0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan8 halaman
Dry ice digunakan sebagai pendingin makanan dengan suhu sublimasi -78,5°C yang mampu mempertahankan kesegaran makanan. Dry ice berasal dari proses pembakaran, kalsinasi, dan fermentasi serta digunakan dalam pendinginan ikan dengan memecah balok es menjadi butiran tertentu untuk mencegah kerusakan ikan. Penanganan dry ice perlu kehati-hatian karena dapat menyebabkan luka bakar dan gangguan pernapasan.
Deskripsi Asli:
teknik pendinginan dg CO2 padat membutuhkan media pedinginan seperti wadh es
Dry ice digunakan sebagai pendingin makanan dengan suhu sublimasi -78,5°C yang mampu mempertahankan kesegaran makanan. Dry ice berasal dari proses pembakaran, kalsinasi, dan fermentasi serta digunakan dalam pendinginan ikan dengan memecah balok es menjadi butiran tertentu untuk mencegah kerusakan ikan. Penanganan dry ice perlu kehati-hatian karena dapat menyebabkan luka bakar dan gangguan pernapasan.
Dry ice digunakan sebagai pendingin makanan dengan suhu sublimasi -78,5°C yang mampu mempertahankan kesegaran makanan. Dry ice berasal dari proses pembakaran, kalsinasi, dan fermentasi serta digunakan dalam pendinginan ikan dengan memecah balok es menjadi butiran tertentu untuk mencegah kerusakan ikan. Penanganan dry ice perlu kehati-hatian karena dapat menyebabkan luka bakar dan gangguan pernapasan.
dibekukan sehingga bisa digunakan sebagai pengganti es batu. Es kering ini tidak mencair namun menguap menjadi gas, disebut juga menyublim Dry ice amat berguna untuk pembekuan dan menjaga pembekuan karena temperaturnya yang sangat dingin yaitu: -78.5C atau -109.3F.
Sumber CO2
Sumber karbon dioksida banyak terdapat
di alam namun secara komersil dapat diperoleh dari : a) Gas hasil pembakaran yang mengandung Hidro karbon dimana kandungannya 10 sampai 18%. b) Hasil samping proses kalsinasi batu kapur dimana kandungan karbondioksida 10 sampai 40%. c) Hasil samping proses fermentasi dimana kandungan CO2lebih kurang 99 %.
Sifat sifat dry ice
Sifat fisis
Sifat kimia
Berwarna putih salju.
Bersifat asam. Specific grafity = 1,56. Melting Point = -109,6oF. Temperatur kritis = 88,43oF. Tekanan Kritis = 1077 lb/in abs. Latent heat of vaporation = 158,6 Btu. Latent heat of fusion = 82 Btu. Density liquid = 0,117 lb/cuft. Density solid = 90 lb/cuft. Latent heat of sublimition = 248 Btu. Refrigeration effect = 275 Btu/lb
Sukar larut pada kondisi biasa.
Larut dalam air membentuk HCO yang merupakan asam lemah yang tidak stabil dan bisa terurai menjadi CO dan air kembali. Pada temperatur tinggi ( diatas 1200F ) karbon dioksida mengalami disosiasi ( 2 CO 2CO + O). Konversi disosiasi Pada suhu 1340F adalah 25 x 106%. Pada suhu 3146F adalah 2,1 %. Dengan larutan karbonat menjadi bikarbonat.
Aplikasi dry ice
Es kering umumnya digunakan dengan cara ditambahkan ke media
pendingin es sehingga kemampuan menyerap panas lebih besar dibandingkan media es saja. Kecepatan penurunan suhu lebih cepat karena daya serap panas yang besar disebabkan oleh rendahnya titik suhu sublimasi dari es kering, yaitu sekitar -78,5 C (Junianto 2003). Menurut Ilyas (1983), rantai dingin (cold chain) merupakan usaha menjaga mutu ikan agar tetap segar dengan menggunakan suhu rendah (0C atau beberapa derajat celcius di atas 0C) selama kegiatan penanganan hingga sampai ke tangan konsumen. Es yang sering dikenal dengan nama es balok atau es batu merupakan media pendingin yang banyak digunakan dalam penanganan ikan, baik di atas kapal maupun di darat selama distribusi dan pemasaran (Junianto 2003). Es balok (block ice), berupa balok es yang berukuran 12 - 60 kg per balok. Es balok yang akan digunakan sebelumnya es balok harus dipecahkan (Masyamsir 2001).
Contoh aplikasi dry ice
pada pendinginan ikan
Es balok yang digunakan untuk
pendinginan ikan harus dihancurkan terlebih dahulu menjadi bentuk bongkahan atau diserut menjadi butiranbutiran yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran pecahan butiran es kira-kira 1-2 cm3. Pemakaian butiran es yang terlalu besar dan runcing dapat mengakibatkan kerusakan fisik ikan. Butiran es yang terlalu kecil akan menyebabkan butiran es cepat melebur dan juga membendung aliran air ke bawah sehingga terjadi genangan air antar lapisan ikan. Pemakaian es balok yang dihancurkan akan lebih baik dari pada yang diserut karena akan diperoleh ukuran butiran es yang berbeda-beda dan disarankan untuk tidak menghancurkan es balok di atas tumpukan ikan karena akan mengakibatkan kerusakan fisik pada ikan (Junianto 2003).
Bahaya dan cara
penanggulangan dry ice
Kontak langsung dengan es kering dapat menyebabkan luka
bakar dingin. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari kontak lansung antara es kering dengan anggota tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan menggunakan sarung tangan. Meskipun es kering dan karbon dioksida tidak beracun, penggunaan es kering dapat menimbulkan bahaya pernapasan karena menggantikan udara di dekat tanah atau ketika bercampur dengan udara, sehingga akan terjadi kelebihan karbon dioksida dan kurang oksigen pada saat bernapas .oleh sebab itu gunakan es kering di area yang berventilasi baik. Jangan menyegel es kering dalam gelas atau wadah tertutup lainnya, karena penumpukan tekanan dapat mengakibatkan kerusakan atau meledak.
kesimpulan
1. Dry ice merupakan karbondioksida padat yg
didinginkan pada suhu 78,5 C dan pada tekanan hingga 5 atm. 2. Sumber karbondioksida berasal dari gas hasil pembakaran, kalavanasi kapur, dan hasil fermentasi. 3. Aplikasi dari dry ice dalam balok es pada ikan harus dipecah sesuai ukuran tertentu, agar tidak menimbulkan kerusakan fisik pada ikan. 4. Terapkan keselamatan utama dalam menangani bahaya dry ice.