Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

METODE PENELITIAN HUKUM

Disusun Oleh :

NAMA : RESKY PERMANDA, HS

NIM : 051110844

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S1


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FHISIP)

UNIVERSITAS TERBUKA

2024
Permasalahan 1
Latar belakang “Fungsi Prolegnas dalam peta alur pembentukan hukum di Indonesia”

Pembentukan hukum di Indonesia merupakan sebuah proses kompleks yang


melibatkan banyak tahapan dan pihak yang berperan. Salah satu instrumen yang
digunakan dalam mengatur proses tersebut adalah Prolegnas, singkatan dari Program
Legislasi Nasional. Prolegnas merupakan dokumen yang memuat rencana
pembentukan undang-undang yang akan disusun oleh lembaga legislatif dalam jangka
waktu tertentu.

Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia telah mengalami banyak perubahan dalam
sistem hukumnya. Perubahan ini mencakup perubahan konstitusi, perundang-
undangan, serta kebijakan-kebijakan lain yang memengaruhi tata kelola hukum di
negara ini. Dalam konteks ini, Prolegnas menjadi sebuah instrumen yang strategis
dalam mengatur arah pembentukan hukum di Indonesia.

Namun, meskipun Prolegnas telah ada dan digunakan dalam proses pembentukan
hukum, masih terdapat keterbatasan dan tantangan dalam penerapannya. Salah satu
masalah yang sering muncul adalah kesenjangan antara rencana yang tercantum dalam
Prolegnas dengan realisasi di lapangan. Terkadang, prioritas legislasi yang tercantum
dalam Prolegnas tidak sesuai dengan urgensi masalah yang dihadapi masyarakat, atau
bahkan terdapat hambatan politik yang menghambat proses pembentukan undang-
undang tersebut.

Selain itu, efektivitas Prolegnas dalam menanggapi perkembangan dan tantangan yang
terus berubah dalam masyarakat juga menjadi pertanyaan yang perlu dijelaskan.
Dengan cepatnya perubahan sosial, ekonomi, dan politik, apakah Prolegnas mampu
menjawab tuntutan zaman yang berubah dengan dinamis?

Peran Prolegnas dalam peta alur pembentukan hukum di Indonesia juga menimbulkan
pertanyaan tentang sejauh mana Prolegnas dapat dijadikan sebagai alat untuk
mewujudkan tujuan pembangunan hukum yang berkeadilan dan bermartabat. Apakah
Prolegnas hanya sekadar dokumen rencana tanpa dampak nyata dalam meningkatkan
kualitas hukum dan pelayanan publik?

Oleh karena itu, penelitian tentang "Fungsi Prolegnas dalam peta alur pembentukan
hukum di Indonesia" menjadi penting untuk dilakukan guna menggali lebih dalam
tentang relevansi, efektivitas, dan peran Prolegnas dalam menjawab berbagai tantangan
dalam pembentukan hukum di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih mendalam
tentang hal ini, diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga bagi perbaikan
dan penyempurnaan sistem pembentukan hukum di Indonesia.
Permasalahan 2
Dari abstrak dalam pertanyaan, dua rumusan masalah yang dapat diangkat adalah:

1. Tumpang Tindih dan Pertentangan Antara Undang-Undang: Bagaimana


tumpang tindihnya undang-undang serta pertentangan antara regulasi-regulasi
yang berbeda di tingkat nasional dan daerah memengaruhi kepastian hukum
dan implementasi kebijakan, terutama dalam konteks pembangunan ekonomi
dan investasi di Indonesia?

2. Eksistensi Asas Legalitas dalam Penyelenggaraan Negara: Bagaimana


eksistensi asas legalitas, yang merupakan prinsip dasar negara hukum, dapat
diwujudkan dalam konteks regulasi yang terlalu banyak dan sering kali
bertentangan, serta bagaimana hal ini memengaruhi stabilitas hukum dan
kepastian berusaha di Indonesia?

Kedua rumusan masalah tersebut mencerminkan tantangan yang relevan dalam upaya
meningkatkan efektivitas hukum dan kebijakan di Indonesia, terutama dalam konteks
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan 3

Dari wacana permasalahan no.2 , terdapat beberapa teori hukum yang relevan untuk
menjadi tinjauan pustaka dalam menyelesaikan penelitian tersebut. Berikut adalah tiga
teori hukum yang dapat dipertimbangkan:

1. Teori Harmonisasi Hukum: Teori ini menekankan pentingnya untuk


mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai peraturan hukum yang ada
agar tidak saling bertentangan atau tumpang tindih. Harmonisasi hukum
bertujuan untuk menciptakan keselarasan dan kejelasan dalam sistem hukum
suatu negara.

2. Teori Efisiensi Hukum: Teori ini fokus pada upaya meningkatkan efisiensi
dalam penyelenggaraan hukum dengan mengidentifikasi dan menghilangkan
hambatan-hambatan yang menghambat proses hukum. Dalam konteks ini,
efisiensi hukum dapat dicapai dengan mengurangi jumlah peraturan yang
berlebihan dan memperbaiki proses pembuatan keputusan hukum.
3. Teori Penyederhanaan Hukum: Teori ini menekankan pentingnya
menyederhanakan sistem hukum agar lebih mudah dipahami dan diterapkan
oleh masyarakat dan pihak yang terlibat dalam proses hukum. Dengan
menyederhanakan peraturan-peraturan yang ada, diharapkan dapat mengurangi
kebingungan dan ketidakpastian hukum yang sering terjadi.

Dengan mempertimbangkan ketiga teori tersebut, penelitian dapat mengidentifikasi


tantangan dan peluang dalam harmonisasi undang-undang melalui pendekatan
Omnibus Law di Indonesia, serta mengusulkan langkah-langkah konkret untuk
meningkatkan keselarasan, efisiensi, dan kesederhanaan hukum dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Metode Penelitian Hukum / HKUM4306

Anda mungkin juga menyukai