Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Disusun Oleh :

NAMA : RESTI JUWITA

NIM : 857530065

PROGRAM STUDI PGSD S1


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2024
1. Sistem Pendidikan inklusi adalah pendekatan yang paling tepat untuk
diterapkan pada anak tuna daksa. Ini karena sistem inklusi berfokus pada
integrasi anak-anak berkebutuhan khusus ke dalam lingkungan pendidikan
reguler, sehingga mereka dapat belajar dan berkembang bersama-sama dengan
teman sebaya mereka yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa sistem inklusi dianggap yang paling tepat:

• Pentingnya Keterlibatan Sosial: Anak-anak dengan kebutuhan


khusus, seperti tuna daksa, juga memiliki kebutuhan akan interaksi
sosial dan hubungan yang sehat dengan teman sebaya mereka. Dengan
sistem inklusi, mereka memiliki kesempatan untuk terlibat dalam
interaksi sosial sehari-hari dengan teman sebaya dan mengembangkan
keterampilan sosial yang penting.
• Mendorong Diversitas dan Toleransi: Sistem inklusi membantu
menghilangkan stigma dan meningkatkan pemahaman tentang
keberagaman di antara siswa. Hal ini dapat memperkuat toleransi,
empati, dan penghargaan terhadap perbedaan, yang merupakan nilai-
nilai penting untuk masyarakat yang inklusif.
• Memberikan Kesempatan Yang Sama: Dalam sistem inklusi, anak-
anak tuna daksa diberi kesempatan yang sama untuk mengakses
pendidikan berkualitas dan berpartisipasi dalam kurikulum yang sama
dengan teman sebaya mereka. Ini mempromosikan kesetaraan dan
memberikan dorongan positif terhadap rasa harga diri dan kemandirian
anak-anak dengan kebutuhan khusus.
• Mendorong Pembelajaran Kolaboratif: Sistem inklusi mendorong
pendekatan pembelajaran kolaboratif di mana semua siswa saling
membantu dan belajar dari satu sama lain. Ini dapat menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung bagi semua siswa, termasuk
mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
• Persiapan untuk Kehidupan di Masyarakat: Dengan terlibat dalam
lingkungan pendidikan yang inklusif, anak-anak tuna daksa dapat
mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk
berinteraksi dan berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas setelah
mereka lulus.

Dengan demikian, sistem pendidikan inklusi menawarkan pendekatan yang


holistik dan menyeluruh untuk mendukung perkembangan dan keberhasilan
anak-anak tuna daksa, sambil mempromosikan nilai-nilai inklusi dan
keberagaman dalam masyarakat.

2. Menurut pendapat saya pendekatan yang paling tepat untuk menangani anak tuna
laras biasanya melibatkan kombinasi dari kedua teknik tersebut: perawatan dengan
obat dan modifikasi perilaku. Ini disebabkan oleh kompleksitas dan variasi dalam
gejala serta kebutuhan individu yang berbeda-beda pada setiap anak tuna laras.

1. Perawatan dengan Obat: Beberapa anak tuna laras dapat mendapatkan


manfaat dari perawatan dengan obat-obatan, seperti obat-obatan stimulan untuk
ADHD atau obat-obatan antidepresan atau antiansietas untuk masalah
kecemasan atau depresi. Obat-obatan tersebut dapat membantu mengurangi
gejala yang mengganggu dan meningkatkan kualitas hidup anak, sehingga
mereka dapat lebih baik berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Modifikasi Perilaku: Modifikasi perilaku melibatkan penerapan strategi untuk
mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan keterampilan
adaptif pada anak. Ini bisa meliputi teknik-teknik seperti penguatan positif,
penggunaan sistem penghargaan dan hukuman, pengajaran keterampilan sosial,
dan penggunaan strategi manajemen diri. Modifikasi perilaku membantu anak
tuna laras belajar cara mengelola emosi mereka, meningkatkan keterampilan
sosial, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi kesulitan.
Alasan untuk mengombinasikan kedua pendekatan ini adalah karena keduanya
memiliki keunggulan masing-masing. Perawatan dengan obat dapat membantu
mengurangi gejala secara langsung, sementara modifikasi perilaku dapat membantu
anak belajar keterampilan baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka dalam
jangka panjang. Dengan menggabungkan keduanya, kita dapat memberikan
pendekatan yang holistik dan komprehensif untuk membantu anak tuna laras
mencapai potensi terbaik mereka. Selain itu, pendekatan gabungan ini juga
memungkinkan untuk penyesuaian yang lebih baik terhadap kebutuhan individu
anak.

3. Kesulitan belajar yang dialami oleh Irfan tampaknya lebih berkaitan dengan
kesulitan belajar secara akademik, khususnya dalam hal membaca dan menulis. Hal
ini dapat dilihat dari fakta bahwa Irfan memiliki kesulitan dalam menulis kata-kata
yang didikte oleh Pak Guru, dengan banyak terjadi kesalahan ejaan seperti "sapu"
menjadi "sapo" dan "kaleng" menjadi "keleng".

Meskipun Irfan memiliki prestasi yang membanggakan di bidang seni dan


kinestetik, kesulitan belajar ini lebih menonjol pada keterampilan akademik tertentu,
yaitu membaca dan menulis. Ini menunjukkan bahwa kesulitan belajarnya lebih
terfokus pada aspek-aspek tertentu dari pembelajaran yang memerlukan
keterampilan yang berbeda dengan kemampuan seni dan kinestetik yang
dimilikinya.

Alasan utama kesulitan belajar Irfan berkaitan dengan keterampilan akademik


adalah karena dia masih kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan
pembelajaran di kelas yang lebih berorientasi pada literasi dan penulisan. Meskipun
begitu, penting juga untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya faktor-faktor
lain yang memengaruhi kemampuan belajar Irfan, seperti masalah kesehatan atau
lingkungan belajar yang kurang mendukung.
4. Berikut adalah contoh lima pertanyaan yang bisa digunakan dalam teknik
wawancara diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar matematika pada
materi perkalian:

1. Apakah Anda merasa kesulitan dalam memahami konsep dasar perkalian? Jika
ya, bisakah Anda menjelaskan area mana yang paling membingungkan bagi
Anda?
2. Bagaimana Anda biasanya mendekati masalah perkalian? Apakah ada langkah-
langkah khusus yang membuat Anda merasa terjebak atau kehilangan arah?
3. Apakah ada pola tertentu yang membuat Anda bingung saat mencoba
mengalikan angka? Misalnya, apakah Anda sering kali salah menghitung atau
kesulitan mengingat tabel perkalian?
4. Bagaimana Anda merasa terhadap latihan-latihan perkalian yang Anda kerjakan
di kelas atau di rumah? Apakah ada perasaan frustrasi atau kecemasan terkait
dengan materi ini?
5. Apakah ada metode pembelajaran tertentu yang menurut Anda akan membantu
Anda memahami perkalian dengan lebih baik? Misalnya, apakah Anda lebih
nyaman dengan visualisasi, penggunaan manipulatif, atau pendekatan lainnya?

5. Teknik yang bisa digunakan dalam intervensi kesulitan membaca untuk Yani adalah
Teknik Gillingham dan Stillman. Teknik ini adalah metode pembelajaran khusus
untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membaca, terutama
mereka yang mengalami disleksia. Alasannya adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Multi-Sensory: Teknik Gillingham dan Stillman menggunakan


pendekatan multi-sensory, yang berarti melibatkan lebih dari satu indera dalam
proses belajar. Hal ini sangat cocok untuk anak-anak yang kesulitan membaca
karena mereka dapat memperkuat koneksi otak mereka melalui penggunaan
berbagai indera, seperti pendengaran, penglihatan, dan gerakan.
2. Fokus pada Pengenalan Fonem: Teknik ini memusatkan perhatian pada
pengenalan fonem, yaitu unit-unit bunyi yang membentuk kata-kata. Ini sesuai
dengan kesulitan Yani dalam memenggal kata dan kesulitan membaca vokal
ganda. Dengan memperkuat pemahaman fonem, Yani dapat memperbaiki
kemampuannya dalam membaca kata-kata dengan benar.
3. Pengulangan dan Latihan Berulang: Teknik Gillingham dan Stillman
menekankan pengulangan dan latihan berulang dalam pengajaran. Ini penting
karena anak-anak yang mengalami kesulitan membaca sering memerlukan
lebih banyak waktu dan praktik untuk memperbaiki keterampilan membaca
mereka. Dengan memberikan latihan yang terstruktur dan terus-menerus, Yani
dapat memperkuat keterampilan membaca mereka secara bertahap.
4. Pendekatan Terstruktur: Teknik ini menyediakan pendekatan pembelajaran
yang terstruktur, dimana langkah-langkahnya dirancang secara sistematis untuk
membantu anak-anak memahami konsep-konsep penting dalam membaca. Ini
dapat membantu Yani merasa lebih terorganisir dan dapat memperoleh
kepercayaan diri dalam kemampuannya membaca.

Dengan menggunakan Teknik Gillingham dan Stillman, Yani dapat mendapatkan


intervensi yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat membantu mereka
mengatasi kesulitan membaca mereka dengan cara yang efektif dan terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA

• BMP Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus/PDGK4407

• Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., & Pullen, P. C. (2015). Exceptional Learners:


An Introduction to Special Education. Pearson.
• Smith, D. D., & Tyler, N. C. (2014). Introduction to Special Education: Making
a Difference. Pearson.
• Gersten, R., Compton, D., Connor, C. M., Dimino, J., Santoro, L., & Linan-
Thompson, S. (2008). Assisting Students Struggling with Reading: Response
to Intervention and Multi-Tier Intervention in the Primary Grades. Center on
Instruction.
• Gillingham, A., & Stillman, B. W. (1956). Remedial training for children with
specific disability in reading, spelling, and penmanship. Cambridge, Mass:
Educators Publishing Service.

Anda mungkin juga menyukai