Anda di halaman 1dari 12

CURIKULUM VITAE

 PENGALAMAN MENGIKUTI PELATIHAN

 PENGALAMAN BERORGANISASI PENDIDIKAN


 PENGALAMAN MENJADI SUKARELAWAN
 PENGALAMAN MELATIH/MENGEMBANGKAN ORANG LAIN BAIK SECARA
INDIVIDU MAUPUN KELOMPOK

1. PENGALAMAN MENGIKUTI PELATIHAN


a. Diklat Implementasi Kurikulum Merdeka untuk guru kelas 1 dan 4 yang diadakan
oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo.
2. PENGALAMAN BERORGANISASI
 Nama organisasi : PGRI Cabang Kecamatan Wonosobo
Deskripsi Organisasi : Organisasi ini merupakan tempat atau wadah bagi guru di
Kecamatan Wonosobo meningkatkan wawasannya. Kegiatan yang terdapat pada
organisasi ini merupakan kegiatan positif dan bermanfaat bagi kaum guru
perempuan. Selain menambah ilmu dan wawasan kegiatan ini juga mempererat tali
silaturmi diantara guru dari sekolah yang terdapat di Kecamatan Wonosobo.
Kedudukan : Anggota
Posisi dalam jabatan : Anggota
Tahun mulai : 2023
Tahun selesai :-
Ceritakan peran dan dampak bagi organisasi : Peran saya dalam organisasi ini
adalah sebagai anggota. Sebagai anggota dari organisasi ini saya berkewajiban
mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi dan juga ikut menjalankan
kegiatan tersebut. Adapun dampak bagi organisasi adalah terbantu dalam
pelaksanaan kegiatan dalam organisasi sedang untuk guru perempuan merasa
sangat terbantu dalam menambah wawasan.
 Nama organisasi : KKG PAI Kecamatan Wonosobo
Deskripsi Organisasi : Organisasi KKG PAI adalah salah satu organisasi
kelompok kerja guru Mata Pelajaranb Pendidikan Agama Islam yang terdapat di
Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. Tujuan didirikannya oraganisasi ini
adalah sebagai tempat atau wadah untuk meningkatkan professional guru dalam
pembelajaran maupun yang lainnya. Organisasi KKG ini di ikuti oleh seluruh guru
PAI di kecamatan Wonosobo. Adapun kegiatan didalamnya adalah menyusun
perangkat pembelajaran, saling bertukaar informasi atau berbagi pengalaman
mengajar, dan menghadirkan nara sumber baik dari pengawas maupun nara sumber
lainnya untuk memberikan materi yang sangat bermanfaat bagi kemajuan guru PAI
di Kecamatan Wonosobo.
Kedudukan : Anggota
Tahun mulai : 2016
Tahun selesai :-
Ceritakan peran dan dampak bagi organisasi : Peran saya dalam Organisasi KKG
PAI adalah sebagai anggota. Tentunya, saya selalu mengikuti dan menyimak setiap
kegiatan KKG PAI. Sebagai anggota saya juga senantiasa menaati peraturan tang
berlaku.

3. PENGALAMAN SUKARELAWAN
Saat saya masih bertugas di sekolah swasta, tepatnya di SD Muhammadiyah Bilingual
School Al-Adzkiya Wonosobo, saya beberapa kali menjadi narasumber atau guru
tamu di Radio Purnamasidi Fm. Pada saat itu masih pandemic Covid-19, sehingga
kegiatan belajar mengajar dialihkan menjadi PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh.
Sekolah menugaskan saya untuk mengisi materi pembelajaran PAI di Radio
Purnamasidi dengan jadwal seminggu sekali bersamaan dengan guru sekolah
Muhammadiyah yang lain. Awalnya saya merasa gugup karena itu merupakan
pengalaman pertama saya mengajar lewat radio. tetapi setelah pertemuan ke dua dan
berikutnya saya menjadi terbiasa.
Pengalaman menjadi Koordinator Keagamaan di SD MBF Al-Adzkiya tahun 2018-
2022, memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi ketua di beberapa event
charity diantaranya; sebagai ketua panitia qurban sekolah, ketua panitia pembagian
zakat fitrah dan kado Ramadhan untuk kaum dhuafa di kampung sekitar sekolah,
mengikuti kegiatan organisasi yang terkadang menyita waktu diluar jam kerja dan hari
libur. Kendati menjadi coordinator keagamaan sangat menguras energi dan waktu, tapi
saya merasa bersyukur dan Bahagia karena bisa bermanfaat untuk sesame.

4. PENGALAMAN MELATIH INDIVIDU DAN KELOMPOK

Pengalaman membimbing siswa dalam lomba Mapel PAI. Materi lomba adalah
pelajaran PAI dari kelas 4 sampai kelas 6. Saya memilih 2 peserta putri dan 2 peserta
putra. Lompa Mata Pelajaran PAI adalah salah satu cabang lomba MAPSI yang di
adakan oleh KKG PAI Kecamatan Wonosobo. Sebelum latihan dimulai saya
menyiapkan beberapa buku panduan dan Latihan soal yang telah saya arsip dari tahun-
tahun sebelumnya.
Pengalaman membimbing siswa dalam mengikuti lomba khitobah yang merupakan
salah satu cabang lomba MAPSI yang diadakan oleh KKG PAI Kecamatan Wonosobo.
Saya melatih peserta putra dan putri. Materi lomba saya sesuaikan dengan tema yang
sudah ditetapkan dalam juknis lompa MAPSI.

1. Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak

 Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda
lakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Motivasi saya mengikuti seleksi calon guru penggerak Angkatan 11 ini, saya diberi
arahan dan masukan dari teman-teman guru penggerak Angkatan 6, 7, 8 dan 9.
Setelah mereka selesai mengikuti program guru penggerak, banyak sekali manfaat
yang saya dapatkan dari share ilmu yang mereka lakukan. Pembelajaran yang
mereka lakukan lebih variative dan menyenangkan.
Untuk mendukung motivasi saya mendaftar sebagai calon guru penggerak Angkatan
11 ini, saya selalu update informasi tentang syarat apa saja yang dibutuhkan untuk
mendaftarkan diri sebagai calon guru penggerak, serta mengikuti zoom yang
diadakan oleh teman-teman guru penggerak.

 Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak?


Jelaskan alasannya dan berikan contohnya!

Selain dukungan dan motivasi dari rekan guru dan kepala sekolah, kelebihan guna
mendukung peran saya sebagai guru penggerak adalah pengalaman mengikuti
beberapa pelatihan dan bimtek sebagai berikut :
1. Pelatihan Kurikulum 2013 bagi sekolah sasaran jenjang SD Provinsi Jawa
Tengah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 25 s.d 29 Juni 2016
2. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Bagi Guru Pendidikan Dasar oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan tanggal 10 s.d 15 Oktober 2016
3. Diklat Standarisasi Membaca Al Qur’an metode Tilawati yang diadakan oleh
Tim Tilawati Pusat
4. Pelatihan tingkat sekolah: Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD Kecamatan
Wonosobo Kabupaten Wonosobo, yang diadakan oleh USAID 27-30 Januari
2016

 Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang
mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu
kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif
tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Pada pembelajaran tatap muka di kelas, saya melakukan inovasi pembelajaran berupa kuis-
kuis edukatif sebagai bahan ice breaking pada saat pembelajaran. Setelah menyampaikan
materi, anak-anak saya ajak bermain, bisa menggunakan aplikasi eclipse crossword untuk
mengerjakan teka teki silang yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Pernah juga
saya berkomunikasi dengan wali murid sebelum pembelajaran PAI dimulai, anak-anak
membawa hp dengan diisi quota paket internet untuk mengerjakan soal melalui laman
quizziz ataupun kahoot. Meskipun tidak sering saya membuat kuis, tapi anak-anak sangat
antusias dalam mengikutinya.
Pada saat pembelajaran jarak jauh (daring), saya biasanya menjelaskan materi via zoom.
Saya merangkap mengajar 2 kelas sekalihus. Biasanya saya share jadwal dan link zoom
lewat group whatsapp kelas. Setelah pembelajaran via zoom selesai, saya share materi
bentuk pdf maupun power point melalui google classroom. Tugas dan pengumpulan tugas
juga dikumpulkan lewat google classroom. Namun, seiring berjalannya waktu, siswa yang
ikut berpartisipasi dalam zoom semakin berkurang. Banyak wali murid yang ijin karena hp
hanya satu dan berbarengan dengan hp orang tua, ada yang orang tuanya sibuk bekerja dan
tidak bisa memantau belajar anak dan alasan lain sebagainya. Dengan berbagai kendala itu,
akhirnya saya memberikan kelonggaran bagi siswa yang tidak bisa mengupload tugasnya
via google classroom, saya juga melayani pengumpulan tugas via whatsapp. Kemudian
bagi anak-anak yang jarang sekali mengikuti zoom, saya hubungi wali siswa tersebut dan
saya luangkan waktu untuk video call menjelaskan materi pembelajaran.

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.

 Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja
yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Pada saat saya bertugas di salah satu sekolah swasta di Wonosobo, saya diberi amanah
sebagai koordinator keagamaan, yang artinya saya membawahi beberapa bidang
diantaranya: kegiatan BTQ, event besar keagamaan, serta hubungan dengan Yayasan
dalam hal ini majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonosobo.
Sebagai koordinator, tentunya saya tidak sendirian. Saya didampingi oleh wakil
koordinator, yaitu wakil koordinator tahfidz dan wakil koordinator BTQ. Satu minggu
sekali saya mengadakan rapat evaluasi mengajar. Biasanya saya lakukan di hari senin
sebelum kegiatan belajar mengajar BTQ berlangsung, kira-kira pukul 09.00-10.00. Saya
mengumpulkan teman-teman guru BTQ di jam tersebut. Biasanya saya buka dengan
muqaddimah ataupun pengantar untuk memberi semangat teman-teman, dikarenakan
menjadi pengajar Al-Qur’an yang kita harapkan adalah amal jariyah yang bisa menjadi
hujjah di hari kemudian. Setelah memberi motivasi, saya menanyai teman-teman tentang
kendala apa yang dihadapi dalam seminggu ini, misal ada problem siswa dalam
pembelajaran BTQ ataupun kesulitan guru dalam mengajar. Seytelah beberapa guru
menyampaikan problemnya biasanya kami diskusikan untuk mencari penyelesaian
masalahnya.
Permasalahan yang dulu sering kami hadapi yaitu seringnya terjadi keluar masuk guru
BTQ, misal ada yang hanya setengah tahun mengajar, kemudian digantikan dengan
temannya dan lain sebagainya, sehingga guru BTQ sering berganti-ganti. Antisipasi kami
ketika terjadi hal semacam itu, maka di minggu keempat kami biasanya mengadakan
micro teaching rekan guru BTQ, untuk mengetahui penguasan mengajar mereka sampai
sejauh mana. Kemudian di proses seleksi masuk guru BTQ baru, kami lebih selektif lagi,
untuk memilih calon guru yang diutamakan berdomisili di Wonosobo.

 Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon
Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus
mencapai tujuan yang telah direncanakan
Agenda rapat rutin guru BTQ harapan saya berjalan mulus dan sesuai dengan jadwal dan
waktu yang ditentukan. Tapi yang namanya planning terkadang agak sedikit berbeda
dengan realita. Kadang beberapa guru BTQ ada yang hadir kurang tepat waktu karena
bertabrakan jadwal mengajar mereka dengan jam ngaji di sekolah lain (untuk kasus guru
BTQ yang mengajar di beberapa sekolah), sehingga rapat rutin tidak diikuti oleh semua
guru BTQ.
Selain itu, terkadang permasalahan muncul di saya, selain sebagai koordinator
keagamaan, saya juga masih mengampu guru Mapel PAI 12 kelas, yang demikian waktu
mengajar saya sudah sangat padat, ditambah dengan tugas tambahan, sehingga apabila
berbarengan dengan event lomba, dan saya juga sering melatih, sehingga program rapat
rutin guru BTQ tertunda.
Upaya yang saya lakukan agar rapat rutin tetap dilaksanakan, sesekali rapat rutin guru
BTQ dipimpin oleh kepala sekolah, ataupun wakil koordinator BTQ. Saya mengecek atau
memonitoring jalannya rapat dari hasil notulen rapat di hari itu jika saya berhalangan
hadir.

 Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai
pihak untuk bekerja sama?
Upaya yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bekerjasama adalah :
1. Melakukan pendekatan dengan teman-teman guru BTQ supaya tetap terjaga menjadi
tim yang solid.
2. Sebagai ketua koordinator, juga saya selalu membuat time schedule program, dan
capaian pelaksanaan program supaya mengetahui program yang saya buat efektif atau
tidak, tentunya setelah dengan persetujuan kepala sekolah.
3. Mengusulkan diklat standarisasi metode membaca al Qur’an untuk semua guru BTQ,
sehingga seragam cara baca dan penyampaian metode kepada siswa pun sama. Pada
saat itu kami memilih metode belajar Al Qur’an metode Tilawati.
4. Guru yang boleh menguji kenaikan jilid siswa hanyalah guru yang sudah bersertifikat
atau bersyahadah tilawati.
5. Melakukan controlling pada saat kegiatan pembelajaran BTQ ketika saya ada jam
kosong.
 Bagaimana hasilnya?
Alhamdulillah, setelah berganti ke metode belajar Tilawati, siswa lebih terkontrol dan guru
lebih mudah dalam penguasaan kelas, dibandingkan metode belajar sebelumnya.
Penguasaan membaca Al Qur’an gurupun lebih baik dari sebelum mereka diikut sertakan
dalam diklat.
Anak yang akan kenaikan jilid, biasanya satu semester sekali untuk mel;akukan ujian
munaqosah, namun sekarang satu semester ada anak yang mampu dua kali ujian
munaqosah, sehingga lebih cepat tercapai tujuan belajar anak.

3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi
situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.

 Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang


Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Dulu pada saat saya awal mengajar yaitu tahun 2015, saya masih menjalani masa
percobaan selama tiga bulan. Di tiga bulan awal itu, saya ditugaskan untuk mengampu
tiga mata pelajaran sekaligus yaitu Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab, dan
Pendidikan Kemuhammadiyahan. Awalnya saya sempat ragu karena saya masih kurang
dalam penguasaan Bahasa Arab. Jam mengajar saya waktu itu juga tinggi sekali, dari
pagi 07.15 sampai menjelang waktu ashar yaitu 14.45 karena sekolah tempat saya
mengajar pertama kali merupakan sekolah fullday.
Jika esok paginya saya ada jam pelajaran Bahasa Arab, malam harinya saya pasti belajar
dulu. Setiap ada jam luang saya selalu manfaatkan untuk menghafal kosa kata Bahasa
Arab sebanyak-banyaknya, sesuai kemampuan saya.
Alhamdulillah setelah masa percobaan usai, saya tidak lagi ditugaskan mengampu mata
pelajaran bahasa Arab, karena ada ustadz baru yang mengampu mata pelajaran tersebut,
sesuai dengan bidang keilmuan beliau. Saya jadi lebih fokus dalam mengampu mata
pelajaran sesuai dengan jurusan pendidikan saya yaitu Pendidikan Agama Islam.

 Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam
situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Setelah usai tahun ajaran 2015-2016, maka kebijakan pemerintah waktu itu
menerapkan kurikulum 2013 atau yang biasa kita kenal sebagai kurtilas. Pada waktu
itu, sekolah tempat saya bertugas menjadi sekolah sasaran implementasi kurikulum
2013, dan saya diberikan kesempatan untuk mengikuti diklat guru sasaran
implementasi kurikulum 2013. Pada waktu itu bulan Juni 2016, bertepatan dengan
bulan puasa, diklat diadakan selama satu minggu.Saya mengikuti diklat secara
sungguh-sungguh, karena juga pengalaman mengajar saya yang masih tergolong baru
dan juga fresh graduated. Ternyata Kurikulum 2013 sangat jauh berbeda dengan
pelajaran (teori) yang saya dapatkan di bangku perkuliahan.
Dari tahun 2016 saya mengikuti diklat kurikulum 2013, tahun kemarin yaitu di tahun
2022 saya diikut sertakan kembali mengikuti diklat implementasi kurikulum
merdeka. Setelah 6 tahun menggunakan kurikulum 2013, maka kurikulum berganti
menjadi kurikulum merdeka. Dengan adanya perubahan zaman, maka saya sebagai
guru juga harus berubah, tidak boleh memakai cara lama dalam mengajar, karena
guru yang baik harus mengajar sesuai dengan zamannya. Dari situlah, kita sebagai
guru, tidak boleh berhenti untuk belajar.

 Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam


membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat
keputusan Anda
Pertimbangan saya dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut :
 Perjuangan saya menjadi ASN dengan mendaftar seleksi dari tahun 2017, 2018,
dan 2020 masih belum membuahkan hasil, dari tiga kali kegagalan itu saya
sempat menyerah, tidak ingin lagi rasanya mendaftarkan diri sebagai ASN.
Tetapi berkat dukungan dari suami, orang tua, keluarga dan teman-teman guru
PAI akhirnya di tahun 2022 saya mendaftar formasi PPPK guru PAI.
 Saya memilih mendaftar di SD kota, dengan banyak pertanyaan dari teman-
teman terkait aksi nekat saya memilih SD kota sebagai tujuan.
 Awalnya saya sempat ragu, melihat kemampuan saya yang biasa-biasa saja,
tidak multy talent seperti teman-teman SD tujuan saya itu. Namun, satu tekad
saya, apabila orang lain bisa, saya pasti juga bisa. Dari situlah saya bersemangat
untuk terus belajar dan mengembangkan karir, salah satunya mengikuti seleksi
calon guru penggerak ini.
 Awal saya menjadi guru sebagai guru swasta, dan sekarang menjadi ASN
tentunya banyak sekali regulasi yang berbeda. Disitu saya harus banyak belajar
menyesuaikan diri dengan cara selalu update informasi seputar kedinasan.
 Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Tindakan yang saya ambil adalah dengan menyesuaikan dengan tempat kerja yang
baru baik dengan guru dan tenaga kependidikan, siswa, komite, wali siswa maupun
dengan kondisi lingkungan sekolah dan sekitarnya. Selain itu saya harus belajar
menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan disana. Membuat perangkat
ajar dan juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang ditugaskan kepada saya guna
peningkatan mutu pendidikan. Pelatihan-pelatihan itu diantaranya adalah

1. Pelatihan Kurikulum 2013 bagi sekolah sasaran jenjang SD Provinsi Jawa


Tengah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 25 s.d 29 Juni
2016
2. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Bagi Guru Pendidikan Dasar oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan tanggal 10 s.d 15 Oktober 2016
3. Diklat Standarisasi Membaca Al Qur’an metode Tilawati yang diadakan
oleh Tim Tilawati Pusat
4. Pelatihan tingkat sekolah: Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD
Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo, yang diadakan oleh USAID
27-30 Januari 2016
5.

4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan


pengalaman Anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait
kemampuan Anda.

 Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik
Anda dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan
balik tersebut.
Pengalaman yang paling berkesan bagi saya ketika sekolah menugaskan saya untuk
mengikuti diklat training of trainer sebagai instruktur mengajar Al Qur’an metode
Tiilawati. Diklat itu berlangsung selama tiga hari dari tanggal 19-21 Maret 2021.
Merupakan suatu kehormatan bagi saya bisa satu majelis ilmu dengan para ahlul Qur’an.
Peserta diklat dari bermacam-macam daerah di Indonesia.
Sebagai pendahuluan, kami di test kembali membaca Al Qur’an menggunakan lagam
Rost yang menjadi ciri khas metode tilawati.Setelah kami selesai test lagu, kami dibekali
materi instruktur strategi mengajar metode tilawati. Ternyata setelah saya belajar dengan
mentor tilawati pusat, beberapa bacaan saya yang masih perlu di perbaiki.
Meskipun waktu pelaksanaan diklat sangat terbatas, hanya tiga hari, tapi kesan dan ilmu
yang saya dapatkan selama diklat sangat berarti. Saya bersyukur dapat diberi kesempatan
untuk mengikuti diklat tersebut. Semoga ilmu yang saya dapatkan dapat senantiasa
diteruskan oleh anak didik saya di sekolah serta guru-guru BTQ binaan disekolah tempat
saya mengajar. Karena sesuai hadits Rasul, “sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar
Al Qur’an dan yang mengajarkannya.”
 Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda? 1000
Sebagai seorang yang berilmu dan berakhlak, tentulah kita harus menyikapi setiap saran
dan umpan balik dari orang lain secara positif. Sama halnya Ketika saya mengikuti diklat
training of trainer. Ketika saya mendapat beberapa koreksi dari mentor, saya senantiasa
mengingat koreksi tersebut, agar di kemudian hari saya tidak melakukan kesalahan yang
sama.
Saya juga selalu menyimak jika tim munaqisy mengadakan pelatihan secara daring
sehingga saya tidak terlambat mendapatkan indormasi dan tambahan ilmu.
Setelah saya mendapatkan syahadah sebagai instruktur strategi mengajar metode tilawati,
tak lupa saya sampaikan kepada teman-teman guru BTQ yang lain tentang ilmu apa saja
yang saya pelajari. Sebagai guru PAI dan sebagai guru Al-Qur’an saya merasa sangat
bangga, bisa meneruskan risalah yang sudah diajarkan oleh Rasulullah. Semoga Allah
senantiasa memberikan keberkahan pada ilmu yang telah saya pelajari.

 Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri
Anda, Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses
pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan
dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung proses
pembelajaran Anda? 1000

Hal berbeda yang saya lakukan untuk proses pengembangan diri saya adalah saya tetap
mendapat tugas tambahan mengajar BTQ diluar jam mengajar saya sebagai guru PAI.
Dengan saya mengulang-ulang materi yang saya dapatkan dan saya sampaikan kepada
anak-anak, maka ilmu itu akan semakin berkembang di diri saya dan tidak mudah saya
lupakan.
Manfaat yang saya dapatkan tidak hanya dirasakan oleh anak didik saya di sekolah,
suami, anak-anak serta anak tetangga saya juga merasakan manfaat itu.
Pada saat waktu senja keluarga yaitu waktu setelah maghrib sampai menjelang isya, saya
manfaatkan untuk menyimak bacaan anak-anak serta suami saya. Dan ketika Bulan
Ramadhan tiba, saya dimintai tolong oleh koordinator warga di perumahan saya tinggal
untuk membantu mengajar anak-anak TPQ di perumahan. Dengan ilmu yang saya dapat,
alhamdulillah bisa memberi manfaat untuk orang-orang di sekitar saya.

 Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam


pekerjaan Anda? 1000

Setelah saya memperoleh syahadah sebagai instruktur strategi mengajar metode tilawati,
saya melaporkan kepada pihak sekolah tentang ilmu apa saja yang telah saya pelajarai
dalam diklat training of trainer metode tilawati tersebut. Saya mencatat materi-materi
penting yang nantinya perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan guru BTQ yang lain.
Karena sudah ada agenda rutin pertemuan mingguan dengan guru BTQ, saya kemudian
mengaplikasikan pengetahuan yang sudah saya dapat dengan cara memberi contoh micro
teaching kepada teman-teman guru BTQ. Setelah saya memberikan contoh, di pertemuan
minggu selanjutnya saya membuat jadwal pelaksanaan micro teaching guru BTQ yang
lain.
5. Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain
(contohnya dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat,
maupun lainnya), misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan
orang lain pada tugas dan tanggung jawab baru, atau lainnya.

 Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang


memotivasi Anda melakukan pengembangan tersebut?
Pada bulan Maret tahun 2021, setelah saya mendapatkan syahadah sebagai
instruktur strategi mengajar metode tilawati, saya di tugaskan oleh kepala sekolah
untuk melakukan pembinaan dengan rekan-rekan guru BTQ, berupa upgrading cara
mengajar metode tilawati.
Saya mengumpulkan guru BTQ untuk mengadakan rapat persiapan upgrading.
Menyiapkan sarana prasarana sebagai penunjang yaitu layer LCD, proyektor,
laptop, peraga jilid 1 sampai jilid 6, tuding, buku tilawati serta buku panduan
strategi mengajar ntilawati. Saya mulai mempraktekkan bagaimana strategi
mengajar yang baik, membaca beberapa peraga jilid dengan lagam rost. Setelah
saya selesai menyampaikan materi, saya menunjuk beberapa guru untuk micro
teaching / praktik mengajar.
Kegiatan ini tidak hanya saya lakukan sekali, tapi berkala setiap tengah semester
sekali, atau jika ada guru BTQ yang baru bergabung.

 Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda
membangun kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang
diharapkan.

Yang menjadi focus saya dalam pengembangan ini adalah semua guru BTQ dapat
mengikuti program upgrading strategi mengajar Al-Qur’an metode tilawati dengan
tekun dan konsisten. saya berusaha menyampaikan materi sebaik-baiknya sesuai
dengan apa yang mentor saya ajarkan.
Tak lupa secara berkala saya juga mengecek buku administrasi BTQ guru. Buku itu
berisikan catatan pencapaian belajar siswa, mulai dari pencapaian mengaji, menulis
Al Qur’an, hafalan hadits tematik sesuai tingkat kelas, serta pencapaian hafalan Al-
Qur’an siswa.
Setiap akhir bulan, saya membagikan rekapan bulanan pencapaian hasil belajar BTQ
siswa kepada wali kelas. Dan biasanya akan wali kelas sampaikan perkembangan
mengaji siswa berbarengan dengan pertemuan wali murid yang rutin di selenggarakan
pada hari jum’at pekan terakhir. Ketika wali murid ada yang bertanya tentang sejauh
mana pencapaian belajar anaknya, guru / wali kelas memiliki data pencapaian yang
bersumber dari catatan administrasi guru BTQ.

 Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa
yang Anda temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa
saja yang Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dukungan yang kami berikan kepada teman-teman guru BTQ adalah selalu
memotivasi mereka, agar tetap semangat dalam menyampaikan ilmu kepada siswa.
Kami juga selalu mengingatkan, jangan sampai meninggalkan Teknik dan stategi
mengajar dengan metode tilawati serta pembelajaran harian sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
Jadwal pembelajaran BTQ yang telah ditetapkan yaitu: 10 menit pertama doa, 25
menit pembiasaan (hafalan surah/ review bacaan salat/ hafalan hadits), 25 menit
penyampaian materi melalui peraga jilid secara klasikal, selanjutnya 50 menit untuk
membaca dengan cara maju satu persatu atau dikenal dengan system sorogan.
sementara salah satu siswa maju kedepan, siswa yang lain menulis / menyalin di
buku BTQ halaman jilid pencapaian masing-masing, serta 10 menit terakhir doa
penutup.

 Bagaimana hasilnya?
Hasil dari upgrading strategi mengajar metode tilawati adalah lebih kondusifnya
pembelajaran BTQ dari pada tahun-tahun sebelumnya sebelum menggunakan
metode tilawati.
Karena pembelajaran berjalan dengan kondusif, maka hasil belajar siswa lebih
maksimal. Siswa yang pencapaian mengajinya lebih cepat dari siswa yang lain,
dikumpulkan dalam kelas akselerasi. Dalam kelas akselerasi tersebut, siswa
mendapat materi yang lebih banyak dibandingkan siswa kelas umum. dengan begitu,
target khatam jilid siswa lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai