Anda di halaman 1dari 22

Firyal Yasmin

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif


dan kuantitatif
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu
proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai yang
kurang penting

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa


pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan politik
3. Persepsi masyarakat
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara


sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
Scoring Technique (Metode Penskoran)
Non Scoring Technique

1.
2.

Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas


masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik nonskoring
Metode Delbeq
Metode Delphi

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah


melalui diskusi kelompik namun pesertadiskusi terdiri dari
para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya
dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang
sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati
bersama.

1.
2.
3.

4.
5.
6.

Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang


berjumlah antara 6 sampai 8 orang
Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan
ditentukan peringkat prioritasnya
Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat
urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan
prioritasnya
Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup
Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan
hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah
Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling
kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi


pemberian peringkat tersebut, dengan harapan masingmasing orang akan mempertimbangkan kembali
peringkat yang diberikan setelah mengetahui nilai ratarata
Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk
menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang
lain

1.
2.
3.

Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam


menentukan peringkat prioritas tersebut
Penentuan peringkat bisa sangat subyektif
Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari
interest yang berbeda dan tidak untuk menentukan
prioritas atas dasar fakta

Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang


yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi
tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang
disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah
dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta
yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah
yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas
masalah yang dicari

1.
2.
3.

4.

5.

Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan


Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang
dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan
Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima
kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan
alternatif solusi penyelesaian masalah
Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon
yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman
kepada partisipan
Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan
skala prioritas/ memeringkat alternatif solusi yang
dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pemimpin
kelompok/pembuatan keputusan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan


memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu
yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah:
Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah
Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)
Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah
tersebut (degree of unmeet need)
Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut
diatasi (social benefit)
Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibility)
Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk
mengatasi masalah (resources availibility)

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi


1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu
masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka
kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan
tersebut
3. Manageability
: Kemampuan untuk mengelola dan
berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
: Sikap dan perasaan
masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang


ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor
yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah
kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan
penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi
metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu hasil yang didapat
dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter


diletakkan pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian
masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria
yang dipakai ialah:
1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah
2. Severity
: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan
dengan case fatality rae masing-masing
3. Vulnerability: Menunjukan sejauh mana masalah tersebut
4. Community and political concern : Menunjunkan sejauh mana
masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan
para politisi
5. Affordability : Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalahmasalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada
kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke
parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter
tersebut.

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus


ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan
digunakan. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian
masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot
penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada.
Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria
dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi

Emergency

: Kegawatan menimbulkan kesakitan


atau kematian
Greetes member : Menimpa orang banyak,
insiden/prevalensi
Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di
luar kesehatan
Feasibility
: Kemungkinan dapat/tidaknya
dilakukan
Policy
: Kebijakan pemerintah daerah
/nasional

Kelompok kriteria A = besarnya masalah


Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena
penyakit tersebut
Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi
masalah tersebut
Besarnya kerugian lain yang diderita
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya
angka morbiditas dan mortalitas, kecendrungannya dari waktu ke
waktu
3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat
penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya
(biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10
(sulit mudah)
1.

Kelompok kriteria D = Pearl faktor, dimana :


P = Propriatness (kesesuaian masalah dengan prioritas
berbagai kebijaksanaan / program / kegiatan instansi /
organisasi terkait
E
=
Economic feasibility (kelayakan dari segi
pembiayaan)
A = Acceptability (suatu penerimaan masyarakat dan
instansi terkait / instansi lainnya
R = Resource availability (ketersediaan sumber daya untuk
memecahkan masalah : tenaga, sarana / peralatan, waktu)
L = Legality (dukungan aspek hukum / perundangundangan / peraturan terkait seperti peraturan
pemerintah/juklak/juknis/protap)

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan.


Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang
harus diberi skor 0 10.
C
=
Capability (ketersediaan sumber daya (dana, saran,
dan peralatan)
A=
Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksana seperti
peraturan)
R
=
Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun
kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi)
L=
Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas)

Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan


skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:
M
=
Magnitude of the problem (besarnya masalah yang
dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah,
keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait
I =
Importancy / kegawatan masalah (tingginya angka
morbiditas dan mortalitas serta kecendrungan dari waktu ke
waktu)
V
=
Vulnerability (sensitif atau tidaknya pemecahan
masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sensitifitsnya dapat diketahui dari perkiraan hasil (output) yang
diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang
dipergunakan
C=
Cost (biaya atau dana yang dipergunakan untuk
melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin
kecil skornya

Anda mungkin juga menyukai