Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAFSIR SURAH AL-BAQARAH AYAT 183-184

Disusun Oleh:

RAHMAT HIDAYAT

NIM: 21801016

(Pemateri Ke-2)

Dosen Pengampuh:

Prof. Dr. H. M. Galib, MA

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

FAKULTAS AGAMA ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah

memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini . Tanpa

pertolongan-Nya tim penyusun tidak akan dapat melaksanakan serta menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “Tafsir qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 183-184”

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas,

mendukung serta mendorong pembaca terutama mahasiswa jurusan S1 Pendidikan

Agama Islam . Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari

kata sempurna. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan dan permohonan maaf atas ketidaksempurnaan. Saya selaku

penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini

dapat lebih optimal bagi pembaca. Akhir kata, saya ucapkan terimakasih

Makassar, 07 Maret 2023

Rahmat Hidayat
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................

B. Rumusan Masalah .....................................................................

C. Tujuan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

A. Q.S. al-Baqarah Ayat 183-184 dan Terjemahan ....................

B. Tafsir Surah al-Baqarah Ayat 183-184 ...................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................

B. Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ibadah puasa terdapat hampir seluruh agama baik dalam agama samawi

ataupun agama ardhi. Oleh karena itu ibadah puasa ini telah dikenal di kalangan

orang-orang agama budaya dulu kala. Islam mengajarkan diri kita untuk saling

menghargai dan saling menyayangi, islam juga mengajarkan diri untuk berbuat

kebaikan dan menjauhi segala keburukan yang dapat merusak. Puasa merupakan

media pembelajaran bagi umat islam untuk menambah keimanan dan

ketaqwaannya.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

1. Bagaimana Penulisan Al Baqarah Ayat 183-184 dan Terjemahan ?

2. Apa Saja Tafsir Al Baqarah Dari Ayat 183-184?

C. Tujuan

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

1. Untuk dapat mengetahui penulisan surah al-Baqarah ayat 183-184 dan

terjemahan

2. Untuk dapat mengetahui tafsir al-Baqarah dari ayat 183-184


BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Baqarah Ayat 183-184
1. Q.S. al-Baqarah 183 dan Artinya

َ‫ين َِمنَقَ ۡبلِ َُك ۡمَلَ َعلَّ ُك ۡمَتَتَّ ُقون‬


َ َ َ َ َُ ُ َ َ
ِ ‫َٰٓيَيُّهاَٱلَّ ِذينَءامنُواَْ ُكتِبَعلَ ۡي ُكم‬
ِ َّ‫َٱلصيامَ َكماَ ُكتِبَعلَىَٱل‬
‫ذ‬ ََ َ َ َ
Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

2. Q.S. al-Baqarah 184 dan Artinya

َ‫ُخَر ََو َعلَى‬ ‫أ‬َ ٍ


‫م‬‫َّي‬ َ
‫أ‬ َ ۡ ‫مَم ِريضاَأ َۡوَعلَىَسفرٍَفعِدَّةٍَ ِم‬
‫ن‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ِ َ‫تٍََۚفَمنََ َكا َن‬
َ
‫م‬ َ ٰ
‫ود‬ ‫د‬ ‫ع‬ۡ ‫أََّيمَاَم‬
َ َّ َ َ َ ٰ َ َّ َ َ ُ َّ َّ
ۡ
َ‫عََ َخ ۡيرٍاََفَ ُه ََوََ َخ ۡ َيٍََلَّهَُۥََ َوأَن‬
ََ ‫ينَ يُ ِطي ُقونَهُۥَ فِديَةٍََطَ َع َُامََ ِم ۡس ِكيٍََََۚفَ َمنََتَطََّو‬ ِ َّ
َ ‫ٱلذ‬
‫وموَاَْ َخ ۡ َيٍَلَّ ُك َۡمَإِنََ ُكنتُ َۡمَتَ ۡعلَ ُمو َن‬
ُ‫ص‬ُ َ‫ت‬
Artinya:

Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantarakamu


ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya

berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib

bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika merekatidak berpuasa)

membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang

dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.

Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.


B. Tafsir al-Baqarah Ayat 183-184

1. Q.S. al-Baqarah 183

Tafsir Quran Surat Al-Baqarah Ayat 183. Wahai orang-orang yang beriman

kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya, diwajibkan kepadakalian berpuasa

sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian,agar kalian bertakwa

kepada Allah, yaitu dengan cara membuat tabir penghalang antara diri kalian dan

azab Allah melalui amal saleh.

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI

Melalui ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menyeru orang-orangyang

beriman dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka melaksanakan

ibadah puasa, yaitu menahan diri dari makan minum serta berhubungan intim

dengan niat yang ikhlas karena Allah Subhanahu waTa'ala. Karena di dalam ibadah

puasa terkandung hikmah-hikmah yang besar terhadap pribadi seorang hamba,

diantaranya puasa dapat membersihkan jiwa dan menyucikannya dari segala

kotoran hati dan membebaskannya dariakhlak yang tercela. Seruan Allah

Subhanahu wa Ta'ala untuk melaksanakanibada puasa hanya diperuntukan bagi

orang-orang yang beriman, itu karenahanya orang-orang yang mempuanyai

keimana saja yang akan mampu melaksanakannya. Ibadah puasa yang tidak

didasari keimanan tentu tidak akan bernilaiapapun, sebab iman lah yang menjadi

pokok utama dalam setiap pelaksanaan ibadah kepada Allah. Melalui ayat ini juga

Allah memberitahukan kepada umat ini bahwa kewajiban melaksanakan ibadah

puasa juga telah diwajibkan kepada umat sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk

memberi rasa ringan kepada ummat ini dalam melaksankan kewajiban puasa

tersebut, karena ummat sebelum ummat ini pun mereka mampu

melaksanakankewajiban puasa ini. Mereka menjadi uswah dalam pelaksanaan

ibadah puasa ini. Hal ini juga memberi semangat kepada umat ini agar merekadalam
melaksanakan kewajiban puasa ini memaksimalkan diri dalammelaksanakan

kewajiban ini sebagaimana umat sebelumnya. Kewajiban ibada puasa yang

diberikan kepada umat sebelum islamadalah sama dilaksanakan pada bulan

romadhon, hal ini sebagaimana perkataan Imam Mujahid yang mengatakan bahwa

Allah Subhanahu waTa'ala telah mewajibkan puasa romadan kepada suluruh

ummat. Begitu jugadalam hadits yang diriwayatkan dari Abdulloh bin Umar telah

berkata,telah bersabda Rosululloh Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

2. Q.S. al-Baqarah 184

Puasa yang diwajibkan ada beberapa hari yaitu pada bulan Ramadhan

menurut jumlah hari bulan Ramadhan (29 atau 30 hari). Nabi Besar Muhammad,

semenjak turunnya perintah puasa sampai wafatnya, beliau selalu berpuasa di bulan

Ramadhan selama 29 hari, kecuali satu kali saja bulan Ramadhan genap 30 hari.

Sekalipun Allah telah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan kepada semua

orang yang beriman, namun Allah yang Maha bijaksana memberikan keringanan

kepada orang-orang yang sakit dan musafir, untuk tidak berpuasa pada bulan

Ramadhan dan menggantinya padahari-hari lain di luar bulan tersebut.

Pada ayat tersebut tidak dirinci jenis/sifat batasan dan kadar sakit dan

musafir itu, sehingga para ulama memberikan hasil ijtihadnya masing-masing

antara lain sebagai berikut:

a. Dibolehkan tidak berpuasa bagi orang yang sakit atau musafir tanpa

membedakan sakitnya itu berat atau ringan, demikian pula perjalanannya jauh

atau dekat, sesuai dengan bunyi ayat ini. Pendapat ini dipeloporioleh Ibnu Sirin

dan Dawud az-Zahiri.

b. Dibolehkan tidak berpuasa bagi setiap orang yang sakit yang benar-benar merasa

kesukaran berpuasa, karena sakitnya. Ukuran kesukaran itudiserahkan kepada


rasa tanggung jawab dan keimanan masing-masing.Pendapat ini dipelopori oleh

sebagian ulama tafsir.

c. Dibolehkan tidak berpuasa bagi orang yang sakit atau musafir dengan ketentuan-

ketentuan, apabila sakit itu berat dan akan mempengaruhi keselamatan jiwa atau

keselamatan sebagian anggota tubuhnya ataumenambah sakitnya bila ia

berpuasa. Juga bagi orang-orang yang musafir, apabila perjalanannya itu dalam

jarak jauh, yang ukurannya paling sedikit 16 farsakh (kurang lebih 80 km).

d. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai perjalanan musafir, apakah dengan

berjalan kaki, atau dengan apa saja, asalkan tidak untuk mengerjakan perbuatan

maksiat.

Sesudah itu Allah menerangkan pada pertengahan ayat 184 yang

terjemahannya,"Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka

tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan orang miskin." Menurut

ayat itu(184), siapa yang benar-benar merasa berat menjalankan puasa, ia

bolehmenggantinya dengan fidyah, walaupun ia tidak sakit dan tidak

musafir.Termasuk orang-orang yang berat mengerjakan puasa itu ialah:

a. Orang tua yang tidak mampu berpuasa, bila ia tidak berpuasa diganti

denganfidyah.

b. Wanita hamil dan yang sedang menyusui. Menurut Imam Syafi’i danAhmad,

bila wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui khawatir akanterganggu

kesehatan janin/bayinya, lalu mereka tidak puasa, maka wajib ataskeduanya

mengqada puasa yang ditinggalkannya, dan membayar fidyah.Bila mereka

khawatir atas kesehatan diri mereka saja yang terganggu dantidak khawatir atas

kesehatan janin/bayinya, atau mereka khawatir ataskesehatan dirinya dan

janin/bayinya, lalu mereka tidak puasa, maka wajibatas mereka diqada puasa
saja. Sedangkan menurut Abu Hanifah, ibu hamil dan yang sedang menyusui

dalam semua hal yang disebutkan di atas, cukupmengqada puasa saja.

c. Orang-orang sakit yang tidak sanggup berpuasa dan penyakitnya tidak

adaharapan akan sembuh, hanya diwajibkan membayar fidyah.

d. Mengenai buruh dan petani yang penghidupannya hanya dari hasil kerjakeras

dan membanting tulang setiap hari, dalam hal ini ulama fikihmengemukakan

pendapat sebagai berikut:

Ibnu Hajar dan Imam al-Azra’i telah memberi fatwa,

"Sesungguhnya wajib bagi orang-orang pengetam padi dansebagainya dan

yang serupa dengan mereka, berniat puasa setiap malam Ramadhan. Apabila pada

siang harinya ia ternyata mengalami kesukaran atau penderitaan yang berat, maka

ia boleh berbuka puasa. Kalau tidak demikian,ia tidak boleh berbuka.

Kalau seseorang yang pencariannya tergantung kepada suatu pekerjaan

berat untuk menutupi kebutuhan hidupnya atau kebutuhan hiduporang-orang yang

harus dibiayainya dimana ia tidak tahan berpuasa maka ia boleh berbuka pada

waktu itu," (dengan arti ia harus berpuasa sejak pagi).

Akhir ayat 184 menjelaskan orang yang dengan rela hatimengerjakan

kebajikan dengan membayar fidyah lebih dari ukurannya ataumemberi makan lebih

dari seorang miskin, maka perbuatan itu baik baginya. Sesudah itu Allah menutup

ayat ini dengan menekankan bahwa berpuasa lebih baik daripada tidak berpuasa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. QS Al Baqarah Ayat 183-185 menjelaskan tentang berpuasa.

2. Tafsir mengenai QS Al Baqarah ayat 183-185 berkaitan dengan amalan

berpuasa, pentingnya berpuasa dan wajib berpuasa di bulan ramadhan.

B. Saran

Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu, Penulis

menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun dan berguna untuk

kemajuan pembuatan makalah selanjutnya di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai