Anda di halaman 1dari 44

Wawancara dan

Pemeriksaan Psikiatrik
Nuzma Anbia
110103000015
Stase Psikiatri Kepaniteraan Klinik
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
RSUP Fatmawati
2014

Wawancara
Psikiatrik

Tujuan :
Mendapatkan diagnosis multiaksial
Mengetahui faktor-faktor :
1.Biologik
2.Psikologik
3.Sosial-budaya

Komponen
Rapport
Teknik wawancara
Menilai status mental
Menegakkan diagnosis

Wawancara psikiatri

Mampu menunjukkan perhatian,


keprihatinan, rasa hormat dan empati
terbina suatu rapport dan kepercayaan
pasien berbicara jujur dan akrab
Mampu membina keterampilan dan
tehknik wawancara pasien dapat
mendeskripsikan gejala ditentukannya
sindrom atau diagnosis

Rapport (hubungan dokterpasien)


1. Buat diri anda dan pasien nyaman
Jangan tegang atau cemas
Kenali bahasa tubuh (non-verbal) pasien
Berikan respons
Fokus pada pasien
2. Temukan penderitaan pasien, tunjukkan empati dan
perhatian
3. Menilai tilikan pasien, jadilah temannya.
4. Tunjukkan bahwa anda ahli menghadapi masalah seperti
yang dialaminya
5. Tunjukkan kemampuan memotivasi dan memandu
6. Seimbangkan peran anda sesuai keadaan:
- the empathic listener, the expert, the authority

Teknik Wawancara yang Umum


Nancy Anderson & Donald Black telah menuliskan 11 teknik
yang sering pada sebagian besar situasi wawancara Psikiatrik

1. Dapatkan raport seawal mungkin


pd wawancara
2. Tentukan keluhan utama pasien
3. Gunakan keluhan utama untuk
mengembangkan diagnosis
banding sementara

6.

7.
8.

4. Singkirkan atau masukan


berbagai kemungkinan dignostik
dg menggunakan pertanyaan yg
terpusat & terinci.

9.
10.

5. Ikuti jawaban yg samar atau tak


jelas dg cukup gigih untuk
menentukan dg akurat antara
jawaban pertanyaan

11.

Biarkan pasien berbicara cukup bebas


untuk mengamati bagaimana kuatnya
pikiran yg berkaitan
Gunakan campuran pertanyaan terbuka
dan tertutup
Jangan takut menanyakan tentang topik
yg anda/pasien rasakan sulit atau
memalukan
Tanyakan tentang pikiran bunuh diri
Berikan kesempatan pasien untuk
menanyakan pertanyaan pd akhir
wawancara
Simpulkan wawancara awal dg
mendapatkan rasa kepercayaan diri, jika
mungkin harapan.

Hal yang perlu diperhatikan :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penatalaksanaan waktu.
Susunan tempat duduk.
Tempat periksa.
Membuat catatan.
Wawancara selanjutnya.
Melakukan wawancara situasi.
Mewancarai sanak saudara.

Penatalaksanaan waktu:

Lama wawancara : 30 menit 1 jam


Situasi tempat duduk :

Kursi dokter psikiatri


dan pasien harus
sama tinggi

Membuat catatan :

Perlu untuk alasan medis


dan hukum
Membantu ingatan
dokter tentang pasien
Jangan dilakukan apabila
mengganggu kelancaran
wawancara

Wawancara selanjutnya
Tanyakan kepada pasien apa kesan dan
reaksinya tentang wawancara awal
Beri kesempatan pasien untuk menambah
informasi atau mengkoreksi informasinya
Dengan makin terbinanya kepercayaan
terhadap dokter, pasien makin berani
mengungkapkan hal-hal yang lebih pribadi
dalam kehidupanya.

Wawancara dengan keluarga / orang terdekat


(allo-anamnesis)
Prinsip : semakin parah kondisi mental
pasien, semakin perlu allo-anamnesis
Allo-anamnesis dapat membantu
melengkapi diagnosis, prognosis dan
terapi
Minta ijin pasien untuk allo-anamnesis
Tetap jaga rahasia kedokteran agar
kepercayaan pasien tetap terjaga

Beberapa situasi spesifik


Pasien depresi dan berpotensi bunuh diri
- Ada retardasi psikomotor dan putus asa
- Perlu empati tentang penderitaan dan rasa putus
asanya
- Pertanyaan spesifik tentang sindroma depresi
- Berikan komitmen untuk menolong pasien agar
merasa lebih baik, termasuk penggunaan obat &
psikoterapi, walaupun perlu waktu untuk mencari
cara paling efefktif bagi dirinya.

Beberapa situasi spesifik (cont)


Bunuh diri
- Tanyakan secara detail tentang ide bunuh diri
- Bila potensi bunuh diri besar, perlu dirawat atau
dilindungi
- Bila pasien tak dirawat, minta agar pasien
berjanji menghubungi terapis bila pikiran bunuh
diri memuncak.

Beberapa situasi spesifik (cont)


Pasien dengan perilaku kekerasan (violence)
Mirip dg pendekatan terhadap pasien bunuh diri
Tunjukan bahwa terapi dapat membantu pasien mengendalikan
agresisnya dan memberi jaminan bahwa baik pasien mampu
oranglain tidak akan dicederai
Bila perilaku kekerasan pasien disebabkan oleh kemampuan
menilai realitas (RTA) yg terganggu, pasien perlu obat sebulum
wawancara
Pasien dijamin bahwa ia boleh berbicara apa saja, tetapi tidak boleh
melakukan kekerasan
Pasien jangan dikonfrontasi/ditantang
Tanyakan tentang faktor presipitasi, tindak kekerasan masa lampau
dan dalam masa kanak

Beberapa situasi spesifik (cont)


Pasien dengan waham
Jangan menantang wahamnya, sebab waham
merupakan mekanisme pertahanan diri terhadap
kecemasan, rasa rendah diri dan kebingungan
Pusatkan perhatian terhadap perasaan, ketakutan
dan harapan yg melatar belakangi waham pasien
tersebut
Semakin pasien merasa bahwa terapis menghormati,
mengerti dan mendengar dirinya, ia semakin mau
berbicara tentang dirinya dan bukan tentang
wahamnya.

Pemeriksaan
Psikiatrik

Pemeriksaan psikiatrik
a. Pemeriksaan tdk
langsung

Anamnesis
aloanamnesis

b. Pemeriksaan
langsung

Pemeriksaan fisikterutama ststus


internus dan
neurologis
Pemeriksaan khusus
psikik
- Penampilan umum
- Idang emosi,afek
- Bidang pikiran/ideasi
- Bidang
motorik/perilaku

c. Pemeriksaan
tambahan
Bila ada alasan untuk
dilakukan pemeriksaan :
uji psikologik,
elektroensefalografi, CTScan, pemeriksaan zat
kimia tubuh

Wawancar
a psikiatrik

Riwayat
penyakit

Pemeriksa
an status
mental

10/30/16

Pemeriksaan klinis pada pasien


psikiatrik

18

10/30/16

RIWAYAT PSIKIATRIK

19

I. Data Identifikasi
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat
Status
Suku
Pekerjaan
Datang sendiri/ di konsulkan/ dibawa
Situasi/tempat saat wawancara dilakukan

Data identifikasi/pribadi adalah alat untuk memberikan sketsa


ringkasan tentang karakteristik pasien diagnosis, prognosis,
kepatuhan

II. Keluhan utama


Keluhan
yang
menyebabkan
pasien datang/dibawa berobat ke
dokter
Ditulis dengan kata-kata pasien
sendiri

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Secara kronologis dan menyeluruh sampai
keluhan sekarang.
Onset , faktor presipitasi
Faktor lingkungan hidup pasien menjelang
onset atau perubahan perilaku yang terjadi.
Latar belakang kepribadian.
Perkembangan gejala, termasuk gejala yang
tidak ada.
Dampak gangguan terhadap kehidupan
pasien.

IV. Riwayat Penyakit


Sebelumnya
A. Riwayat Psikiatrik

Episode yang lalu


Gejala, derajat disfungsi, lama gangguan, kepatuhan terapi
Perhatian khusus pada episode pertama.

B. Medik
-

Penyakit medik yang memerlukan perawatan.


Trauma kepala, penyakit neurologis, tumor,
gangguan kesadaran.

C. Penggunaan zat dan alkohol

kejang,

V. Riwayat hidup
Pranatal dan perinatal.
Masa kanak awal (sampai 3 tahun).
Masa kanak pertengahan (3-11 tahun).
Masa remaja.
Masa dewasa : riwayat pekerjaan, perkawinan/pacaran,
militer, pendidikan, agama, aktivitas sosial, situasi
kehidupan sekarang, riwayat pelanggaran hukum.
Riwayat psikoseksual
Riwayat keluarga
Impian, fantasi dan nilai-nilai

Pemeriksaan Status Mental

Adalah bagian dari


pemeriksaan klinis yang
menggambarkan jumlah
total observasi dan kesan
dari pasien selama
wawancara.
Status mental dapat
berubah dari waktu ke
waktu
Status mental deskripsi dari
penampilan, pembicaraan,
perilaku dan pikiran pasien
selama wawancara.

I. Deskripsi umum
Penampilan
postur, sikap, cara berpakaian, dandanan, rambut, kuku, tampak
sehat/sakit, tampak lebih tua/muda, kekanak-kanakan, aneh,
ketenangan, tanda kecemasan.
Perilaku dan aktivitas motorik
kuantitas dan kualitas perilaku motorik menersime, hiperaktivitas,
agitasi, gelisah, retardasi motorik, aktivitas tidak bertujuan dan tidak
berguna.
Sikap terhadap pemeriksa
kooperatif, bersahabat, penuh perhatian, tertarik, bertahan, jujur,
terus terang, benci, bingung, acuh, bercanda, mengelak, tidak
terbuka.

II. Mood dan Afek


Mood
Emosi yang bersifat pervasif dan bertahan lama yang mewarnai persepsi
seseorang tentang dunia.
Dinilai dari: pernyataan yg disampakan pasien, ekspresi wajah, perilaku
motorik
Jenis mood : hipotim, eutim, hipertim, labil, iritabel

Afek

Respons emosional saat ini.


Dilihat dari : ekspresi wajah, intonasi suara, gerakan tubuh.
Macam afek : normal, tumpul, luas, datar, terbatas.

Keserasian Afek
Pertimbangkan keserasian respon pasien terhadap topik yg sedang
dibicarakan

III. Pembicaraan
Kuantitas, kecepatan produksi bicara dan
kualitasnya
Banyak bicara, sedikit, spontan, cepat,
lambat, lancar, ragu, emosional, marah,
dramatik, monoton, keras, pelan,
bergumam, gagap

IV. Gangguan Persepsi


Halusinasi dan
Ilusi : (diri sendiri /
lingkungan)
sistim pancaindera
yang terlibat.
isi halusinasi/ilusi.
situasi waktu
timbulnya.

V. Pikiran
A.Proses
Pikir/Bentuk Pikir :
cara seseorang
menyatukan ide dan
asosiasi.

B.Isi Pikir : apa


yang menjadi buah
pikiran seseorang

VI. Sensorium dan Kognisi


A. Taraf kesadaran : penurunan kesadaran,
kesadaran berkabut
B. Orientasi : waktu, tempat dan orang
C. Ingatan : Jangka panjang, Jangka sedang,
Jangka pendek, Segera
D. Konsentrasi dan Perhatian
E. Kemampuan membaca dan menulis
F. Kemampuan visuospasial
G. Pikiran Abstrak

VII. Pengendalian Impuls


Mengendalikan impuls Seksual, agresi, lainnya?
Kesadaran terhadap perilaku sopan
Ukuran potensi bahaya bagi dirinya dan orang
lain
Penyebab : gangguan kognitif, psikotik, gangguan
pengendalian impuls, gangguan kepribadian.
Dinilai dari gangguan sekarang dan observasi
selama wawancara.

VIII. Daya nilai dan Tilikan


Pertimbangan
(Judgement)
Daya nilai/ pertimbangan
sosial
Pengertian dan dampak
perilakunya

Tilikan
Derajat kesadaran dan
pengertian tentang
penyakitnya.
Derajat tilikan 1-6

IX. Taraf dapat dipercaya


Suatu perkiraan kesan dokter pada
kebenaran dan kejujuran pasien
dan kemampuan untuk
melaporkan situasinya dengan
akurat

Laporan Psikiatrik
1. Mengungkapkan pertanyaan penting tentang
pemeriksaan diagnostik lanjutan yang harus
dilakukan
2. Menambahakan ringkasan tentang temuan positif
dan negatif
3. Membuat diagnosis multiaksial
4. Memberikan prognosis
5. Memberikan formulasi psikodinamika
6. Memberikan anjuran penatalaksanaan

Uji saring dasar


Tes-tes neuroendokrin
Tes supresi dexametason
Tes endokrin lain
Katekolamin
Tes fungsi ginjal
Tes fungsi hati

10/30/16

Tes laboratorium psikiatri

37

Tes darah untuk PMS


Tes yang berhubungan dengan obat psikotropik
Provokasi serangan panik dengan natrium laktat
Wawancara amytal
Tes urin

10/30/16

38

10/30/16

Pemeriksaan medis dalam psikiatri

39

Penyakit yang diketahui


Perawatan di RS atau tindakan operatif
Medikasi yang sedang atau pernah digunakan
Kebiasaan pribadi dan riwayat pekerjaan
Riwayat penyakit dalam keluarga
Keluhan fisik spesifik

10/30/16

Riwayat medis

40

Kepala
Mata, THT
Sistem pernapasan
Sistem kardiovaskular
Sistem gastrointestinal
Sistem menstruasi

10/30/16

Peninjauan sistem-sistem tubuh

41

Pemeriksaan visual
Pemeriksaan auditorius
Pemeriksaan olfaktorius

10/30/16

Observasi umum

42

Pemilihan pasien
Pertimbangan-pertimbangan pskikologis
Menunda PF
Pemeriksaan neurologis

10/30/16

Pemeriksaan Fisik

43

Referensi
Buku Ajar Psikiatri FKUI
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and sadocks synopsis
of psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, 2003

Anda mungkin juga menyukai