Modul Home Visite 21
Modul Home Visite 21
HOME VISITE
Disusun oleh:
AestyArievia (201210410311083)
Laboratorium Biomedik
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
2015
I. IDENTITAS
A. PENDERITA
Keterangan:
-
D. INTERAKSI DALAM KELUARGA
Status Keterangan
Nama Usia Pekerjaan Hubungan Keluarga (S,
No Sex Perkawinan Domisili Serumah
(Inisial) (Bln/Th) (deskripsi lengkap) I, AK, AA)
(TK, K, J, D) Ya Tdk
KU : Composmentis
Anamnesis
2. Mialgia
N : 83 kali/Menit
RR: 20 kali/Menit
2. Pap Smear
Sectio Caesarea
2. Anak kedua
Sectio Caesarea
2. Hiperurisemia
- Untuk melengkapi pengisian data status klinik harap diperhatikan kaidah Fundamental Foor and
Sacred Seven
UPAYA & PERILAKU KESEHATAN
KETERANGAN
NO KOMPONEN URAIAN UPAYA & PERILAKU
(RASIONAL ATAU IRRASIONAL)
Terapi Hiperuricemia :
1. Alopurinol tablet 300mg sehari 3 kali; pagi hari, sore hari, dan malam hari (1
tablet/kali konsumsi)
2. Asam Mefenamat 500 mg sehari 2 kali; pagi hari dan malam hari (1 tablet salut
selaput/kali konsumsi)
Terapi kista :
3 Kuratif Rasional
1. Vitamin B12 tablet 1 mg sehari 3 kali ; pagi hari, siang hari, dan malam hari (1
tablet/kali konsumsi)
1. Sinutab tablet 60 mg sehari 3 kali ; pagi hari, siang hari, dan malam hari (1
tablet/kali konsumsi)
4 Rehabilitatif - -
Catatan:
Isian pada tabel diatas merupakan upaya dan perilaku terhadap masalah kesehatan yang dialami penderita, khususnya terhadap masalah kesehatan yang dialaminya
saat ini.
Pengisian uraian pada setiap baris (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) tidak harus ada semua, tergantung pada upaya dan perilaku yang telah dilakukan
oleh penderita.
STATUS SOSIAL
NO KOMPONEN KETERANGAN (Deskripsikan dengan lengkap dan jelas)
04.00-05.30 : bangun pagi, memasak, menyiapkan baju suami, dan bersih-bersih rumah
05.30 – 07.00 : berkendara ke perusahaan P3GI Kota Pasuruan dengan menggunakan motor pribadi,
kadang menggunakan mobil perusahaan
Berat Badan: 76 kg
76 /2,6896
28,25(Pre-Obesitas)
3 Pekerjaan Pekerja lapang bidang pembudidayaan tanaman di P3GI Kota Pasuruan, Jawa Timur
4 Jaminan Kesehatan BPJS kelas 1
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
KOMPONEN
NO KETERANGAN
LINGKUNGAN
Suhu udara yang berbeda antara Kota Malang dan Kota Pasuruan, panas matahari sewaktu berkerja di
1 Fisik
lapangan
7 Ekonomi Berdasarkan kondisi rumah dan kendaraan, Ny. M termasuk kondisi ekonomi menengah ke atas
8 Ergonomi Pasien nyaman dengan kondisi tempat kerja dan jarang mengeluh sakit
Catatan:
Diisi sesuai dengan kondisi faktor lingkungan yang ada disekitar penderita atau yang dialami oleh penderita, dimana harus dideskripsikan faktor lingkungan yang
dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan atau kasus yang terjadi pada penderita.
III. DIAGNOSIS HOLISTIK (Lima ASPEK)
Aspek 1:
Aspek personal, merupakan aspek yang mendasari penderita untuk mencari atau
memerlukan pertolongan dari tenaga medis, yang dapat meliputi keluhan utama
terhadap masalah kesehatannya, ketakutan dan harapan dari penderita.
Aspek 2:
Aspek klinis, merupakan diagnosis klinis (diagnosis kerja dan diagnosis banding).
Penentuan diagnosis ini menggunakan International Code Diagnosis 10 (ICD 10)
Aspek 3:
Aspek faktor internal, merupakan faktor internal yang meliputi pengaruh genetik,
persepsi terhadap kesehatan dan perilaku kesehatan dari individu serta keluarga yang
memberikan pengaruh terhadap masalah kesehatan yang terjadi.
Aspek 4:
Aspek faktor eksternal, merupakan faktor eksternal yang meliputi kondisi/hubungan
psikososial penderita dalam keluarga maupun dengan komunitasnya, problem
ekonomi, pekerjaan dan faktor lingkungan penderita (fisik, biologi, kimia, sosial,
budaya) yang memberikan pengaruh terhadap masalah kesehatan yang terjadi.
Aspek 5:
Aspek fungsi sosial, merupakan fungsi sosial penderita terhadap komunitas sekitarnya
dalam hal ini ketergantungan penderita terhadap keluarga maupun komunitas diluar
keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Aspek ini dibagi dalam 5 (lima)
tingkatan, yaitu:
Tingkat 1, bila penderita tidak memiliki ketergantungan mutlak dengan orang lain.
Tingkat 2, bila penderita hanya tergantung kepada orang lain untuk melakukan
kegiatan yang memang memerlukan bantuan orang lain, misalnya: membersihkan
rumah, mencuci mobil, memasak.
Tingkat 3, bila penderita dalam aktivitas dasar kehidupannya mampu melakukan
sendiri namun bila lebih dari aktivitas kehidupan dasar, dia akan memerlukan
bantuan orang lain, misalnya penderita yang menggunakan alat bantu gerak.
Tingkat 4, bila penderita memerlukan bantuan orang lain pada sebagian besar
aktivitas sehari-harinya, misalnya seperti anak balita dimana masih memerlukan
bantuan orangtuanya untuk mandi, makan dan berpakaian.
Tingkat 5, bila penderita mutlak atau sangat tergantung dengan oranglain dalam
melakukan setiap aktivitasnya sehari-hari, misalnya seperti anak bayi atau
penderita yang mengalami lumpuh total pada anggota gerak.
IV. PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF:
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
ASPEK URAIAN MASALAH
(OPERASIONAL)
Terapi kista :
Rehabilitatif -
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
ASPEK URAIAN MASALAH
(OPERASIONAL)
Terapi Hiperuricemia :
Terapi kista :
Rehabilitatif -
Kuratif -
Rehabilitatif -
Kuratif -
Rehabilitatif -
Promotif -
Kuratif -
rehabilitatif -
Catatan:
Uraian masalah pada tiap aspek merupakan faktor resiko yang didasarkan pada diagnosis
holistik, dimana diduga atau memiliki peranan terhadap masalah kesehatan yang dialami
oleh penderita.
Penatalaksanaan komprehensif merupakan suatu tindakan atau usulan tindakan yang akan
dilakukan kepada penderita dengan melihat seluruh aspek. Tindakan ini harus
operasional, artinya harus dapat dilakukan atau ditindaklanjuti oleh penderita tersebut
sehingga harus disesuaikan dengan kondisi penderita secara keseluruhan. Tindakan ini
merupakan tindakan sebagai dokter sesuai dengan standar kompetesi dokter Indonesia.
Instruksi yang diberikan pada penderita harus jelas, tidak memiliki penafsiran yang berbeda-
beda. Misalnya: Kita menyarankan penderita untuk istirahat, maka harus dijabarkan istirahat
yang seperti apa yang disarankan. Penatalaksanaan komprehensif bisa lengkap pada semua level
(promotif s/d rehabilitatif) atau hanya pada salah satu atau dua level saja, hal ini menyesuaikan
dengan kondisi semua aspek dari penderita.
Lampiran Gambar