Anda di halaman 1dari 6

Nama : RIZKI SAIDATUL RIZKIYAH

NIM : 857098652
1. Judul Artikel :

Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I
SD Negeri 12 Kalideres tahun 2023–2024
2. Rumusan Masalah :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menerapkan media kartu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
tentang materi operasi perkalian fundamental pada siswa kelas I Semester 2 SD Maria Immaculata Tahun pelajaran
2023/2024?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam penggunaan media kartu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang
materi operasi hitung kartu bilangan operasi perkalian fundamental) pada siswa kelas I Semester 2 SD Negeri 12 Kalideres
Tahun pelajaran 2023/2024?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan media kartu bilangan tentang materi operasi hitung bilangan
operasi perkalian fundamental pada siswa kelas I Semester 2 SD Negeri 12 Kalideres Tahun pelajaran 2023/2024?

4. MINIMAL 5 REFERENSI JURNAL LEBIH DARI 5 LEBIH BAGUS

Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 ………


Upaya Meningkatkan Hasil PERMAINAN Problematika UPAYA Strategi
Belajar Siswa Mata Pelajaran MATEMATIKA Pembelajaran MENINGKATKAN Pembelajaran
Aqidah Akhlak Materi SUATU DAYA Matematika Di MOTIVASI BELAJAR Matematika
Malaikat dan Tugasnya TARIK BAGI Sekolah Dasar / MATEMATIKA DENGAN Berdasarkan
JUDUL Artikel Menggunakan Model PESERTA DIDIK Madrasah MEDIA GAMBAR Karakteristik Siswa
Pembelajaran Talking Stick Ibtidaiyah Sekolah Dasar
di Kelas III MI Wal-Ashri
Cengal Kecamatan Cengal
Kabupaten Oki.
Palembang ISSN 2303-0992 LPPM STAI Prodi PGSD Universitas Jurnal Edukasi
http://eprints.radenfatah.ac.id/ Jurnal Matematika Muhammadiyah Muhammadiyah Surakarta Matematika dan Sains
Nama Journal 130/2/BAB%20II.pdf . dan Pembelajaran Blora
Diakses pada 22 Februari Volume 5, No. 1
2022 jam 16.06
Nama Penulis Nirawati prayitno Kristina Gita Kusiah Ni Wayan Astini
Permatasari
Artikel
Tahun Terbit 2016 2017 2021 2015 2020
Bentuk perkalian yang paling sederhana adalah penjumlahan berulang dari angka yang sama di setiap suku ketika mengalikan dua nilai satu
angka. Karena perkalian dasar adalah kebutuhan untuk perkalian tingkat lanjut, penting untuk mempelajari perkalian dasar. Oleh karena itu,
Rangkuman siswa harus mahir dalam perkalian dasar sebelum beralih ke perkalian lanjutan. Perkalian lanjutan didefinisikan sebagai perkalian dengan
Artikel 1 setidaknya dua digit, termasuk mengalikan dua angka ketika salah satu angka memiliki lebih dari satu digit atau jika kedua angka memiliki
lebih dari satu digit. Sifat-sifat perkalian digunakan untuk mengajarkan keterampilan perkalian tingkat lanjut. Sifat-sifat perkalian, terutama
komutatif (bergantian yang sama), distributif (menyebar), dan asosiatif (pengelompokan)

Sebagai salah satu disiplin ilmu, matematika merupakan landasan bagi ilmu eksakta maupun ilmu sosial. Fisika dan ekonomi makro merupakan
Rangkuman
bidang-bidang yang “menggunakan” matematika sebagai salah satu alat pemecahan masalahnya. Peranan matematika ternyata tidak hanya
Artikel 2
terbatas antar disiplin ilmu yang bersifat teoritis saja, bidang-bidang semacam bisnis, keuangan maupun kesehatan merupakan bidang yang
mendapat sumbangan langsung dari matematika.
Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa adalah matematika. Sehingga pelajaran ini kurang diminati siswa. Permasalahan
inilah yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Matematika merupakan suatu sarana yang dapat menumbuh
kembangkan pola pikir logis, sistematis, kritis, objektif, rasional dan taat azas. Dengan keabstrakan objek dalam matematika, maka suatu hal
Rangkuman yang wajar apabila dalam memahami suatu konsep dalam matematika akan memerlukan suatu analisis yang lebih dibanding dengan ilmu lain,
Artikel 3 dan kerap sekali siswa akan menemui kesulitan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa terhadap
pembelajaran matematika salah satunya adalah guru. Guru memegang peranan yang penting dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat
siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan keterampilan mengajar matematika, agar siswa menjadi lebih tertarik dan
tidak menganggap pelajaran matematika itu sulit.
Motivasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I. Mereka kurang menyukai pelajaran matematika karena
dianggap sulit dan rumit. Mengetahui kenyataan tersebut penulis merasa perlu untuk menganalisis proses pembelajaran matematika agar tahu
kelemahan apa yang perlu diperbaiki di masing-masing lokasi pembelajaran yang berbeda. Ketidakberhasilan pembelajaran matematika
Rangkuman mungkin disebabkan pemilihan metode atau media/alat peraga yang tidak tepat, dan kurang memberdayakan peserta didik. Motifasi belajar
Artikel 4 sangat penting untuk ditingkatkan. Untuk memaksimalkan itu diperlukan peran serta dari berbagai unsur yang terkait didalam proses
pembelajaran secara optimal, baik dari peserta didik, guru, lingkungan pembelajaran dan semua yang terkait. Motivasi adalah sesuatu yang
mendorong individu untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku. Seseorang akan melakukan suatu perbuatan betapa
pun beratnya ia mempunyai motivasi tinggi (Lukman Hakim, 2012:35).
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Belajar matematika tidak hanya bertujuan memperoleh
pengetahuan tetapi juga diharapkan mampu membentuk nilai dan sikap. Dengan demikian, matematika tidak hanya mencerdaskan siswa tetapi
Rangkuman
dapat untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan memecahkan masalah. Betapapun kemampuan pentingnya matematika, mata
Artikel 5
pelajaran ini sering dikeluhkan sebagai mata pelajaran yang sulit, membingungkan, dan terlalu abstrak. Konsep matematika yang tergolong
abstrak ini menyebabkannya sulit untuk dipahami. Untuk memahami hal yang abstrak ini, tahap awal biasanya diperlukan ungkapan yang
konkrit (ilustrasi).
5. MINIMAL 5 REFERENSI DARI 5 BUKU LEBIH DARI 5 LEBIH BAGUS

Indikator Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 ……………


Matematika 2 untuk Teori Belajar dan Belajar dan Model-Model, Media, Teori-Teori
sekolah dasar/madrasah Proses Pembelajaran Pembelajaran. dan Strategi Belajar dan
ibtidaiyah kelas 1 Yang Mendidik Pembelajaran Aplikasi
Judul Buku Konstektual Pembelajaran
(Inovatif).: Motorik
Deskripsi dan
Tinjauan Kritis
Departemen Pendidikan Gava Media Raja Grafindo Persada Yrama Widya. Nusa Media
Nama Penerbit
Nasional Tahun 2009
Fatkul Anam, Pretty Tj, Rachmawati, Tutik Parwati, Ni Nyoman Zainal Aqib. Heri Rahyubi
Nama Penulis Buku
Suryono & Daryanto. dkk.
Kota Terbit Bandung Yogyakarta Depok Bandung Bandung
Bilangan pecahan banyak dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti, satu buah apel dari sepuluh apel dalam satu keranjang dan satu coklat utuh yang dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama.
Contoh pertama menunjukkan
Rangkuman Buku 1
konsep pecahan diartikan sebagai satu bagian yang sama.
Contoh kedua menunjukkan konsep pecahan diartikan sebagai satu bagian dari satu unit tertentu. Agar dapat memahami konsep pecahan
dengan baik, ayo ingat kembali materi tentang bilangan asli, bilangan cacah, dan operasinya.
Rachmawati (2015:38-39) pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
Rangkuman Buku 2
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
Parwati (2018 : 24) hasil belajar adalah suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Sementara Dimyati & Mudjiono dalam Parwati (2018 : 24) menjelaskan hasil belajar sebagai suatu interaksi
antara pembelajar dan tindakan mengajar. Sementara Suprijono (2015 : 6) hasil belajar mencakup kemampuankognitif,
afektif, dan psikomotorik. Yang harus di ingat, hasil belajar adalahperubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
Rangkuman Buku 3
salah satuaspek potensikemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakarpendidikan sebagaimana
tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atauterpisah, melainkan komprehensif. diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap.
Rangkuman Buku 4 Langkah-langkah pelaksanaan model tebak kata menurut Zainal Aqib yaitu: 1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau
materi 45 menit 2. Guru mengkondisikan siswa untuk berdiri berpasangan di depan kelas 3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran
10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak
boleh dibaca kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga 4. Sementara siswa pembawa kartu 10 x `10 cm membacakan kata-
kata yang tertulis di dalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu
yang ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga 5. Apabila jawabannya tepat(sesuai dengan yang tertulis di kartu) maka pasangan itu
boleh duduk. Jika belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawaban. Demikian seterusnya.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajarn di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Seperti yang diungkapkan Arends dalam Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuantujUan pengajaran, tahap-tahap dalam
Rangkuman Buku 5
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Menurut Heri Rahyubi(2014: 251) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

6. KERANGKA PENULISAN

Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Matematika Siswa Kelas I SD Negeri 12 Kalideres tahun 2023–2024

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika akan lebih efektif jika dilakukan dengan penggunaan media yang tepat. Salah satunya dengan pengertian kartu
angka. Diharapkan dengan menggunakan media kartu angka akan membantu siswa memahami isi dan mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan akan meningkat. Menurut Novianti (dalam Nurhikmawati 2018,33) Sebagai salah satu media visual yang mudah dipelajari dan dipahami
oleh anak-anak, media kartu angka diartikan sebagai media dengan kartu bergambar yang di dalamnya terdapat bilangan atau bilangan. Oleh karena
itu, penggunaan media kartu bilangan dalam proses pembelajaran matematika akan dapat mempengaruhi seberapa baik anak belajar perkalian dasar.
1 Kesimpulan yang dapat ditarik dari sudut pandang yang dikemukakan di atas adalah bahwa media kartu angka merupakan media visual yang
berfungsi sebagai alat perantara agar pembelajaran menjadi lebih sederhana dan cepat. perkalian. Mengingat konteks tersebut di atas, telah
ditentukan bahwa alasan hasil pembelajaran perkalian sangat buruk adalah karena penggunaan metodologi pengajaran yang tidak tepat oleh
instruktur. Guru kebanyakan menggunakan pendekatan ceramah, yang menyebabkan siswa menjadi tidak tertarik dalam pelajaran mereka. Jenis
media yang salah digunakan oleh guru selama kelas. Hasil belajar yang rendah adalah hasil dari satu masalah yang peneliti akan fokuskan daripada
semua masalah tersebut di atas: instruktur tidak menggunakan bahan pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran perkalian dasar, peneliti akan menggunakan media Kartu Angka. Menurut R. Gagne (dalam Nirawati, 2016: 14) hasil
dipandang sebagai kemampuan internal yang menjadi milik orang serta orang itu melakukan sesuatu. Travers (dalam Septiani, 2018: 10) percaya
bahwa belajar adalah proses yang menghasilkan perubahan perilaku. Selain itu, Slameto (dalam Septiani, 2018: 11) Sebagai konsekuensi dari
pengalamannya sendiri dalam hubungannya dengan lingkungannya, dikemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh.Arikunto (2009:133) menekankan bahwa hasil belajar adalah
hasil akhir setelah mengalami proses belajar yang tercermin dalam tindakan yang dapat diamati dan diukur. Hasil belajar adalah keterampilan yang
diperoleh siswa sebagai hasil dari mengikuti kegiatan pembelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap, dan kemampuan yang mengukur teknik
penilaian, proses, dan hasil. Sebagai alat ukur atau tolok ukur pencapaian tujuan pembelajaran, pengajar memanfaatkan hasil belajar siswa.Carroll
(Sudjana, 2009:40) menyebutkan lima aspek yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain bakat, waktu yang tersedia bagi siswa, kebutuhan
waktu guru, dan waktu yang tersedia bagi siswa.untuk menggambarkan materi pelajaran, kaliber instruksi, dan bakat siswa. Munadi (Rusman T,
2013: 124) berpendapat bahwa pengaruh internal dan eksternal dapat berdampak pada hasil belajar. Elemen fisiologis dan psikologis adalah contoh
faktor internal. Sedangkan variabel instrumental dan lingkungan merupakan contoh unsur eksternal. Subjek perkalian sangat penting untuk
mempelajari matematika. Semua bilangan bulat yang penambahannya diulang dianggap dikalikan. Ini adalah salah satu dari empat operasi dasar
selain itu, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam aritmatika dasar. 2 Perkalian pembelajaran dipisahkan menjadi dua kategori: perkalian
dasar dan perkalian lanjutan. Bentuk perkalian yang paling sederhana adalah penjumlahan berulang dari angka yang sama di setiap suku ketika
mengalikan dua nilai satu angka. Karena perkalian dasar adalah kebutuhan untuk perkalian tingkat lanjut, penting untuk mempelajari perkalian dasar.
Oleh karena itu, siswa harus mahir dalam perkalian dasar sebelum beralih ke perkalian lanjutan. Perkalian lanjutan didefinisikan sebagai perkalian
dengan setidaknya dua digit, termasuk mengalikan dua angka ketika salah satu angka memiliki lebih dari satu digit atau jika kedua angka memiliki
lebih dari satu digit. Sifat-sifat perkalian digunakan untuk mengajarkan keterampilan perkalian tingkat lanjut. Sifat-sifat perkalian, terutama
komutatif (bergantian yang sama), distributif (menyebar), dan asosiatif (pengelompokan), menjadi dasar penerapannya.

1) Sifat komutatif (sama di kedua arah) axb=bxa

2) Dispresi a. (b + c) = (a. b) + (a . c)

a.(b + c + d) = (a. b) + (a . c) + (a . d)
Dalam matematika, dua sifat distributif disebut sebagai sifat distributif kiri penjumlahan di atas perkalian Pengertian media pembelajaran menurut
Arsyad (dalam serupa.id , 2016: 4) adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebihlanjut dijelaskan bahwa media
pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Media itu sendiri membutuhkan beberapa modernisasi atau inovasi. Saat kita menuju era globalisasi, peremajaan
memiliki dampak yang signifikan terhadap keberadaan manusia dan memainkan peran penting. Salah satu teknik untuk mengubah cara pandang dan
cara berpikir seseorang adalah melalui inovasi media atau pembaharuan media. Ada modifikasi media yang lebih baru yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa ingin tahu dan kepercayaan diri seseorang.Menurut Arief S. 3 Sadiman (dalam Milenialjoss.com, (2008) menyebutkan tiga
kategori media pembelajaran, antara lain: Radio, piring lab bahasa, dan perekam pita magnetik adalah contoh media audio, atau media yang menarik
indra pendengaran. Media grafis, seperti kartu, gambar, diagram, poster, peta, bola dunia, dan grafik, terhubung ke media visual.Film bingkai, film
berantai, media transparan, televisi, dan film adalah contoh media visual yang mengkomunikasikan pesan secara diam-diam. Media lain dalam Ada
papan tulis, spidol, dan penghapus di kelas. Laptop dan proyektor adalah modernisasi atau penemuan lebih lanjut yang menurut instruktur dan siswa
saat ini lebih praktis. Selain media yang sudah terdaftar, ada juga media. kartu bilangan yang juga dapat meningkatkan hasil akademik anak-anak.
Pendapat tersebut dapat memberikan kesempatan kepada orang tua guru. Sejak dengan menggunakan media dalam pendidikan yang melibatkan
siswa, etika belajar itu menyenangkan, siswa merasa lebih mudah untuk menerimanya. Menurut Aprinawati (dalam Annisa, 2021: 3) menunjukkan
bahwa menggunakan bahan kartu yang terinspirasi dari angka domino mungkin meningkatan hasil belajar matematika bagi siswa. Sesuai Sari, Bahar,
dan Rohiat (dalam Nisa, 2018: 12) menyatakan that the findings indicated that was Significant variations in the smart card media class's learning
outcomes. Jelas dari penelitian yang sukses bahwa media kartu mungkin sangat efektif dan mudah digunakan. Siswa yang kesulitan memahami
materi pelajaran mungkin mendapat manfaat dari media ini. Peneliti mencampurkan data numerik dengan media kartu. Penggabungan kedua unsur
tersebut menghasilkan media pembelajaran berupa kartu bilangan. Seperti yang dikatakan oleh Fauzi (dalam Nisa, 2018: 13) Media visual yang
disebut "kartu angka" adalah persegi panjang dengan dimensi 4x6 dan terdiri dari tiga koleksi kartu, masing-masing sembilan kartu. kartu.
Penggunaan media kartu angka membantu siswa menjadi lebih mahir dalam memahami suatu mata pelajaran.

METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai