Anda di halaman 1dari 26

ABSES

SUBMANDIBULA

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA, HIDUNG,


TENGGOROK, BEDAH KEPALA DAN LEHER
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK
LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG - 2016

PENDAHULUAN

Penelitian pada 100 kasus abses leher


dalam yang diteliti April 2001 sampai
Oktober 2006 mendapatkan abses
submandibula merupakan kasus terbanyak
(35%), diikuti oleh abses parafaring (20%),
mastikator (13%), peritonsil (9%),
sublingual (7%), parotis (3%), infra hyoid
(26%), retrofaring (13%), ruang karotis
(11%)

RUMUSAN MASALAH
Apakah definisi, etiologi dan patofisiologi
abses submandibula?
Bagaimanakah gejala klinis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis,
diagnosis banding dan terapi abses
submandibula?

DEFINISI

Abses submandibula adalah suatu


peradangan yang disertai pembentukan pus
pada daerah submandibula.

Merupakan salah satu infeksi pada leher


bagian dalam (deep neck infection). Pada
umumnya sumber infeksi berasal dari
proses infeksi dari gigi, dasar mulut, faring,
kelenjar limfe submandibula.

ANATOMI LEHER

Pada daerah leher terdapat beberapa ruang


potesial yang dibatasi oleh fasia servikalis.

Fasia servikalis terdiri dari lapisan jaringan


ikat fibrous yang membungkus organ, otot,
saraf dan pembuluh darah serta membagi
leher menjadi beberapa ruang potensial.

Fascia Servikalis Profunda


Lapisan
Superfisal
Lapisan ini
membungkus
leher secara
lengkap,
dimulai dari
dasar
tengkorak
sampai daerah
toraks dan
aksila

Lapisan Media

Lapisan Profunda

Lapisan ini
dibagi atas dua
divisi yaitu
divisi muskular
dan viscera

Lapisan ini
dibagi menjadi
dua divisi yaitu
divisi alar dan
prevertebra

Ruang Potensial Leher


Ruang yang melibatkan sepanjang leher
ruang retrofaring
ruang bahaya (danger space)
ruang prevertebra

Ruang suprahioid

ruang
ruang
ruang
ruang
ruang
ruang

submandibula
parafaring
parotis
mastikor
peritonsil
temporalis

Ruang infrahioid
ruang pretrakeal

Ruang submandibula terdiri dari ruang


sublingual dan ruang submaksila.

Ruang submandibula berhubungan dengan


beberapa struktur didekatnya (gambar 4),
oleh karena itu abses submandibula dapat
menyebar ke struktur didekatnya.

Gambar 4. Ruang potensial leher dalam (A) Potongan aksial, (B) potongan sagital.
Ket : SMS: submandibular space; SLS: sublingual space; PPS: parapharyngeal
space; CS: carotid space; MS: masticatory space. SMG: submandibular gland;
GGM: genioglossus muscle; MHM: mylohyoid muscle; MM: masseter muscle; MPM:
medial pterygoid muscle; LPM: lateral pterygoid muscle; TM: temporal muscle.

ETIOLOGI
Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar
mulut, faring, kelenjar limfe submandibula.
Mungkin juga kelanjutan infeksi dari ruang
leher dalam lain. Sebanyak 61% kasus
abses submandibula disebabkan oleh
infeksi gigi.
Sebagian besar abses leher dalam
disebabkan oleh campuran berbagai kuman,
baik kuman aerob, anaerob, maupun
fakultatif anaerob.

Tabel 1. Hasil kultur abses leher dalam Bagian THT-KL dr. M.Djamil
Padang periode April 2010-Oktober 2010

DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang

Anamnesis
Demam
Air liur yang banyak
Trismus akibat keterlibatan musculus
pterygoid
Disfagia dan sesak nafas akibat sumbatan
jalan nafas oleh lidah yang terangkat ke
atas dan terdorong ke belakang.

Pemeriksaan Fisik
Pembengkakan di daerah submandibula
fluktuatif, dan nyeri tekan. Pada insisi
didapatkan material yang bernanah atau
purulent (merupakan tanda khas).
Angulus mandibula dapat diraba.
Lidah terangkat ke atas dan terdorong ke
belakang.

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Pada pemeriksaan darah
rutin, didapatkan leukositosis. Aspirasi
material yang bernanah (purulent) dapat
dikirim untuk dibiakkan guna uji resistensi
antibiotik
Rontgen jaringan lunak kepala AP
Rontgen panoramik
Rontgen thoraks
Tomografi komputer (CT-scan)

Gambar 6. CT-scan pasien dengan keluhan trismus, pembengkakan


submandibula yang nyeri dan berwarna kemerahan selama 12 hari.
CT-scan axial menunjukkan pembesaran musculus pterygoid medial
(tanda panah), peningkatan intensitas ruang submandibular dan
batas yang jelas dari musculus platysmal (ujung panah)

PENATALAKSANAAN
Antibiotik kombinasi (mencakup terhadap
kuman aerob dan anaerob, gram positip dan
gram negatif).
Insisi Abses dapat dilakukan dengan
anestesi lokal untuk abses yang dangkal
dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam
narkosis bila letak abses dalam dan luas.

Gambar 7. Insisi abses


submandibula

KOMPLIKASI
Proses peradangan dapat menjalar secara
hematogen, limfogen atau langsung
(perkontinuitatum) ke daerah sekitarnya
Paling sering meluas ke ruang parafaring
karena pembatas antara ruangan ini cukup
tipis
Penjalaran ke atas dapat mengakibatkan
peradangan intrakranial, ke bawah
menyusuri selubung karotis mencapai
mediastinum menyebabkan medistinitis

Abses juga dapat menyebabkan kerusakan


dinding pembuluh darah. Bila pembuluh
karotis mengalami nekrosis, dapat terjadi
ruptur, sehimgga terjadi perdarahan hebat,
bila terjadi periflebitis atau endoflebitis,
dapat timbul tromboflebitis dan septikemia

PROGNOSIS

Pada umumnya prognosis abses


submandibula baik apabila dapat
didiagnosis secara dini dengan penanganan
yang tepat dan komplikasi tidak terjadi.

Pada fase awal dimana abses masih kecil


maka tindakan insisi dan pemberian
antibiotika yang tepat dan adekuat
menghasilkan penyembuhan yang
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Terlampir

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai