P 4A 0 PARTUS MATURUS
DENGAN SC ATAS
INDIKASI SOLUSIO
PLASENTA + IUFD
D I SU S U N OL EH : F IR D H A
FACH RUN N I S A ( 1 2 1 0 0 1 1 5 0 9 8 )
PE M B I M B I NG : D R . D H A N N Y P R I M A N TAR A
J O H A N SA N TOSO, S P.O G
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. D
Umur
: 31 Tahun
Alamat
: Cilawu
Pendidikan: SD
Pekerjaan : IRT
Agama
: Islam
Medrek
: 8433**
: Kalimaya
Nama Suami
: Tn. W
Umur
: 34 Tahun
Alamat
: Cilawu
Pendidikan: SD
Pekerjaan : Pedagang
Agama
: Islam
Dikirim oleh
: Bidan
Keterangan
:-
Sifat
: Rujukan
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : Perdarahan
ANAMNESIS KHUSUS :
G4P3A0 merasa hamil 9 bulan, datang dengan keluhan
perdarahan yang keluar dari jalan lahir sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Darah yang keluar berwarna merah kehitaman
dan jumlahnya sedikit. Pasien mengaku adanya nyeri pada
perutnya terasa sangat nyeri seperti disayat sejak 6 jam SMRS.
Nyeri perut muncul tiba-tiba dan dirasakan terus menerus hingga
saat ini. Pasien juga mengeluh perutnya terasa tegang sejak 1
minggu yang lalu.
RIWAYAT OBSTETRI
Kehamilan
Tempat
Penolong
ke
Rumah
Bidan
Cara
Cara
kehamilan
persalinan
Aterm
Spontan
BB lahir
Jenis
kelamin
30000
gram
II
Rumah
Bidan
Aterm
Spontan
Usia
3500
Keadaan
Hidup/Mati
11
tahun
7 tahun
5 tahun
gram
III
Bidan
Bidan
Aterm
Spontan
3000
gram
IV
KETERANGAN TAMBAHAN
Status : Menikah (kedua kali)
Usia nikah : 30 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Usia nikah suami : 34 tahun
Pendidikan terakhir suami : SD
Pekerjaan suami : Pedagang
HAID
HPHT : 08 Mei 2015
Taksiran persalinan : 15 Februari 2016
Siklus haid: Teratur
Lama haid : 7 hari
Banyaknya darah : Biasa, 2 pembalut/hari, tidak penuh
Nyeri haid : Tidak dirasakan
Menarche usia : 14 Tahun
RIWAYAT KONTRASEPSI
Kontrasepsi terakhir : KB suntik 3 bulan
Akseptor KB sejak tahun 2013 sampai dengan 2014
Alasan berhenti KB : Ingin punya anak lagi
PRENATAL CARE
Ke bidan. Jumlah kunjungan PNC 8 kali. Terakhir PNC 1 bulan yang
lalu.
KELUHAN SELAMA KEHAMILAN
Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi
Nadi
Respirasi
Suhu
: 90/70 mmHg
: 110 x/menit
: 28 x/menit
: 36,5 C
Kepala :
KGB : Tidak
Pulmo :
Abdomen :
Cembung, lembut, Nyeri tekan (+),
Defans muscular (+)
Hepar dan Lien : sulit dinilai
Ekremitas :
Varises --/--
STATUS OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
TFU / Lingkar Perut : 27 cm/78 cm
Letak Anak: Kepala, Punggung Kanan,
5/5
His: - x/10 menit, lama his - detik
DJJ : -x/menit/reguler
TBBA: 3.410 gram
Inspekulo : Keluar sedikit darah berwarna merah kehitaman dari OUE,
pembukaan (-)
Perabaan Fornices : Teraba keras pada seluruh bagian fornices
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan
Vulva/Vagina: Portio : Pembukaan : Ketuban: Bag. Terendah: -
DIAGNOSIS AWAL
G4P3A0 Gravida 31-32 minggu d/ Pendarahan Antepartum ec susp. Solusio
plasenta+IUFD
RENCANA PENGELOLAAN AWAL
Observasi KU, TTV, His, BJA
Infus RL 500 cc 20 gtt
Cek hematologi rutin
Pro USG
Rencana terminasi kehamilan
Bila Hb <8 gram/dL Transfusi PRC
Informed consent
Motivasi KB Pasien ingin KB IUD
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
HEMATOLOGI RUTIN
Tanggal : 03 Maret 2016
Hemoglobin : 8,8 gram/dL
Hematokrit
Leukosit
Tombosit
Eritrosit
: 28 %
: 16.880/mm3
: 1922,000/mm3
: 3.50/mm3
DIAGNOSIS KERJA
G4P3A0 Gravida 31-32 minggu d/ perdarahan antepartum ec
solusio plasenta + IUFD
PENGELOLAAN LANJUTAN
Rencana terminasi kehamilan dengan SC
Nama : Ny. W
Umur : 34 Tahun
No. CM :8536**
Ruang : Kalimaya
Asisten Anestesi :
Pak eki
Jenis Anestesi : NU
Obat Anestesi : ISO + 02
Diagnosa Pra-Bedah :
Indikasi Operasi :
Solusio plasenta
Jenis Operasi :
SCTP
PROSEDUR OPERASI
Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya
Dilakukan insisi mediana inferior sepanjang 10 cm
Setelah peritoneum dibuka, tampak dinding depan uterus
Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat melintang
Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor abdomen
SBR disayat konkaf, bagian tengah ditembus oleh jari penolong dan diperlebar ke kiri dan
kanan
Jam 09.58 WIB : Lahir bayi laki-laki dengan meluksir kepala tanpa ada tanda kehidupan
BB : 15000 gram PB: 30 cm A-S:
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik
Jam 10.00 WIB : Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
B : 150 gram Ukuran : 15 x 12 x 10 cm
SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur interloking. Lapisan
kedua dijahit secara overhecting matras. Setelah yakin tidak ada perdarahan, dilakukan
reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing
Perdarahan dirawat
Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah
Fascia dijahit dengan safil no.I, kulit dijahit secara subkutikuler
DIAGNOSIS AKHIR
DIAGNOSIS KERJA :
G4P3A0 Gravida 31-32 minggu d/
pendarahan antepartum ec solusio
plasenta + IUFD
DIAGNOSIS AKHIR :
P4A0 Partus Maturus Dengan SC Atas Indikasi Solusio
Plasenta + IUFD
FOLLOW UP
Terlampir
DASAR
TEORI
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan dari jalan lahir pada wanita hamil dengan usia
kehamilan 20 minggu atau lebih sebelum lahirnya janin
Plasenta
Previa
Solusio
Plasenta
PERDARAHAN
ANTEPARTUM
SOLUSIO PLASENTA
PLASENTA PREVIA
Perdarahan antepartum
kegawatdaruratan obstetri
penyebab utama morbiditas & mortalitas maternal & perinatal
Merupakan penyulit pada 2-5% dari seluruh kehamilan
SOLUSIO PLASENTA
Terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya,
pada plasenta yang implantasinya normal sebelum
janin lahir.
Keluar melalui
cervix
Darah tidak
keluar,
berkumpul di
belakang
plasenta
External
hemorrhage
Concealed
Hemorrhage
PREVALENSI
Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab
perdarahan
antepartum
yang
memberikan
kontribusi terhadap kematian maternal dan
perinatal di Indonesia.
Angka kejadian solusio plasenta sangat bervariasi
dari 1 di antara 75 sampai 830 persalinan dan
merupakan penyebab 20-35% kematian perinatal.
Solusio plasenta sering berulang pada kehamilan
berikutnya. Kejadiannya tercatat sebesar 1 di
antara 8 kehamilan
Usia lanjut
Multiparitas
Ketuban pecah sebelum
waktunya
Defisiensi asam folat
Merokok, alkohol, kokain
Mioma Uteri
Sedang
Berat
Uterus tegang
Terdapat syok
Janin biasanya mati
PATOLOGI
Solusio plasenta dimulai dengan perdarahan di desidua
basalis yang menyebabkan hematoma desidua yang
mengangkat lapisan-lapisan di atasnya.
Hematoma semakin lama semakin membesar sehingga
bagian plasenta terlepas.
Akhirnya hematoma mencapai tepi plasenta dan mengalir
keluar di antara selaput janin dan dinding rahim.
GEJALA
1. Perdarahan dari jalan lahir dengan atau tanpa disertai
rasa nyeri
2. Perabaan uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang
3. Janin dapat dalam keadaan baik, gawat janin, atau mati
Pemeriksaan
Penunjang
DIAGNOSIS
BANDING
Plasenta Previa
Ruptur Uteri
PENATALAKSANAAN
DERAJAT RINGAN
Aktif bila :
Usia kehamilan cukup bulan, janin hidup
dilakukan persalinan per abdominam
Usia kehamilan kurang bulan, janin
viabel (pematangan paru sebelumnya
bila memungkinkan), dengan persalinan
per abdominam
Bila keadaan memburuk (perdarahan
dan kontraksi uterus berlangsung terus)
dikelola sebagai derajat sedang/berat
PENATALAKSANAAN
DERAJAT SEDANG/BERAT
1. Perbaikan keadaan umum
Resusitasi cairan/transfusi darah
Atasi kemungkinan gangguan perdarahan
2. Melahirkan janin
Dengan mengupayakan partus pervaginam (amniotomi dan
tetes oksitoksin) bila skor pelvik >6 atau bila diperkirakan
persalinan bisa berlangsung <6 jam
Dengan persalinanan perabdominam bila skor pelvik <6 atau
bila diperkirakan persalinan bisa berlangsung >6 jam, atau
bila sesudah 6 jam dikelola janin belum lahir pervaginam
Catatan : Bila janin masih hidup dan kemungkinan viable,
dilakukan tindakan persalinan dengan seksio sesarea
KOMPLIKASI
Maternal
Syok Hipovolemik
Gagal ginjal
Uterus couvelaire
Gangguan
pembekuan darah
Kematian
Fetal
Kematian janin
PROGNOSIS
Prognosis solusio plasenta tergantung dari:
Luasnya bagian plasenta yang terlepas,
Banyaknya perdarahan,
Lamanya solusio plasenta berlangsung,
Beratnya hipofibrinogenemia
Prognosis bagi ibu umumnya baik, dengan persediaan darah
yang cukup dan penatalaksanaan yang sesuai. Prognosis
bagi bayi umumnya buruk, pada derajat yang berat angka
kematian bayi mencapai 90 %.
IUFD
Janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram
atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan
20 minggu atau lebih.
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi
Etiologi
Faktor maternal : Kehamilan serotinus, DM tidak terkontrol,
SLE, infeksi, hipertensi, preeklamsia, eklamsia,
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture
uteri, antifospolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian
ibu
Faktor fetal : Hamil kembar, hamil tumbuh terhambat,
kelainan kongenital, kelainan genetic, infeksi
Faktor plasenta : Kelainan tali pusta, lepasnya plasenta, KPD,
vasa previa
Diagnosis
Gerakan janin berkurang
DJJ tidak ditemukan
Diagnosis pasti dengan USG
TFU menurun, berat badan ibu menurum, lingkaran perut ibu
mengecil
Pengelolaan
Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah
2 minggu umumnya tanpa komplikasi.
Faktor risiko :
KPD, korioamnionitis, bakteriuri
Riwayat prematur atau sebelumnya terjadi prematur
kontraksi, riwayat abortus sebelumnya( Abortus 2 X pada
trimester kedua)
Riwayat abortus iminens pada kehamilan ini
Pendarahan antepartum : Plasenta previa/ solusio plasenta
PENATALAKSANAAN
PERMASALAHAN
1.
2.
3.
1. Apakah diagnosis dan prosedur diagnostik pasien pada kasus ini sudah benar?
G4P3A0 Gravida 31-32 minggu d/ Solusio plasenta +IUFD
Diagnosis dan prosedur diagnostik pada pasien ini sudah tepat, karena:
Dari anamnesis didapatkan:
.Riwayat obstetri: Pasien sudah melahirkan tiga orang anak, merupakan kehamilan
keempat pasien, tidak ada riwayat IUFD/abortus sebelumnya G4P3A0
.HPHT: April 2015 (Didapatkan taksiran persalinan 22 Januari 2016, kehamilan
aterm 39-40 minggu)
.Nyeri perut yang mucul tiba-tiba dan dirasakan terus menerus
.Perut terasa tegang
.Perdarahan dari jalan lahir
.Perdarahan sedikit dan berwarna kehitaman
.Belum merasakan adanya mulas yang semakin sering dan semakin kuat, tidak ada
cairan ataupun lendir yang keluar dari jalan lahir gravida
.Gerakan janin kurang aktif dirasakan hingga saat ini
Alhamdulillah