Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

“MULTIKULTULARISME DALAM ERA GLOBALISASI”

Disusun Oleh :

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Multikulturlarisme Dalam Era Globalisasi” dengan baik.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Bandung, 06 Mei 2024

Sagara Simorangkir

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ii


DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... .1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. konsep multikulturalisme dapat dibedakan dari konsep kesetaraan,
dan bagaimana kedua konsep ini memengaruhi dinamika sosial
dan budaya dalam masyarakat global saat ini………………………......4
B. Implikasi multikulturalisme dalam menghadapi tantangan globalisasi
terhadap identitas sosial, nilai budaya, dan integrasi sosial
di Indonesia…………………………………………………….……………5
C. Contoh Perbandingan antara konsep multikultularisme dengan
kesetaraan yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya
di Indonesia…………………………………...……………………………..6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................8

B. Saran......................................................................................................9
C. Penutup……………………………………………………………………….9
D. Daftar Pusaka.........................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, dunia menjadi


semakin terhubung dan interdependen. Fenomena ini memunculkan berbagai
tantangan dan peluang baru, termasuk di dalamnya adalah tantangan dalam
mengelola keragaman budaya di tengah-tengah masyarakat yang semakin global.
Multikulturalisme adalah konsep yang menjadi sorotan utama dalam konteks ini,
di mana masyarakat di seluruh dunia dihadapkan pada kebutuhan untuk
memahami, menghargai, dan mengelola keragaman budaya dengan bijaksana.
Perkembangan teknologi dan komunikasi telah menghapuskan batasan-batasan
geografis, menghasilkan pertukaran informasi, ide, dan nilai-nilai antarbudaya
yang lebih cepat dan luas daripada sebelumnya. Sebagai akibatnya, masyarakat di
seluruh dunia menjadi semakin terbuka terhadap pengaruh budaya dari berbagai
negara dan kelompok etnis. Meskipun demikian, interaksi budaya ini tidak selalu
berjalan tanpa hambatan, dan sering kali menimbulkan konflik budaya dan
identitas di antara individu dan kelompok-kelompok tertentu.

Di tengah kompleksitas dinamika global, multikulturalisme memegang


peran penting sebagai pendekatan dalam menghadapi keragaman budaya. Konsep
ini mendorong untuk membangun masyarakat yang inklusif, di mana
keberagaman budaya diakui, dihargai, dan dirayakan sebagai sumber kekayaan.
Namun, implementasi multikulturalisme juga menghadapi berbagai tantangan,
termasuk perbedaan dalam nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma budaya, serta
ketidaksetaraan dalam kekuasaan antarbudaya. Dalam konteks ini, penting untuk
menyelidiki bagaimana multikulturalisme beroperasi dalam era globalisasi.
Sebagai fenomena yang kompleks dan beragam, multikulturalisme mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari politik dan ekonomi hingga sosial
dan budaya. Memahami dinamika multikulturalisme dalam konteks globalisasi

1
bukan hanya penting untuk memecahkan konflik budaya, tetapi juga untuk
membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis di masa depan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan potensi


multikulturalisme dalam era globalisasi, kita dapat mengembangkan strategi dan
kebijakan yang lebih efektif dalam mengelola keragaman budaya,
mempromosikan dialog antarbudaya, dan membangun hubungan yang lebih kuat
di antara masyarakat global yang semakin terhubung.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep multikulturalisme dapat dibedakan dari konsep kesetaraan, dan


bagaimana kedua konsep ini memengaruhi dinamika sosial dan budaya dalam
masyarakat global saat ini?
2. Apa implikasi multikulturalisme dalam menghadapi tantangan globalisasi
terhadap identitas sosial, nilai budaya, dan integrasi sosial di Indonesia?
3. Contoh Perbandingan antara konsep multikultularisme dengan kesetaraan
yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia

C. TUJUAN

1. Menganalisis Konsep Multikulturalisme dalam Konteks Globalisasi:


Menjelaskan bagaimana konsep multikulturalisme berkembang dalam era
globalisasi, dengan fokus pada interaksi antarbudaya dan implikasinya terhadap
masyarakat multikultural.
2. Membandingkan Multikulturalisme dengan Konsep Kesetaraan:
Memperbandingkan prinsip-prinsip multikulturalisme dengan kesetaraan,
menyoroti perbedaan konseptual dan praktik serta dampaknya dalam konteks
keberagaman budaya.

2
3. Menganalisis Implikasi Multikulturalisme dalam Masyarakat Indonesia:
Mengidentifikasi dampak dan tantangan multikulturalisme dalam masyarakat
Indonesia, termasuk isu-isu sosial, politik, dan budaya yang berkaitan.
4. Menyoroti Perspektif Sosiologis dalam Memahami Multikulturalisme:
Menyajikan perspektif sosiologis untuk memahami dinamika multikulturalisme,
termasuk konflik dan integrasi antarbudaya di masyarakat.
5. Membahas Peran Budaya dalam Pembentukan Identitas Multikultural:
Menganalisis peran budaya dalam membentuk identitas multikultural, dengan
fokus pada bagaimana keberagaman budaya menjadi sumber kekayaan dan
konflik dalam masyarakat Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. konsep multikulturalisme dapat dibedakan dari konsep kesetaraan, dan


bagaimana kedua konsep ini memengaruhi dinamika sosial dan budaya dalam
masyarakat global saat ini

Multikulturalisme dan kesetaraan adalah dua konsep yang berbeda, meskipun


keduanya sering kali berhubungan erat dalam konteks sosial dan budaya. Mari kita
bahas perbedaan antara keduanya serta dampaknya terhadap dinamika sosial dan
budaya dalam masyarakat global:

1. Multikulturalisme:

 Multikulturalisme mengakui dan menghargai keberagaman dalam masyarakat,


baik dalam hal budaya, agama, bahasa, maupun etnisitas.
 Konsep ini mendorong pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan-
perbedaan tersebut, serta mempromosikan dialog dan toleransi antara
kelompok-kelompok yang berbeda.
 Penerapan multikulturalisme dalam kebijakan publik bisa melibatkan
dukungan terhadap pelbagai budaya dalam hal hak-hak, pendidikan, bahasa,
dan kebijakan lainnya.

2. Kesetaraan:

 Kesetaraan menekankan pentingnya perlakuan yang sama dan hak yang sama
bagi semua individu, tanpa memandang perbedaan budaya, agama, ras, atau
lainnya.
 Konsep ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat di mana setiap orang
memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi tanpa
diskriminasi.

4
Dalam masyarakat global saat ini, kedua konsep ini memainkan peran yang
penting:

 Multikulturalisme membantu masyarakat menghargai keberagaman yang ada


di dalamnya. Ini penting dalam masyarakat yang semakin terhubung global
karena membantu mengurangi konflik antar kelompok dan memperkaya
budaya dengan berbagai perspektif dan praktik budaya yang berbeda.
 Kesetaraan adalah prinsip yang dianggap sebagai fondasi bagi masyarakat
yang adil dan inklusif. Dalam konteks global, kesetaraan adalah landasan bagi
upaya melawan diskriminasi, ketidaksetaraan sosial, dan ketidakadilan.

Namun, implementasi kedua konsep ini tidak selalu mudah, dan seringkali
muncul tantangan dan konflik. Beberapa masalah yang sering muncul antara lain
adalah bagaimana menyeimbangkan hak-hak individu dengan kebutuhan kolektif,
bagaimana memperlakukan keberagaman budaya tanpa mengabaikan nilai-nilai
universal seperti hak asasi manusia, dan bagaimana menangani ketegangan antara
kelompok-kelompok yang berbeda.

B. Implikasi multikulturalisme dalam menghadapi tantangan globalisasi terhadap


identitas sosial, nilai budaya, dan integrasi sosial di Indonesia

Implikasi multikulturalisme dalam menghadapi tantangan globalisasi terhadap


identitas sosial, nilai budaya, dan integrasi sosial di Indonesia sangatlah kompleks. Di
satu sisi, globalisasi membawa kemajuan teknologi dan interkoneksi yang
memungkinkan pertukaran budaya dan ide secara cepat. Namun, di sisi lain,
globalisasi juga dapat menimbulkan ancaman terhadap identitas lokal, nilai budaya
tradisional, dan integrasi sosial.

Dalam konteks Indonesia, negara yang kaya akan keragaman etnis, budaya, dan
agama, multikulturalisme menjadi prinsip penting untuk memastikan keberagaman ini
diakui, dihargai, dan dipromosikan. Namun, dalam menghadapi globalisasi, ada
beberapa implikasi yang perlu diperhatikan:

5
1. Identitas Sosial: Globalisasi dapat mempengaruhi identitas sosial masyarakat
Indonesia dengan memperkenalkan budaya populer global yang kadang-kadang
bertentangan dengan nilai-nilai lokal. Ini bisa menyebabkan dilema identitas di
antara generasi muda yang terpengaruh oleh budaya luar namun juga ingin
tetap terhubung dengan akar budaya mereka.
2. Nilai Budaya: Globalisasi membawa masuknya nilai-nilai baru yang mungkin
bertentangan dengan nilai tradisional Indonesia. Hal ini dapat menciptakan
konflik nilai di masyarakat, terutama antara generasi muda yang terpapar oleh
budaya luar dan generasi yang lebih tua yang memegang teguh nilai-nilai
tradisional.
3. Integrasi Sosial: Multikulturalisme memainkan peran penting dalam
memastikan integrasi sosial di tengah keragaman. Namun, globalisasi juga
dapat mengganggu proses integrasi ini dengan memperkenalkan ketegangan
antarbudaya dan ketidaksetaraan sosial ekonomi yang dapat memperburuk
kesenjangan antar kelompok.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan


masyarakat Indonesia secara keseluruhan perlu mengambil pendekatan yang inklusif
dalam mempromosikan multikulturalisme. Ini bisa melalui pendidikan multikultural
di sekolah, promosi seni dan budaya lokal, serta pembangunan ekonomi yang inklusif
untuk memastikan bahwa semua kelompok merasakan manfaat dari globalisasi tanpa
kehilangan identitas dan nilai budaya mereka. Selain itu, dialog antarbudaya dan
penghargaan terhadap keragaman juga penting untuk memperkuat integrasi sosial dan
meminimalkan konflik yang mungkin timbul.

C. Contoh Perbandingan antara konsep multikultularisme dengan


kesetaraan yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia

1. Multikulturalisme: Konsep multikulturalisme mengakui dan menghargai


keberagaman budaya, agama, dan etnis dalam suatu masyarakat. Di Indonesia,
multikulturalisme tercermin dalam beragamnya suku, agama, bahasa, dan tradisi

6
budaya yang ada di berbagai wilayah. Contohnya, Indonesia memiliki lebih dari
300 suku bangsa dan ribuan pulau dengan budaya yang berbeda-beda.

Kesetaraan: Sementara itu, kesetaraan menekankan pada perlakuan yang sama


dan hak yang sama bagi semua individu, terlepas dari latar belakang budaya,
agama, atau etnis mereka. Dalam konteks Indonesia, kesetaraan diwujudkan
dalam berbagai kebijakan seperti undang-undang yang melindungi hak asasi
manusia dan menghapuskan diskriminasi rasial atau agama.

2. Multikulturalisme: Multikulturalisme mendorong adanya dialog antarbudaya


dan pengakuan atas perbedaan sebagai kekayaan suatu masyarakat. Di
Indonesia, hal ini tercermin dalam festival budaya, kegiatan seni, dan program
pendidikan yang mempromosikan pemahaman antarbudaya.

Kesetaraan: Kesetaraan mendorong inklusi sosial yang adil dan merata bagi
semua kelompok dalam masyarakat. Di Indonesia, implementasi kesetaraan bisa
dilihat dalam upaya pemerintah untuk memberikan akses yang sama terhadap
pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan bagi semua warga, tanpa
memandang latar belakang budaya atau sosial mereka.

3. Multikulturalisme: Dalam konteks multikulturalisme, masyarakat Indonesia


diharapkan untuk memahami, menghargai, dan merayakan perbedaan budaya,
agama, dan etnis sebagai bagian integral dari identitas nasional.

Kesetaraan: Sementara itu, kesetaraan menuntut perlakuan yang adil dan


merata terhadap semua individu tanpa memandang identitas mereka. Ini berarti
bahwa meskipun menghargai perbedaan budaya, prinsip kesetaraan tetap
menegaskan pentingnya perlakuan yang sama bagi semua orang dalam segala
aspek kehidupan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam era globalisasi yang semakin terkoneksi, konsep multikulturalisme
telah menjadi semakin penting dalam menjaga keberagaman budaya dan nilai-
nilai yang ada di masyarakat. Di Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman
etnis, agama, dan budaya, multikulturalisme menjadi landasan bagi keharmonisan
dan integrasi sosial. Namun demikian, perbandingan dengan konsep kesetaraan
menunjukkan bahwa sementara multikulturalisme menekankan pengakuan
terhadap perbedaan, kesetaraan menekankan perlakuan yang adil dan tanpa
diskriminasi terhadap semua individu tanpa memandang latar belakang mereka.
Contoh konkret dari implementasi multikulturalisme di Indonesia dapat
dilihat dalam keberagaman acara budaya, seperti perayaan Hari Raya Nyepi di
Bali, perayaan Imlek di Tangerang, atau perayaan Natal di seluruh Indonesia. Hal
ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia merayakan dan menghormati
keberagaman agama dan budaya sesuai dengan semangat multikulturalisme.
Namun, tantangan tetap ada dalam mengimplementasikan multikulturalisme
dengan efektif, terutama dalam menghadapi isu-isu sosial seperti intoleransi,
diskriminasi, dan konflik antar-etnis atau agama. Oleh karena itu, perlu adanya
upaya yang terus-menerus dalam mempromosikan dialog antarbudaya,
memperkuat pendidikan multikultural, dan meningkatkan pemahaman akan hak
asasi manusia serta nilai-nilai demokrasi.
Dalam kesimpulannya, multikulturalisme menawarkan pendekatan yang
inklusif dan menghargai keberagaman sebagai aset, tetapi tetap memerlukan
komitmen bersama untuk menciptakan masyarakat yang adil dan berkesetaraan
bagi semua individu, tanpa memandang perbedaan budaya, agama, atau etnis.

8
B. Saran

Menurut pendapat saya baik multikulturalisme maupun kesetaraan harus


diterapkan secara bersama-sama untuk menciptakan masyarakat yang inklusif,
adil, dan harmonis di Indonesia sangat

C. Penutup

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan dan referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memberi
inspirasi kepada pembaca. Terima kasih atas perhatiannya

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Appiah, K. A. (2006). Cosmopolitanism: Ethics in a World of Strangers. W.


W. Norton & Company.
2. Modood, T. (2007). Multiculturalism: A Civic Idea. Polity.
3. Kymlicka, W. (1996). Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of
Minority Rights. Oxford University Press.
4. Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. Basic Books.
5. Suryadinata, L. (2006). Ethnicity and the Chinese in Indonesia. Institute of
Southeast Asian Studies.

iv

Anda mungkin juga menyukai