(Andi Fadhil Maulana) 21 M Muhammad Yusuf Alfarizqi 3331190063
(Andi Fadhil Maulana) 21 M Muhammad Yusuf Alfarizqi 3331190063
METALOGRAFI
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM : 3331190063
Kelompok : 21
Rekan : 1. Farhan Abdul Aziz
2. Ilham Maulana Yusup
Tanggal Praktikum : Kamis, 23 Juli 2020
Tanggal Pengumpulan Lap. : Rabu, 29 Juli 2020
Asisten : Andi Fadhil Maulana
Tanggal Masuk
Tanda Tangan Tanggal Revisi Tanda Tangan
Laporan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan............................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................2
iii
3.2.1 Bahan-Bahan Yang Digunakan ..........................................13
3.3 Prosedur Percobaan.......................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. CONTOH PERHITUNGAN..................................................22
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS........23
LAMPIRAN C. BLANKO PERCOBAAN.......................................................31
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu material telah membantu para ilmuwan dan ahli material dalam
sesuai kebutuhannya. Material yang tersedia saatt ini sangatlah beragam dan
tertentu. Sifat-sifat unik ini dipengaruhi struktur mikro dari benda-benda itu
menentukan karakteristik suatu material yang nanti dipakai dalam keperluan yang
bermacam-macam. Seperti contoh material baja yang kuat dan fleksibel akan
diperlukan dalam konstruksi jembatan, alumunium yang kuat dan ringan banyak
digunakan dalam membuat kerangka kendaraan mobil, dan lain sebagainya. Hal-
hal tersebut perlu dipahami dalam menentukan pilihan maerial untuk membangun
sesuatu seefisien mungkin. Semua hal ini dapat kita pelajari pada metalografi
yaitu suatu ilmu atau percobaan yang memeriksa struktur mikro suatu logam.
tersedianya material yang bisa digunakan, maka kita perlu paham material mana
yang paling cocok dan memberikan hasil terbaik. Oleh sebab itu, uji metalografi
logam dengan sifat mekanik dan sifat fisik dengan menggunakan mikroskop
optik.
Pada percobaan uji metalografi ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah tahapan persiapan bahan
Baja AISI 1045 dan perlakuannya. Sedangkan variabel terikatnya adalah struktur
Dalam penyusunan laporan ini, terdapat sebanyak lima bab. Bab I yaitu
masalah dan sistematika penulisan. Bab II yaitu teori dasaar yang berupa definisi
dan pengertian yang dikutip dari sejumlah jurnal yang memiliki kaitan dengan
penyusunan laporan praktikum serta dari beberapa literatur yang juga relevan
serta berhubungan dengan penelitian. Bab III yaitu metode percobaan yang
mencakup di antaranya diagram alir, alat dan bahan serta prosedur percobaan. Bab
IV yaitu data dan pembahasan yang telah didapatkan dari percobaan. Bab V yaitu
kesimpulan dan saran. Berikutnya terdapat daftar pustaka berisi referensi materi
3
dan terdapat lampiran yang berisi tentang jawaban pertanyaan dan tugas khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyusun logam, fasa-fasa, ukuran butir, serta sifat-sifat dari suatu logam atau
pengujian dan pengamatan terhadap tingkat struktur grain suatu logam. Dalam
sebagai proses mengukur dan menilai suatu material secara kuantitatif ataupun
a. Metalografi Makro
4
b. Metalografi Mikro
Struktur mikro menjadi aspek yang paling diperhatiakan dalam metalografi karena
struktur mikro sangat berpengaruh pada sifat fisik dan mekanik dari material
perlakuan yang diterima suatu spesimen dengan baik dan akurat. Maka dari itu,
pada analisa mikro ini digunakan mikroskop optik untuk menganalisa strukturnya.
Berhasil tidaknya analisa ini ditentukan oleh preparasi benda uji, semakin
sempurna preparasi benda uji, semakin jelas gambar struktur yang diperoleh.
Baja karbon merupakan salah satu jenis baja paduan yang terdiri atas unsur
besi (Fe) dan karbon (C). Dimana besi merupakan unsur dasar dan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Dalam proses pembuatan baja akan ditemukan pula
mangan (Mn) dan unsur kimia lainnya sesuai dengan sifat baja yang diinginkan.
Baja karbon memiliki kandungan unsur karbon dalam besi sebesar 0,2% hingga
5
Baja karbon rendah adalah baja yang memiliki kandungan unsur karbon
kurang dari 0,3%. Baja jenis ini dikenal karena ketangguhan dan
keuletannya yang tinggi, namun sifat kekerasan dan ketahanan aus yang
rendah. Pada umumnya baja jenis ini digunakan sebagai bahan baku
dan sebagainya.
Baja karbon sedang adalah baja dengan kandungan karbon antara 0,3%
biasa digunakan untuk pembuatan poros, rel kereta api, dan komponen
mesin.
0,6% - 1,4%. Baja karbon tinggi bersifat tahan panas, kekerasan serta
kekuatan tarik yang sangat tinggi namun keuletan yang rendah. Baja
jenis ini biasa digunakan dalam alat perkakas seperti palu, gergaji, dan
lain sebagainya.
6
kandungan karbon sekitar 0,43 - 0,50 dan termasuk golongan baja karbon
terkenal tangguh dan sedikit ulet. Baja AISI 1045 merupakan baja yang
sistem penomoran 4 digit xxxx yang diakui secara luas. Untuk baja AISI
komposisi karbon. Jadi, dapat penamaan tersbut dapat diartikan baja AISI
1045 adalah baja karbon atau plain carbon steel yang mempunyai
Sifat mekanik suatu bahan adalah kemampuan bahan untuk menahan atau
Beban-beban yang dimaksud bisa berupa beban tarik, tekan, bengkok, geser, atau
kerja patah. Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini
sama seperti ketangguhan, sifat ini juga sulit diukur karena sangat
Struktur mikro dan sifat material yang ingin kita ciptakan melalui proses
dengan suhu tertentu dapat memberikan sifat yang berbeda-beda pada baja. Saat
suatu material diletakkan di bawah mikroskop lalu diamati, maka akan terlihat
baja sangat dipengaruhi oleh komposisi elemen penyusun dan perlakuan panas
yang diterimanya. Struktur yang ada dijumpai pada suatu baja adalah sebagai
berikut.
a. Ferit merupakan arutan padat karbon dan unsur paduan lainnya pada
badan pusat kubus besi (Fe). Ferit terbentuk dari proses pendinginan
yang lambat dari austenite baja hypotektoid saat mencapai A3. Sifatnya
b. Martensit adalah larutan padat dari karbon yang lewat jenuh pada besi
austenite adalah sekitar 1,7% (E) pada 1140 oC, sedangkan kelarutan
karbon pada ferit naik dari 0% pada 910 oC menjadi 0025% [ada 723
o
C.
c. Sementit adalah besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai iron
dibawah suhu eutectoid dan memiliki kekerasan yang lebih rendah dan
e. Bainit adalah fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenite pada
sifat fisik, mekanik, dan kadang-kadang sifat kimia dari suatu material. Hal ini
mikronya. Metode perlakuan panas juga dapat diterapkan pada material selain
logam salah satunya kaca. Perlakuan panas didefinisikan sebagai suatu operasi
oleh komposisi kimia dari material, proses laku panasnya, dan juga ditentukan
oleh bagaimana struktur awal material. Material paduan dengan komposisi kimia
dan diproses dengan metode treatment yang sama mungkin akan menghasilkan
struktur mikro dan sifat yang berbeda jika struktur awal materialnya berbeda.
Struktur awal ini banyak dipengaruhi oleh pengerjaan dan perlakuan panas yang
10
suatu baja adalah memanaskan material sampai temperatur tertentu atau hingga di
atas temperatur daerah kritis untuk membentuk fasa austenit. Kemudian diberi
waktu penahanan agar austenit dapat lebih homogen baru setelah itu dilakukan
yang diinginkan. Dengan kata lain, dalam proses perlakuan panas ada tiga tahapan
yang paling utama di antaranya tahap pemanasan, tahap penahanan, dan tahap
pendinginan
Media pendingin sering yang digunakan untuk proses pendingan baja ada
a. Air
100oC, air berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku dan suhu
b. Minyak
c. Udara
akan menyebabkan logam mengikat elemen atau unseur lain yang ada
d. Air Garam
BAB III
METODE PERCOBAAN
Diagram alir pada pelaksanaan percobaan metalografi kali ini dapat dilihat
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
sebagai berikut.
3. Hair Dryer.
4. Mikroskop optic
sebagai berikut.
3. Larutan Nital 3%
4. Etanol
5. Pasta Alumina
6. Kapas
BAB IV
gambar strukktur mikro bahan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1
Struktur
No Bahan Uji Perbesaran Gambar Struktur Mikro
Mikro
Baja AISI
1 100x Martensit
1045
Baja AISI
2 100x Perlit
1045
17
Baja AISI
3 100x Spheroidite
1045
4.2 Pembahasan
terdapat dalam material yang dapat diamati, seperti fasa, butir, komposisi kimia,
orientasi butir, topografi dan sebagainya. Data-data yang ada akan dihimpun
representasi material uji yang akan diamati dan akan melalui tahap
secara hati-hati dengan tujuan agar struktur mikro material tidak rusak
(mount) yang umumnya berbentuk bulat ukuran 1 inci yang terbuat dari
18
bakelit atau bahan lain. Proses ini bergantung pada seberapa besar
amplas halus.
6. Etsa (etching) Proses untuk mengikis daerah batas butir dengan larutan
etsa sehingga butir lebih terlihat jelas saat diamati di bawah mikroskop
optik. Jenis larutan etsa bergantung pada material yang ingin diamati.
Pada pengujian metalografi kali ini kami menggunakan bahan Baja AISI
1045 sebagai sampel yang diuji kemudian dianalisa struktur mikronya dengan
menggunakan mikroskop optik. Kami menyajikan tiga sampel yang akan diujikan
untuk melihat bagaimana struktur mikro dari sampel yang ada. Hasil pengamatan
terhadap bahan-bahan sampel yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 menunjukkan
terjadi hampir maksimal. Dengan struktur seperti ini, martensite pasti akan
19
memiliki kecenderungan untuk bersifat sangat keras namun getas. Struktur dari
martensit ini selain dipengaruhi oleh kadar karbonnya juga dipengaruhi oleh
perlakuan panas yang diterima oleh baja bahan ujinya. Untuk mendapatkan
struktur dari bahan 1, cara yang digunakan yaitu baja dipanaskan hingga suhu
mendekati 800oC pada fase menuju austenit yang mana disini struktur butir akan
mengalami perubahan karena atom-atom karbon keluar dari ikatan atom penyusun
logam. Atom meregang dan menjadi besar. Setelah dipanaskan hingga 800 oC,
baja segera didinginkan dengan cepat menggunakan media air garam. Air garam
berlangsung sangat cepat. Dengan kata lain, proses pendinginan tidak memakan
waktu yang lama. Akibatya, atom-atom karbon yang tadinya terlepas menjadi
tidak sempat mengikat ke dalam atom penyusun logam dan atom yang tadi
cepat ini manghasilkan ikatan antar atom yang tidak kuat sehingga sifatnya getas
memiliki struktur mikro perlit yang ditandai dengan bentuk menyerupai pulau
logam yang terdiri dari dua fasa yaitu ferit dan sementit. Warna gelap dan terang
adalah dua fasa dengan warna terang merupakan ferit dan warna gelap merupakan
sementit yang terlihat dengan bantuan mikroskop. Bahan 2 yang memiliki struktur
perlit dapat dipastikan memiliki sifat relatif kuat dan ulet. Hal yang penting
diperhatikan adalah perbedaan antara struktur martensit dan perlit yaitu masing-
20
masing bersifat getas dan ulet. Struktur perlit yang bersifat ulet ini dihasilkan dari
proses pendinginan yang berbeda dengan yang terjadi pada baja berstruktur
martensit. Baja perlit akan mengalami austenisasi hingga suhunya mendekati 800
o
C. Selanjutnya baja yang telah dipanaskan ini tidak mengalami proses
membnerikan waktu pada ikatan-ikatan karbon agar sempat menyatu dengan atom
logam penyusunnya. Hasilnya ikatan kuat antara satu atom dengan lainnya yang
mikro spheroidite pada logam. Hal ini ditandai dengan bentuk lingkaran-lingkaran
yang dapat diamati di bawah mikroskop. Spheroidite dapat ditemui pada baja dan
merupakan struktur paling ulet dan lunak jika dilihat dari struktur molekkuler
spheroidite melalui proses pemanasan hingga suhu melebihi 700 oC dan suhu
BAB V
5.1 Kesimpulan
logam tersebut.
5.2 Saran
1. Sebaiknya materi pada modul diperjelas lagi supaya apa yang dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Agus Pramono, 2011, Karakterisrik Mekanik Proses Hardening Baja Aisi 1045
Media Quenching untuk Aplikasi Sprochet Rantai, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin.
No. 1 Vol.1, 32-38
ASM Handbook vol.1:148, 1993, Properties and Selection: Irons, Steels, and
High Performance Alloys, ASM Handbook Committee, United States.
Higgins, A.R., 1984, Engineering Metallurgy, Part 1, Fifth Edition, Hodder and
Stoughton, London.
Sri Nugroho, Gunawan Dwi Haryadi, 2005 Pengaruh Media Quenching Air
Tersirkulasi (Circulated Water) Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada
Baja AISI 1045, Jurnal Rotasi, No. 1 Vol. 7, Tanpa Halaman
Surdia, T., dan Saito, S., 1997, Pengetahuan Bahan Teknik, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
25
LAMPIRAN B
Jawab:
menjadi representasi material uji yang akan diamati dan akan melalui
tidak rusak .
sampel (mount) yang umumnya berbentuk bulat yang terbuat dari bakelit
larutan etsa sehingga butir lebih terlihat jelas saat diamati di bawah
mikroskop optik.
mikroskop optik!
Jawab:
lensa obyektif yang dekat dengan bahan uji dan lensa okuler yang dekat
objektif akan ditangkap sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah
Lensa okuler adalah lensa yang menghadap ke arah mata kita yang
membuka.
kondensor.
tidak bergeser-geser.
Jawab:
a. Ferit merupakan arutan padat karbon dan unsur paduan lainnya pada
badan pusat kubus besi (Fe). Ferit terbentuk dari proses pendinginan
yang lambat dari austenite baja hypotektoid saat mencapai A3. Sifatnya
b. Martensit adalah larutan padat dari karbon yang lewat jenuh pada besi
austenite adalah sekitar 1,7% (E) pada 1140 oC, sedangkan kelarutan
karbon pada ferit naik dari 0% pada 910 oC menjadi 0025% pada 723
o
C.
c. Sementit adalah besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai iron
dibawah suhu eutectoid dan memiliki kekerasan yang lebih rendah dan
e. Bainit adalah fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenite pada
baja AISI 1045 serta sifat mekanik & fisik yang dimiliki!
Jawab:
mempengaruhi ikatan akhir dari atom-atom yang sempat lepas tadi. Pada
martensit dengan sifat sangat keras, kaku, dan getas. Sedangkan pada
sifatnya sedikit keras dan ulet. Lalu apabila baja dipanaskan kemudian
ditahan selama lebih dari 24 jam dan setelah itu didinginkan maka
min. 5!
Jawab:
PT Krakatau Steel
PT Krakatau Posco
PT PAL Indonesia
Jawab:
ukuran butir, dan berbagai karakteristik fisis lainnya (Malage et al., 2015;
dari data itu kita dapat memprediksi kekerasan (Ahmed, et al., 2016),
LAMPIRAN C
BLANKO PERCOBAAN
34