Anda di halaman 1dari 19

BAB 3

AQIDAH, IMAN DAN TAUHID


Aqidah,

Iman dan Tauhid


Siapakah Orang Beriman itu?
Marifatullah dan Metodenya
Nafi-Itsbat

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Aqidah, Iman dan Tauhid

Aqidah: Perkara yang wajib diyakini


kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak tercampur sedikitpun dengan keraguan.
Iman: Sesuatu ang diyakini dalam hati,
diucapkan dengan lisandan diamalkan dengan
angota tubuh.
Tauhid: Mengesakan Allah.

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Dalil Fitrah
Fitroh umat manusia

Al-Araf,7:172.
As Sajdah,32:9

Siapakah ALLAH SWT?

10/26/16

Al Hajj, 22:22-24
Yunus,10:12; 10:22

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Dalil Aqli

Adanya ALLAH,bisa dibuktikan melalui


perenungan diri dan alam semesta dengan
menggunakan akal,berpikir menurut patokan
cara berpikir (reasoning).

Untuk lebih jelas lihat An Nahl, 12:10-18

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Dalil Naqli

Manusia tetap memerlukan Dalil Naqli yang


bersumber dari Al quran dan sunnah,untuk
membimbing manusia agar tidak mengingkari
ALLAH SWT (Al Hadiid, 57: 3; Ar Rahman, 55:2627; Asy Syura, 42:11).
ALLAH SWT mempunyai nama-nama yang disebut
asmaul husna dan sifat-sifat yang ada di dalam Al
Quran (Al Araaf, 7:180).

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Siapakah Orang Beriman Itu?


Orang yang imannya benar:
Beriman kepada Allah
Beriman kepada Rasul
Lulus menghadapi ujian (yang menyenangkan maupun
yang menyusahkan)
Tidak ragu dalam beriman. Ketidakraguan dalam
menyikapi datangnya ujian letaknya di hati dan terpantul
dalam sikap dibuktikan dengan berjuang menggunakan
harta dan jiwa di jalan Allah yaitu bersungguh-sungguh
menggerakkan potensi menegakkan agama dengan misi
dakwah yang didukung dengan taklim, ibadah, amal sosial
dengan akhlak Rasulullah
SAW
10/26/16
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid
6

Proses uji keimanan


Orang beriman
Datang ujian dari Allah
Tahu bahwa imannya
shodiq (benar) atau kadzib (dusta)

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Macam-macam Ujian
1.

Ujian yang tidak menyenangkan


- Ditimpa bencana/musibah (QS.Al Hajj, 22:11)
- Mendapat fitnah(QS.Al Ankabut, 29:10)
- Kekurangan harta dan jiwa (QS.Al Baqarah, 2:155-157)

2.

Ujian kesenangan
- Diberi karunia (QS.At Taubah, 9:75-77)
- Mendapat harta di dunia (QS.Ali Imron, 3:186)

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Sikap manusia terhadap ujian


1.

2.

10/26/16

Orang yang soleh. Bila Allah memberikan


sebahagian karunia-Nya mereka akan
bersedekah dan bila Allah mendatangkan
musibah mereka akan senantiasa sabar dan
tawakal.
Orang yang selalu membelakangi
kebenaran. Bila Allah memberikan
sebahagian karunia-Nya mereka kikir dan
berpaling dan bila Allah mendatangkan
musibah mereka akan semakin menjauh.
Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

Orang yang beriman diuji Allah


(QS.Ali Imran,3:86)
1.
2.
3.
4.

10/26/16

Menggunakan hartanya
Menggunakan dirinya
Menyikapi gangguan dari orang kafir
kitabi
Menyikapi gangguan dari orang kafir
musyrikin

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

10

Marifatullah dan Metodenya

Marifatullah

10/26/16

Marifah = Pengenalan
Allah

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

11

Cara-cara Mengenal Allah


Mengenal

nama - namaNya
Mengenal sifat sifatNya
Mengenal perbuatanNya
Menggunakan akal untuk memperhatikan
ciptaan ciptaanNya
Memperdalam ilmu

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

12

Ilmu
Ilmu

digunakan untuk berfikir tapi harus tahu batas


jangkauan
Mengerti dan melaksanakan ilmu
Ilmu yang ada di otak harus masuk ke dalam hati
Ilmu yang dikehendaki adalah ilmu yang bermanfaat
bukan ilmu yang menjadi tuntutan
Ilmu mengantarkan manusia agar takut kepada Allah
Ilmu yang dimiliki harus diimani dengan benar

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

13

Kerja Filosof dan Anbiya


Kerja

Filosof: tidak menggarap hutan, tanah, laut,


dll. tapi menggarap manusia. Sasarannya adalah
otak, akal, pemikiran manusia.

Kerja

anbiya: juga menggarap manusia, tapi


bidangnya berbeda dari filosof. Sasarannya adalah
hati manusia.

Marifatullah

melalui akal belum final, tapi


merupakan sarana tetapi itu semua tergantung
hati manusia itu.

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

14

Tempat

ilmu adalah di akal yang ada di otak,


sedangkan yang dikehendaki adalah bagaimana
ilmu tersebut turun dan masuk ke hati.
Kalau marifat dengan ilmu saja, maka ahli kitab
(taurat dan injil) mengenal nabi Muhammad SAW
lebih daripada mengenal anak mereka sendiri
(QS. Al Baqarah, 2:146)

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

15

Iman dan Taqwa Digital


(Nafi dan Itsbat)

Era digital dimulai sejak ditemukannya bilangan biner yang tidak


mengenal angka lain kecuali angka 0 dan 1, telah mengubah suatu
zaman.
Pada manusia, bilangan biner akan melahirkan peradaban
manusia yang sangat tinggi yaitu manusia digital yang hanya
mengenal angka 0 dan 1dalam berprinsip hidup.
Angka 0 merupakan lambang kesucian hati dan fikiran, sedang
angka 1 merupakan lambang ke-Esaan Tuhan
Prinsip hidup manusia bahwa Laa (0) ilaaha, illallah (1), Dia-lah
yang Maha Esa. Ini yang dinamakan era digital manusia yaitu era
dimana manusia menjadi tulus ikhlas (0) karena berprinsip kepada
Allah (1) dan tidak menuhankan yang lain (0), sehingga seluruh
potensinya muncul luar biasa.

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

16

Seruan para Nabi dan Rasul diutus kepada manusia adalah sama
yaitu, agar manusia hanya menghamban diri kepada Allah

Inti ajakan para Nabi. Sesuai dengan fitrah manusia hanya


bertuhankan Allah (QS Al Araf : 172) yaitu menafikan segala macam
ilah dan menetapkan (itsbat) hanya kepada Allah.

Ilah adalah segala apa saja selain Allah yang dianggap bisa
memenuhi hajat hidup manusia, menyelesaikan persoalan hidup,
dan menghindarkan bahaya.

Kata ilah mempunyai pengertian yang sangat luas. Maka kata ini
dipilih Allah sebagai kalimat thoyyibah (Laa ilaaha illallah). Iqrar ini
bersifat komprehensif yang mencakup pengertian seluruh sifat-sifat
Allah dengan asmaul husna-Nya.

10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

17

Sebagai contoh :

10/26/16

Allah Khaliq (Maha Pencipta). Laa Khaaliqa illallah


(tidak ada yang bisa mencipta kecuali Allah)
Allah Raaziq (Maha Pemberi Rizqi). Laa Raaziqa
illallah (tidak ada yang bisa memberi rizqi kecuali
Allah)
Allah Maalik (Maha Memiliki/merajai/menjaga). Laa
Maalika illallah (tidak ada yang merajai kecuali Allah)
Berkata benar termasuk bagian dari taqwa. Orang
berkata jujur termasuk qaulan sadida. Puncak qaulan
sadida adalah kalimat tauhid Laa ilaha illallah.

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

18

Dalam rangka melatih dan membiasakan diri untuk membuang


keyakinan yang salah serta memasukkan keyakinan yang benar
kedalam hati dibuat contoh perlunya mengulang-ulang kalimat
berikut.
Misalnya tentang obat / dokter :
Obat / dokter tidak bisa menyembuhkan
Tetapi Allah-lah yang bisa menyembuhkan
Untuk menyembuhkan, obat / dokter berhajat (minta
pertolongan) Allah
Sedang Allah untuk menyembuhkan tidak membutuhkan
obat/dokter
Allah bisa menyembuhkan dengan obat/dokter atau tanpa
obat/dokter
Laa ilaha illallah
Begitu pula buatlah contoh-contoh lain dan diulang-ulang
sehingga menyebabkan masuk kedalam hati.
10/26/16

Bab 3: Aqidah, Iman dan Tauhid

19

Anda mungkin juga menyukai