Laporan PKL Rsui MB
Laporan PKL Rsui MB
Oleh :
Adi Putro 21081020
Areta Thea Zafira 21080093
Dikri Ayatulloh 21081016
Elis Wijayani 21081024
Fajar Juliyanto 21080023
Karisma 21081009
Lisa Septiyani 21080012
Siti Nurhidayah 21081007
Tri Wulan Dari 20080029
Oleh :
Adi Putro 21081020
Areta Thea Zafira 21080093
Dikri Ayatulloh 21081016
Elis Wijayani 21081024
Fajar Juliyanto 21080023
Karisma 21081009
Lisa Septiyani 21080012
Siti Nurhidayah 21081007
Tri Wulan Dari 20080029
i
PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
RUMAH SAKIT UMUM ISLAMI (RSUI) MUTIARA BUNDA
KECAMATAN TANJUNG - KABUPATEN BREBES
Tegal,………………………… 2024
Mengesahkan :
ii
PRAKATA
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
memenuhi salah satu mata kuliah PKL Rumah Sakit dalam menyelesaikan
Program Studi Diploma III Farmasi di Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk memberikan
2. Ibu apt. Sari Prabandari, S.Farm, M.M selaku Ketua Program Studi Diploma
3. Bapak dr. Muchamad Melvin Nur selaku Direktur Rumah Sakit Umum Islami
(RSUI) Mutiara Bunda Tanjung yang telah memberikan izin kepada kami
4. Ibu apt. Silfina Apriyanti, S.Farm selaku Kepala Ruangan Instalasi Farmasi
5. Ibu apt. Inur Tivani, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing PKL I yang telah
iii
6. Ibu apt. Rizki febriyanti, M.Farm selaku dosen pembimbing PKL II yang telah
7. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan moral maupun materi.
8. Seluruh Staf Instalasi Farmasi RSUI Mutiara Bunda Tanjung yang membantu
kegiatan yang telah dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RSUI
Mutiara Bunda Tanjung. Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi
dan referensi bagi pihak terkait, serta dapat memberikan kontribusi positif dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
semata. Oleh karena itu, Penulis berharap kritik dan saran yang bersifat
laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan ini dapat
farmasi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.4.4 Prinsip Penerapan Formularium ....................................................... 23
2.4.5 Evaluasi Obat Untuk Formularium .................................................. 24
2.4.6 Keuntungan Memakai Sistem Formularium .................................... 25
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 26
3.1 Rumah Sakit Umum Islami Mutiara Bunda Tanjung ............................. 26
3.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Islami Mutiara Bunda ..... 26
3.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSUI Mutiara Bunda Tanjung ..................... 28
3.1.3 Fasilitas Pelayanan .......................................................................... 28
3.2 Instalasi Farmasi RSUI Mutiara Bunda Tanjung ................................... 30
3.2.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUI Mutiara bunda ........... 30
3.2.2 Alur Pelayanan ................................................................................. 30
3.3 Farmasi Klinis......................................................................................... 32
3.4 Pelayanan Narkotik dan Psikotropik....................................................... 37
3.5 Penyimpanan Obat dan Alkes ................................................................. 38
3.6 Monitoring Obat ED ............................................................................... 40
3.7 Gudang Farmasi ...................................................................................... 42
3.7.1 Perencanaan ..................................................................................... 42
3.7.2 Pengadaan dan Alur Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan .............. 42
3.7.3 Distribusi Gudang ............................................................................ 44
3.7.4 Alur Pengiriman Barang .................................................................. 44
3.7.5 Penyimpanan .................................................................................... 45
3.8 Pengadaan Narkotik dan Psikotropik ...................................................... 50
3.9 Hasil Observasi Kegiatan PKL di RSUI Mutiara Bunda Tanjung ......... 51
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 54
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 54
4.2 Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ..................................................................................................................46
ix
BAB I
PENDAHULUAN
waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, mahasiwa DIII Farmasi angkatan
Sakit untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dalam dunia kerja.
menerapkan suatu sistem yang dapat menciptakan tenaga kerja yang siap
kondisi seperti ini, kita dituntut untuk bisa menguasai ilmu yang kita terima
Kerja Lapangan (PKL) untuk dapat terjun langsung dalam lingkungan kerja
pekerjaan dan bidang kerja yang diembannya lebih dalam, karena perusahaan
pun mencari karyawan yang berpengalaman dan ahli dalam bidang kerjanya.
Artinya, setiap individu dituntut untuk mengerti teori yang diajarkan serta
(Ridwansyah, 2017).
mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh program studi diantaranya
antar sesama profesi kesehatan serta beretika yang baik dan bertanggung
jawab.
sesungguhnya.
2
4. Meluaskan wawasan dan pandangan mahasiswa terhadap jenis - jenis
sesungguhnya.
praktikan.
terkait.
3
2. Manfaat PKL bagi Rumah Sakit
sehari - hari.
professional
Website : www.rsuimutiarabundabrebes.com
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan medis.
5
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
kesehatan;
rumah sakit;
6
dinyatakan bahwa rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
2. Persyaratan Lokasi
7
peruntukan lokasi yang diatur dalam rencara tata ruang
3. Persyaratan Bangunan
undangan.
1) Rawat jalan
2) Rawat inap
4) Ruang operasi
8
6) Ruang radiologi
7) Ruang laboratorium
8) Ruang sterilisasi
9) Ruang farmasi
4. Prasarana
1) Instalasi air
4) Instalasi uap
darurat.
10) Ambulan.
9
c. Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam
10
6. Kefarmasian
7. Peralatan
yang berwenang.
11
c. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi
bidangnya.
12
daerah yang tidak memiliki rumah sakit atau kondisi bencana dan
peraturan perundang-undangan.
13
Berikut klasifikasi rumah sakit khusus:
14
2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
15
Apoteker Rumah Sakit yang memenuhi syarat.
kefarmasian.
16
a. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan
dan Bahan Medis habis pakai yang efektif, aman, bermutu dan
efiesien.
meminimalkan resiko.
17
habis pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat
di Rumah Sakit.
berlaku.
memungkinkan).
yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medis dengan staf farmasi,
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah
18
obat serta evaluasunya.
Keanggotaan Panitia Farmasi dan Terapi terdiri dari 8-15 orang. Semua
anggota tersebug mempunyai hak suara yang sama. Di rumah sakit umum
PFT yang terdiri atas keanggotaan inti yang mempunyai hak suara, sebagai
suatu tim pengarah dan pengambilan keputusan. Anggota inti ini dibantu oleh
berbagai subpanitia yang dipimpin oleh salah seorang anggota inti. Anggota
obat, apoteker spesialis farmasi klinik, dan berbagai ahli sesuai dengan
SMF (Staf Medik Fungsional) yang ada. Panitia Farmasi Terapi dapat juga
subpanitia formulasi dietetik, atau juga subpanitia khusus jika perlu. Dalam
subpanitia khusus ini, sering kali melibatkan spesialis yang bukan PFT
(Siregar, 2004).
19
2.4 Formularium
secara terus menerus, yang berisi sediaan-sediaan obat yang terpilih dan
20
keseluruhan (Anonim, 2002).
21
jumlah dalam kemasan, formulasi sediaan jika diperlukan. Informasi
informasi biaya.
3. Informasi Khusus
obat bebas gula, isi kotak obat darurat, informasi pemantauan dan
22
ditulis oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk menguasai sistem
generik.
Instalasi Farmasi.
pasien.
daerah tersebut.
23
2. Obat yang dipilih adalah drug of choice.\
boleh terjadi.
misalnya TB.
kualitas, serta tidak cost effective perlu dievaluasi dan dihapus bila
serta rekomendasi.
24
staf medik tertentu atau oleh departemen tertentu.
ada.
25
BAB III
PEMBAHASAN
26
masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan
27
yang lebih lengkap. Pada tanggal 07 februari 2005 Rumah Sakit
terdiri dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap kandungan dan
1. Visi
berkualitas”
2. Misi
inovativ.
3. Motto
28
pelayanan yang terdapat di Rumah Sakit Umum Islami Mutiara Bunda
Tanjung yaitu :
1. IGD
3. Ponek
4. Perinatologi
5. Laboratotium
6. Bank darah
7. Hemodialisa
8. ICU
9. Radiologi
10. Farmasi
15. Poliklinik :
b. Penyakit Dalam
d. Anak
e. Bedah Umum
f. Paru
g. Orthopedi
29
h. VCT.PDP
i. Saraf (Neurologi)
j. Kesehatan Jiwa
k. Radiologi
l. Rehab Medis
Tanjung
dengan dokter.
30
melihat orderan resep elektronik yang sudah disorder oleh
diberi etiket.
diserahkan ke pasien.
ketentuan kefarmasian.
31
sebelum obat disiapkan, bila terdapat obat racikan maka
unit bangsal.
32
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
a. Menjawab pertanyaan.
f. Melakukan penelitian.
2. Konseling
saran terkait terapi obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau
Apoteker.
33
Pemberian konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil
pasien.
f. Dokumentasi.
34
5) Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi).
3. Visite
masalah terkait obat, memantau terapi obat dan Reaksi Obat yang Tidak
Rumah Sakit baik atas permintaan pasien maupun sesuai dengan program
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
35
Tahapan PTO sebagai berikut:
d. Pemantauan.
e. Tindak Lanjut.
terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah reaksi obat
obat.
tertentu.
36
Rumah Sakit dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan
kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien
dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan
1. Cara Penyimpanan
37
Narkotik & Psikotropik pada lemari yang mempunyai ukuran 40 x 80 x
100 cm, yang diletakan pada dinding atau menjadi satu ukuran dengan
lemari yang besar, lemari tersebut harus mempunyai dua kunci ganda. Hal
psekusor farmasi“. Karena lemari sudah tersebut dari kayu dengan ukuran
menempel di dinding.
2. Perlakuan Resep
asli dari dokter. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotik dan
diarsipkan terpisah.
3. Pelaporan
sediaan.
38
sediaan disimpan secara bersamaan di rak.
tertentu harus disimpan dengan instruksi yang sesuai dengan yang tertulis
pada label atau box obat. Misal untuk vaksin disimpan pada suhu 2-8⁰C.
4. Bersadarkan FIFO dan FEFO, untuk FIFO (First in First out) yang artinya
expiry First out) yang artinya barang yang lebih dahulu kadaluarsa,
5. LASA (Look A like Sound A like), adalah obat-obat yang tampak kelihatan
mirip (Nama Obat, Rupa atau bentuk obat dan dalam pengucapan nama
obat pun mirip). Obat-obat lasa harus disimpan secara terpisah di dua baris
39
3 Allopurinol 100 & 300 8. Ramipil 5 & 10
4. Acyclovir 100,200,400 9. Spironolacton 25 &100
5. Captopril 12,5 & 25 10. Salbutamol 2 & 4
Sakit bahwa obat high allert disimpan secara terpisah dari penyimpanan
Expired Date (ED) adalah berakhirnya batas aktif dari obat menjadi
40
kurang aktif atau menjadi toksik, ED juga diartikan sebagai batas waktu
dimana produsen obat menyatakan bahwa sutau produk dijamin stabil dan
Sakit Umum Islami Mutiara Bunda Tanjung dilakukan Setiap 1 bulan sekali
hampir ED segera menghubungi dokter dengan tujuan agar obat yang hampir
sudah melewati tanggal ED obat akan didata oleh apoteker dan disimpan
terpisah.
Melakukan Stok
Opname setiap 1
bulan sekali
41
3.7 Gudang Farmasi
3.7.1 Perencanaan
dan kombinasi.
periode sebelumnya. Selain itu dilihat dari history atau mutasi dari
42
yang telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, produksi, dan
farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman
barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak
Usulan pengadaan
Perbekalan farmasi diserahkan kepada
telah mencapai ROP kepala insatalasi
( Re Order Point ) farmasi untuk
disetujui
Penyimpanan
43
mencatat permintaan pembelian perbekalan farmasi yang dibutuhkan
kirim surat pesanan melalui fax atau telepon. Setelah barang dipesan
barang datang setelah itu dicek kesesuaian dengan faktur, dan kondisi
perbekalan farmasi.
Radiologi, Laboratorium, IGD, ICU dan seluruh unit rawat inap dan
44
farmasi disiapkan oleh petugas gudang farmasi untuk dikirim ke depo
Perbekalan
Farmasi yang
diminta diinput
Permintaan Perbekalan
Perbekalan Farmasi
farmasi dari disiapkan
Depo dan distok,
farmasi
sebagai berikut:
a. Sediaan solid ( tablet, kaplet, kapsul dan syrup) disimpan dalam rak
penyimpanan obat dengan sistem alfabetis dengan suhu suhu kamar 25-
300C.
Tabel 3.3 Contoh Sediaan Obat Oral Generik di RSUI Mutiara Bunda
No Nama Obat No Nama Obat
1. Asam Mefenamat 40. Ketoprofen
2. Amlodipin 5 41. INH 300
45
3. Antasida Doen 42. Iterconazole
4. Amlodipin 10 43. ISDN
5. Aminophyllin 44. Glimepirid 4
6. Allopurinol 100 45. Gabapentin 300
7. Ambroxol 30 46. Glimepirid 3
8. Allopurinol 300 47. Gliquidon
9. Acyclovir 400 48. Glimepirid 2
10. Asam Urdoxylat 49. GG
11. Azitromycin 50. Lansoprazole
12. Asam Folat 51. Metronidazole
13. Bisoprolol 5 52. Methyl Prednisolon 8
14. Betahistin 53. Methyl Prednisolon 4
15. Captopril 12,5 54. Methyl Ergometrin
16. Calsium Lactat 55. Metformin 500
17. Captopril 25 56. Mecobalamin
18. Cefixim 57. Meloxicam 15
19. Cetirizin 58. Nifedipin
20. Diovan 160 59. Omeprazole
21. Diovan 80 60. Ondansentron 4
22. Digoxin 61. Lyncomycin
23. Citicolin 1000 62. Levofloxacin
24. CTM 4 63. Metoclopramide
25. Clopidogrel 64. Ofloxacin 400
26. Citicolin 500 65. Diclofenac potasium
27. Ciprofloxacin 66. Triamcinolon
28. Cefixim 10 67. Simvastatin
29. Clindamycin 300 68. Spironolacton 100
30. Clindamycin 150 69. Spironolacton 25
31. Cefadroxil 500 70. Ramipril 2,5
32. Doxycycline 100 71. Ramipril 5
33. Diltiazem 30 72. Ranitidin
34. Domperidon 73. PTU-100
46
35. Etambutol 500 74. Paracetamol
36. Furosemid 40 75. Propanolol
37. Flunarizin HCL 76. Domperidon
38. Glinbenklamid 77. Ketoconazole
39. Glimepirid 1 78. Gemfibrozil
47
25. Kalxetin 20 59. Vomil B6
26. Lameson 4 60 Simarc
27. Lameson 8 61 Dulcolax
28. Lapicef 500 62. Preabor
29. Lasal 2 63. Berry vision
30. L-Bio 64. KSR
31. Lapibal 500 65. Calos
32. Lactamor 66. Tremenza
33. Lodia 67. Anelat
34. Mefinal 68. Mertigo
48
b. Vaksin, suppositoria, oksitosin disimpan dilemari pendingin dengan
49
c. Perbekalan kesehatan (tensocrepe, kassa, infus) disimpan dalam rak
FIFO suhu kamar 25-300C dan INFUS pada palet dengan batas
maksimal tumpukan.
f. High Allert disimpan dalam lemari terpisah pada suhu kamar 25- 300C.
dilakukan ke PT. Kimia Farma (satu - satunya PBF narkotik yang legal di
empat satu lembar surat pesanan asli dan dua lembar salinan surat
dipesan.
diperbolehkan lebih dari 1 item obat dalam satu surat pesanan, boleh
50
memesan keberbagai PBF. Penerimaan psikotropik dengan surat
2. Pelaporan
awal bualan.
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik secara
Instalasi Farmasi dan perkenalan dengan staf karyawan yang ada di dalam
Kerja Lapangan selama 2 bulan di instalasi farmasi antara lain kami belajar
51
dan mengamati kegiatan pelayanan farmasi baik pelayanan resep rawat jalan
injeksi, infusan, Hight Alert, LASA, obat yang disimpan di suhu dingin, obat
pelayanan resep baik rawat jalan maupun rawat inap. Pada pelayanan resep
obat baik obat oral, injeksi maupun alkes sesuai resep, melakukan peracikan
obat yang akan diracik sesuai dengan permintaan resep dokter, juga membuat
copy resep obat pasien yang akan ditebus diluar rumah sakit. Di instalasi
farmasi Rumah Sakit Mutiara Bunda untuk perhitungan atau kalkulasi biaya
melayani penjualan obat bebas maupun obat bebas terbatas hanya melayani
penjualan sesuai dengan resep yang ada di lingkungan Rumah Sakit Mutiara
obat kepada pasien juga pemberian edukasi dan pelayanan informasi obat
52
maupun perbekalan kesehatan baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan
lain.
pemesanana obat yang ditulis di Surat Pesanan obat, kami juga mengamati
alur penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang telah di order
kepada distributor atau PBF resmi dimana dalam penerimaan obat atau alat
keadaan fisik sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai surat pesanan
dan faktur.
first out ) dan FEFO (first expired first out), Hight Alert, LASA dan
53
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumah Sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan yang
rumah sakit dipimpin oleh direktur yang memiliki wakil direktur dari tiap
bagian dan sub bagian. Dimana instalasi farmasi rumah sakit yang dikepalai
Tugas dan fungsi rumah sakit yaitu, layanan kesehatan yang meliputi
54
farmasi dan penerimaan barang berdasarkan surat pesanan, penyimpanan
dengan cara penyusunan secara abjad dan FEFO, FIFO serta penyimpanan
4.2 Saran
Instalasi Farmasi.
3. Dalam tempat penyimpanan obat harus sesuai dengan alfabet agar lebih
eror.
terjadi selisih antara kartu stock dengan fisik obat di apotek dan disetiap
55
DAFTAR PUSTAKA
56
LAMPIRAN
57
Lampiran 4. Penyimpanan BHP dan Infus di RSUI Mutiara Bunda
58
Lampiran 7. Penyimpanan Obat Injeksi
59
Lampiran 10. Rak Obat Tablet Generik
60
Lampiran 13. Kegiatan Presentasi Hasil PKL
61