0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan24 halaman
Patch transdermal dirancang untuk menghantarkan obat secara sistemik melalui kulit dengan menggunakan berbagai metode pembuatan seperti casting pelarut dan membran. Obat dapat menembus kulit melalui stratum corneum, folikel rambut, atau kelenjar keringat untuk mencapai sirkulasi darah.
Patch transdermal dirancang untuk menghantarkan obat secara sistemik melalui kulit dengan menggunakan berbagai metode pembuatan seperti casting pelarut dan membran. Obat dapat menembus kulit melalui stratum corneum, folikel rambut, atau kelenjar keringat untuk mencapai sirkulasi darah.
Patch transdermal dirancang untuk menghantarkan obat secara sistemik melalui kulit dengan menggunakan berbagai metode pembuatan seperti casting pelarut dan membran. Obat dapat menembus kulit melalui stratum corneum, folikel rambut, atau kelenjar keringat untuk mencapai sirkulasi darah.
Tiffany Nuratie Aryasetiawan (1110012) Fawandi Fuad Alkindi (1110290) Zela Selviana Anastasia (1110298) Karina Ayu Wulandari (1110299) I Wayan LD Purnamahardika (1110336) Laila Nur Hidayatulloh (1110347) Patch merupakan sebuah inovasi sistem penghantaran obat yang bisa digunakan untuk mendapatkan efek sistemik yang efektif dengan melewati metabolism hepatic first pass dan meningkatkan fraksi terabsorbsi. Sedangkan sistem penghantaran obat secara transdermal adalah formulasi yang diterapkan pada permukaan tubuh dan dirancang untuk memberikan obat aktif di kulit, ke dalam sirkulasi sistemik. (Trivedi et al) Transdermal pacth dirancang untuk menghantarkan obat dengan dosis spesifik ke dalam kulit dan sirkulasi sistemik. Produk transdermal patch pertama kali disetujui oleh FDA pada tahun 1981. (Dhiman et al) Matriks polimer- tulang belakang TDDS, yang mengontrol rilisnya obat. Polimer harus non- reaktif secara kimia, tidak terurai saat penyimpanan, tidak toksik, dan murah. Contoh: cellulose derivatives, zein, gelatin, shellac, waxes, gums, Polybutadiene, hydrin rubber, polyisobutylene, silicon rubber, nitrile, acrylonitrile, neoprene, Polyvinyl alcohol, polyvinylchloride, polyethylene, polypropylene, polyacrylate, polyamide, polyurea, polyvinylpyrrolidone, polymethylmethacrylate. Obat- rute transdermal merupakan opsi atraktif yang ekstrim untuk obat dengan farmakologi dan fisiko-kimia yang tepat. Peningkat permeabilitas- meningkatkan permeabilitas stratum corneum agar bisa mencapai tingkat terapetik obat yang tinggi. Contoh: DMSO. Adesif- meningkatkan permeabilitas stratum corneum agar bisa mencapai tingkat terapetik obat yang tinggi. Backing laminates- harus yang memiliki modulus rendah atau fleksibilitas tinggi. Contoh: vinyl, polyethylene. Release liner- melindungi patch saat penyimpanan. Bahan tambahan yang lain seperti plasticizer dan pelarut.
Patch transdermal ini disiapkan dengan metode casting pelarut. HPMC 6 cps ditimbang dan dilarutkan dalam sistem pelarut etanol dan DCM dengan rasio perbandingan (2:1). Plasticizer ditambahkan pada larutan polimer dan dicampur merata selama 30 menit dengan menggunakan pengaduk magnetik. Selanjutnya obat itu digabungkan dengan agitasi kontinyu. Patch dibuat dengan casting obat dimasukkan dalam larutan polimer ke dalam petridish. Larutan casting dikeringkan pada suhu kamar selama 12 jam kemudian patch dipotong dengan ukuran 1x1 cm. Patch kering kemudian dikemas dengan alumunium foil dan disimpan dalam desikator. (Trivedi et al) Selain itu menurut Prabhakar et al, ada beberapa metode pembuatan transdermal patch: Mercury Substrate Method Circular Teflon Mould Method Glass Substrate Method By Using IPM Membranes Method By Using EVAC Membranes Method Aluminium Backed Adhesive Film Method Asymmetric TPX Membrane Method
Metode ini meliputi jumlah obat yang terlarut seperti yang telah ditetapkan larutan polimer bersama dengan plasticizer. Larutan tadi diaduk pada waktu tertentu untuk menghasilkan disperse homogeny dan kemudian disimpan sampai gelembung udara hilang dan diuapkan dalam cincin gelas yang ditempatkan diatas permukaan merkuri pada cawan petri. Laju evaporasi larutan dikontrol dengan menempatkan corong terbalik pada cawan petri. Lapisan film yang telah kering kemudian disimpan dalam desikator. Larutan mengandung polimer dalam berbagai rasio digunakan dalam pelarut organic. Obat kemudian dilarutkan dalam pelarut organic. Plasticizer ditambahkan dalam larutan polimer obat. Kemudian diaduk dan diuapkan pada cetakan teflon berbentuk bulat. Laju evaporasi larutan dikontrol dengan menempatkan corong terbalik pada cetakan teflon. Larutan diuapkan selama 24 jam. Lapisan film yang telah kering kemudian disimpan dalam desikator. Larutan polimer disimpan agar tidak mengembang lalu sejumlah plasticizer dan larutan obat ditambahkan kemudian diaduk selama 10 menit. Selebihnya, itu adalah waktu untuk mengeluarkan udara yang terjebak dan teruapkan ke cawan petri anumbra yang kering dan bersih. Laju evaporasi larutan dikontrol dengan menempatkan corong terbalik pada cawan petri. Setelah semalam, lapisan film yang kering dikeluarkan dan disimpan dalam desikator. Dalam metode ini, obat didispersikan kedalam campuran air dan propilen glikol yang mengandung polimer carbomer 940 dan diaduk selama 12 jam dengan magnetic stirrer. Dispersi tadi dinetralisasi dan dikentalkan dengan menambahkan TEA. Buffer pH 7.4 bisa digunakan untuk memperoleh larutan gel, jika kelarutan obat dalam larutan aqueous sangat jelek. Gel yang terbentuk akan tergabung dalam membrane IPM. 1% carbopol reservoir gel, polyethylene (PE), ethylene vinyl acetate copolymer (EVAC) membranes bisa digunakan sebagai pengontrol laju membrane. Apabila obat tidak larut air, propilen glikol digunakan untuk persiapan gel. Obat dilarutkan dalam propilen glikol; carbopol resin ditambahkan dan dinetralisasi menggunakan larutan NaOH 5% b/b. Obat (dalam bentuk gel) ditempatkan di lembaran dari lapisan belakang yang menyelimuti area spesifik. Kontrol laju membran akan ditempatkan melewati gel dan ujung-ujungnya akan tertutup panas untuk meraih kebocoran. Sistem penghantaran obat transdermal dapat memproduksi matriks yang tidak stabil apabila loading dose nya lebih besar dari 10 mg. Untuk persiapannya, kloroform digunakan sebagai pelarut. Obat akan terlarut dalam kloroform dan material adesif akan terlarut ke dalam larutan obat. Sebuah patch prototype bisa diproduksi pabrik dengan film polyester tersegel panas (tipe 1009, 3m) dengan cekungan berdiameter 1 cm sebagai sandaran membrane. Sampel obat dikeluarkan kedalam membrane cekung, dibungkus TPX {poly (4- methyl-1-pentene)} asymmetric membrane dan disegel dengan adesif. (jurnal jddtonline) 1. Saluran keringat 2. folikel rambut 3. Kelenjar sebasea, atau langsung melewati stratum corneum. (Dhiman et al) Ketika obat menyentuh permukaan kulit, penetrasi ke dalam kulit dapat melalui berbagai rute. Obat berpenetrasi bisa melalui stratum corneum (transepidermal) atau melalui apendiks (transappendageal). Selama penetrasi di stratum corneum, ada dua kemungkinan rute yang bisa terjadi, penetrasi alternative lewat corneocytes dan lamella lipid (rute trans selular), dan penetrasi lewat jalur berliku-liku di dalam lamella lipid (rute interselular). (Prabhakar et al)