Anda di halaman 1dari 18

Bahaya Psikososial

dan Stress Kerja


ANISAH SUCI YANTI
1406569724

Defining,
Conceptualization and Frameworks of
Psychosocial Hazard & Risk

Engineering Approach

Physiological Approach

Psychological Approach

Engineering Approach
Pendekatan rekayasa menganggap bahwa stres kerja sebagai karakteristik stimulus dari lingkungan seseorang,
biasanya berkaitan dengan beban atau tingkat demands kerja ditempatkan pada individu, atau hubungan
permusuhan (mengancam) dari pihak tertentu atau elemen berbahaya dari lingkungan yang mengakibatkan adanya
suatu tekanan bagi individu (Cox, 1978, 1990; Cox & Mackay, 1981; Fletcher, 1988)

Stress kerja diperlakukan sebagai properti dari lingkungan kerja, dan biasanya sebagai aspek objektif
yang terukur dan diamati dari lingkungan kerja.
Pada tahun 1947, Symonds menulis, keterkaitan antara stress dengan gangguan psikologis personil
penerbangan Royal Air Force, menyatakan stress is that which happens to the man, not that which
happens inhim; it is a set of causes not a set of symptoms.
Spielberger (1976) beranggapan bahwa stress dapat dilihat secara objektif terhadap karakteristik situasi
kerja yang tercipta.
Berdasarkan pendekatan ini, stress dihasilkan dari rekasi ketegangan yang berlebihan yang dapat
bersifat reversible, berkembang, ireversible dan merusak kinerja (Cox & Mackay, 1981; Suther- land &
Cooper, 1990).
Konsep stress dalam pendekatan ini berkembang melihat perbedaan pemikiran dan individual yang
mengakibatkan perbedaan atas ketahanan serta kerentanan seseorang terhadap stress di lingkungan
kerja.

Engineering Approach
Elemen
berbahaya
dari
lingkungan
Hubungan
sosial

OBJEKTIF

Beban
kerja
(demands)

Terukur

Teramati

PROPERTI LINGKUNGAN KERJA

Tekanan
Individu

Resistensi

Tingkat Stress Pekerja


Vulnerability

Physiological Approach

Pendekatan fisiologis atas studi


stres yang dipengaruhi oleh
karya Selye (1950, 1956),
mendefinisikan stres sebagai
manifestasi atas sindrom tertentu
yang bereaksi terhadap semua
perubahan non-spesifik dalam
sistem biologis terjadi ketika ada
suatu stimulus atau tekanan.

Stres dikatakan sebagai sindrom


atas respon fisiologis tertentu,
selama kurun waktu tertentu
respon stres tersebut
mengaktifasi dari dua sistem
tubuh yaitu neuroendokrin,
sistem hipofisis-adrenal anterior
korteks dan sistem medula
simpatik-adrenal (Cox & Cox,
1985; Cox et al, 1983. ).

Physiological Approach
Respon psikofisiologi adalah triphasic yang melibatkan aktivasi sistem
simpatik adrenal medula yang dilanjutkan dengan tahap resistensi (aktivasi
korteks adrenal) dengan keadaan tertentu selanjutnya tahap akhir yaitu
kelelahan (reaktivasi terminal dari sistem medula adrenal sympathetic)
Proses tersebut berulang menjadi respon berkepanjangan terhadap kondisi
fisiologis sehingga dapat mengakibatkan keausan pada tubuh atau disebut
diseases of adaptation.

Istilah paradoks muncul secara kontras antara keuntungan langsung dan jangka
pendek yang diberikan oleh respon fisiologis terhadap stres (meningkatkan
mobilisasa energi atas respons tubuh) terhadap kerugian jangka panjang
(peningkatan risiko tertentu 'stres terkait' penyakit) .

Physiological Approach

Scheuch (1996) menganggap stres sebagai salah satu aktifitas


psikofisiologis manusia yang mencoba untuk beradaptasi dengan
perubahan di internal dan eksternal lingkungan.

Aktifitas tersebut berkaitan dengan kuantitas dan kualitas hubungan


antara demands dan individual somatic, kapasitas psikologis dan sosial
atau sumber daya spesifik individu dan lingkungan sosialnya.

Stres dipahami oleh Scheuch sebagai kegiatan reaktif yang mengganggu


keadaan homeostasis sehingga terganggu fungsi organik, fungsi
psikologis dan atau hubungan interaksi antara manusia dan lingkungan.

Adaptasi terhadap reaktifitas atas stress dipengaruhi oleh fungsi dasar


prinsip ekonomisasi, minimalisasi bahaya dan kesejahteraan pekerja
sehingga stres itu sendiri merupakan ekspresi dari gangguan prinsipprinsip tersebut (Scheuch, 1990, 1996).

MINIMALISASI BAHAYA

Physiological Approach
(Scheuch, 1996)

EKONOMISASI

WELL BEING Demands kerja


tinggi

(+) mobilisasi
energi
(jangka pendek)

kapasitas
psikologis
Tingkat Stress
Kerja

Individual somatic

(-) penyakit tertentu


(jangka panjang)

HOMEOSTATIS TUBUH
FUNGSI ORGANIK

FUNGSI FISIOLOGI

Sumber daya
spesifik individu
(social
environment)

FUNGSI PSIKOLOGIK

kapasitas
fisiologis

Psychological Approach
Pendekatan psikologi merupakan suatu hal dinamis interaksi antara anak pekerja dan lingkungan kerja mereka.

Pada pendekatan permasalahan interaksi antara person-environment dapat dilihat dari aspek proses kognitif dan reaksi emosional
yang berkaitan dengan interaksi tersebut.

Sekarang ada konsensus perkembangan untuk konspetualisasi definisi stres dengan pendekatan ini. Misalnya, pendekatan psikologis
untuk definisi stres sebagian besar konsisten dengan definisi ILO untuk bahaya psikososial (International Labour Organization, 1986) dan
dengan pengertian well being kesejahteraan yang direkomendasikan oleh World Health organisasi (1986). Mereka juga konsisten
dengan literature berkembang pada penilaian risiko pribadi (lihat, misalnya, Cox & Cox, 1993; Cox, 1993; Cox & Griffiths, 1995, 1996)
Varian dari pendekatan psikologis ini mendominasi teori stres kontemporer, dan berkembang dua jenis teori yang berbeda dapat
diidentifikasi: interaksional dan transactional.

Pertama lebih fokus terhadap karakteristik interaksi individu dengan lingkungan kerja, sedangkan yang kedua lebih peduli dengan
mekanisme psikologi yang mendasari bahwa interaksi yang ada pada model transaksional lebih melihat pada penilaian kognitif dan
koping.

Teori Interaksional terhadap


Stress Kerja
Teori
Interaksional
Stress Kerja

The PersonEnvironment Fit


theory of
French et al.
(1982

Demand
Control theory
of Karasek
(1979)

Person-Environment Fit Model

Dikembangkan oleh
French, Caplain, Van
Harrison (1982)

Secara khusus menyelidiki mengenai stress yang muncul pada


pekerjaan
Preposisi utama dari teori ini adalah bahwa tuntutan dari
lingkungan pekerjaan kadang tidak sesuai dengan keinginan,
tujuan dan kemampuan karyawan

Konsep dasar teori :

Organizational Stress; stress yang diakibatkan oleh pekerjaan,


seperti : iklim perusahaan, tuntutan dari pimpinan, kepuasan
kerja
Strain; respon-respon negative dari individu terhadap suatu
ketegangan/tekanan dipekerjaan
Coping; pertahanan diri melawan stress/penyesuaian untuk
adaptasi. Coping terbagai menjadi :
1. Fisiologis; penyesuaian diri dengan fisiologis tubuh, seperti ;
hormone, tekanan darah
2. Perilaku; Fight or flight response (melawan atau melarikan diri)
Social support; dukungan emosional yang muncul dari hubungan
social di lingkungannnya

Hal yang
mendasar dari
teori P-E
adalah

Sikap atau perilaku pekerja dan


kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat memenuhi
kebutuhan pekerja dan sejauh mana
individu dapat dan mampu untuk
memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam hal pengaturan
pekerjaan

Dua
perbedaan
yang jelas
yang dibuat
dalam teori ini:

Pertama, antara realitas objektif dan


persepsi subyektif
Kedua, antara variabel lingkungan (E) dan
variabel orang (P).

Person-Environment Fit Model


Philip J et all, 2012)

Terdapat configurasi 2 x 2 yang menunjukan interaksi P X


E, dapat menjadi kekurangan subyektif dan obyektif P-E
fit: fokus utama perhatian menarik yang dinyatakan
dalam kurangnya subjective fit: bagaimana pekerja
melihat situasi kerja mereka.Ini menyediakan link yang
kuat dengan teori-teori psikologis lain dari stres.
Ada juga bisa menjadi kurangnya kesesuaian antara
lingkungan obyektif (kenyataan) dan lingkungan subjektif
(maka, kurangnya kontak dengan realitas), dan juga
kurangnya kesesuaian antara tujuan dengan subjektif
pribadi (rendahnya penilaian).

The Job DemandsControl


Support Model of Work Design

Teori Job Demands Control (JDC), beban demands kerja yang berlebihan atau
tekanan termasuk fisik dan psikososial terhadap seorang pekerja dapat memberikan
sebuah pengaruh terhadap kadar stress (khususnya psychological strain), tetapi
demands bukan merupakan kontributor utama penyebab stress dan ketegangan.
Kuantitas over demands job yang dapat mengakibatkan tekanan bagi para pekerja
dapat dipengaruhi oleh kontrol terhadap demands tersebut dari are not the most
important contributors to strain experiences.

Berdasarkan teori JDC Karasek ( 1979 ) , terdapat hubungan dampak yang


interaktif dari Demands Control (or discretion) terhadap stress levels.

Karasek (1979) mengungkapkan kemungkinan bahwa karakteristik kerja tidak


berhubungan secara linear dengan kesehatan pekerjanya dan mereka
mengkombinasikan hubungan yang interaktif untuk kesehatan pekerja. Hal ini
didukung oleh riset dari US dan Sweden terkait dengan pekerja dalam suatu
pekerjaan yang merasa memiliki ruang terbatas untuk mengambil keputusan
dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi cenderung memiliki tingkat kesehatan dan
kepuasan yang rendah.

JDC Model

Philip J et all, 2012)

The Revised Formulation of JDC


Model

Terdapat pembaharuan terhadap model tersebut, dimana ada social support yang berasal dari supervisor
ataupun rekan kerja, menjadi faktor untuk meningkatkan kondisi psychological seseorang dan mempengaruhi
perbaikan kinerja dalam bekerja.

Dukungan sosial sebagai penyangga terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan mempengaruhi secara
berlebi terhadap tuntutan psikologis (Theorell, 1997).

Johnson et al. (1991) membedakan antara empat jenis situasi kerja dukungan sosial yang rendah dan empat dari
dukungan sosial yang tinggi.

Winnubst & Schabracq (1996) menemukan bahwa tuntutan kerja yang tinggi, kontrol rendah dan dukungan
sosial yang rendah (isolasi sosial tinggi) dikaitkan dengan meningkatnya risiko kardiovaskular. Mereka
menemukan pekerja dengan"high strain" dalam situasi kerja memiliki tingkat tertinggi untuk keluhan kesehatan.

Junghanns et al. (1999) menerapkan "DemandS-Control-Dukungan" model untuk kondisi kerja tertentu dan
menegaskan bahwa karakteristik pekerjaan seperti pengambilan keputusan, tuntuta kerja, dukungan psikologis
dan sosial mempengaruhi kesehatan pekerja .

Kondisi kerja yang dicirikan dengan pengambilan sebuah keputusan, sehingga rendahnya ruang untuk
mengambil keputusan dan juga dukungan sosial yang rendah mempengaruhi pekerja mengalami masalah
kesehatan, terutama muskuloskeletal (nyeri leher dan pundak) dan keluhan psikosomatik (Ertel et al, 1997;.
Junghanns
et
al.,
1999).

JDC Model
Demands
Control

Social
Support

Mengurangi tekanan dan


meningkatkan efektifitas
individu bekerja dengan
stressors. Serta menjadi

Referensi

Tom Cox CBE, Amanda Griffiths, Eusebio Rial-Gonzales,


Research on Work Related Stress., European Agency for
Safety and Health at Work, ISBN 92-828-9255-7, Belgium 2000

DHHS (NIOSH) Publication No. 99101, NIOSH working group,


Stress at Work, 2002. Available form : https://
www.cdc.gov/niosh/docs/99-101/pdfs/99-101.pdf

Philip J. Dewe ,
Michael P. ODriscoll , and
Cary L.
Cooper , Handbook of Occupational Health and Wellness,
Handbooks in Health, Work, and Disability, University of London,
New York 2012. Available form :
http://www.jstor.org/stable/pdf/4489032.pdf

Anda mungkin juga menyukai