PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amerika Serikat dengan angka prevalensi berkisar sekitar 7,6- 37% dimana
insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-60 tahun. Pada penderita dewasa tua, nyeri
punggung bawah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40% penderita dan
menyebabkan gangguan tidur pada 20% penderita dimana pasien akan mencari 13
pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap untuk evaluasi lebih
lanjut. 1
berdasarkan diagnosis atau gejala menurut Riskesdas tahun 2013 adalah 24,7
dengan bertambahnya umur yaitu prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (33%
1
dan menekan ke arah kanalis spinalis. Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 %
2
BAB II
LAPORAN KASUS
NPM : 19710081
A. IDENTITAS PENDERITA
1. Nama pasien : Ny. Y
3. Umur : 49 tahun
5. Suku : Jawa
6. Agama : Islam
8. Pendidikan : SMA
9. Pekerjaan : Pedagang
3
10. No RM : 059776
B. SUBYEKTIF (S)
Anamnesis dilakukan secara autoanamesa
1. Keluhan Utama
Nyeri di Pantat
pantat sebelah kanan sejak satu tahun yang lalu. Nyeri dirasakan
dirasakan pada saat tidur dan bangun tidur dan apabila pasien
duduk lama terasa sakit. Pasien juga mengatakan kaki kanan sudah
Jantung (-)
6. Riwayat Trauma
7. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti
pasien
4
8. Riwayat kebiasaan
(+)
C. OBYEKTIF (O)
1. Tanda Vital
c. RR : 23x/menit
d. Suhu : 36.6° C
2. Status Generalis
Gallop : -
(Normal)
3. Status Neurologis
Kesadaran
Kuantitatif : G C S : E4 – V5- M6
b. Pembicaraan
5
Disartria : (-)
Monoton : (-)
Scanning : (-)
Afasia :
Motorik : (-)
Sensorik : (-)
Konduksi : (-)
Global : (-)
c. Kepala
Asimetris : (-)
Torticollis : (-)
d. Muka
Myopathik : (-)
Fullmoon : (-)
6
D. Pemeriksaan Khusus
1. Rangsangan Selaput Otak
2. Saraf Otak
Tengah
7
Pergerakan bola mata
Pupil
Cabang motorik
8
Refleks kornea konsensuil Tidak dievaluasi
Waktu diam
Waktu gerak
Vestibular
Cochlear
9
Weber Tidak dievaluasi
g. Nervus IX , X
Bagian Motorik
Menelan : (+)
Bagian sensorik
Kedudukan lidah
10
Kekuatan lidah menekan kuat lemah
a. Superior
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
11
Hypotoni (-)
(-)
Refleks fisiologis
Refleks Patologis
E. SENSIBILITAS
Eksteroseptik
Proprioseptik
Enteroseptik
Rasa kombinasi
12
Barognosis Tidak dievaluasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Motorik
13
Flexi plantar kaki : 5 5
Refleks fisiologis
Refleks patologis
SENSIBILITAS
Eksteroseptik
14
Rasa suhu Tidak dievaluasi
Proprioseptik
Enteroseptik
Rasa kombinasi
4. Badan
Inspeksi : Normal
Palpasi
istirahat : simetris
Perkusi
15
Thorax : sonor / sonor
Auskultasi
Motorik
Refleks-refleks
5. Kolumna Vertebralis
Kelainan lokal
Skoliosis : (-)
Kifosis : (-)
16
Kifoskoliosis : (-)
Gibbus : (-)
Besar otot
Atrofi : (-)
Pseudohipertrofi : (-)
Palpasi otot
Nyeri : (-)
6. Gerakan-gerakan involunter
Tremor
Chorea : (-)
Athetose : (-)
Myokloni : (-)
Ballismus : (-)
17
Fasikulasi : (-)
Myokymia : (-)
Koordinasi
Gait
8. Fungsi Luhur
18
Fingeragnosia : Tidak dievaluasi
9. Refleks-refleks Primitif
Miksi : normal
Salivasi : normal
Gangguan Tropik
Kulit : (-)
Rambut : (-)
Kuku : (-)
Defekasi : normal
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
19
Kesimpulan : normal
F. Resume
1. Anamnesa
pantat sebelah kanan sejak satu tahun yang lalu. Nyeri dirasakan seperti di
hingga ke jari kaki sebelah kanan. Nyeri dirasakan pada saat tidur dan
bangun tidur dan apabila pasien duduk lama terasa sakit. Pasien juga
mengatakan kaki kanan sudah kebas sejak satu tahun yang lalu.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
RR : 23 x/menit
Suhu : 36.6 ° C
20
b. Status Generalis
c. Status Neurologi
Nervus Kranialis
NV : tidak di evaluasi
NXII : Normal
Motorik
Kekuatan Motorik : 5 5
5 5
21
f. Sensoris
g. Test Provokasi
Laseque +/-
Bragard +/-
Sicard +/-
g. Refleks Patologis
3. Pemeriksaan Penunjang
22
H. Diagnosis Banding
1. Neuropati diabetika
2. Trauma Vertebra
3. Osteoporosis
4. Spondilosis
I. Assesment
J. PLANNING
Meloxicam 3 x 7,5 mg
Gabapentine 1 x 300 mg
Metilprednisolon 2x4 mg
K. Edukasi
2. Fisioterapi
L. Monitoring
C. Prognosis
Dubia ad bonam
23
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
punggung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang. Hernia Nukleus
ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau nukleus pulposus) mengalami
saraf 5
dalam kanalis vertebralis pada bagian posterior korpus vertebra dan diskus
24
longitudinalis posterior berperan dalam menahan gaya fleksi. Ligamentum
anterior lebih kuat dari pada posterior, sehingga prolaps diskus lebih
sering kearah posterior. Pada bagian posterior terdapat struktur saraf yang
atas dan dibawahnya oleh dua lempengan tulang rawan yang tipis.6
jaringan penyambung dan sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai
peredam benturan antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu. juga
sekeliling tong air atau seperti gulungan pegas, yang menarik korpus
25
nukleus pulposus bertindak sebagai bola penunjang antara korpus vertebra.
tipis.6
C. Etiologi
karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang
salah. Pada posisi gerakan tulang belakang yang tidak tepat maka sekat
tulang belakang akan terdorong ke satu sisi dan pada saat itulah bila beban
yang mendorong cukup besar akan terjadi robekan pada annulus pulposus
(annulus) sudah terbuat sangat kuat tetapi pada pasien tertentu di bagian
26
samping belakang (posterolateral) ada bagian yang lemah (locus minoris
D. Patofisilogi
tersebut dan juga mengalami perubahan berupa penyusutan kadar air. Jadi
kelanjutan dari proses tersebut, maka terjadi beberapa hal yaitu 4,7 :
terbentuk osteofit.
27
b. Materi nukleus pulposus yang mengisi rongga-rongga dalam anulus
fibrosus makin mendekati lapisan luar dan akhirnya lapisan paling luar.
tekanan ini akan mampu mendorong nukleus pulposus keluar. Hal ini
anulus fibrosus.
posterior.
E. Manfestasi Klinis
punggung bawah.
28
2. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal,
yang dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan kaki,
tergantung bagian saraf mana yang terjepit, rasa nyeri sering ditimbulkan
(KPR) dan achilles (APR), bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat
Bila stres vertikal yang kuat mengenai kolumna vertebra maka nukleus
nyeri yang sangat hebat sebagai nyeri punggung bawah yang terlokalisir.
Sementara itu, karena peregangan yang sangat kuat, anulus fibrosus bisa
ruptur atau pecah sehingga material diskus akan ekstrusi dan dapat menekan
radiks saraf menimbulkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri radikuler, yaitu
skiatika. Skiatika disebut juga sebagai iskialgia, adalah nyeri pinggang, yang
menjalar ke bawah pada aspek posterior tungkai bawah. Skiatika juga dapat
diartikan sebagai nyeri pada distribusi saraf iskiadikus. Skiatika sering disertai
29
Tabel 2.1 Manifestasi Klinis Radiks L3-S1
F. Diagnosa
1. Anamnesis
itu berupa kapan nyeri terjadi, frekuensi, dan 10 intervalnya; lokasi nyeri;
kualitas dan sifat nyeri; penjalaran nyeri; apa aktivitas yang memprovokasi
2. Pemeriksaan Neurologi
30
a. Pemeriksaan sensoris, pada pemeriksaan sensoris ini apakah ada
segmen S1 terganggu.
Adapun tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis HNP adalah: 6,9,10,11
pasif, dengan lutut dari tungkai terekstensi maksimal. Tes ini positif bila
timbul rasa nyeri pada saat mengangkat kaki dengan lurus, menandakan
c. Lasegue Menyilang
timbul pula rasa nyeri ditungkai yang tidak diangkat. Hal ini
31
d. Tanda Kerning
kita dapat melakukan ekstensi ini sampai sudut 135 derajat, antara
tungkai bawah dan tungkai atas, bila terdapat tahanan dan rasa nyeri
f. Knee-Jerk Reflex
Dilakukan pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada
vertebra L2-L3-L4.
32
Gambar 2.3 Level neurologis yang terganggua sesuai dengan hasil
pemeriksaan fisik.
3. Diagnosis Penunjang 6,9,10,11
3. MRI
herniasi.
4. Elektromyografi
33
Gambar 2.4 MRI dari columna vertebralis normal (kiri) dan
34
G. Tatalaksana Non Farmakologi 11
Sebagian besar pasien HNP akan membaik dalam waktu enam minggu
operasi diskus .
35
3. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) merupakan suatu
tingkat sistemik
36
5. Latihan dan modifikasi gaya hidup . Berat badan yang berlebihan harus
Program diet dan latihan penting untuk mengurangi NPB pada pasein yang
aerobit yang memberi stres minimal pada punggung seperti jalan, naik
sepeda atau berenang dimulai pada minggu kedua setelah awaitan NPB.
sesudah dua minggu karena bila dimulai pada awal mungkin akan
memakai alat tidak terbukti lebih efektif daripada latihan tanpa alat.
Carisoprodol.
37
3. Opioid Obat ini terbukti tidak lebih efektif daripada analgetik biasa
inflamasi jaringan.
a. Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau
sampai 12 minggu.
38
konservatif yang diberikan tiap terjadinya rekurensi dapat menurunkan
c. Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu lama.
3) Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy Melakukan
39
BAB IV
KESIMPULAN
1.
lunak di antara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau nukleus pulposus)
mengalami tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral sehingga nukleus
pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke
Gold standar Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah MRI . Pada pasien
ini didapatkan anamnesa dengan adanya nyeri yang menajalar. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan kotra pactrik test dextra (+) dan test braca dextra (+)
Berat badan yang berlebihan harus diturunkan karena akan memperberat tekanan
ke punggung bawah. Program diet dan latihan penting untuk mengurangi NPB
memulai latihan ringan tanpa stres secepat 20 mungkin. Pasien juga disarankan
40
DAFTAR PUSTAKA
41
42