang ada
yang diperoleh dari data yang besar. Terdapat data/penelitian skala besar
yang sesuai dengan hasil studi ini, maka efek koheren dapat di buktikan.

Kesimpulan perbandingan hasil studi dengan bukti lain:


Kesimpulannya kejadian rest placenta dapat dibuktikan dalam hal
konsistensi penelitian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paparan, outcome, defenisi operasional variable yang diukur, cara
mendapatkan sampel serta metode pengukuran telah diinformasikan dengan
jelas. Ibu bersalin yang mengalami Rest Placenta sebanyak 41 orang.
Diantaranya usia <20 dan >35 tahun berjumlah 26 (26,8%) dan usia 20- 35
tahun berjumlah 15 (5,6%). Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value
0,000. Oleh karena p-value 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima
yaitu ada hubungan secara signifikan antara usia ibu bersalin dengan kejadian
Rest Placenta.
Dari 41 ibu hamil bersalin dengan Rest Placenta di ruang bersalin di
RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat, jumlah ibu primipara
sebanyak 14 orang (9,6%) dan ibu Multipara dan grandepara sebanyak 27
orang (12,2%). Hasil uji Chi square pada penelitian ini menunjukkan tidak
ada hubungan antara paritas dengan kejadian Rest Placenta. Jumlah ibu
bersalin yang mengalami anemia dengan Rest Placenta sebanyak 9 (37,5%)
orang dan ibu yang tidak anemia dengan Rest Placenta sebanyak 32 (9,3%)
orang. Hasil uji Chi square pada penelitian P value 0,000 atau <0,005. Artinya
ada hubungan antara riwayat anemia dengan kejadian Rest Placenta pada
penelitianini.
Ibu dengan Rest Placenta yang pernah mengalami abortus sebelumnya
sebanyak 19 orang (32,8%) dan ibu yang mengalami Rest Placenta dan tidak
punya riwayat abortus sebelumnya sebanyak 22 orang (7,1%). Hasil uji Chi
Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 < α
(0,05) maka ada hubungan secara signifikan antara riwayat abortus dengan
kejadian Rest Placenta. Ibu bersalin dengan induksi oksitosin jumlahnya lebih
banyak daripada ibu bersalin tanpa induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%)

18
19

orang. Ibu bersalin dengan induksi drip oksitosin yang mengalami Rest
Placenta sebanyak 22 (9,5%). Sedangkan ibu bersalin dengan induksi drip
oksitosin yang tidak mengalami Rest Placenta sebanyak 19 (14,0%). Hasil uji
Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,192. Oleh karena p-value 0,192 > α
(0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak ada hubungansecara signifikan
antara riwayat pemberian induksi drip oksitosin dengan kejadian Rest
Placenta .
Pada studi ini bias observasi masih dimungkinkan terjadi. Hasil studi
dipengaruhi oleh confounding serta hasilnya juga dipengaruhi oleh variansi
chance. Kesimpulan validitas internal dalam hubungan kausal: Hubungan
waktu dalam studi ini dapat dijelaskan. Ada hubungan yang kuat yang
menunjukan kekuatan hubungan kausal. Terdapat dosis respon dan terdapat
konsistensi pada penelitian serta tidak ada spesifisitas dalam studi. Hasil
penelitian ini kurang dapat diaplikasikan ke populasi eligible dan populasi
relevan, akan tetapi dapat diaplikasikan ke populasi sumber. Kesimpulan
perbandingan hasil studi dengan bukti lain yaitu kejadian rest placenta dapat
dibuktikan dalam hal konsistensi penelitian.

B. Saran

Agar sebuah jurnal dapat dijadikan sumber referensi yang memenuhi


kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada
pasien hendaknya peneliti lebih memperhatikan kelengkapan isi jurnal dan
memperhatikan syarat-syarat penulisan dalam jurnal tersebut. Walaupun
penelitian ini masih banyak kekurangan yang ditemukan namun penelitian ini
telah memberikan sumbangan yang positif bagi ilmu pengetahuan khususnya
bidang karya tulis ilmiah sehingga dapat dijadikan sumber penelitian lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Fatmasari, D. baiq, Eka, M. Y. & Rahayu, fuji I. Analisis Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju
Lombok Barat. J. Ilmu Farm. dan Kesehat. 1, 29–42 (2023).
An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Vol.1, No.3 Agustus 2023
e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42
DOI: https://doi.org/10.59841/an-najat.v1i3.143

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di


RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

Baiq Dika Fatmasari


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
Email: baiqdikafatmasari11@gmail.com

Eka Mustika Yanti


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
Email: ekamustika1991@gmail.com

Fuji Indriani Rahayu


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
Email: fujirahayu147@gmail.com

Korespondensi penulis: baiqdikafatmasari11@gmail.com

Abstract. Retention of retained placenta or commonly known as rest placenta is one of the important problems
in obstetrics which causes maternal bleeding during labour. This increases perinatal and maternal morbidity
and mortality. There are several causative factors that are suspected of causing retained placenta., namely
age, parity, anemia status, history of abortion and history of induction of oxytocin drip. Aim: To find out the
factors associated with the incidence of Rest placenta at Patut Patju West Lombok Hospital. Method:This
research is a quantitative analytic research study with the Cohort Retrospective method (retrospective study),
namely research conducted by observing the data that has been collected and is a type of research that has
the same objectives and indicators as the type of prospective cohort research.. The research method used in
data collection techniques namely, secondary data from the patient register data which is the data of all
mothers giving vaginal birth at Patut Patuh Patju Hospital in a period of 5 years (January 2018-October
2022), 4,498 samples taken using the systematic random sampling technique with intervals of 12 obtained a
total of 367 samples. Results: At the Patut Patuh Patju Hospital in West Lombok district, as many as 367
samples were taken, there were 41 or 11.2% of cases of rest placenta. The number of cases of rest placenta at
the age of <20 and > 35 years was 26 people or 31%. The number of cases of rest placenta in multi and grande
parity was 27 people or 12%. The number of cases of rest placenta with anemia status was 9 people or 9.3%.
The number of cases of rest placenta with a history of abortion was 19 people or 7.1%, and the number of rest
placentas with a history of termination of oxy drip was 22 people or 14%. Conclusion: There are several
factors that have a significant relation with the incidence of rest placenta, including age, anemia status, and
abortion. Meanwhile, the parity factor and history of oxytocin drip did not have a significant relationship with
the incidence of rest placenta.

Keywords: factors, influence, rest placenta, age, parity, anemia status, history of abortion, history of induction
of oxytocin drip

Abstrak. Retensio sisa plasenta atau biasa disebaut rest placenta adalah salah satu masalah penting dalam
obstetrik yang menjadi penyebab ibu perdarahan pada saat persalinan. Hal ini meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal dan maternal. Ada beberapa Faktor penyebab yang dicurigai menjadi penyebab retensio
plasenta pada ibu bersalin yaitu usia, paritas, status anemia, riwayat abortus dan riwayat induksi drip oksitosin.
Tujuan :Untuk Mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian Rest placenta di RSUD Patut Patuh
Patju Lombok Barat. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan metode Cohort
Retrospectif (retrospective study) yakni penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati data yang telah
dikumpulkan dan merupakan jenis penelitian yang mempunyai tujuan dan indikator yang sama dengan jenis
penelitian cohort prospectif. Metode penelitian yang digunakan dalam teknik pengumpulan data yaitu, data
sekunder dari data register pasien yang merupakan data seluruh ibu melahirkan Bayi pervaginam di RSUD
Patut Patuh Patju dalam kurun waktu 5 tahun (Januari 2018- Oktober 2022), yaitu sebanyak 4.498 orang
sampel yang diambil dengan tehnik systematic random sampling dengan interval 12 didapatkan sebanyak 367

Received Mei 31, 2023; Revised Juni 18, 2023; Accepted Juli 24, 2023
* Baiq Dika Fatmasari, baiqdikafatmasari11@gmail.com
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

sampel. Hasil : Di RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok barat sebanyak 367 sampel yang diambil
terdapat 41 atau 11,2% kasus rest placenta. Jumlah kasus rest placenta pada usia <20 dan > 35tahun sebanyak
26 orang atau 31%. Jumlah kasus rest placenta pada paritas multi dan grande adalah sebanyak 27 orang atau
12%. Jumalah kasus rest placenta dengan status anemia sebanyak 9 oarang atau 9,3%. Jumlah kasus rest
placenta dengan riwayat abortus sebanyak 19 orang atau 7,1%, dan jumlah rest placenta dengan riwayat
terminasi drip oksi sebanyak 22 oarang atau 14 %. Kesimpulan : Terdapat beberapa faktor yang mempunyai
hubungan hubungan yang signifikan denagn kejadian rest placenta antara lain usia, status anemia, dan abortus.
Sedangakan faktor paritas dan riwayat drip oksitosin tiadak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kejadian rest placenta.

Kata kunci: faktor, pengaruh, rest placenta, usia, paritas, status anemia, riwayat abortus, riwayat induksi drip
oksitosin

LATAR BELAKANG

Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah salah satu penyebab
kematian ibu melahirkan. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah
perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan, hipertensi saat hamil atau pre
eklamasi dan infeksi. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami
pendarahan pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan darah yang
berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan.
Penyebab perdarahan dalam masa nifas diantaranya atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio
plasenta, sisa plasenta, inversio uteri, ruptur uteri (Susanti, 2018).
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303 jiwa
per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per
100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI tahun 2017). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2020. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami
penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI,
2019).
Pada tahun 2020 angka kematian ibu di indonesia kembali meningkat yaitu 4.627 per
100.000 kelahiran hidup dan pada 2021 menjadi 7.389 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung dari kematian ibu tersebut disebabkan oleh perdarahan, yaitu sebanyak
28% salah satu penyebab perdarahan tersebut yaitu Rest Placenta. Perdarahan pasca
persalinan terjadi setelah bayi lahir dengan angka kejadian berkisar antara 5% - 15% dari
laporan-laporan pada negara maju maupun negara berkembang, termasuk didalamnya
adalah Perdarahan karena Rest Plasenta, insidens Perdarahan Pasca Persalinan akibat Rest

30 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42

Plasenta dilaporkan berkisar 23% - 24% (Kemenkes RI, 2020).


Pada tahun 2021 angka kematian ibu di provinsi Nusa tenggara barat meningkat dari
tahun tahun sebelumnya yaitu sebesar 144 kasus. Pada tahun 2019 tercatat 97 kasus, tahun
2020 tercatat 122 kasus dengan perdarahan masih merupakan penyebab utama dikuti
dengan covid 19 pada tahun 2021 (DIKES Prov.NTB, 2021).
Di Kabupaten Lombok Barat sendiri tercatat pada tahun 2019 ada 6 kematian ibu
dimana penyebab utama adalah Hipertensi Dalam Kehamilan dan Perdarahan. Pada tahun
2020 terdapat 16 kasus kematian ibu dengan penyebab utama adalah perdarahan dan pada
tahun 2021 terdapat 12 kasus kematian ibu dengan penyebab utama “lain-lain” (DIKES
Prov.NTB 2021).
Berdasarkan studi pendahuluan pada catatan register di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Patuh Patut Patju, didapat data bahwa pada tahun 2018, 2019 berturut-turut terdapat
19 dan 13 kejadian rest plasenta. Pada 2020 kasus rest plasenta sebanyak 29 orang atau
1,5%, tahun 2021 terdapat 16 kasus atau 1,04%.
Sedangkan pada tahun 2022 sampai pada bulan Oktober terjadi penurunan menjadi
sebesar 0,39%. Total jumlah kasus Rest Placenta sejak tahun januari tahun 2018 sampai
bulan Oktober 2022 adalah sebanyak 92 orang (Data PONEK RSUD Patuh Patut Patju).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Purwanti dkk pada tahun 2022
dengan judul penelitian “Penyebab Perdarahan Ibu Post Partum” menunjukkan hasil bahwa
penyebab langsung perdarahan postpartum adalah jenis persalinan, jarak kehamilan,
anemia, riwayat perdarahan, induksi persalinan. Sedangkan, penghasilan keluarga,
pendidikan dan pekerjaan merupakan faktor tidak langsung perdarahan postpartum. Begitu
pula penelitian yang dilkukan oleh Buntoro Indra Dharmadi pada tahun 2017 menujukkan
bahwa paritas, jarak kehamilan, usia, status anemia mempunyai hubungan langsung dengan
kejadian rest placenta. Sejalan dengan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan oleh
Salma Kusuma Astuti pada tahun 2017 menunukkna bahwa usia dan paritas berhubungan
dengan kejadian retensio placenta dan rest placenta. Penelitian Willy Astriana pada tahun
2018 menunjukan adanya hubungan anemia selama hamil dengan kejadian perdarahan
postpartum oleh karena atonia uteri. Begitu pula dengan penelitian yang dilkukan oleh Deda
Komala pada tahun 2022 menunjukkan adanya hubungan antara anemia dan paritas dengan
kejadian rest placenta.
Rest Placenta adalah keadaan di mana suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih
lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta (Nurjanah dkk dalam Mastiningsih, 2015).
Plasenta yang masih tertinggal disebut rest plasenta. Gejala klinis rest plasenta adalah
terdapat subinvolusi uteri, terjadi perdarahan sedikit yang berkepanjangan, dapat juga terjadi
perdarahan banyak mendadak setelah berhenti beberapa waktu, perasaan tidak nyaman di
perut bagian bawah (Manuaba, 2016)
Rest Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya dalam kavum uteri,
(Saifuddin, 2013). Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga
Rahim yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum
lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan (Prawirohardjo,
2016). Selaput yang mengandung pembuluh darah ada yang tertinggal, perdarahan segera.
Gejala yang kadang – kadang timbul uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang. Sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih menempel pada dinding uterus
mengakibatkan uterus tidak adekuat sehingga pembuluh darah yang terbuka pada dinding
uterus tidak dapat berkontraksi/ terjepit dengan sempurna (Maritalia dalam Yuliani, 2020).
Rest Plasenta dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang
banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta. Jika pada pemeriksaan
plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari
cavum uteri. Potongan – potongan plasenta yang ketinggalan tidak diketahui biasanya
menimbulkan perdarahan post partum (Saleha dalam Yuliani, 2020).
Berdasarkan latar belakang diatas ,maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis
lebih dalam mengenai “faktor yang berhubungan dengan kejadian Rest Placenta di RSUD
Patut Patuh Patju Lombok Barat.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif dimana Penelitian
analitik merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh
antara variabel satu dengan yang lain, maupun membandingkan atau mengetahui perbedaan
satu variabel atau lebih dilihat dari berbagai aspek atau sudut pandang (Siswanto, dkk.
2015). Penelitian kuantitatif sendiri berarti penelitian yang menekankan analisisnya pada
data – data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika (Siswanto dkk, 2015).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cohort Retrospectif
(retrospective study) yakni penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati data yang

32 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42

telah dikumpulkan dan merupakan jenis penelitian yang mempunyai tujuan dan indikator
yang sama dengan jenis penelitian cohort prospective (Budiarto, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
1. Anslisis Univariat
a. Kejadian Rest Plasenta
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Rest placenta.
Rest Placenta Frekuensi Persentase (%)
Rest Placenta 41 11,2
Tidak Rest Placenta 326 88,8
Jumlah 367 100,0
Berdasarkan tabel 1. Jumlah kejadian Rest placenta pada keseluruhan sampel yang
telah diambil di ruang bersalin RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat pada tahun terakhir
adalah sebanyak 41 orang (11,2%) dari 367 sampel.

b. Usia
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
< 20 tahun atau > 35 tahun 97 26,4
20-35 Tahun 270 73,6
Jumlah 367 100,0
Dapat terlihat dari table 2. terdapat 270 orang yang berumur 20-35 tahun (73,6%)
dari total 367 sampel yang diambil. Dan terdapat 97 (26,4 %) orang yang berumur <20 dan
>30 tahun.

c. Paritas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu
Paritas Frekuensi Persentase (%)
Multipara dan grandepara 221 60,2
Primi 146 39,8
Jumlah 367 100,0
Tabel 3. menunjukkan jumlah primi sejumlah 146 orang(39,8%) sedangakan jumlah
multipara dan grande adalah 221 orang (60,2%) dari total 367 sampel ibu bersalin di ruang
bersalin RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat.

d. Anemia
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Anemia
Anemia Frekuensi Persentase (%)
Anemia 24 6.5
Tidak Anemia 343 93,5
Jumlah 367 100,0
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa jumlah kejadian anemia sebanyak 24


orang atau sebanyak 6,5% dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 343 atau sebnayak
93,5% dari keselauruhan jumlah sampel ibu bersalinan di ruang bersalin RSUD Patut Patuh
Patju Lombok Barat.

e. Abortus
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Abortus
Abortus Frekuensi Persentase (%)
Abortus 58 15,8
Tidak Abortus 309 84,2
Jumlah 367 100,0
Tabel 5 menunjukkan terdapat 58 (15,8%) orang yang mengalami abortus dan yang
tidak mengalami abortus sebanyak 309 (84,2%) dari total 367 sampel ibu bersalin di ruang
bersalin RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat.

f. Induksi Drip Oksitosin


Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Induksi Drip Oksitosin
Drip Oksitosin Frekuensi Persentase (%)
Induksi Drip Oksitosin 231 62,9
Tidak Induksi Drip Oksitosin 136 37,1
Jumlah 367 100,0
Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa jumlah ibu bersalin dengan riwayat
induksi drip oksitosin sebanyak 231 orang (62,9%) lebih banyak dari pada jumlah ibu
bersalin dengan tidak ada riwayat drip oksitosin yaitu sebanyak 136 (37,1%) orang dari total
367 orang sampel ibu bersalin pervaginam di ruang bersalin RSUD Patut Patuh Patju
Lombok Barat.

2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis ada tidaknya
hubungan yang berhubungan kejadian rest plasenta dengan faktor-faktor yang telah
disebuatkan sebelumnya. Uji yang digunakan untuk menganalisis hubungan ini adalah uji
Chi Square, dimana hasilnya disajikan sebagai berikut :

a. Hubungan Usia dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 7. Hubungan Usia dengan Kejadian Rest Plasenta
Rest Placenta
Usia Rest Placenta Tidak Rest Placenta Total p-value OR
f % f % f %
< 20 th atau > 35 th 26 26,8 71 73,2 97 100 0,000 1,225
20-35 tahun 15 5,6 255 94,4 270 100
Total 41 11,2 326 88,8 367 100

34 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42

Pada tabel 7 dapat terlihat bahwa ibu bersalin yang mengalami Rest Placenta
sebanyak 41 orang. Diantaranya usia <20 dan >35 tahun berjumlah 26 (26,8%) dan usia 20-
35 tahun berjumlah 15 (5,6%).

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000
< α (0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan secara signifikan antara
usia ibu bersalin dengan kejadian Rest Placenta.

b. Hubungan Paritas dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 8. Hubungan Paritas dengan Kejadian Rest Plasenta
Rest Placenta
Paritas Rest Placenta Tidak Rest Placenta Total p-value OR
f % f % f %
Multi atau grande 27 12,2 194 87,8 221 100 0,434 1,31
Nulli atau Primi 14 9,6 132 90,4 146 100
Total 41 11,2 326 88,8 367 100

Hasil pada tabel 8. dapat dilihat bahwa jumlah primipara yang mengalami Rest
Placenta sebanyak 14 orang (9,6%) sedangkan jumlah multipara dan grandemultipara yang
mengalami Rest Placenta sebanyak 27 orang atau 12,2% dari total 41 orang yang mengalami
Rest Placenta.

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,434. Oleh karena p-value 0,434
> α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan secara signifikan
antara jumlah paritas dengan kejadian Rest Placenta di Ruang Bersalin RSUD Patut Patuh
Patju Lombok Barat.

c. Hubungan Anemia dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 9. Hubungan Anemia Kejadian Rest placenta
Rest Placenta
Anemia Rest Placenta Tidak Rest Placenta Total p-value OR
f % f % f %
Anemia 9 37,5 15 62,5 24 100
Tidak Anemia 32 9,3 311 90,7 343 100 0,000 2,83
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
Tabel 9. memperlihatkan bahwa jumlah ibu bersalin yang mengalami anemia dengan
Rest Placenta sebanyak 9 (37,5%) orang dan ibu yang tidak anemia dengan Rest Placenta
sebanyak 32 (9,3%) orang.

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

(< α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan secara antara anemia
dengan kejadian Rest Placenta.

d. Hubungan Abortus dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 10. Hubungan Abortus Kejadian Rest placenta
Rest Placenta
Riwayat Abortus Rest Placenta Tidak Rest Placenta Total p-value OR
f % f % f %
Pernah 19 32,8 39 67,2 58 100
Tidak Pernah 22 7,1 287 92,9 309 100 0,000 6,36
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
Pada tabel 10. dapat diketahui bahwa ibu dengan Rest Placenta yang pernah
mengalami abortus sebelumnya sebanyak 19 orang (32,8%) dan ibu yang mengalami Rest
Placenta dan tidak punya riwayat abortus sebelumnya sebanyak 22 orang (7,1%).

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000
< α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan secara signifikan antara
riwayat abortus dengan kejadian Rest Placenta.

e. Hubungan Induksi drip oksitosin dengan Kejadian Rest placenta


Tabel 11. Hubungan Induksi drip oksitosin dengan kejadian Rest placenta
Rest Placenta
Induksi Oksitosin Rest Placenta Tidak Rest Placenta Total p-value OR
f % f % f %
Induksi 22 9,5 209 90,5 231 100
Tanpa Induksi 19 14,0 117 86,0 136 100 0,192 0,65
Total 41 11,2 326 88,8 367 100
Hasil pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa ibu bersalin dengan induksi oksitosin
jumlahnya lebih banyak daripada ibu bersalin tanpa induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%)
orang. Ibu bersalin dengan induksi drip oksitosin yang mengalami Rest Placenta sebanyak
22 (9,5%). Sedangkan ibu bersalin dengan induksi drip oksitosin yang tidak mengalami Rest
Placenta sebanyak 19 (14,0%).

Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,192. Oleh karena p-value 0,230
> α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak ada hubungan secara signifikan antara
riwayat pemberian induksi drip oksitosin dengan kejadian Rest Placenta di Ruang bersalin
RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat.

36 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42

PEMBAHASAN
1. Hubungan Usia dengan Kejadian Rest Placenta
Pada tabel 7. dapat terlihat bahwa ibu bersalin yang mengalami Rest Placenta
sebanyak 41 orang. Diantaranya usia <20 dan >35 tahun berjumlah 26 (26,8%) dan usia 20-
35 tahun berjumlah 15 (5,6%). Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh
karena p-value 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan secara
signifikan antara usia ibu bersalin dengan kejadian Rest Placenta.

Usia ibu hamil terlalu muda <20 tahun dan terlalu tua >35 tahun, mempunyai resiko
yang lebih besar untuk kehamilan dan persalinan. Hal ini dikarenakan pada umur 20 tahun,
dari segi biologis fungsi organ reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan
sempurna untuk menerima keadaan janin dan segi psikis belum matang dalam menghadapi
tuntutan beban moril, mental dan emosional, sedangkan pada umur diatas 35 tahun dan
sering melahirkan, fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami kemunduran atau
degenerasi dibandingkan fungsi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi
pasca persalinan terutama perdarahan lebih besar (Mastiningsih, 2015

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salma Kusumaastuti (2018),
penelitian observasional dengan metode case control dengan jumlah sampel 272 orang
menyatakan bahwa bahwa faktor usia memiliki hubungan dengan kejadian retensio plasenta
dengan p value sebesar 0,0001(<0,05). Sebagian besar ibu bersalin dengan kejadian retensio
plasenta di RSUD Kota Yogyakarta tahun 2013-2018 berusia ≥35 tahun dan 30-34 tahun
sebesar 31,6%. Usia ≥35 tahun merupakan faktor risiko tinggi pada ibu yang dapat
mempertinggi risiko kematian perinatal dan kematian maternal.

2. Hubungan Paritas dengan Kejadian Rest Palcenta


Dari tabel 8. didapatkan bahwa dari 41 ibu hamil bersalin dengan Rest Placenta di
ruang bersalin di RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat, jumlah ibu primipara
sebanyak 14 orang (9,6%) dan ibu Multipara dan grandepara sebanyak 27 orang (12,2%).
Hasil uji Chi square pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas
dengan kejadian Rest Placenta.

Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
atau viabel (Saifuddin, 2011). Menurut Prawiroharjo (2010), nulipara adalah wanita yang
belum pernah melahirkan bayi yang mampu hidup. Sedangkan multipara adalah wanita
yang telah melahirkan lebih dari 1 kali bayi yang mampu hidup.
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

Teori diatas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2020)
bahwa paritas tidak berhubungan kejadian Rest Placenta dengan p value 0,954 atau >0,05
dan OR 0,979

3. Hubungan Status Anemia dengan Kejadian Rest Palcenta


Tabel 9. memperlihatkan bahwa jumlah ibu bersalin yang mengalami anemia dengan
Rest Placenta sebanyak 9 (37,5%) orang dan ibu yang tidak anemia dengan Rest Placenta
sebanyak 32 (9,3%) orang. Hasil uji Chi square pada penelitian P value 0,000 atau <0,005.
Artinya ada hubungan antara riwayat anemia dengan kejadian Rest Placenta pada penelitian
ini.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11
gr% pada trimester satu dan tiga atau kadar hemoglobin dibawah 10,5 gr% pada trimester
dua nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi,
terutama pada trimester dua (Saifuddin, 2011).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh atik Purwandari (2016), dimana
penelitian dengan metode survey deskriptif pendekatan crosssectional ini menyatakan
bahwa ada hubungan antara riwayat anemia dengan kejadian Rest Placenta. Hasil uji
statistic dengan nilai X2=14,61 dan p=0.005 IK 95%=0.006-0,10. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 56 ibu hamil.

4. Hubungan Abortus dengan Kejadian Rest Palcenta


Pada tabel 10 dapat diketahui bahwa ibu dengan Rest Placenta yang pernah
mengalami abortus sebelumnya sebanyak 19 orang (32,8%) dan ibu yang mengalami Rest
Placenta dan tidak punya riwayat abortus sebelumnya sebanyak 22 orang (7,1%). Hasil uji
Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 < α (0,05) maka
ada hubungan secara signifikan antara riwayat abortus dengan kejadian Rest Placenta.

Abortus atau miscarriage adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu


hidup di luar kandungan dengan berat badan sekitar 500 atau gram kurang dari 1000 gram,
terhentinya proses kehamilan sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba,
2013).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardianti (2017), menyatakan bahwa
ada hubungan antara riwayat abortus dengan kejadian retensio placenta. Hasil uji statistic
diperoleh pvalue = 0,000 (p<0,05) Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bayu Asih
Tahun 2015. Dengan menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan Cross

38 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42

Sectional. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian dari objek yang akan diteliti yaitu
sebanyak 300. Diambil menggunakan Sstematic random sampling.

5. Hubungan Induksi Drip Oksitosin dengan Kejadian Rest Palcenta


Hasil pada tabel 11 dapat diketahui bahwa ibu bersalin dengan induksi oksitosin
jumlahnya lebih banyak daripada ibu bersalin tanpa induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%)
orang. Ibu bersalin dengan induksi drip oksitosin yang mengalami Rest Placenta sebanyak
22 (9,5%). Sedangkan ibu bersalin dengan induksi drip oksitosin yang tidak mengalami Rest
Placenta sebanyak 19 (14,0%). Hasil uji Chi Square telah diperoleh nilai p-value 0,192.
Oleh karena p-value 0,192 > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak ada hubungan
secara signifikan antara riwayat pemberian induksi drip oksitosin dengan kejadian Rest
Placenta .

Induksi persalinan merupakan salah satu intervensi obstetris yang paling sering
diterapkan di seluruh dunia. Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 wanita hamil akan menjalani
proses persalinan dengan induksi persalinan dan 30-40% wanita melahirkan akan dilakukan
induksi persalinan). Tujuan dari induksi persalinan adalah untuk merangsang kontraksi
uterus dengan bantuan farmakologi medis atau tindakan medis sebelum onset persalinan
normal, walaupun induksi persalinan dianjurkan ketika resiko melanjutkan kehamilan lebih
besar daripada proses persalinan namun sebaiknya perlu dipertimbangkan dengan
pendekatan yang aman dan efisien, serta mempunyai manfaat lebih besar bagi kesehatan ibu
dan bayi baru lahir (Rhimadona, 2019).

analisis nilai Odds Ratio (OR) = 8,222 OR > 1 sehingga dapat dinyatakan bahwa ibu
yang bersalin dengan oksitosin drip memiliki peluang 8,2 kali mengalami perdarahan
postpartum.

Menurut analisa peneliti, kemunkinan induksi drip oksitosin tidak berhubungan


kejadian Rest Placenta karena ibu dengan induksi drip oksitosin dan ibu tanpa drip oksitosin
yang mengalami Rest Placenta berjumlah hampir sama, sehingga baik ibu dengan atau tanpa
induksi drip oksitosin sama beresiko mengalami Rest Placenta.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Jumlah Ibu bersalin yang mengalami rest placenta dari total 367 sampel adalah 41
orang. Ibu bersalin dengan usia beresiko yaitu <20 dan >35 tahun yang mengalami Rest
placenta sebanyak 26 (26,8%) dan ibu besalin dengan usia tidak beresiko yang
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

mengalami rest placenta sebanyak 15 (5,6%) orang. Dengan hasil uji statistic chi square
p-value = 0,000, terdapat hubungan antara usia ibu bersalin dengan kejadian Rest
placenta.
2. Jumlah Nulli atau primipara yang mengalami Rest placenta sebanyak 14 (9,6%)orang,
sedangkan jumlah multipara dan grandemultipara yang mengalami Rest placenta
sebanyak 27 (12,2%) orang dari total 41 orang yang mengalami Rest placenta. Hasil
uji Chi square telah diperoleh nilai p-value 0,434. Oleh karena p-value 1,31 > α (0,05)
yaitu tidak ada hubungan secara signifikan antara jumlah paritas dengan kejadian Rest
placenta
3. Jumlah ibu bersalin yang mengalami anemia dengan Rest placenta sebanyak 9 (37,5%)
orang dan ibu yang tidak anemia dengan Rest placenta sebanyak 32 (9,3%). Hasil uji
Chi square telah diperoleh nilai p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 (< α (0,05)
yaitu ada hubungan secara antara anemia dengan kejadian Rest placenta.
4. Ibu dengan Rest placenta yang pernah mengalami abortus sebelumnya sebanyak 19
(32,8) orang dan ibu yang mengalami Rest placenta dan tidak punya riwayat abortus
sebelumnya sebanyak 22 (7,1%) orang. Hasil uji Chi square telah diperoleh nilai p-
value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 < α (0,05) yaitu ada hubungan secara signifikan
antara riwayat abortus dengan kejadian Rest placenta di Ruang bersalin RSUD Patut
Patuh Patju Lombok Barat
5. Ibu bersalin dengan induksi oksitosin jumlahnya lebih banyak daripada ibu bersalin
tanpa induksi drip oksitosin yaitu 209 (90,5%) orang. Ibu bersalin dengan induksi drip
oksitosin yang mengalami Rest placenta sebanyak 22 (9,5%) orang. Sedangkan ibu
bersalin dengan induksi drip oksitosin yang tidak mengalami Rest placenta sebanyak
19 (14,0%) orang. Hasil uji Chi square telah diperoleh nilai p-value 0,192. Oleh karena
p-value 0,192 > α (0,05) Tidak ada hubungan secara signifikan antara riwayat
pemberian induksi drip oksitosin dengan Rest placenta di Ruang bersalin RSUD Patut
Patuh Patju Lombok Barat.

Saran
1. Bagi Instansi Pelayanan
Pelayanan kegawatdaruratan kebidanan yang sesuai standar dirumah sakit dijadikan
sebagai acuan dalam penanganan kasus kegawatdaruratan kebidanan. Peran bidan yang
bertugas di RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat agar dapat
meminimalisir kejadian rest placenta dengan mempertimbangkan faktor faktor yang
mempunyai hubungan dengan kejadian tersebut.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan mengetahui bahwa faktor faktor yang mempengaruhi kejadian rest
placenta diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil dapat lebih memperhatikan
kesehatan kehamilan terutama pada ibu dengan anemia dan riwayat abortus. Sehingga
dapat meminimalisir resiko perdarahan et causa Rest placenta
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan informasi dan tambahan bacaan bagi peneliti
selanjutnya tentang faktor faktor yang mempengaruhi kejadian Rest placenta.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya

40 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023


e-ISSN: 2987-4793; p-ISSN: 2987-2987, Hal 29-42

Diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan meneliti


faktor lain yang belum diteliti oleh penulis yang dapat mempengaruhi kejadian Rest
placenta seperti dari segi social, budaya, karakteristik lainnya.

DAFTAR REFERENSI

Budiarto, Eko, dkk. 2013. Metodologi Penelitian Kedokteran.Jakarta.EK6


Data Angka Kematian Ibu di NTB.Dikes Provinsi NTB.2021
Data Ponek RSUD Patuh Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat.2018-2022.tidak
dipublikasi
Register Pasien Ruang Bersalin RSUD Patuh Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok
Barat.2018-2022 .tidak dipublikasi
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. 2016. Ilmu Kebidanan.Penyakit Kandungan
dan KB:Jakrata. EGC.
Profil Kesehatan Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2019
Profil Kesehatan Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2020
Putu Mastiningsih. 2015. Rest Placenta pada ibu nifas p1a1 6 jam post Partum di ruang
bersalin rsud wangaya. Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 (76-86)
Prawirohardjo S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rhimadona, Shinta Wurdiana. 2019. Gambaran Karakteristik Ibu, Nilai Bishop Dan Cara
Terminasi Persalinan Pada Persalinan Kala 1 Dengan Induksi Pada Ketuban Pecah
Dini Di Rsud K.R.M.T Wongsonegoro, Kota Semarang. Jurnal Kebidanan Vol. 8
No 1
Rustam, Mochtar. 2013. Sipnosis Obstretri –obstetric fisiologis – obstreticpatologis.
Jakarta. Kedokteran EDC
Saifuddin Abdul Bari, Trijatmo Rachimhadhi, Gulardi H.Wiknjosastro.2016.Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Saifuddin A. B., (2011). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sastrawinata, Prof. Sulaiman dr. SpOG (K) dkk.2013. Ilmu kesehatan reproduksi : Obstetri
patologi, E/4. Pnerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
Satriyandri, Yekti. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Perdarahan
Postpartum. Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Alfabeta, Bandung;
Suyanto dan Siswanto.2017.Metode Penelitian Kombinasi : Kualitatif & Kuantitatif Pada
Penelitian Tindkan (Ptk & Pts).Klaten;Boss Script
Yanti Susanti, dan Nurul Fauziyah.,2018.asuhan keperawatan pada ny. s p2a0 post partum
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rest Placenta di RSUD Patuh Patut Patju Lombok Barat

normal dengan sisa plasenta hari ke -1 di ruang endang geulis rsud gunung jati
cirebon. Jurnal Akper Bu ntet Jurnal Ilmiah Akper Buntet Pesantren Cirebon ISSN:
2579-3837 Vol. 2 No
Yuliani, Istri.2020.Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian retensio sisa plasenta
pada ibu bersalin Di praktik mandiri bidan.Seminar Nasional UNRIYO (220-229)

42 An-Najat - VOLUME 1, NO. 3, AGUSTUS 2023

Anda mungkin juga menyukai