Anda di halaman 1dari 34

Mata Pelajaran Guru Pembimbing

Pendidikan Agama Islam HARNI, S.Ag

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

1. ADINDA RAHMALIA
2. ANANDA PUTRI NABILA
3. DIAN CAROLINA HASTI
4. EKA FITRIANI
5. FITRI ZHULIANTI SAFIRA
6. HADI YATUL ISTAKIM
7. NABILA
8. MHD. AL-HAFIS
9. ZAKIRA AMANDA PUTRI

KELAS XII MIPA 2

SMAN 1 KAMPAR TIMUR


KEC. KAMPA KAB. KAMPAR
T.P. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga makalah ini dapat saya buat sebagai tugas dari guru
untuk bahan bantu dalam proses belajar mengajar.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Pendidikan
Agama Islam. Karena makalah ini saya buat dengan selengkap mungkin dan bagian-
bagian yang penting telah saya rangkum di makalah ini ,maka ketika mempelajari
makalah ini siswa dapat dengan mudah mempelajarinya.
Mudah-mudahan makalah yang saya buat ini dapat memberikan manfaat dalam
segala bentuk kegiatan belajar. Khususnya kegiatan belajar mengajar di sekolah,
sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.

Kampar, Nopember 2022


Tertanda

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan penulisan.................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


A. Kerajaan islam di Sumatra .................................................................................... 2
1. Kerajaan Samudara Pasai ................................................................................ 6
2. Kerajaan Malaka .............................................................................................. 8
3. Kerajaan Aceh................................................................................................. 8
B. Kerajaan islam di Jawa ......................................................................................... 11
1. Kerajaan Demak .............................................................................................. 11
2. Kerajaan Banten.............................................................................................. 13
3. Kerajaan Mataram............................................................................................ 15
4. Kerajaan Pajang............................................................................................... 19
C. Kerajaan Islam di Kalimantan ............................................................................. 21
D. Kerajaan Islam di Sulawesi ................................................................................. 22
1. Kerajaan Makasar ............................................................................................ 22
E. Kerajaan Islam di Maluku .................................................................................... 25
1. Kerajaan Ternate ............................................................................................. 25
2. Kerajaan Tidore .............................................................................................. 26
F. Kerajaan Islam di Papua ....................................................................................... 27
G. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara......................................................................... 28

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 30


A. Kesimpulan .......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 31

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak keanekaragaman, seperti
keanekaragaman agama. Di Indonesia kebanyakan penduduknya menganut agama
islam, karena dalam agama ini tidak ada sistem kasta atau yang lainnya seperti dalam
agama Hindu maupun agama Budha. Dalam agama Islam derajat seseorang itu sama,
baik ia kaya atau miskin, yang menjadikan derajat orang itu tinggi atau rendah adalah
keimanan dan ketakwaan. Inilah yang menyebabkan kebanyakan orang memilih Islam
sebagai agama yang patut untuk di ikuti atau di yakini.
Seiring dengan berkembangnya Islam para sejarawan melakukan berbagai
penelitian tentang bagaimana cara masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia ini,
yang kemudian adanya berbagai teori yang muncul dalam penelitian-penelitian yang di
lakukan oleh para sejarawan.

B. Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
 Apa saja kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia?
 Jelaskan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
 Ø Untuk menyelesaikan tugas sejarah Indonesia semester 2
 Ø Mengasah kemampuan penulis secara akademik untuk membahas tentang
kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
 Ø Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca
 Ø Mendapatkan nilai yang bagus

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerajaan islam di Sumatra


1. Kerajaan Samudara Pasai
a. Letak Geografis

Letak Kesultanan Samudera Pasai


Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letak
Samudra Pasai di pantai timur Pulau Sumatrabagian utara berdekatan dengan jalur
pelayaran perdagangan internasional waktu itu, yaitu Selat Malaka. Pusat
pemerintahanya di kota pasai. Dengan posisi yang strategis tersebut Kerajaan Samudra
Pasai berkembang dengan cukup pesat baik dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
social budaya.
Awal masuk islam di Kerajaan Samudra Pasai
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar
abad ke-7 dan 8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim
dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Di Sumatera,
daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah pesisir Samudera
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di
kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan
masyarakat pedesaan atau pedalaman malainkan juga merambah lapisan masyarakat
perkotaan. Dalam perkembangan selanjutnya, berdirilah kerajaan Samudera Pasai.

2
b. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra pasai
1. Nazimuddin Al-Kamil
Adalah seorang Laksamana dari Dinasti Fatimah di Mesir yang pada tahun1238
ditugaskan merebut pelabuhan Kambayat, Gujarat, India. Selain itu, ia juga membangun
sebuah kerajaan di ujung utara pulau Sumatera yang dinamakan kerajaan Samudra
Pasai. Tujuannya tentu adalah untuk menguasai perdagangan Lada di Jalur Selat
Malaka.
2. Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297)
Setelah Dinasti Mamluk yang beraliran Islam Syafei menaklukan Dinasti
Fatimah di Mesir, Ia juga ingin merebut Kerajaan Samudra Pasai. Maka, dikirimlah
Syekh Ismail yang nantinya akan bersekutu dengan Marah Silu (putra seorang
bangsawan Persia, Marah Gajah). Kerajaan ini berhasil direbut dan Marah Silu
menerima gelar Sultan Malik Al-Saleh. Pada masanya, ia memperkuat Samudra Pasai
sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka. Ia meninggal tahun 1297.
3. Sultan Malik Al-Thahir / Sultan Muhammad (1297-1326)
putra Sultan Malikul Al-Saleh. Pada masa pemerintahannya, terjadi perpecahan
antara kedua putranya yaitu Sultan Mahmud dan Sultan Mansyur. Sultan Mansyur
memilih untuk memisahkan diri ke Aru dan kembali menganut Islam Syiah.
4. Sultan Ahmad Perumadat Perumal
Pada masanya, kerajaan Samudra Pasai mendapt kunjungan dari utusan Sultan
Delhi, Muhammad Tuqhluq, yaitu Ibnu Batutah pada tahun 1345 dan 1346. Ibnu
Batutah singgah dua kali saat pergi ke dan dari China. Ia mengatakan bahwa Islam yang
dianut adalah Islam Syafei dan ada golongan bangsawan Persia yang disebut Amir.
5. Zainal Abidin (1383-1405)
Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran pada masa pemerintahannya
karena Kerajaan Islam lainnya telah muncul yaitu Kerajaan Malaka di bawah Iskandar
Syah.
6. Sultan Shalahudin (1405 - 1412).
Pada perkembangan selanjutnya, Kerajaan Samudra Pasai sempat ditaklukkan
oleh bangsa Portugis tahun 1521 dan oleh Kerajaan Aceh di bawah pimpinan Ali
Mughayat Syah tahun 1524.

3
c. Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat
untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar –
bandar yang digunakan untuk :
o Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
o Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan
o Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
o Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat,
sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di
sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat
perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
d. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan –
aturan dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan
dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena per
samaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi
Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik.
Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam
untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan
bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah
Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360
M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
e. Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari
Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara.
Berdasarkan hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam
menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh

4
ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun
memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja.
f. Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
Factor-faktor yang menyebabkan keemunduran kerajaan samudra pasai yaitu:
o Kekalahan Acah dalam melawan portugis di malaka pada tahun 1629M.
o Tokoh penggganti Sultan Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.
o Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran
Syamsudin as-Sumatrani dan penganut ajaran Naruddin ar Raniri.
o Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat seperti Johor, Perlak,
Pahang, Minangkabau, dan Siak melepaskan diri dari Aceh.
g. Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai
a. Makam Sultan Malik AL-Saleh

Makam sultan malik al-salih


Makam Malik Al-Saleh terletak di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera,
sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Nisan makam sang sultan ditulisi huruf
Arab.
b. Makam Sultan Maulana Al Zhahir
Malik Al-Zahir adalah putera Malik Al- Saleh, Dia memimpin Samudera Pasai
sejak 1287 hingga 1326 M. Pada nisan makamnya yang terletak bersebelahan dengan
makam Malik Al-Saleh, tertulis kalimat; Ini adalah makam yang dimuliakan Sultan
Malik Al-Zahir, cahaya dunia dan agama. Al-Zahir meninggal pada 12 Zulhijjah 726 H
atau 9 November 1326.
c. Makam Nahriyah
Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang memegang
pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif dan bijak. Ia bertahta

5
dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Makamnya terletak di Gampông Kuta
Krueng, Kecamatan Samudera ± 18 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, tidak jauh
dari Makam Malikussaleh.

2. Kerajaan Malaka
a. Sejarah Kerajaan Malaka
Hubungan perdagangan antara Samodra Pasai dengan Malaka yang semakin
ramai telah membawa pengaruh islam di Malaka. Muncullah kemudian masyarakat
islam di Malaka. Pada abad ke-14 M, Malaka menjadi bandar paling penting di Asia
Tenggara. Karena pada saat itu Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan
penyebaran islam. Dalam perkembangannya masyarakat muslim Malaka semakin
banyak sehingga kemudian muncul sebagai kerajaan besar.
b. Letak Kerajaan Malaka
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan Semenanjung
Malaka.
c. Kehidupan Politik
Raja – raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain :
1. Iskandar Syah (1396-1414 M)
Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan
Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan
ke Tumasik (Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung
Malaya dan mendirikan Kp. Malaka.
Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora
menganut agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian
menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan Islam. Untuk menjaga keamanan Kerajaan
Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada Kaisar China dengan menyatakan
takluk kepadanya (1405 M).
2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah
kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung
Malaya.

6
Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan
perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai
yang kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih
melalui jalur politik perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai,
sehingga cita-citanya dapat tercapai.
3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)
Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik
tahta dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka yang
pertama bergelar Sultan). Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan
Siam (serangan dari darat dan laut), namun dapat digagalkan.
4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah. Pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai pusat perdagangan dan pusat
penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya
dengan memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di
wilayah Sumatera Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan). Raja Siam tewas dalam
pertempuran , tetapi putra mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan
sendiri kemudian diangkat menjadi raja dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui
kekuasaan Malaka.
5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)
Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Malaka mulai mengalami kemunduran, satu persatu wilayah kekuasaan Kerajaan
Malaka mulai melepaskan diri. Hal ini disebabkan oleh karena Sultan Alaudin Syah
bukan merupakan raja yang cakap.
6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)
Merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Malaka merupakan kerajaan yang sangat lemah, wilayah kekuasaannya meliputi
sebagian kecil Semenanjung Malaya, hal ini menambah suram kondisi Kerajaan
Malaka.

7
Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah pimpinan
Alfonso d’Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya Malaka pun
jatuh ke tangan Portugis.
d. Kehidupan Sosial – Budaya
Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami
perkembangan yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan
tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat
Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat.
Sedangkan kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan
alam dan lingkungan wilayahnya. Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim,
hubungan sosial masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung
mengarah ke sifat-sifat individualisme. Kelompok masyarakat pun bermunculan, seperti
adanya golongan buruh dan majikan.
e. Kehidupan Ekonomi
Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan
keluar, yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun
pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat
menjadikan mereka sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut
yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk
mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun)
dijadikan sebagai bahasa perantara.
3. Kerajaan Aceh
a. Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang
didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi
penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan
Malaka.
Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang).
Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum

8
bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum
ulama, disebut golongan tengku atau teungku.
b. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang memerintah dari
tahun 1514 sampai 1528. Pada awalnya Aceh merupakan bagian dari kerajaan Pidie.
Namun, berkat kegigihannya Aceh mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan
Pidie.
2. Salahudin
Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada suatu waktu,
Salahudin gagal menyerang, maka pada tahun 1537 Salahudin dijatuhkan oleh Alaudin
Riayat Syah Al-Kahar.
3. Alaudin Riayat Syah Al-Kahar
Ia merupakan pengganti Salahudin yang pada suatu waktu menyerang wilayah Batak,
Aru, Johor, dan Malaka.
4. Sultan Iskandar Muda
Ia memerintah dari tahun 1607 sampai 1638.
5. Sultan Iskandar Thani
Ia merupakan pengganti Sultan Iskandar Muda, yang memerintah dari tahun 1638
sampai 1641. Semasa pemerintahan Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh tidak
mengalami kemajuan. Setelah beliau wafat, Aceh semakin Mundur. Kemunduran Aceh
disebabkan oleh pertikaian dalam kerajaan itu sendiri. Pada saat itu Belanda berhasil
menguasai Malaka dan Nusantara.
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar
Muda. Semasa pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke
Semenanjung Malaya (Johor, Pahang, dan Kedah). Kekuatan utamanya terletak pada
angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada angkatan lautnya merupakan yang terkuat di
masa itu.

9
Wilayah kerajaan Aceh pada masa kejayaannya
Pada masa ini, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya, perdagangan
berkembang pesat, sehingga menjadikan Aceh sebagai pelabuhan internasional. Aceh
menjalin hubungan yang baik dengan Kerajaan Turki, Persia, Cina, dan India.
c. Kehidupan social budaya
Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan
internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang
Islam.
Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan
bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada
sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah
Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.
Keempat ulama ini sangat berpengaruh bukan hanya di Aceh tetapi juga sampai ke
Jawa.
d. Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya.
Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang
kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-
rempah.
e. Penyebab kemunduran Kerajaan Aceh
o Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636, tidak ada raja-raja besar
yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas.

10
o Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh antara golongan
bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan
melemahnya Kerajaan Aceh.
o Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor,
Pahang, Perak, Minangkabau dan Siak.
o Kekelahan Aceh dalam perang melawan Portugis di Malaka pada tahun
1629M.
o Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa berhasil mendesak
dan menggeser daerah perdagangan Aceh.

B. Kerajaan islam di Jawa


1. Kerajaan Demak

Masjid Agung Demak


a. Sejarah Kerajaan Demak
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan
ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah
bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara,
Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila
orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
b. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
1. Raden Fatah
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja
terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah
di angkat menjadi bupati di Bintaro Demak dengan Gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah.

11
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah
pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah
pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu,
kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses
pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
2. Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus.
Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak
begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan
seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu pasukan Demak
menyerang Portugis di Malaka, keberanian Adipati Unus menyerang Malaka membuat
Adipai Unus dijiluki Pangeran Sabrang Lor. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta
kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
3. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana
berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun
1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan
Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa,
dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan
antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh
armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi
pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari
Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar
Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia
berhasil mengalahkan Majapahit.
c. Kehidupan sosial budaya
Salah satu peninggalan budaya Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak
yang terkenal dengan salah satu tiangnya yang terbuat dari pecahan kayu (tatal).

12
Pembangunan masjid dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Di pendopo masjid inilah Sunan
Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan sekaten yang tujuannya untuk menyebarkan
tradisi Islam. Tradisi tersebut sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan
Surakarta.
d. Keruntuhan Kerajaan Demak
Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang hebat
di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak
mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan di antara para
waris yang saling berebut tahta. Hal itu menyebabkan runtuhnya Kerajaan Demak.
2. Kerajaan Banten
a. Sejarah Kerajaan Banten
Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian
dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan
Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah
adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk
memerintah di Cirebon.
b. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten
1. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya sangat
gigih. Pada tahun 1568 Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari kekuasaan
Kerajaan Demak. Pada saat itu di Demak terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan
Trenggono wafat. Wilayah kekuasaan Kerajaan Banten hingga ke Lampung. Banten
menjadi pusat penjualan dan perdagangan lada. Pada tahun 1570 Sultan Hasanudin
wafat.
2. Syeh Maulana Yusuf
Ia merupakan putra Sultan Hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal dengan
sebutan Panembahan Yusuf.
3. Maulana Muhammad
Maulana Muhammad merupakan pengganti Panembahan Yusuf. Ia menjadi raja
dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad memperluas kerajaan Banten
dengan menyerang Palembang. Dalam sejarah diceritakan penyerangan ke Palembang

13
dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro. Ki Gede Ing Suro adalah seorang penyiar agama Islam
yang berasal dari keturunan orang Surabaya yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar
keislaman di Palembang. Dalam pertempuran tersebut Sultan Banten gugur.
4. Abdulmufakhir
Abdulmufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur.
Namun, karena usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh Pangeran
Ranamenggala sebagai mangkubumi. Pangeran Ranamenggala mengendalikan
pemerintahan dari tahun 1608 sampai 1624.
Selama pemerintahan raja tersebut Kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan
lada dan cengkih.
5. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari tahun 1651
sampai 1692. Pada masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian melimpah. Penyiaran
agama Islam semakin pesat dengan ditunjang oleh ulama besar seperti Syekh Yusuf dari
Sulawesi.
Kerajaan Banten menjalin hubungan baik dengan negara luar negeri, seperti
Turki dan Moghul. Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tidak bersedia bekerja
sama dengan belanda.
6. Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar
Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar merupakan raja pengganti Sultan Ageng
Tirtayasa. Sikap kerajaan ini masih tetap tidak mau bekerja sama dengan Belanda.
Namun, kekuasaan Belanda semakin kuat di Banten. Akibatnya, kerajaan Banten
menjadi runtuh. Peninggalan Kerajaan Banten antara lain adalah Masjid Agung Banten
dan sebuah meriam "Ki Amuk".
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang
perdagangan. Hal tersebut disebabkan karena:
o Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
o Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
o Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi
syarat sebagai pelabuhan dagang yang baik.

14
o Jatuhnya malaka ke tangan portugis mendorong pedagang islam mencari
daerah baru di Jawa Barat, yaitu Banten dan Cirebon.
d. Kehidupan social budaya
Dalam bidang seni bangunan,peninggalan kerajaan banten adalah bangunan
Masjid Agung Banten yang di bangun sekitar abad ke-16. Menara Masjid
Agung Banten yang mirip mercusuar dibangun oleh Hendriik Lucozoon Cardeel (orang
Belanda pelarian dari Batavia yang masuk islam).
Masjid Agung Banten ini beratap tumpang atau sususn lima. Selain Masjid
Agung Banten, juga terdapat gapura di kaibon banten, dan istana model Eropa yang
dibangun olej Jan Lukas Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia yang telah
menganut islam).

3. Kerajaan Mataram
a. Letak geografis
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Kerajaan Mataram pada awal
perkembangannya adalah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Pajang. Kerajaan mataram berada di daerah jawa tengah bagian selatan dengan pusat
Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede.
b. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
o Pendiri desa mataram tahun 1556
o bergelar Panembahan Senapati dibawah pimpinan anaknya
o Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela menikah
dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng
Saba (kakak perempuan Ki Ageng Henis).
o Meninggal tahun 1584
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
o pendiri Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama pada
tahun 1587-1601
o bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah
Tanah Jawa

15
o dianggap sebagai peletak dasar-dasar Kesultanan Mataram.
o putra sulung pasangan Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah
o Menurut naskah-naskah babad, ayahnya adalah keturunan Brawijaya raja
terakhir Majapahit, sedangkan ibunya adalah keturunan Sunan Giri anggota
Walisanga
o meninggal dunia pada tahun 1601 saat berada di desa Kajenar. Ia kemudian
dimakamkan di Kotagede.
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu
Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
o raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613
o putra Panembahan Senapati raja pertama Kesultanan Mataram. Ibunya
bernama Ratu Mas Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati
o meninggal dunia pada tahun 1613 karena kecelakaan sewaktu berburu kijang
di Hutan Krapyak. Oleh karena itu, ia pun terkenal dengan gelar anumerta
Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak,
yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak"
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli :
Raden Mas Jatmika )
o lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul),
Kesultanan Mataram, 1645
o raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
o Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan
terbesar di Jawa dan Nusantara pada saat itu.( puncak kejayaan )
o Pada tahun 1620 pasukan Mataram mulai mengepung kota Surabaya secara
periodik.
o kemunduran kerajaan mataram Islam akibat kalah dalam perang merebut
Batavia dengan VOC
o menyerang Batavia sebanyak 2x.
5. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung)
o Memerintah pada tahun 1646-1677
o Memiliki gelar anumertaSunan Tegalwangi atau Sunan Tegalarum

16
o Nama aslinya adalah Raden Mas Sayidin putra Sultan Agung. Ibunya
bergelar Ratu Wetan, yaitu putri Tumenggung Upasanta bupatiBatang
(keturunan Ki Juru Martani).
o Ketika menjabat Adipati Anom ia bergelar Pangeran Arya Prabu Adi
Mataram.
o menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.
o Amangkurat I menjalin hubungan dengan VOC yang pernah diperangi
ayahnya. Pada tahun 1646 ia mengadakan perjanjian, antara lain pihak VOC
diizinkan membuka pos-pos dagang di wilayah Mataram, sedangkan pihak
Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC.
Kedua pihak juga saling melakukan pembebasan tawanan. Perjanjian
tersebut oleh Amangkurat I dianggap sebagai bukti takluk VOC terhadap
kekuasaan Mataram. Namun ia kemudian tergoncang saat VOC merebut
Palembang tahun 1659.
6. Amangkurat II (Nama asli Amangkurat II ialah Raden Mas Rahmat )
o putra Amangkurat I raja Mataram yang lahir dari Ratu Kulon putri Pangeran
Pekikdari Surabaya.
o Pada bulan September 1680 Amangkurat II membangun istana baru di hutan
Wanakerta karena istana Plered diduduki adiknya, yaituPangeran Puger.
Istana baru tersebut bernama Kartasura.
o Amangkurat II akhirnya meninggal dunia tahun 1703. Sepeninggalnya,
terjadi perebutan takhta Kartasura antara putranya, yaituAmangkurat III
melawan adiknya, yaitu Pangeran Puger.
o Pada bulan September 1677 diadakanlah perjanjian di Jepara. Pihak VOC
diwakili Cornelis Speelman. Daerah-daerah pesisir utaraJawa mulai
Kerawang sampai ujung timur digadaikan pada VOC sebagai jaminan
pembayaran biaya perang Trunajaya.
o Mas Rahmat pun diangkat sebagai Amangkurat II, seorang raja tanpa istana.
Dengan bantuan VOC, ia berhasil mengakhiri pemberontakan Trunajaya
tanggal 26 Desember 1679. Amangkurat II bahkan menghukum mati
Trunajaya dengan tangannya sendiri pada 2 Januari 1680.

17
7. Amangkurat III (Nama aslinya adalah Raden Mas Sutikna )
o memerintah antara tahun 1703– 1705.
o dijuluki Pangeran Kencet, karena menderita cacat di bagian tumit.
Ketika menjabat sebagai Adipati Anom, ia menikah dengan sepupunya, bernama
Raden Ayu Lembah putri Pangeran Puger. Namun istrinya itu kemudian dicerai karena
berselingkuh dengan Raden Sukra putra Patih Sindureja.
c. Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan
hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan
Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian
diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib,
naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang
pengadilan,dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan
istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang
dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk
d, Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan
ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya
yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di
daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang
berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram. Kebudayaan yang
berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan
sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan
akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di samping itu,
perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal,
yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat
istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.E.
e. Kemunduran Mataram Islam
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut
Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan
ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

18
4. Kerajaan Pajang
a. Sejarah berdirinya Kerajaan Pajang
Pada akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura
menulis seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dimana Pajang dilihat sebagai
pendahulunya. Pajang sendiri sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang
pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh pasukan-pasukan dari Mataram
karena memberontak. Di bekas kompleks keraton Raja Pajang yang dikubur di Butuh
banyak ditemukan sisa-sisa keramik asal negeri Cina.
b. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan pajang
1. Jaka Tingkir
Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo
Kenanga. Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan wayang beber
dengan dalang Ki Ageng Tingkir. Kedua ki ageng ini adalah murid Syekh Siti Jenar.
Sepulang dari mendalang, Ki Ageng Tingkir jatuh sakit dan meninggal dunia.
Meski dalam Babad Jawa, Adiwijaya lebih dilukiskan sebagai Raja yang serba
lemah, tetapi kenyataannya sebagai ahli waris Kerajaan Demak ia mampu menguasai
pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan baik. Perpindahan pusat Kerajaan ke
pedalaman yang dilanjutkan lagi oleh Raja Mataram berpengaruh besar atas
perkembangan peradaban Jawa pada abad ke-18 dan 19. Daerah kekuasaan Pajang
mencakup di sebelah Barat Bagelen (lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo
atas).
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang tewas dibunuh
Arya Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu Kalinyamat di
Jepara.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan takhta di
Pajang. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan Arya Pangiri
dengan dukungan Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah usia Pangeran Benawa
lebih muda daripada istri Pangiri, sehingga tidak pantas menjadi raja.

19
Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang dikuasai Arya
Pangiri sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang Panolan (bekas negeri
Arya Penangsang).
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia
mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat Pajang.
Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk Demak. Akibatnya,
banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena kehilangan mata
pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang mengabdi pada Pangeran Benawa.
3. Pangeran Benawa
Pangeran Benawa adalah raja ketiga Kesultanan Pajang yang memerintah tahun
1586-1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran Benawa adalah putra Sultan
Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Sejak kecil ia dipersaudarakan
dengan Sutawijaya, anak angkat ayahnya, yang mendirikan Kesultanan Mataram.
Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah dengan
Mas Jolang putra Sutawijaya. Dyah Banowati bergelar Ratu Mas Adi, yang kemudian
melahirkan Sultan Agung, raja terbesar Mataram.
c. Kehidupan Sosial Budaya
Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk menjadikan
Pajang semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi lumbung beras pada
abad ke-16 sampai abad 17, kerja sama tersebut saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak. Kehidupan rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang cukup kental
sehingga masyarakat Pajang sangat mengamalkan syariat Islam dengan sungguh-
sungguh.
d, Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di
Kartasura, ada kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana bupati
Surabaya. Pada masa itu seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung kerjasama
antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan Pajang
ada di dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya
bermata air di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi berjalan lancar

20
karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga pertanian di Pajang
maju.
e, Kemunduran Kerajaan Pajang
Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya
Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil
naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam
terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat Pangeran
Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin. Pada tahun 1586 Pangeran
Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan
Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa
kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir
tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun
dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah
Pangeran Gagak Baning, adik Sutawijaya. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan
Mataram di mana ia sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati

C. Kerajaan Islam di Kalimantan


Di Kalimantan juga terdapat beberapa kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.
Kerajaan tersebut antara lain Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Banjar (1526-1905),
Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671),
Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung
(1810), Kesultanan Gunung Tabur (1820),Kesultanan Pontianak (1771),Kesultanan
Tidung,dan Kesultanan Bulungan (1731).
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain
Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome Pires (1512-
1551). Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai
kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa, bahkan kedua daerah yang
diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk kepada kerajaan di Jawa
yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana) menghasilkan

21
komoditi seperti emas,berlian,padi,dan banyak bahan makanan. Pada abad ke-17 kedua
kerajaan itu telah berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama
dalam upaya perluasan politik dalam menghadapi ekspansi politik VOC.
Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak,
konon ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah
dari Tarim (Hadramaut) yang di antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk
mengajarkan membaca al- Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di
antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian
menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang
menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan
utama masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus
yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-
kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal
sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan
keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai
negeri.Syarif Idrus memerintah pada 1199-1209 H atau 1779-1789 M.
Cerita lainnya mengatakan bahwa pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang
mengajarkan Islam dan datang ke Kalimantan bagian barat terutama ke Sukadana
ialah Habib Husin al-Gadri. Ia semula singgah di Aceh dan kemudian ke Jawa sampai
di Semarang dan di tempat itulah ia bertemu dengan pedagang Arab namanya Syaikh,
karena itulah maka Habib al-Gadri berlayar ke Sukadana. Habib mendapat banyak
simpati dari raja, Sultan Matan dan rakyatnya. Kemudian Habib Husin al- Gadri pindah
dari Matan ke Mempawah untuk meneruskan syiar Islam. Setelah wafat ia diganti oleh
salah seorang putranya yang bernama Pangeran Sayid Abdurrahman Nurul Alam. Ia
pergi dengan sejumlah rakyatnya ke tempat yang kemudian dinamakan Pontianak dan di
tempat inilah ia mendirikan keraton dan masjid agung.

D. kerajaan Islam di Sulawesi


1. Kerajaan Makasar
a. Letak geografis
Kesultanan Makassar merupakan kesultanan Islam di Sulawesi bagian selatan
pada abad ke-16 Masehi yang pada mulanya masih terdiri atas sejumlah kerajaan kecil

22
yang saling bertikai. Daerah ini kemudian dipersatukan oleh kerajaan kembar yaitu
Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo menjadi Kesultanan Makassar. Cikal bakal
Kesultanan Makassar adalah dua kerajaan kecil bernama Kerajaan Gowa dan Kerajaan
Tallo ini terletak di semenanjung barat-daya Sulawesi dengan kedudukan strategis
dalam perdagangan rempah-rempah.Seperti yang terjadi di bandar rempah-rempah
lainnya, para pedagang muslim juga berupaya menyebarkan ajaran Islam di Makassar.
b. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makasar
1) Sultan Alauddin (1591-1629 M).
Sultan Alauddin sebelumnya bernama asli Karaeng Matowaya Tumamenaga Ri
Agamanna dan merupakan raja Makassar pertama yang memeluk agama Islam.Pada
pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan Makassar mulai terjun dalam dunia pelayaran
dan perdagangan.
2) Sultan Muhammad Said (1639-1653 M).
Pada Pemerintahan Sultan Muhammad Said, perkembangan Makassar maju
pesat sebab Bandar transit, bahkan Sultah Muhammad Said juga pernah mengirimkan
pasukan ke Maluku untuk membantu rakyat Maluku berperang melawan Belanda.
3) Sultan Hasanuddin (1653-1669 M).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai masa
kejayaan. Makassar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan
memperluas wilayah kekuasaannya ke Nusa Tenggara (Sumbawa dan sebagian Flores).
Berkat penguasaan wilayah tersebut seluruh aktifitas pelayaran dan perdagangan yang
melalui Laut Flores harus singgah di pusat Kerajaan Makasar.
Hal tersebut di tentang oleh Belanda yang memiliki wilayah kekuasaan di
Maluku teehalang oleh kekuasaan Makasar. Pertentangan antara Makasar dan Belanda
sering menimbulkan peperangan. Bahkan, pertentangan itu sering terjadi di Maluku.
Keberanian Sultan Hasannudin memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku
mengakibatkan Belanda semakin terdesak. Kerena keberanian Sultan Hasanuddin
tersebut, kemudian Belanda memberikan julukan kepada Sultan Hasanuddin “ Ayam
Jantan dari Timur”.
Untuk menguasai Makasar, Belandsa melakukan politik Devide Et Impera, yang
kemudian menjalin hubungan dengan Kerajaan Bone yang diperintah oleh Raja Aru

23
Palaka yang pada waktu itu sedang melakukan pemberontakan terhadap Makasar.
Pasukan Belanda yang dibantu Aru Palaka berhasil mendesak Makasardan dapat
menguasai ibu kota kerajaan. Akhirnya Sultan Hasanuddin terpalsa harus
menandatangani perjanjian Bongaya pada tahun1667M yang isinya antara lain:
o VOC yaitu kompeni dagang Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Makasar.
o Belanda dapat mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makasar yang diberi nama
Benteng Rotterdam.
o Makasar harus melepaskan daerah kekuasaanya seperti Bone dan pulau-pulau di luar
wilayah Makasar.
o Aru Palaka diakui sebagai raja Bone
Meskipun telah menandatangani perjanjian Bongaya, orang-orang Makasar tetap
melakukan perlawanan yang berlangsung selama 2 tahun dengan pusat pertahanan di
Sombaopu. Namun Belanda tetap berupaya merebut pertahanan itu dengan
menghancurkan dinding benteng dan akhirnya Sultan Hasannudin menyarah.
4) Raja Mapasomba
Raja Maposamba dikenal sebagai Sultan Amir Hamzah adalah putra Sultan
Hasanuddin yang turun tahta setelah menyerah kepada Belanda.
c. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah feodal. Masyarakat Makassar dibedakan
atas 3 lapisan atau kelas, yaitu:
o Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
o Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
o Ata untuk Hamba Sahaya.
d.Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Makasar sangat staregis yaitu di tengah-tengah jalur perdagangan antara
Maluku dan Malaka, sehingga kerajaan tersebut berkembang menjadi pusat
perdagangan.
e.Kehidupan budaya
Kebudayaan Kerajaan Makasar dipengaruhi oleh kondisi kerajaan yang bersifat
maritime, yaitu pembuatan alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Masyarakat Kerajaan
Makasar juga mengembangkan seni sastra, yaitu kitab lontara.

24
E. Kerajaan Islam di Maluku
1. Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan
Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga
telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore,Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di
Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh
pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang asing.
a. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Raja Ternate pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya
adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat
menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina
Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat,
pemerintahan di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun,
dan Sultan Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate
mengalami puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh
kepulauan di Maluku, Papua dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga
tersebar sangat luas.
b. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan
Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada
abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke
Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-
rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan
Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.Sebagai kerajaan
yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak
menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate
dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah
dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan
Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.
c. Kemunduran Kerajaan Ternate.
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan
Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang
bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan

25
Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan
Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar
Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang
dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil
menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol
dalam bentuk organisasi yang kuat.
2. Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja
Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqalyang naik tahta
pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore
yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan
Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.
a. Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk
bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari
Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan
dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu,
Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun
Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore
cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan
Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang
Belanda yang berniat menjajah kembali.
b. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan
sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat
Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian
dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.
Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku. Sebagai
penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa
Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain Portugis, Spanyol, dan
Belanda.

26
c. Kemunduran Kerajaan Tidore
Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan
Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan
untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan
Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol,
mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar
Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang
dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil
menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol
dalam bentuk organisasi yang kuat.

F. Kerajaan Islam di Papua


Sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua sudah
berlangsung sejak lama. Bahkan, berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah kerajaan-
kerajaan Islam di Papua, yakni: Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati,
Kerajaan Sailolof Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati (terdiri dari Kerajaan Atiati,
Sekar, Patipi, Arguni, dan Wertuar) Kerajaan Kowiai (Namatota), Kerajaan Aiduma,
Kerajaan Kaimana.
Berikut beberapa pendapat mengenai kedatangan islam di papua:
i. Islam datang di Papua tahun 1360 yang disebarkan oleh mubaligh asal Aceh,
Abdul Ghafar. Pendapat ini juga berasal dari sumber lisan yang disampaikan
oleh putra bungsu Raja Rumbati ke-16 (Muhamad Sidik Bauw) dan Raja
Rumbati ke-17 (H. Ismail Samali Bauw). Abdul Ghafar berdakwah selama 14
tahun (1360-1374) di Rumbati dan sekitarnya. Ia kemudian wafat dan
dimakamkan di belakang masjid kampung Rumbati tahun 1374.
ii. pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam pertama kali mulai
diperkenalkan di tanah Papua di jazirah Onin (Patimunin-Fakfak) oleh seorang
sufi bernama Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari negeri
Arab. Pengislaman ini diperkirakan terjadi pada abad pertengahan abad ke-16,
dengan bukti adanya Masjid Tunasgain yang berumur sekitar 400 tahun atau di
bangun sekitar tahun 1587.

27
iii. pendapat yang mengatakan bahwa Islamisasi di Papua, khususnya di Fakfak
dikembangkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Banda dan Seram Timur
oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten Attamimi yang telah lama
menetap di Ambon. Proses pengislamannya dilakukan dengan cara khitanan.
iv. pendapat yang mengatakan Islam di Papua berasal dari Bacan. Pada masa
pemerintahan Sultan Mohammad al-Bakir, Kesultanan Bacan mencanangkan
syiar Islam ke seluruh penjuru negeri, seperti Sulawesi, Fiilipina, Kalimantan,
Nusa Tenggara, Jawa dan Papua. Menurut Thomas Arnold, Raja Bacan yang
pertama kali masuk Islam adalah Zainal Abidin yang memerintah tahun 1521.
Pada masa ini Bacan telah menguasai suku-suku di Papua serta pulau-pulau di
sebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool, Waigama, dan Salawati. Sultan
Bacan kemudian meluaskan kekuasaannya hingga ke semenanjung Onin Fakfak,
di barat laut Papua tahun 1606
v. pendapat yang mengatakan bahwa Islam di Papua berasal dari Maluku Utara
(Ternate-Tidore). Sumber sejarah Kesultanan Tidore menyebutkan bahwa pada
tahun 1443 Sultan Ibnu Mansur (Sultan Tidore X atau Sultan Papua I)
memimpin ekspedisi ke daratan tanah besar (Papua). Setelah tiba di wilayah
Pulau Misool dan Raja Ampat, kemudian Sultan Ibnu Mansur mengangkat
Kaicil Patrawar putera Sultan Bacan dengan gelar Komalo Gurabesi (Kapita
Gurabesi ). Kapita Gurabesi kemudian dikawinkan dengan putri Sultan Ibnu
Mansur bernama Boki Tayyibah.Kemudian berdiri empat kerajaan di Kepulauan
Raja Ampat tersebut, yakni Kerajaan Salawati, Kerajaan Misool atau Kerajaan
Sailolof, Kerajaan Batanta, dan Kerajaan Waigeo.

G. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara


Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-16. di
perkenalkan oleh Sultan Prapen(1605),Putra Sunan Giri.Namun Islam mungkin masuk
ke Sumbawa melalui Sulawesi lewat Dakwah para mubalig dari Makassar antara tahun
1540-1550. kemudian berkembang kerajaan islam di Lombok, salah satunya adalah
Kerajaan Selaparang.
Selaparang merupakan pusat Kerajaan Islam di Lombok. Selaparang dibawah
pemerintahan Prabu Rangkesari.pada masa itulah Selaperang mengalami zaman

28
keemasan dan memegang hegemoni di seluruh lombok.Selaperang menjalin hubungan
dengan beberapa negri,terutama Demak,
pada abad ke-17 seluruh kerajaan Islam Lombok ada dibawah pengaruh
kekuasaan Kesultanan Goa.hubungan antara keSultanan Goa dan Lombok diperepat
dengan cara perkawinan, seperti Pemban Selaperang, Pemban Pejanggik, dan Pemban
Parwa.
Setelah terjadi Perjanjian Bongaya antara kesultanan Goa dan VOC pada abad 18
November 1667 yang sangat merugikan kesultanan Goa,kerajaan-kerajaan di Nusa
Tenggara mulai ditekan oleh VOC. Pusat kerajaan Lombok pun dipindahkan ke
Sumbawa pada tahun 1673 dengan tujuan untuk dapat mempertahankan kedaulatan
kerajaan-kerajaan Islam di pulau tersebutdengan dukungan kekuasaan Goa.Sumbawa
dipandang lebih strategis dari pada Selaparang.Ancaman dan serangan VOC (
Verenigde Oost Indische Compagnie ) yang terjadi secara terus-menerus.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama islam muncul di Indonesia karena dibawa oleh pedagang dari Gujarat
atau Cina, kemudian agama islam berkembang di Indonesia melalui berbagai jalur
seperti perdagangan, perkawinan, pendidikan dan lain-lain. Dari sinilah kemudian
muncul berbagai macam kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Setiap kerajaan pasti
mengalami proses pertumbuhan, baik kemunduran maupun kemajuan ( puncak
kejayaan ). Begitu pula kerajaan-kerajaan islam di Indonesia yang mengalami
pertumbuhan.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/5-raja-yang-pernah-memerintah-
kerajaan.html
http://noviapingkanita.blogspot.com/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/raja-raja-yang-pernah-menguasai-
kerajaan-banten.html
http://kerajaan-mataram-islam.blogspot.com/
http://mujtahid269.blogspot.com/2013/07/kerajaan-pajang.html

31

Anda mungkin juga menyukai