Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGUAT OPERASIONAL


RANGKAIAN PEMBANGDING
(COMPARATOR)

Dibuat oleh :
Nama : Eji Sutiadi
NIM 4202235038
Semester 3
Kelas :A

LABORATORIUM ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK 2023
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum rangkaian pembanding, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami dan menjelaskan operasi dasar rangkaian detektor melintas nol.
2. Memahami dan menjelaskan operasi dasar rangkaian pembanding dengan bias
tegangan.
2. Memahami dan menjelaskan operasi dasar rangkaian pembanding dengan
hysteresis.
3. Memahami dan menjelaskan operasi dasar rangkaian pembanding dengan
pembatas (bounded comparator).
4. Memahami dan menjelaskan operasi dasar rangkaian pembanding jendela
(window comparator).
2. Petunjuk Bagi Mahasiswa
1. Berdo’alah selalu sebelum dan sesudah anda melaksanakan praktikum baik di
Laboratorium maupun di Bengkel.
2. Bacalah selalu petunjuk keselamatan yang ada di buku petunjuk praktikum dan di
ruangan Laboratorium / Bengkel.
3. Patuhi seluruh prosedur praktikum yang telah ditentukan dalam buku petunjuk
praktikum.
3. Tugas Pendahuluan
1. Carilah teori tentang :
a. Zero cross detector pada dasarnya adalah rangkaian pembanding yang membandingkan
sinyal input sinusoidal atau sinyal gelombang sinus dengan level tegangan nol.
Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa ini mendeteksi perubahan tegangan
dari level positif ke level negatif dan level negatif ke level positif. Output dari detektor
zero-cross berubah ketika tegangan input melintasi level nol ke Tinggi atau Tinggi ke
nol.
b. Detektor dengan bias tegangan adalah detector melintas nol dapat dimodifkasikan menjadi
sebuah detector tegangan positif atau negatif dengan menghubungkan sebuah tegangan
referensi tetap pada input invertingnya
c. Pembanding dengan Hysteresis adalah sebuah Teknik umpan balik positif yang dibuat
untuk membuat rangkaian pembanding lebih tahan terhadap noise.
d. Pembanding dengan output bounding adalah sebuah pembatasan range tegangan
output pembanding.
e. Pembanding jendela adalah rangkaian yang mendeteksi nilai tegangan input diantara dua
batas tegangan yaitu batas atas dan batas bawah.
2. Sebuah tegangan VIN berbentuk gelombang segitiga diterapkan ke input non inverting dan 0
V diterapkan ke input inverting dari sebuah op-amp dengan tegangan supply ± 15 V.
Gambarkan :
a. Rangkaiannya

b. Tegangan output (VOUT) terhadap tegangan input (VIN)

3. Gambarkan dan jelaskan cara kerja detektor melintas nol tak membalik !

z
Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-membalik menggunakan
operasional amplifier (Op-Amp) tipe 741 dan memnggunakan sumber tegangan DC simetris.
Dengan sinyal input yang diberikan pada terminal input non-inverting, maka besarnya
penguatan tegangan rangkaian penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan
Rf yang dipasang.
4. Gambarkan rangkaian detektor dengan bias tegangan tak membalik yang dapat diatur dan
jelaskan cara kerjanya secara singkat !
Masukan tak membalik akan +2,8 V terhadap ground. Selama perubahan tegangan masukan
membalik kurang dari (negatif terhadap) +2,8 V, keluaran akan +Vsat (= – 8 V). Keadaan ini
menunjukkan bahwa pembanding telah mendeteksi level +2,8 V. Bila tegangan masukan
membalik turun di bawah +2,8 V, keluaran akan kembali pada
+ Vsat
5. Sinyal input gelombang sinus dengan amplitudo ±5V dimasukkan ke dalam rangkaian di
bawah ini. Jika tegangan output maksimum rangkaian pembanding adalah ±10V, Gambarkan
bentuk gelombang tegangan input dan output yang dihasilkan rangkaian pembanding
tersebut !

6. Hitunglah UTP, LTP dan tegangan hysteresis dari rangkaian pembanding dibawah ini !
Asumsikan tegangan keluaran maksimum rangkaian adalah ±10V !
UTP = (R2/(R1+R2))*(+Vcc)
UTP = (56K/(47K/56K))*(5V)
= 2,72V
LTP = (R2/(R1+R2))*(-Vcc)
= (56K/(47K/56K))*(-5V)
= -2,72V
VHYS = UTP-LTP
= 2,72V-(-2,72V)
= 5,44V

7. Hitunglah UTP dan LTP dari rangkaian pembanding di bawah ini ! Gambarkan bentuk
gelombang tegangan input dan output yang dihasilkan, jika tegangan output maksimum
adalah ±10V !

3,3V 3,3V

Ri

Vin

Vout

R1 150
K

4. Langkah Percobaan

A. Rangkaian Percobaan 1
1. Periksa seluruh peralatan dan komponen yang akan digunakan !
2. Buat rangkaian percobaan 1, gunakan sumber tegangan ± 15 Volt !
3. Atur generator fungsi pada frekuensi 100 Hz dengan tegangan 500 mVp-pbentuk
gelombang sinus !
4. Hubungkan dengan input op amp, amati bentuk dan amplitudo gelombangtegangan output !
Gambar Rangkaian Percobaan 1

5. Ubah generator fungsi pada tegangan 1 Vp-p, amati bentuk dan amplitudo gelombang
tegangan output !
6. Ulangi langkah 3 s.d. 5 dengan menggunakan bentuk gelombang segitiga !

B. Rangkaian Percobaan 2

7. Buat rangkaian percobaan 2, gunakan sumber tegangan ± 15 Volt !


8. Atur generator fungsi pada frekuensi 100 Hz dengan tegangan 5 Vp-p bentuk gelombang
sinus !
9. Hubungkan dengan input op amp, amati bentuk dan amplitudo gelombangtegangan output !
10. Ubah generator fungsi pada tegangan 10 Vp-p, amati bentuk dan amplitudo gelombang
tegangan output !

Gambar Rangkaian Percobaan 2


11. Ulangi langkah 8 s.d. 10 dengan menggunakan bentuk gelombang segitiga !

C. Rangkaian Percobaan 3

12. Buat rangkaian percobaan 3, gunakan sumber tegangan ± 15 Volt !

Gambar Rangkaian Percobaan 3

13. Atur generator fungsi pada frekuensi 100 Hz dengan tegangan 5 Vp-p bentuk gelombang
sinus !
14. Hubungkan dengan input op amp, amati bentuk dan amplitudo gelombangtegangan output !
15. Ubah generator fungsi pada tegangan 10 Vp-p, amati bentuk dan amplitudo gelombang
tegangan output !
16. Ulangi langkah 13 s.d. 15 dengan menggunakan bentuk gelombang segitiga !

D. Rangkaian Percobaan 4

17. Buat rangkaian percobaan 4, gunakan sumber tegangan ± 15 Volt.


18. Atur generator fungsi pada frekuensi 100 Hz dengan tegangan 10 Vp-p bentuk
gelombang sinus !
19. Hubungkan dengan input op amp, amati bentuk dan amplitudo gelombangtegangan output !
20. Ulangi langkah 18 s.d. 19 dengan menggunakan bentuk gelombang segitiga !
Gambar Rangkaian Percobaan 4

E. Rangkaian Percobaan 5

21. Buat rangkaian percobaan 5, gunakan sumber tegangan ± 15 Volt !


22. Atur generator fungsi pada frekuensi 100 Hz dengan tegangan 10 Vp-p bentuk
gelombang tegangan sinus !
23. Hubungkan dengan input op amp, amati bentuk dan amplitudo gelombangtegangan output !

Gambar Rangkaian Percobaan 5


24. Ulangi langkah 22 dan 23 dengan menggunakan bentuk gelombang segitiga !
25. Setelah selesai matikan seluruh sumber tegangan, rapikan kembali tempat praktek, kembalikan
alat dan bahan praktek !
Percobaan 1.
N Teg.I Bentuk Gel.Input Bentuk Gel.Output
O nput
1 Sinus
500
mVp-
p

2 Sinus
1 Vp-
p
3 Segiti
ga
500
mVp-
p

4 Segiti
ga
1 Vp-
p

Percobaan 2.
N Teg.I Bentuk Gel.Input Bentuk Gel.Output
O nput
1 Sinus
5 Vp-
p
2 Sinus
10
Vp-p

3 Segiti
ga 5
Vp-p

4 Segiti
ga 10
Vp-p

Percobaan 3.
N Teg. Bentuk Gel. Input Bentuk Gel. Output
O Input
1 Sinus
5 Vp-
p

2 Sinus
10
Vp-p

3 Segiti
ga
5 Vp-
p
4 Segiti
ga 10
Vp-p

5. Analisa :

1. Berdasarkan hasil percobaan 1, jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian tersebut ! Rangkaian
percobaan 1 ini dilakukan untuk mengamati pengaruh perubahan amplitudo dan bentuk gelombang
masukan terhadap gelombang tegangan keluaran op-amp. Berikut penjelasan singkat mengenai
prinsip kerja rangkaian ini:
a. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 500 mVp-p pada Frekuensi 100 Hz:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus dengan amplitudo 500 mVp-p (miliVolt peak-
to-peak) dan frekuensi 100 Hz.
- Gelombang sinus ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp merespons gelombang sinus masukan dengan mungkin melakukan penguatan atau
pengubahan fase, tergantung pada konfigurasi op-amp yang digunakan.
- Anda mengamati bentuk dan amplitudo gelombang tegangan output yang dipengaruhi oleh
konfigurasi op-amp dan karakteristiknya.
b. Perubahan Generator Fungsi menjadi Gelombang Sinus 1 Vp-p:
- Generator fungsi diatur untuk menghasilkan gelombang sinus baru dengan amplitudo 1 Vp-p
(Volt peak-to-peak) pada frekuensi yang sama.
- Gelombang ini juga dihubungkan ke input op-amp.
- Perubahan amplitudo ini akan memengaruhi amplitudo gelombang tegangan output dari op-
amp, dengan mungkin melibatkan penguatan sinyal.
c. Ulangi Langkah 2 dengan Gelombang Segitiga:
- Generator fungsi diatur untuk menghasilkan gelombang segitiga dengan amplitudo 1 Vp- p pada
frekuensi yang sama.
- Gelombang segitiga ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons dengan menghasilkan keluaran yang mengikuti bentuk gelombang
segitiga masukan.
2. Berdasarkan hasil percobaan 2, jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian tersebut ! Sertakan
juga perhitungan yang diperlukan ! Bandingkan dengan hasil pengukuran yang saudara dapatkan,
berikan komentar saudara !
Rangkaian ini melibatkan penggunaan generator fungsi dan op-amp (operational amplifier) untuk
mengamati perubahan bentuk dan amplitudo gelombang tegangan output dengan
berbagai konfigurasi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai prinsip kerja rangkaian tersebut:
a. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 5 Vp-p pada Frekuensi 100 Hz:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus dengan amplitudo 5 Vp-p dan frekuensi 100
Hz.
- Gelombang ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp dapat digunakan sebagai penguat sinyal atau pengubah fase, tergantung pada
konfigurasi tertentu.
- Amplitudo dan fase gelombang output akan bergantung pada konfigurasi op-amp dan frekuensi
masukan.
b. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 10 Vp-p:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus baru dengan amplitudo 10 Vp-p pada frekuensi
yang sama.
- Gelombang ini juga dihubungkan ke input op-amp.
- Perubahan amplitudo ini akan memengaruhi amplitudo gelombang tegangan output dari op-
amp.
c. Generator Fungsi dengan Gelombang Segitiga:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang segitiga dengan amplitudo dan frekuensi tertentu.
- Gelombang segitiga ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons dengan menghasilkan keluaran yang mengikuti bentuk gelombang
segitiga masukan.
3. Berdasarkan hasil percobaan 3, jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian tersebut ! Buat
perhitungan untuk menentukan tegangan output yang dihasilkan ! Bandingkan dengan hasil
pengukuran yang saudara dapatkan ! Berikan komentar saudara !
Pada rangkaian percobaan 3, mengamati pengaruh perubahan amplitudo gelombang masukan
terhadap gelombang tegangan keluaran op-amp dengan dua jenis gelombang masukan yang
berbeda: sinus dan segitiga. Berikut penjelasan singkat prinsip kerja rangkaian ini:
a. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 5 Vp-p pada Frekuensi 100 Hz:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus dengan amplitudo 5 Vp-p dan frekuensi 100
Hz.
- Gelombang ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp merespons gelombang sinus ini, mungkin dengan melakukan penguatan atau
pengubahan fase sesuai dengan konfigurasi yang digunakan.
- Anda mengamati bentuk dan amplitudo gelombang tegangan output, yang dapat berubah sesuai
dengan konfigurasi op-amp.
b. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 10 Vp-p:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus baru dengan amplitudo 10 Vp-p pada frekuensi
yang sama.
- Gelombang ini juga dihubungkan ke input op-amp.
- Perubahan amplitudo ini akan mempengaruhi amplitudo gelombang tegangan output dari op-
amp, dengan mungkin melibatkan penguatan sinyal.
c. Ulangi Langkah 13 hingga 15 dengan Gelombang Segitiga:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang segitiga dengan amplitudo dan frekuensi tertentu.
- Gelombang segitiga ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons dengan menghasilkan keluaran yang mengikuti bentuk gelombang
segitiga masukan.
4. Berdasarkan hasil percobaan 4, jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian tersebut ! Buat
perhitungan untuk menentukan tegangan output yang dihasilkan ! Bandingkan dengan hasil
pengukuran yang saudara dapatkan ! Berikan komentar saudara !
Pada rangkaian percobaan 4, mengamati pengaruh gelombang masukan dengan amplitudo yang
lebih tinggi terhadap gelombang tegangan keluaran op-amp, menggunakan dua jenis gelombang
masukan: sinus dan segitiga. Berikut penjelasan singkat prinsip kerja rangkaian ini:
a. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 10 Vp-p pada Frekuensi 100 Hz:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus dengan amplitudo 10 Vp-p dan frekuensi 100
Hz.
- Gelombang ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons gelombang sinus ini, mungkin dengan melakukan penguatan atau
pengubahan fase sesuai dengan konfigurasi yang digunakan.
- Anda mengamati bentuk dan amplitudo gelombang tegangan output, yang dipengaruhi oleh
konfigurasi op-amp dan karakteristiknya.
b. Ulangi Langkah 18 hingga 19 dengan Gelombang Segitiga:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang segitiga dengan amplitudo dan frekuensi tertentu.
- Gelombang segitiga ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons dengan menghasilkan keluaran yang mengikuti bentuk gelombang
segitiga masukan.
5. Berdasarkan hasil percobaan 5, jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian tersebut ! Buat
perhitungan untuk menentukan tegangan output yang dihasilkan ! Bandingkan dengan hasil
pengukuran yang saudara dapatkan ! Berikan komentar saudara !
Berikut penjelasan singkat mengenai prinsip kerja rangkaian ini:
a. Generator Fungsi dengan Gelombang Sinus 10 Vp-p pada Frekuensi 100 Hz:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang sinus dengan amplitudo 10 Vp-p dan frekuensi 100
Hz.
- Gelombang ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons gelombang sinus ini dengan cara tertentu, seperti melakukan
penguatan atau perubahan fase sesuai dengan konfigurasi op-amp.
- Mengamati bentuk dan amplitudo gelombang tegangan output yang dipengaruhi oleh
konfigurasi op-amp dan karakteristiknya.
b. Ulangi Langkah 22 dan 23 dengan Gelombang Segitiga:
- Generator fungsi menghasilkan gelombang segitiga dengan amplitudo dan frekuensi tertentu.
- Gelombang segitiga ini dihubungkan ke input op-amp.
- Op-amp akan merespons dengan menghasilkan keluaran yang mengikuti bentuk gelombang
segitiga masukan.
6. Kesimpulan :

1. Jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian detektor melintas nol !


Rangkaian detektor melintas nol, yang juga dikenal sebagai rangkaian pembanding, digunakan
untuk mendeteksi apakah dua input atau sinyal memiliki perbedaan atau melewati nol (nol crossing).
Prinsip kerja rangkaian detektor melintas nol ini memungkinkan kita untuk mengukur waktu atau fase
ketika sinyal melewati nol, yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sinkronisasi,
modulasi, dan pengukuran waktu.
2. Jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian pembanding dengan bias tegangan !
Rangkaian pembanding dengan bias tegangan adalah jenis rangkaian pembanding yang digunakan
untuk membandingkan dua tegangan input dan menghasilkan keluaran berdasarkan perbandingan
tersebut. Prinsip kerja bias tegangan pada rangkaian pembanding adalah untuk memastikan bahwa
pembanding hanya menghasilkan keluaran saat tegangan input mencapai ambang tertentu, yang disetel
oleh bias tegangan. Ini memungkinkan penggunaan rangkaian pembanding untuk berbagai aplikasi,
seperti sensor, pengukuran, dan pengendalian yang melibatkan pemantauan perubahan tegangan dan
pengambilan tindakan berdasarkan perbandingan ini.
3. Jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian pembanding dengan hysteresis !
Rangkaian pembanding dengan hysteresis, juga dikenal sebagai "komparator histeresis," digunakan
untuk membandingkan input dengan dua ambang batas yang memiliki selisih nilai tertentu. Prinsip
kerja rangkaian pembanding dengan hysteresis memungkinkan output untuk tetap stabil pada satu nilai
(misalnya, "1") sampai input melewati ambang atas atau bawah ditambah atau dikurangi dengan
selisih hysteresis. Ini berguna dalam situasi di mana ada gangguan kecil dalam input dan diperlukan
stabilitas dalam output, seperti dalam pengendalian sakelar, sensor suhu, atau aplikasi lain yang
memerlukan pemantauan yang lebih stabil.
4. Jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian pembanding dengan pembatas output !
Rangkaian pembanding dengan pembatas output, juga dikenal sebagai rangkaian pembanding
dengan komparator, digunakan untuk membandingkan dua input dan menghasilkan keluaran yang
berupa sinyal logika (biasanya 0 atau 1). Prinsip kerja rangkaian pembanding dengan pembatas output
adalah untuk menghasilkan keluaran logika yang mengindikasikan hubungan relatif antara dua input.
Ini sering digunakan dalam aplikasi seperti pemantauan batasan, sakelar elektronik, atau pengendalian
otomatis di mana pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan sinyal input penting.
5. Jelaskan secara singkat prinsip kerja rangkaian pembanding jendela !
Rangkaian pembanding jendela, juga dikenal sebagai "window comparator," digunakan untuk
membandingkan sebuah input dengan dua nilai ambang batas atau jendela (window) yang telah
ditentukan. Prinsip kerja rangkaian pembanding jendela memungkinkan kita untuk memonitor apakah
input berada dalam kisaran tertentu atau tidak, yang sering digunakan dalam pengendalian otomatis,
pemantauan, atau sistem keamanan untuk mengambil tindakan berdasarkan kondisi input yang
memenuhi atau melampaui ambang batas tertentu.

Anda mungkin juga menyukai