Anda di halaman 1dari 33

VARICELLA

DEVY DAMAYANTI
N 11116013

Pembimbing Klinik
dr. KARTIN AKUNE, Sp.A
PENDAHULUAN

Varicella adalah penyakit infeksi akut primer oleh virus Varicella Zoster
yang menyerang kulit, mukosa dan selaput lendir.
Virus Varicella Zoster dapat menyebabkan 2 jenis, yaitu infeksi primer
dan sekunder. Varicella, merupakan suatu bentuk infeksi primer virus
Varicella Zoster yang pertama kali pada individu yang berkontak
langsung dengan virus tersebut sedangkan infeksi sekunder/rekuren
disebut herpes Zoster/shingles.
KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : An, RK
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal/Jam Masuk: 6 Agustus 2017
KASUS

Keluhan utama: Demam


Riwayat penyakit sekarang:
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan demam
sejak 4 hari yang lalu. Demam naik turun dan reda dengan obat penurun panas.
Demam sempat turun saat pagi dan meningkat lagi sorenya. Kejang (-), menggigil (-
), batuk (+) 2 hari yang lalu. Nyeri menelan (+), Nafsu makan menurun (+), Mual (-
), muntah (+) banyak kali sebelum masuk RS. Muntah berisi makanan. Muncul
bintik kemerahan diseluruh tubuh. Bintik dan bintil berisi air muncul pertama kali
dibagian dada dan perut kemdian menjalar keseluruh tubuh. BAB baik dan BAK
lancar.
KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu : Anak belum pernah mengalami


keluhan seperti kejang dan munculnya bintik-bintik merah di badan
sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Kakak sepupu pasien menderita
cacar air seminggu yang lalu. Riwayat alergi keluarga (-)
Riwayat Sosial-ekonomi : Menengah
KASUS

Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Anak lahir normal di bantu


bidan dengan berat lahir 3,2 kg dan panjang 48 cm.
Anamnesis Makanan :
Susu formula 0-8 bulan
Bubur dan susu formula
sun 3-12 bulan
1 tahun makanan keluarga
Riwayat Imunisasi: imunisasi lengkap
KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :Sakit sedang
Berat badan :25 kg
Panjang badan :130 cm
Status gizi : CDC 96% Gizi baik
Tanda Vital
Kesadaran : Compos mentis
Denyut jantung :102 kali/menit
Pernapasan :24 kali/menit
Suhu :38,40C
KASUS

Kulit : Regio thorakalis et abdomen et regio brachii et antebrachii dextra et


sinistra : papula eritama dan Vesikel (+).
Kepala : bentuk bulat, simetris, tidak ada deformitas, rambut
lebat, berwarna hitam, mata cekung (-), rhinorrhea (-), otorrhea (-),
konjungtiva hiperemis (-).
Leher : pembesaran getah bening (-), nyeri tekan kelenjar getah
bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), T1/T1 hiperemis
KASUS

Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi (-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis pada SIC V misclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
KASUS

Abdomen
Inspeksi : Datar. Tidak tampak sikatrik, dan tidak tampak massa
Auskultasi : Peristaltik usus (+), kesan normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Genitalia : Dalam batas normal


Anggota Gerak : Akral hangat, tidak dijumpai edema
Punggung : Deformitas (-).Tidak skoliosis, Lordosis, maupun
Kifosis
KASUS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
6 Agustus 2016
Laboratorium:
Darah Rutin:

Jenis Komponen Nilai Hasil Nilai Rujukan Satuan

WBC 4.1 5.0 10.0 103/mm3

RBC 4.50 4.00 6.00 106/mm3

HGB 13.4 10.0 18.0 g/dl

HCT 47.4 42.0 55.0 %

PLT 210 150 600 103/mm3


KASUS

Resume:
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun, berat badan 25 kg, panjang badan 136 cm,
status gizi baik, dengan keluhan febris sejak 4 hari yang lalu. Febris naik turun.
Kemudian bersamaan muncul papula eritema dan berubah menjadi vesikel
pada regio thorax dan abdominal lalu menyebar ke daerah facila dan
ekstremitas. kejang(-), rhinorrhea(-), batuk(+), flu(-), dyspnea(-). BAB dan
BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapat keadaan umum sakit sedang, kesadaran
compos mentis. Pemeriksaan tanda vital, Nadi 102 x/menit, Respirasi 24
x/menit, Suhu 38,4C. Pada kulit tampak papula eritema dan vesikel seluruh
bagian tubuh pasien. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil penurunan
WBC.
KASUS

DIAGNOSIS: Varicella

TERAPI:
IVFD RL 16 tpm
Paracetamol 4x2 cth
GG 85 mg + ctm 2,5 mg puyer
Acyclovir 250 mg 4x1 puyer.
ANJURAN
Pemeriksaan tzank
Pemeriksaan Histopatologi
KASUS
Follow Up
S : krusta tetap jumlahnya, Demam (-), Pusing (-), Batuk (+), Sesak (-), BAB (+) biasa, BAK (+) lancar.
O : Suhu : 37C
Nadi : 104 x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Kulit
Tampak papula eritema dan vesikel pada dada, punggung, wajah, kaki, dan tangan jumlahnya sama
Paru-paru
Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral, retraksi (-), krusta (+)
Palpasi :Vocal fremitus bilateral kesan normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :Vesicular (+/+), Rhonki (+/+), Wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, krusta (+)
Auskultasi : Terdengar peristaltik usus (+), kesan normal
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), Organomegali (-)
KASUS

Ekstremitas
Akral hangat, edema (-), papul eritema dan vesikel (+)
A : Varicella
P : IVFD RL 16 tpm
Paracetamol 4x2 cth
GG 85 mg + ctm 2,5 mg puyer
Acyclovir 250 mg 4x1 puyer.
KASUS
8 Desember 2016, PH II
S : papula eritema dan vesikel sudah berkurang, Demam (+) hari ke 5, Pusing (-), Batuk (+), Sesak (-),
BAB (+) biasa, BAK (+) lancar.
O : Suhu : 36,7C
Nadi : 102 x/menit
Pernafasan : 25 x/menit
Kulit
Tampak papula eritema dan vesikel pada dada, punggung, wajah, kaki, dan tangan jumlahnya berkurang
A : Varicella
P : IVFD RL 16 tpm
Paracetamol 4x2 cth
GG 85 mg + ctm 2,5 mg puyer
Acyclovir 250 mg 4x1 puyer.
KASUS

9 Agustus 2017, PH III


S : papula eritema dan krusta sudah brkurang, Demam (-) hari ke 7, bebas demam hari
pertama, Pusing (-), Batuk (+), Sesak (-), BAB (+) biasa, BAK (+) lancar.
O : Suhu : 36,6C
Nadi : 106 x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Kulit
Tampak krusta pada dada, punggung, wajah, kaki, dan tangan jumlahnya berkurang
KASUS

A :Varicella
P :
IVFD RL 16 tpm
Paracetamol 4x2 cth
GG 85 mg + ctm 2,5 mg puyer
Acyclovir 250 mg 4x1 puyer.
KASUS

10 Agustus 2017, PH IV
S : papula eritema dan krusta sudah brkurang, Demam (-) hari ke 8, bebas
demam hari ke-2, Pusing (-), Batuk (-), Sesak (-), BAB (+) biasa, BAK (+)
lancar.
O : Suhu : 36,6C
Nadi : 106 x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Kulit
Tampak krusta pada dada, punggung, wajah, kaki, dan tangan jumlahnya
berkurang
A :Varicella
P :
IVFD RL 16 tpm
GG 85 mg + ctm 2,5 mg puyer
Acyclovir 250 mg 4x1 puyer.

(Pasien dipulangkan)
DISKUSI

Diagnosis varisela pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang laki - laki
berumur 10 tahun. Berdasarkan kepustakaan yang ada disebutkan
bahwa varisela menyarang anak-anak. Keluhan utama pada pasien ini
adalah timbulnya ruam kemerahan dan bentol-bentol kecil di badan,
yang mula-mula timbul di dada dan kemudian menyebar ke perut dan
lengan.
Bentol-bentol kemudian berubah menjadi lepuh-lepuh berisi
cairan. Dari anamnesis ini diketahui bahwa penyebaran dari lesi
terjadi dari sentral ke perifer, yaitu dari daerah badan menyebar
lengan dan lesi berbentuk khas seperti tetesan embun. Hal ini
sesuai kepustakaan dimana disebutkan bahwa penyebaran lesi
kulit dari varisela pada umumnya pertama kali di daerah badan
kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas,
serta lesinya yang khas seperti tetesan embun (tear drops). Lesi
kulit dari varisela dapat juga menyerang mukosa, mulut, dan
saluran napas bagian atas.2,4
Satu hari sebelum timbulnya lepuh-lepuh kecil tersebut, pasien demam,
lemah badan, dan flu. Berdasarkan kepustakaan disebutkan bahwa
gejala prodromal dari varisela biasanya berupa demam, nyeri kepala,
dan malaise ringan, yang umumnya muncul sebelum pasien timbul
erupsi kulit. Masa prodromal ini kemudian disusul oleh stadium
erupsi.5
Dari anamnesis diketahui adanya riwayat kontak dengan pasien varisela
yang lain, yaitu keponakan pasien kurang lebih 2 minggu yang lalu. Hal
ini sesuai dengan kepustakaan dimana dikatakan bahwa jalur penularan
VVZ bisa secara aerogen, kontak langsung, dan transplasental. Droplet
lewat udara memegang peranan penting dalam mekanisme transmisi,
tapi infeksi bisa juga disebabkan melalui kontak langsung. Krusta
varisela tidak infeksius, dan lamanya infektifitas dari droplet berisi virus
cukup terbatas. Manusia merupakan satu-satunya reservoir, dan tidak
ada vektor lain yang berperan dalam jalur penularan.6
Pada pemeriksaan fisik didapati pada status generalis suhu badan
aksiler 38,4C yang menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan febris
kemudian dari status dermatologis yang didapati pada wajah, leher,
dada, perut, dan punggung pasien tampak vesikel yang seperti tetesan
embun dan papul dengan dasar kemerahan, pustul, erosi dan krusta.
Pada lengan kiri dan kanan pasien tampak papul dengan dasar
kemerahan. Jadi terdapat gambaran lesi kulit yang bermacam-macam.
Hal ini sesuai kepustakaan dikatakan bahwa varisela mempunyai
bentuk vesikel yang khas yaitu seperti tetesan embun (tear drops) dan
memiliki gambaran polimorf.7
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis varisela juga
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan
kepustakaan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan tzanck, yaitu dengan cara mengerok bagian dasar dari
vesikel yang diwarnai dengan giemsa kemudian dapat ditemukan sel
datia berinti banyak, dan serologi, misalnya flourescent antibody dan
pemeriksaan antibodi dengan cara ELISA. 2.4,6 Pada kasus ini tidak
dilakukan pemeriksaan Tzanck, namun tidak ditemukan sel datia berinti
banyak, hal ini mungkin dikarenakan adanya kesalahan dalam
pengambilan sampel atau karena kurang terampil dalam menggunakan
mikroskop. Sedangkan pemeriksaan serologi tidak dilakukan.
Pasien ini tidak mengalami komplikasi. Ini dilihat dari hasil pemeriksaan
fisik yang meliputi keadaan umum, tanda vital dan pemeriksaan fisik
lainnya yang masih dalam batas normal. Pada orang yang
immunocompromised (leukemia, pemberian kortikosteroid dengan dosis
tinggi dan lama, atau pasien AIDS) bila terinfeksi VVZ maka manifestasi
varisela lebih berat (lesi lebih lebar, lebih dalam, berlangsung lebih lama,
dan sering terjadi komplikasi).8
Varisela dapat didiagnosis banding dengan herpes zoster namun karena
dari anamnesis pasien belum pernah mengalami sakit yang sama
seperti ini sebelumnya dan dari pemeriksaan fisik pada status
dermatologis ditemukan gambaran lesi kulit yang polimorf, tidak
bergerombol, dan tidak terasa nyeri, maka herpes zoster dapat
dieliminasi sebagai diagnosis banding varisela. Pada herpes zoster,
pasien sebelumnya sudah pernah terpapar dengan VVZ dan gambaran
lesi kulit berupa vesikel yang bergerombol, unilateral sesuai dengan
daerah persarafan saraf yang bersangkutan dan biasanya timbul di
daerah thorakal. Pada herpes zoster lesi dalam satu gerombol sama,
sedangkan usia lesi pada satu gerombol dengan gerombol lain
berbeda.9
Tujuan pengobatan pada pasien ini adalah untuk memperpendek
perjalanan penyakit dan mengurangi gejala klinis yang ada, yaitu dengan
pemberian anti virus yaitu Acyclovir 4 x 250 mg selama 7 hari, hal ini
dimaksudkan untuk menekan atau menghambat replikasi dari virus
varisela zoster, analgetik dan antipiretik parasetamol 4 x 2 c.t.h /hari
jika demam.2,5,9
Pasien disarankan agar istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi, menjaga kebersihan tubuh, dan tidak memecahan vesikel.
Pasien kemudian dianjurkan untuk kontrol dipoliklinik anak 7 hari
kemudian. Hal-hal diatas bertujuan untuk memperbaiki daya tahan
tubuh pasien, mencegah terjadinya infeksi sekunder, mencegah
terjadinya komplikasi dan munculnya jaringan parut serta untuk
mengetahui perkembangan penyakitnya.2
Diagnosis banding pada kasus ini adalah variola. Variola (smallpox)
adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus
variola major atau variola minor. Penyakit ini dikenal dengan nama
Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin varius,
yang berarti berbintik, atau varus yang artinya jerawat. Berikut
perbedaan antara variola (smallpox) dan varicella (chickenpox)6
SmallPox ChickenPox

Demam 2-4 hari sebelum munculnya ruam di kulit Demam dan ruam timbul bersamaan

Penampakan ruam Semua ruam berada pada stage yang sama Ruam yang timbul berbeda-beda stage

Perkembangan lambat cepat

Penyebaran ruam pocks Terutama di tangan dan kaki (ekstremitas) Terutama di tubuh (trunk)

Pocks pada telapak tangan dan telapak kaki Biasanya ada Biasanya tidak ada

Tingkat Kematian 1 dari 10 kasus Sangat jarang


Prognosis umumnya baik, bergantung pada kecepatan penanganan dan
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini prognosis
Quo ad vitam adalah bonam karena penyakit ini tidak mengancam jiwa,
sebab dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi.
Prognosis Quo ad functionam adalah bonam karena fungsi bagian
tubuh yang terkena tidak terganggu. Prognosis Quo ad sanationam
adalah bonam karena varisela merupakan penyakit yang bersifat self-
limiting disease dan tidak mengganggu kehidupan sosial penderita, sebab
penanganan yang cepat maka perjalanan penyakit dapat
diperpendek.4,6,7
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai