Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

"KAIDAH FIQIH "

Nama Dosen: Muhammad Safruddin, M.A.

Nama : - Ifan Pramana AOCO2310037

Kelas : B

PRODI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi
sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca, termasuk mahasiswa,
dosen, dan pihak-pihak yang tertarik dengan topik yang penulis angkat.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
membantu ssaya dalam menyelesaikan makalah ini, baik melalui
bimbingan, dukungan, maupun sumber daya yang telah disediakan. Tanpa
bantuan dan dukungan tersebut, makalah ini mungkin tidak akan
terselesaikan dengan baik. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, dan saya sangat menghargai masukan dan kritik yang
membangun dari pembaca. Dengan demikian, kami berharap makalah ini
dapat menjadi kontribusi kecil saya. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman kita
tentang " KAIDAH FIQIH ". Terima kasih atas perhatian dan
kesempatannya.

Kota Mataram, 23 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Kaidah Fikih............................................................................................3

2.2 5 Kaidah Fiqih.........................................................................................4

2.3 Peran Prinsip-Prinsip Kaidah Fiqih.........................................................5

2.4 Landasan Hukum Islam...........................................................................7

2.5 Peran Kaidah Fikih Dalam Kehidupan Manusia...................................10

BAB III...............................................................................................................12

PENUTUP...........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan............................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam, sebagai agama dan sistem kepercayaan yang luas, memiliki


landasan hukum dan prinsip-prinsip fiqih yang merupakan pijakan bagi
kehidupan umatnya. Landasan hukum dan prinsip-prinsip fiqih ini
merupakan fondasi yang mengatur segala aspek kehidupan individu dan
masyarakat Muslim, mulai dari ibadah hingga muamalah (urusan duniawi).
Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam terhadap landasan hukum
dan prinsip-prinsip fiqih sangatlah penting bagi umat Islam untuk
menjalankan kehidupan mereka sesuai dengan ajaran agama.

Landasan hukum dalam Islam terutama bersumber dari dua sumber


utama, yaitu Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Al-Quran
dianggap sebagai kitab suci yang diturunkan langsung oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman utama bagi umat Islam.
Sedangkan Hadis, merupakan catatan dan riwayat tentang perkataan,
perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi tambahan
penting dalam menjelaskan dan menginterpretasikan ajaran Al-Quran.
Kedua sumber ini bersama-sama membentuk dasar hukum atau syariat
Islam yang menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan
mereka.

Terkadang, ada miskonsepsi atau pemahaman yang salah tentang


ajaran Islam. Dengan membuat makalah ini, penulis dapat membantu untuk
mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman yang keliru tentang landasan
hukum dan prinsip-prinsip fiqih dalam Islam. Proses pembuatan makalah ini
juga dapat membantu penulis untuk mengasah kemampuan analisis dan
penulisan mereka. Menyusun makalah memerlukan kemampuan dalam
merumuskan argumen, menyusun struktur tulisan, serta menyajikan

1
informasi dengan jelas dan sistematis. Bagi mahasiswa atau peneliti dalam
bidang studi Islam, membuat makalah tentang landasan hukum dan prinsip-
prinsip fiqih dalam Islam bisa menjadi bagian dari pendidikan dan
penelitian mereka. Hal ini membantu dalam mendalami aspek-aspek kunci
dalam studi keagamaan dan keilmuan Islam. Dengan demikian, pembuatan
makalah ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam
meningkatkan pemahaman tentang Islam serta kemampuan akademik
penulis dan pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Kaidah Fikih?

2. Apa prinsip-prinsip hukum islam?

3. Apa Saja yang menjadi landasan hukum islam ?

4. Bagaimana peran penting kaidah fikih dalam kehidupan manusia?

1.3 Tujuan

1. Untuk Menganalisis dan memahami Kaidah Fikih.

2. Untuk Menganalisis dan memahami prinsip-prinsip hukum islam

3. Untuk Menganalisis dan memahami landasan hukum Islam

4. Untuk memahami dan menganalisis peran penting kaidah fikih


dalam kehidupan manusia

5.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kaidah Fikih

Kaidah fiqih adalah seperangkat prinsip, aturan, atau pedoman


umum yang digunakan oleh para ahli fiqh (fuqaha) dalam menafsirkan,
memahami, dan mengaplikasikan hukum Islam dalam berbagai situasi
kehidupan. Kaidah-kaidah ini bertujuan untuk memberikan kerangka kerja
yang kokoh dan fleksibel bagi para fuqaha dalam menjawab berbagai
masalah hukum yang kompleks dan bervariasi, serta memfasilitasi
pemahaman yang holistik dan kontekstual terhadap ajaran agama Islam.
Dalam kaidah-kaidah fiqih, terdapat beragam prinsip yang mencakup
berbagai aspek kehidupan, termasuk keadilan, kemaslahatan umum,
kemudahan, ketertiban sosial, dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip ini
membentuk dasar-dasar pemikiran hukum Islam dan menjadi landasan bagi
proses penafsiran serta pengambilan keputusan hukum.

Selain itu, kaidah fiqih juga mencakup metode interpretasi dan


penalaran yang digunakan dalam memahami teks-teks hukum Islam, seperti
Al-Qur'an dan Sunnah. Para fuqaha menggunakan kaidah-kaidah ini untuk
mengaitkan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dengan situasi konkret yang
dihadapi oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kaidah fiqih juga
merupakan instrumen penting dalam menjaga kesinambungan dan relevansi
hukum Islam dengan perkembangan zaman. Dengan memperhatikan nilai-
nilai dan tujuan hukum Islam secara umum, kaidah-kaidah fiqih
memungkinkan hukum Islam untuk tetap relevan dan dapat diaplikasikan
dalam konteks sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang berubah seiring
waktu.

3
Dengan demikian, kaidah fiqih tidak hanya menjadi panduan bagi
para fuqaha dalam merumuskan fatwa atau keputusan hukum, tetapi juga
menjadi instrumen yang vital dalam memastikan bahwa ajaran agama Islam
dapat dihayati dan diamalkan secara benar serta sesuai dengan prinsip-
prinsip keadilan, kemaslahatan, dan kemudahan bagi umat Islam di berbagai
zaman dan tempat.

2.2 5 Kaidah Fiqih

1. Al-Umur bi Maqashidiha

Prinsip ini menyatakan bahwa hukum-hukum Islam ditetapkan


dengan memperhatikan tujuan atau maksud yang baik dari syariat
Islam. Hal ini berarti dalam menafsirkan dan menerapkan hukum,
penting untuk memperhatikan tujuan-tujuan besar dari syariat
Islam, seperti menjaga agama, jiwa, akal keturunan, dan harta
benda.

2. Al-Dlarar Yuzal

Prinsip ini menyatakan bahwa kerusakan atau kemudharatan


harus dihindari atau dihilangkan. Dalam konteks hukum Islam, ini
berarti bahwa segala bentuk tindakan atau keputusan yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kemudharatan harus dihindari sebisa
mungkin.

3. Al-‘Adah Muhakkamah

Prinsip ini mengacu pada penggunaan kebiasaan atau praktik


yang diterima secara umum dalam masyarakat sebagai dasar
penetapan hukum. Jika tidak ada ketentuan langsung dalam Al-
Quran atau Hadis yang mengatur suatu masalah, kebiasaan atau
praktik yang diterima secara umum dapat digunakan sebagai
panduan untuk menetapkan hukum.

4
4. Al-Masyaqqah Tajlib al-Taisir

Prinsip ini menyatakan bahwa kesulitan membawa


kemudahan. Dalam konteks hukum Islam, ini berarti bahwa dalam
situasi di mana melaksanakan hukum-hukum agama akan
menyebabkan kesulitan atau kesusahan yang tidak perlu, boleh
adanya kelonggaran atau kemudahan dalam penerapan hukum.

5. Al-Yaqin La Yazul bi al-Syakk

Prinsip ini menyatakan bahwa keyakinan tidak bisa digugat


oleh keraguan. Ini berarti bahwa jika seseorang memiliki keyakinan
tentang kehalalan atau keharaman suatu perbuatan, keraguan atau
dugaan tidak dapat mengubah keyakinan tersebut kecuali ada bukti
yang jelas dan kuat yang menunjukkan sebaliknya.

2.3 Peran Prinsip-Prinsip Kaidah Fiqih

Prinsip-prinsip fiqih memiliki peran yang sangat penting dalam


menegakkan keadilan dan kebersamaan dalam masyarakat Muslim. Prinsip-
prinsip fiqih mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial,
politik, dan hukum, dengan tujuan menciptakan ketertiban dan keadilan
dalam masyarakat. Melalui hukum-hukum yang ditetapkan berdasarkan
prinsip-prinsip fiqih, masyarakat Muslim diarahkan untuk menjalani
kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama dan prinsip keadilan. Prinsip-
prinsip fiqih menjamin pemeliharaan hak-hak individu dan kelompok dalam
masyarakat. Ini termasuk hak-hak seperti hak kepemilikan, hak kontrak, hak
waris, dan hak asasi manusia lainnya. Dengan demikian, prinsip-prinsip
fiqih membantu mewujudkan keadilan antara individu-individu dan
kelompok-kelompok dalam masyarakat.1

1
Miftakhul Anwar, ‘Mimbar Kampius: Jurnal Pendidikan Dan Agama Islam Kaidah Fiqih Bila
Yang Halal Bercampur Dengan Yang Haram: Kajian Fiqih Dari Kitab Al-Umm Imam Syafi’i’
<https://doi.org/10.17467/m>.

5
Prinsip-prinsip fiqih juga membantu membangun hubungan sosial
yang harmonis dalam masyarakat Muslim. Dengan menekankan nilai-nilai
seperti saling menghormati, tolong-menolong, dan keadilan dalam interaksi
sosial, prinsip-prinsip fiqih membantu menciptakan lingkungan masyarakat
yang saling mendukung dan berempati. Dengan demikian, prinsip-prinsip
fiqih tidak hanya bertujuan untuk mengatur aspek-aspek kehidupan individu,
tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat yang
adil, berkeadilan, dan berkebersamaan dalam Islam.

Prinsip-prinsip hukum Islam, juga dikenal sebagai "Maqasid al-


Shariah" atau tujuan-tujuan syariat, adalah seperangkat nilai dan tujuan yang
menjadi landasan dari hukum Islam. Prinsip-prinsip ini membimbing para
ahli fiqh (fuqaha) dalam merumuskan hukum-hukum yang sesuai dengan
ajaran agama Islam dan relevan dengan kebutuhan umat. Berikut adalah
beberapa prinsip-prinsip utama hukum Islam:

a. Keadilan (Adl): Keadilan adalah prinsip utama dalam hukum Islam.


Hukum-hukum Islam haruslah adil dan merata, tanpa diskriminasi
berdasarkan suku bangsa, agama, atau status sosial. Keadilan ini
mencakup perlakuan yang sama di hadapan hukum serta distribusi
sumber daya dan hak secara adil di masyarakat.

b. Kemaslahatan Umum (Maslahah): Prinsip kemaslahatan umum


mengharuskan bahwa hukum-hukum Islam harus mendorong
kesejahteraan umat dan masyarakat secara keseluruhan. Hukum-hukum
tersebut harus berusaha mempromosikan kebaikan, menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif,
serta meminimalkan kerugian bagi masyarakat.

c. Kemudahan (Taysir): Prinsip kemudahan menekankan fleksibilitas


dalam pengaplikasian hukum Islam. Dalam situasi-situasi tertentu,
hukum-hukum Islam dapat disesuaikan atau disederhanakan agar tidak
memberatkan umat. Prinsip ini memungkinkan penggunaan keringanan

6
(rukhsah) dalam situasi-situasi darurat atau kebutuhan yang khusus.

d. Pemeliharaan Agama (Hifz al-Din): Prinsip pemeliharaan agama


menekankan perlindungan terhadap agama Islam, keyakinan umat, dan
nilai-nilai spiritual. Hukum-hukum Islam haruslah berusaha untuk
memelihara keutuhan ajaran agama dan mencegah penyimpangan atau
penghinaan terhadap nilai-nilai Islam.

2.4 Landasan Hukum Islam

Landasan hukum Islam memiliki pengaruh yang signifikan dalam


pembentukan dan implementasi hukum syariah dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat Muslim melalui beberapa mekanisme dan prinsip.
Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW adalah sumber utama hukum
syariah dalam Islam. Ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya
membentuk dasar bagi pembentukan hukum syariah dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti hukum pernikahan, ekonomi, sosial, dan keadilan.
Konsep ijtihad, yaitu upaya pemahaman dan penafsiran terhadap teks-teks
suci serta prinsip-prinsip Islam, memungkinkan untuk penyesuaian hukum
syariah dengan konteks zaman dan kebutuhan masyarakat. Hal ini
memastikan bahwa hukum syariah tetap relevan dan dapat
diimplementasikan secara efektif dalam berbagai situasi.2

Landasan hukum Islam terdiri dari empat sumber utama, yang


disebutkan dalam urutan prioritas: Al-Qur'an, Sunnah, Ijma' (konsensus
ulama), dan Qiyas (analogi).

6. Al-Qur'an: Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang dianggap


sebagai firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur'an menjadi sumber

2
Haqiqi Rafsanjani, KAIDAH-K AIDAH FIQH (QAWA’ID AL-KULLIYAH) TENTANG
KEUANGAN SYARIAH <http://arjonson-abd.blogspot.com/2009/08/qawaid-fiqhiyyah-dan-
qawaid-ushuliyyah.html>.

7
hukum utama dalam Islam dan berisi petunjuk dan ajaran yang
mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari ibadah,
muamalah (hubungan sosial dan ekonomi), hingga hukum pidana.

7. Sunnah: Sunnah merujuk kepada tradisi atau ajaran Nabi Muhammad


SAW yang ditransmisikan secara lisan, tertulis, dan praktek-
prakteknya. Sunnah terdiri dari hadis-hadis (riwayat-riwayat) yang
menggambarkan kata, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad
SAW terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Sunnah memberikan
penjelasan, elaborasi, dan implementasi dari ajaran-ajaran Al-Qur'an.
Hadis-hadis ini menjadi sumber kedua yang penting dalam
pembentukan hukum Islam dan menjadi rujukan bagi para fuqaha
dalam menetapkan hukum-hukum Islam yang belum diatur secara
spesifik di dalam Al-Qur'an.

8. Ijma': Ijma' adalah kesepakatan atau konsensus para ulama Islam


dalam menetapkan hukum atau mengambil keputusan tertentu atas
suatu masalah yang tidak diatur secara langsung di dalam Al-Qur'an
atau Sunnah. Ijma' menjadi sumber hukum yang penting dalam Islam
karena mencerminkan pandangan kolektif dan otoritatif dari para ahli
agama.

9. Qiyas: Qiyas adalah penggunaan analogi untuk menetapkan hukum


atas suatu masalah baru yang tidak terdapat rujukan langsung di dalam
Al-Qur'an, Sunnah, atau Ijma'. Para fuqaha menggunakan prinsip ini
dengan cara menganalogikan hukum yang sudah ada untuk diterapkan
pada situasi yang serupa atau analog. Qiyas memungkinkan
pengembangan hukum Islam sesuai dengan perkembangan zaman dan
situasi yang berubah.

8
Keempat sumber hukum ini menjadi landasan utama dalam
keputusan hukum dalam Islam dan membentuk kerangka kerja yang kokoh
dalam menjalankan sistem hukum Islam secara holistik dan komprehensif.3

Prinsip-prinsip Islam mendorong untuk menciptakan kesejahteraan


bersama dalam masyarakat. Konsep zakat, infak, dan sedekah yang
mengatur distribusi kekayaan untuk membantu mereka yang membutuhkan
adalah contoh dari hal ini, yang sesuai dengan nilai-nilai universal tentang
solidaritas sosial dan peningkatan kesejahteraan bersama. Islam menekankan
pentingnya kedaulatan hukum, di mana aturan hukum yang adil dan berlaku
untuk semua menjadi dasar dari sistem hukum yang efektif. Ini sejalan
dengan nilai-nilai universal tentang supremasi hukum dan perlunya
menghormati hak asasi individu dalam setiap sistem pemerintahan. Islam
mendorong keterbukaan dan kesetaraan dalam interaksi sosial dan politik.
Prinsip-prinsip seperti syura (musyawarah) dan konsultasi dalam
pengambilan keputusan politik menunjukkan konsistensi dengan nilai-nilai
universal tentang demokrasi, partisipasi masyarakat, dan kebebasan
berpendapat.

Dengan demikian, konsistensi antara landasan hukum Islam dan


nilai-nilai universal dalam memastikan keadilan sosial dalam konteks
hukum dan tata pemerintahan dapat dilihat dalam upaya Islam untuk
memastikan perlakuan yang adil, perlindungan hak asasi manusia,
kesejahteraan bersama, kedaulatan hukum, serta keterbukaan dan kesetaraan
dalam masyarakat dan pemerintahan.

3
Aslan, KAJIAN KURIKULUM FIQIH PADA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN SAMBAS
KALIMANTAN BARAT PADA MASYARAKAT PERBATASAN, Jurnal Studi Islam, 2018, V
<http://delipebiandi.blogspot.co.id/2012/01/makalah-telaah-kurikulum-pai.html,>.

9
2.5 Peran Kaidah Fikih Dalam Kehidupan Manusia

Kaidah fiqih memiliki peran yang sangat penting dalam Islam karena
memberikan kerangka kerja yang kokoh dan fleksibel bagi para ahli fiqh
(fuqaha) dalam menjalankan tugas mereka dalam merumuskan, menafsirkan,
dan mengaplikasikan hukum Islam. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
kaidah fiqih sangat penting dalam Islam:

1. Membantu Memahami Ajaran Islam: Kaidah fiqih membantu para


fuqaha dalam memahami ajaran Islam secara holistik dan kontekstual.
Dengan menggunakan kaidah-kaidah ini, mereka dapat menafsirkan
teks-teks hukum Islam dengan lebih mendalam dan menyeluruh, serta
memahami prinsip-prinsip yang mendasari ajaran agama.

2. Mengatasi Masalah yang Kompleks: Kaidah fiqih membantu dalam


menyelesaikan masalah-masalah hukum yang kompleks dan bervariasi.
Dengan adanya kaidah-kaidah ini, para fuqaha dapat menghadapi situasi-
situasi yang belum diatur secara spesifik dalam Al-Qur'an dan Sunnah,
serta memberikan jawaban yang sesuai dengan ajaran agama.

3. Memberikan Fleksibilitas dan Kemudahan: Kaidah fiqih memberikan


fleksibilitas dalam pengambilan keputusan hukum dan memungkinkan
penerapan hukum Islam dalam berbagai situasi kehidupan yang berbeda.
Prinsip-prinsip seperti kemudahan (taysir) dan meringankan beban
(rukhsah) memungkinkan para fuqaha untuk memberikan solusi yang
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan umat.

4. Menjaga Kesinambungan Hukum Islam: Kaidah fiqih membantu


menjaga kesinambungan hukum Islam dan relevansinya dengan
perkembangan zaman.prinsip yang dapat diterapkan secara luas dan
fleksibel, hukum Islam tetap dapat memberikan pedoman yang relevan
dan berkelanjutan bagi umat Islam di berbagai zaman dan tempat.

10
5. Menghasilkan Keputusan Hukum yang Adil dan Seimbang: Kaidah fiqih
membantu dalam pengambilan keputusan hukum yang adil, seimbang,
dan berdasarkan pada nilai-nilai keadilan, kemaslahatan umum, dan
kemudahan. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip ini, para fuqaha
dapat memastikan bahwa hukum-hukum yang diterapkan sesuai dengan
ajaran agama dan memberikan keadilan bagi semua pihak.

Dengan demikian, kaidah fiqih memiliki peran yang sangat penting


dalam memastikan bahwa hukum Islam dapat dijalankan dengan baik dan
memberikan pedoman yang sesuai dengan ajaran agama dalam berbagai
aspek kehidupan umat Islam.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Landasan hukum Islam memiliki pengaruh yang signifikan dalam


pembentukan dan implementasi hukum syariah dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat Muslim. Melalui Al-Quran, Hadis, ijtihad, qiyas,
maslahah mursalah, dan prinsip syura, hukum syariah dapat tetap relevan
dan dapat diimplementasikan secara efektif dalam berbagai situasi. Prinsip-
prinsip fiqih memainkan peran penting dalam menegakkan keadilan dan
kebersamaan dalam masyarakat Muslim. Dengan mengatur berbagai aspek
kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, dan hukum, prinsip-prinsip fiqih
memastikan terciptanya ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
Konsistensi antara landasan hukum Islam dan nilai-nilai universal sangat
penting dalam memastikan keadilan sosial dalam konteks hukum dan tata
pemerintahan. Prinsip-prinsip Islam seperti keadilan, kemanusiaan,
kesejahteraan bersama, kedaulatan hukum, dan keterbukaan dan kesetaraan,
sesuai dengan nilai-nilai universal tentang keadilan, kemanusiaan, dan
demokrasi. Prinsip-prinsip fiqih memiliki relevansi yang kuat dalam
menghadapi perkembangan kontemporer seperti teknologi, ekonomi global,
dan perubahan sosial. Aplikasi prinsip-prinsip ini dapat membantu
menciptakan solusi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan
masyarakat dalam era modern ini.

12
3.2 Saran

Diperlukan upaya untuk terus memperdalam pemahaman tentang


landasan hukum Islam dan prinsip-prinsip fiqih di antara masyarakat
Muslim agar mereka dapat lebih efektif menerapkan hukum syariah dalam
kehidupan sehari-hari. Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait perlu
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip fiqih dalam
pembentukan kebijakan publik dan hukum yang bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Diperlukan dialog
dan kolaborasi antara ulama, akademisi, dan praktisi hukum untuk
mengadaptasi prinsip-prinsip fiqih dalam menghadapi tantangan dan
perubahan kontemporer secara efektif. Pendidikan agama dan hukum Islam
perlu ditingkatkan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
tentang landasan hukum Islam dan prinsip-prinsip fiqih di kalangan generasi
muda agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam
masyarakat. Dengan upaya-upaya ini, masyarakat Muslim dapat lebih baik
memahami, menerapkan, dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan
prinsip-prinsip fiqih dalam kehidupan mereka, sehingga dapat menciptakan
masyarakat yang lebih adil, berkeadilan, dan berkebersamaan sesuai dengan
ajaran agama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Miftakhul, ‘Mimbar Kampius: Jurnal Pendidikan Dan Agama Islam Kaidah Fiqih Bila
Yang Halal Bercampur Dengan Yang Haram: Kajian Fiqih Dari Kitab Al-Umm Imam
Syafi’i’ <https://doi.org/10.17467/m>

Aslan, KAJIAN KURIKULUM FIQIH PADA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN


SAMBAS KALIMANTAN BARAT PADA MASYARAKAT PERBATASAN, Jurnal
Studi Islam, 2018, V <http://delipebiandi.blogspot.co.id/2012/01/makalah-telaah-
kurikulum-pai.html,>

Mansir, Firman, and Halim Purnomo, ‘URGENSI PEMBELAJARAN FIQIH DALAM


MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA MADRASAH’
<http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/alwijdan>

Rafsanjani, Haqiqi, KAIDAH-K AIDAH FIQH (QAWA’ID AL-KULLIYAH) TENTANG


KEUANGAN SYARIAH <http://arjonson-abd.blogspot.com/2009/08/qawaid-
fiqhiyyah-dan-qawaid-ushuliyyah.html>

14

Anda mungkin juga menyukai