UTS Teosofi Fitri Ana
UTS Teosofi Fitri Ana
1. Apakah yang dimaksud dengan Studi Teologi dalam Islam? Dan jelaskan urgensi mempelajari
Teologi Islam?
2. Jelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya berbagai persoalan Teologi Islam?
3. Sebutkan dan jelaskan periodisasi pertumbuhan dan perkembangan aliran-aliran teologis dalam
sejarah Teologi Islam?
4. Apakah yang Anda pahami dari konsep takdir dan bagaimana perbandingan antara free will dan
predestination?
5. Bagaimana konsep Islam dalam mencegah atau mengatasi problem kemiskinan? Jelaskan! Dan
sebutkan ayat al-Qur’an yang mendorong umat Islam untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan
akhirat!
6. Realita kehidupan sekarang ini tidak bisa terlepas dari permasalahan hidup yang sangat kompleks,
perkembangan zaman yang semakin modern juga menuntut kita agar selalu bijak dalam bersikap.
Sebagai seorang muslim tentunya kita memiliki kewajiban untuk menjalankan tuntunan agama
dengan sebaik-baiknya. Berikan pendapat Anda beserta contohnya tentang pengamalan tauhid dan
implikasinya dalam kehidupan modern ini! Sertakan dalil yang menguatkan pendapat Anda!.
Note:
- Setiap jawaban disertakan sumber bacaan, rujukan dan referensi.
- Jawaban disimpan dalam file, dengan format file: nama mahasiswa_NIM@PBS B. exp:
Salma_23050310001@PBS B.
- File jawaban dikumpulkan kepada ketua kelas, dan ketua kelas mengkompilasi file
anggota kelas kemudian menyerahkan kepada dosen.
- Jawaban tidak boleh copy paste dari jawaban teman, jika ada indikasi kesamaan maka
secara langsung dianggap gagal dari UTS.
NIM : 230503110027
1. Apakah yang dimaksud dengan Studi Teologi dalam Islam? Dan jelaskan urgensi mempelajari Teologi
Islam?
Teologi dalam Islam disebut juga 'ilm al-tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau esa dan
keesaan dalam pandangan Islam, sebagai agama monoteisme, merupakan sifat yang terpenting diantara
sifat-sifat Tuhan. Selanjutnya teologi Islam disebut juga ilm al-kalam. Kalam adalah kata-kata. Kalau
yang dimaksud dengan kalam ialah kata-kata manusia, maka teologi dalam Islam disebut 'ilm al-kalam,
karena kaum teolog Islam bersifat dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat dan pendirian
masing-masing. Pada intinya teologi dalam islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan
segala sesuatu yang terkait dengan-Nya secara rasional.
Adapun urgensi mempelajari teologi dalam islam karena, Bagi seorang muslim dalam konteks
Teologi, Tauhid adalah pernyataan iman kepada Tuhan Yang Maha Tunggal, dalam suatu sistem,
karena pernyataan iman seseorang kepada Tuhan, bukan hanya kepada pengakuan lesan, pikiran dan
hati atau kalbu, tetapi juga tindakan dan aktualisasi, yang diwujudkan dan tercermin dalam berbagai
aspek kehidupan. Sebagaimana halnya tauhid individual, Teologi sosial Islam dalam arti hubungan
sosial juga membutuhkan aturan-aturan yang mengatur hubungan tersebut. Dalam istilah fiqh dikenal
dengan fiqh mu’amalah atau fiqh sosial, yakni sekumpulan aturan yang mengatur cara bagaimana
manusia melakukan interaksi sosial. Maka dari itu sangat penting untuk mempelajari mengenai Teologi
dalam islam terutama dalam aspek social.
Sumber :
Kamal , T.(2019). Urgensi Studi Teologi Islam. Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2(1),6-7
3) Golongan yang tidak percaya akan nabi-nabi. Seperti yang telah dijelaskan dalam Alquran.
4) Golongan ini mengatakan bahwa semua yang terjadi di bumi ini adalah perbuatan Tuhan, dan tidak
ada campur tangan dari manusia itu sendiri.
Faktor eksternal juga sangat berpengaruh terhadap munculnya permasalahan dalam teologi Islam,
antara lain:
1) Banyaknya pemeluk Islam yang awal mulanya beragama Yahudi, Masehi, dan lain-lain. Dan setelah
pikiran serta hati mereka tenang dengan agama baru mereka (Islam), mereka mulai mengingat kembali
ajaran agamanya terdahulu, dan berusaha memasukkannya ke dalam agama Islam.
2) Partai-partai Islam yang berusaha membela ‘aqidah Islamiyah (Mu’tazilah) berpendapat bahwa
mereka tidak dapat menunaikan kewajiban mereka sebagaimana mestinya, melainkan dengan
mengetahui sebaik-baiknya ‘aqidah yang dianut oleh pihak lawan serta dalil-dalil yang mereka
pergunakan. Sehingga dengan ini, pengetahuan umat Islam tentang ‘aqidah menjadi luas, dan semakin
dalam ilmu tauhid yang mereka peroleh dari pendapat-pendapat dari pihak lawan serta bantahan-
bantahannya.
3) Dan mereka menemukan bahwa lawan-lawannya memakai falsafah sebagai senjata dalam membela
‘aqidah mereka. Sehingga, mereka pun mempelajari falsafah Yunani, dan memasukkannya dalam ilmu
tauhid mereka untuk mempertahankan ‘aqidah mereka. Akan tetapi dari faktor-faktor tersebut, ada
yang mengatakan bahwa teologi Islam muncul dari filsafat Yunani, tetapi hal tersebut tidaklah benar.
Karena teologi Islam muncul dari kaum muslimin itu sendiri, dan mereka menggunakan filsafat untuk
mengimbangi lawannya, atau untuk mempertahankan keyakinannya. Teologi Islam dapat disebut
sebagai ilmu campuran antara ilmu keislaman dengan filsafat Yunani, tetapi kepribadian kaum
muslimin lebih kuat dibandingkan dengan filsafat Yunani.
Sumber :
ZULKARNAIN M.Pem.I. (2020). Buku Ajar Teologi Islam. Dikutip dari https://repositori.uinsu.ac.id
1. Sebutkan dan jelaskan periodisasi pertumbuhan dan perkembangan aliran-aliran teologis dalam
sejarah Teologi Islam?
2. Apakah yang Anda pahami dari konsep takdir dan bagaimana perbandingan antara free will dan
predestination?
Sumber, Makalah “Analisa dan perbandingan konsep Free will dan Pedestration” Oleh M. Sukron,
UIN Malang, 2011
3. Bagaimana konsep Islam dalam mencegah atau mengatasi problem kemiskinan? Jelaskan! Dan
sebutkan ayat al-Qur’an yang mendorong umat Islam untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan
akhirat!
Dalam islam pencegahan kemiskinan dibagi menjadi 3 langkah
a. Rekontruksi Teologi Kemiskinan, adalah bagaimana merubah cara pandang dan logika berpikir
tentang kemiskinan. Kemiskinan lahir bukan semata-matadisebabkan oleh faktor takdir,
melainkan lebih kepada penganiayaan terhadap diri sendiri. Hal ini senada dengan arti
etimologis ‘miskin’ itu sendiri, yaitu ‘diam atau tidak bergerak’.
Padahal Allah swt. telah menjamin rizki setiap orang di muka bumi. Kewajiban setiap individu
adalah berusaha mencarinya dan keluar dari rongrongan kemiskinan. Allah berfirman dalam
QS. Hud ayat 6
Artinya: “Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula)
kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-
orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung.” (QS. Al-Rum
[30]: 38).
Kedua, peran pemerintahan. Telah penulis singgung sebelumnya, aspek pemerintahan
bukan merupakan sarana utama. Namun demikian, peran pemerintah sangat menentukan, baik
dalam membuat masyarakat menjadi miskin, maupun keluar dari kemiskinan. Kebijakan yang
kurang tepat dan ketidakberpihakan terhadap masyarakat miskin akan menciptakan kemiskinan
yang semakin akut.Indonesia sebagai negara penganut konsep walfare state (negara sejahtera)
seharusnya sudah mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang dapat mensejahterakan
rakyatnya, namun dalam realitasnya hal ini belum dapat dilaksanakan secara maksimal.
Dalam pengentasan kemiskinan—baik pemerintah maupun masyarakat secara personal
—harus menggerakkan segala kemampuan, berusaha memenuhi kebutuhan serta memanfaatkan
potensi yang dimiliki, baik potensi basyariyah (kemanusiaan) atau potensi material, untuk selalu
berusaha menghancurkan ‘taring-taring’ kemiskinan dan menjinakkan keganasannya. Dengan
semakin bertambahnya produksi dan semakin meningkatnya pemasukan secara umum akan
berdampak positif dan efektif dalam memerangi fenomena kemiskinan.
c. Membangun Etos kerja Individu, Etos kerja pada hakikatnya merupakan bagian dari konsep
Islam tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam
lapangan kehidupannya yang amat luas dan kompleks. Menurut Musa Asy’ari, etos kerja adalah
rajutan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam bekerja, yang kemudian
membentuk semangat yang membedakannya, antara yang satu dengan yang lainnya. Etos kerja
dalam Islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seseorang yang bekerja dengan
bertumpu pada kemampuan konseptual yang bersifat kreatif dan inovatif. Salah satu ayat yang
mendorong setiap individu untuk membangun etos kerja adalah QS. Al-Jumu’ah ayat 10:
Etos kerja merupakan senjata utama dalam memerangi kemiskinan. Ia adalah sarana
pertama untuk menghasilkan harta benda dan membangun kesejahteraan masyarakat.Dalam
etoskerja terkandung “spirit” atau semangat untuk mengubah sesuatu menjadi jauh lebih baik.
Dengan etos kerja pula, kemiskinan dapat diperangi sehingga seseorang dapat dan mampu
keluar dari jurang kemiskinan.
Alquran sendiri mendorong umat islam untuk menyeimbangkan urusan Akhirat dan
Dunia, Dalam hal ini, Alquran memberi peringatan bahwa akhirat itu sangat penting, begitu
juga urusan dunia tak kalah pentingnya, tinggal kita mampu menyesuaikan serta
mengkombinasikan agar urusan dunia dan akhirat berjalan bersamaan, seperti potongan ayat
dalam Surat Al-Qashas, Ayat 77 yang berbunyi:
َو اْبَتِغ ِفيَم ا آَتاَك ُهَّللا الَّد اَر اآْل ِخ َر َةۖ َو اَل َتنَس َنِص يَبَك ِم َن الُّد ْنَيا
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.
Sumber, Makalah, “Konsep Pengentasan Kemiskinan Dalam Islam” Oleh Syaiful Ilmi, IAIN
Pontianak, 2018
4. Realita kehidupan sekarang ini tidak bisa terlepas dari permasalahan hidup yang sangat
kompleks, perkembangan zaman yang semakin modern juga menuntut kita agar selalu bijak dalam
bersikap. Sebagai seorang muslim tentunya kita memiliki kewajiban untuk menjalankan tuntunan
agama dengan sebaik-baiknya. Berikan pendapat Anda beserta contohnya tentang pengamalan
tauhid dan implikasinya dalam kehidupan modern ini! Sertakan dalil yang menguatkan pendapat
Anda!.
Menurut saya pengamalan tauhid adalah mewujudkan ketauhdian kepada Allah dalam bentuk
amal nyatadalam kehidupan sehari-hari. Karena kita menyadari betul bahwa Allah senantiasa
bersama kita, maka kita senantiasa menjaga perilaku kita dari hal-hal buruk misalnya
kesombongan, berbuat zalim, menyakiti orang lain, merugikan orang lain, dan setersunya.
Sebaliknya, kita selalu terdorong unatu melakukan hal-hal yang baik misalnya bersikap ramah,
menolong orang lain, peduli, empati pada sesame, dan setersunya. Intinya kehadiran kita di tengah-
tengah masyarakat benar-benar membawa manfaat bagi orang lain.
Dalam era Modern seperti ini penguatan terhadap pengamalan tauhid sangatlah penting, agar
tidak terseret ke arus modernisasi yang Negatif. Karena Era Modern mempermudah segala
kemampuan manusia termasuk dalam hal yang Negatif. Mengikuti arus perkembangan
Modernisasi dan juga selalu mengingat apapun Eranya kita selalu berada pada pengawasan Allah
SWT. Seperti dijelaskan pada surat Al-Imran Ayat 18