PARAMETER-PARAMETER FUNGSI
HATI
1. Bilirubin
2. Waktu Prothrombin
(Prothrombin time)
3. Serum Albumin
4. Asites
Asites merupakan akumulasi cairan lymph
pada ruang peritoneal.
Asites memiliki tiga tingkatan:
Tingkat 1: ringan, asites hanya dapat
dideteksi dengan pemeriksaan ultrasound.
Tingkat 2: sedang, terlihat sedikit
pembengkakkan abdomen yang simetris.
Tingkat 3: berat, tampak pembengkakkan
abdomen yang besar
5. Ensefalopati Hepatik
Ensefalopati hepatik dikarenakan akumulasi zat-zat
beracun pada aliran darah yang normalnya dikeluarkan
melalui hati.
Tingkat keparahan ensefalopati hepatik menurut kriteria West
Haven:
Tingkat 1 (Ringan): terlalu senang ataupun gelisah; kurangnya
konsentrasi
Tingkat 2 (Lesu): minimal disorientasi terhadap waktu dan
tempat.
Tingkat 3 (Pingsan): tapi tetap responsif dengan stimulasi
verbal, kebingungan.
Tingkat 4 (Koma): tidak responsive
6. Enzim-Enzim Transferase
Perbandingan antara AST dan ALT dapat
menjadi tambahan petunjuk pada beberapa
gejala penyakit:
ALT>AST terjadi pada
gangguan fungsi hati kronis, AST>ALT terjadi
pada sirosis hati.
Perbandingan AST:ALT yang besar juga sangat
berguna, jika >2 mengindikasikan gangguan
fungsi hati dikarenakan alkohol, dan bila
perbandingannya
<1.0
mengisyaratkan
gangguan fungsi hati non-alkohol
7. Gamma-Glutamyl
Transferase (GGT)
8. Alkaline Phosphatase
(ALP)
PERHITUNGAN NILAI
CHILD-PUGH SCORE
Child-Pugh (kadang-kadang disebut juga ChildTurcotte-Pugh Score) digunakan untuk meramalkan
ganguan fungsi hati yang telah kronik, seperti
sirosis.
Nilai Child-Pugh dapat digunakan sebagai indikator
atas kemampuan pasien untuk memetabolisme obat
yang dieliminasi pada hati.
Nilai Child-Pugh
poin 8 9 menggambarkan penurunan yang sedang
pada dosis obat awal (~25%)
poin 10 atau lebih mengindikasikan penurunan yang
signifikan pada pemberian dosis awal (~50%)
PERHITUNGAN NILAI
CHILD-PUGH SCORE (2)
PERHITUNGAN NILAI
CHILD-PUGH SCORE (3)
CONTOH KASUS
Pasien
perempuan (AL) berumur 61
tahun dirawat di Klass Interne Penyakit
Dalam RSAM Bukittinggi dari tanggal 21
Oktober s.d 5 November 2011, dengan
gejala: perut membesar, muntah, letih,
lesu, nafsu makan menurun, mata
kuning, kesadaran menurun dan merasa
kebingungan.
Pasien
didiagnosa
mengalami sirosis hepatik.
Lanjutan
Selama terapi diberikan obat-obatan berupa:
Ciprofloxacin 2x500 mg
Spironolakton 1x100 mg
Sistenol (PCT 500 mg dan asetilsistein 200 mg) 3x1 tab
Propanolol 3x40 mg
Curcuma 3x1 tab
Medopar (a-metildopa 250 mg) 3x1 tab
Lactulac 3x 30 cc
Lanjutan
Hasil Pemeriksaan Laboratorim yang penting:
Bilirubin total : 11,6 mg/dL
Albumin darah : 2,2 g/dL
Prothrombin time : 22, 6 det
Hasil pemeriksaan penunjang lainnya:
Asites : Parah
Enselopati hepatica : parah
Dalam
hal
ini
obat
yang
dimetabolisme di hati terutama
propanolol dan paracetamol. Oleh
sebab itu dosisnya diturunkan
hingga 50% dari dosis normal.
Paracetamol
(sistenol)
menjadi
3x1/2tab (250 mg bila demam), dan
propanolol menjadi 3x20 mg.