Oleh:
Dewangga Lazuardi
101524253001
Toluen
Toluen merupakan salah satu senyawa
hidrokarbon aromatik, zat yang tidak
berwarna, cairannya mudah terbakar
dengan aroma yang khas, tidak korosif,
uapnya mudah meledak, tidak larut dalam
air tetapi larut dalam keton, alkohol, ester
dan senyawa hidrokarbon aromatic
lainnya.
Toluen merupakan zat toksik.
Toluen
Sumber Toluene
(C6 H5 CH3)
Toksikokinetik
Toksikokinetik Toluen
1. Absorbsi
. Kecepatan absorsi toluen tergantung
terhadap konsentrasi dan daya larut dari
toluen.
. Toluen sendiri adalah zat yang larut dalam
lemak sehingga penyerapan lebih cepat
. Penyerapan meningkat pada tempat yang
banyak pembuluh darah atau pada
permukaan yang luas.
. Absorbsi toluene (nonpolar) melalui difusi
pasif dengan melarut melalui lipida membran
sel.
Absorbsi
ABSORBSI
Distribusi Toluen
Toluen yang terabsorpsi melalui tiga jalur masuk
ke dalam tubuh manusia, akan didistribusikan ke
seluruh tubuh manusia melalui system
peredaran darah.
Menurut ATSDR 2000, toluen didistribusikan
melalui plasma dan sel darah merah dimana
pada sel darah merah, toluen berikatan dengan
hemoglobin sehingga dapat meningkatkan
toluen dalam darah untuk kemudian diangkut
atau diedarkan ke seluruh area tubuh (termasuk
otak).
Distribusi Toluen
Distribusi toluen dalam tubuh manusia
tergantung kelarutan toluen dalam cairan
jaringan tubuh.
Selain itu, toluen akan lebih banyak diakumulasi
pada orang gemuk dibandingkan orang yang
kurus dengan penumpukan di jaringan adiposa.
Waktu paruh dalam jaringan adiposa subkutan
antara 0,5 2,7 hari dan akan meningkat pada
tubuh yang lebih gemuk.
Metabolisme Toluen
Sejumlah toluena masuk melalui inhalasi, maka
25%-40% akan dikeluarkan kembali tanpa merubah
struktur toluena melalui paru-paru.
Sekitar 60%-75% akan dimetabolisme menjadi
Benzyl Alcohol dan 0.1%-1% akan dimetabolisme
menjadi senyawa Cresol
Route primer pertama metabolisme toluena adalah
dengan merubah toluena menjadi Benzyl Alkohol
melalui reaksi hidroksilasi dengan bantuan enzim
cytochrome P450 (CYP) yang ada di hati,
diantaranya: CYP1A1, CYP1A2, CYP2B6, CYP2C8,
dan CYP2E1
Metabolisme Toluen
Kemudian, Benzyl Alkohol itu akan dimetabolisme menjadi
Benzaldehyda oleh CYP dan Enzim Alkohol
Dehidrogenase (melalui reaksi oksidasi).
Proses selanjutnya dari Benzaldehyda sendiri kemudian
diubah menjadi Benzoic Acid, oleh Aldehyde
Dehidrogenase-2 (ALDH-2) dan Aldehyde Dehidrogenase1 (ALDH-1).
Benzoic Acid sendiri nanti akan dimetabolisme menjadi
Hippuric Acid setelah reaksi fase 2 konjugasi dengan glisin.
Hippuric Acid merupakan hasil metabolik toluena primer
yang dikeluarkan dalam urin.
Sebagian besar toluena mengalami reaksi biotransformasi
dalam 12 jam setelah inhalasi
Metabolisme Toluen
CH3
Toluene
OH
CH2OH
Benzyl
alcohol
CHO
Benzaldehyde
COOH
Glucoronic acid
Benzoic
acid
Benzoyl glocoronide
(10-20%)
Glycine
Hippuric
acid
CONHCH2COOH
Metabolisme Toluen
Ekskresi Toluen
Toluena yang terserap dan mengalami metabolism
dalam tubuh manusia,akan diekskresikan dalam urin
sebagai metabolit yang paling dominan yaitu asam
hipurat (hippuric acid)
Menurut ATSDR 2000, dijelaskan bahwa biomarker
akibat paparan toluen dianggap cukup sensitive.
Meskipun tingkat metabolit ini dapat dipengaruhi oleh
variabilitas individual antara lain perbedaan-perbedaan
etnis atau faktor-faktor lain seperti konsumsi alkohol dan
merokok namun sejumlah penulis telah menunjukkan
korelasi antara tingkat metabolit ini dalam urin dan
paparan toluen.
Toksikodinamik Toluen
Interaksi toluena yang bersifat toksin non polar
akan berinteraksi dengan fungsi sel ditubuh
kemudian berinteraksi dengan enzim yakni enzim
Sitokrom P450 2E1 (CYP 2E1) dalam proses
biokimia dalam tubuh dan menjadi benzyl alcohol.
Sebagai interaksi toksik dengan sel, hasil
metabolit toluena berasosiasi dengan sel sehingga
menyebabkan kerusakan sel, perubahan
kromosonal, sedikit perubahan hematopoiesis
yang kesemuanya merupakan faktor kontribusi
pada penyebab narkosis.
Respon
188-375 mg/m3
(50-100 ppm)
Iritasi mata, aluran perbafasan dan kelenjar air mata, kulit paraesthesia,
tanda-tanda tidak adanya koordinasi dan kelainan mental bila paran lebih
dari 8 jam
1875-2250 mg/m3
(500-600 ppm)
37500-112500 mg/m3
(10000-30000 ppm)
Narkosis, kematian
Referens
Amien, Mirror Sabda Mahendha dkk. 2015. Hubungan Paparan Toluene dengan Gangguan
Fungsi Hati Pada Pekerja Bagian Pengecatan Sebuah Industri Karoseri DI Magelang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 3(1): 395-404.
International Programme on Chemical Safety. 1986. Environmental Health Criteria 52: Toluena.
(Diakses pada 27 Desember 2016) tersedia dari:
http://www.inchem.org/documents/ehc/ehc/ehc52.htm.
International Programme on Chemical Safety. 2000. Environmental Health Criteria 214: Human
Exposure Assessment. (Diakses pada 27 Desember 2016) tersedia dari:
http://www.inchem.org/documents/ehc/ehc/ehc214.htm.
Maulana, Aditya Iqbal. 2010. Pengaruh Ekstrak Tauge (Phaseolus radiatus) Terhadap Kerusakan
Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Paracetamol. Skripsi. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Prihartini, Nanik. 2010. Analisis Risiko Kesehatan Pajanan Toluen Pada Pekerja Bengkel Sepatu
X Di Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung Jakarta Timur Tahun 2010. Tesis.
Depok: Universitas Indonesia.
Tedjo, Aryo. 2005. Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Curcuma Mangga. Tesis. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Tualeka, Abdul Rohim. (2013). Toksikologi Industri. Surabaya : Graha Ilmu Mulia.
Warsito, Agus. 2007. Analisis Pemajanan Toluena Terhadap Profil Darah Pada Pekerja Sektor
Industri Penyulingan Minyak Bumi. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wirasuta, I Made Agus Gelgel dan Niruri, Rasmaya. 2006. Toksikologi Umum. Bali: Universitas
Udayana.