Anda di halaman 1dari 63

NUTRIEN :

Oleh :
Dr. Ir. MOHAMMAD MAHMUDI, MS
Nutrien adalah semua unsur dan senyawa
yang dibutuhkan oleh tumbuh tumbuhan
melalui proses fotosintesis dan berada
dalam material organik.
Nutrien esensial untuk tumbuhan
dibedakan antara elemen makro dan
mikro. Makronutrien dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak, sedang mikronutrien
dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
kecil. Elemen makro lebih dibutuhkan
untuk komponen struktural, sedang
elemen mikro lebih mengarah untuk
komponen fungsional.
2
Nutrien sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :
a.Makronutrien adalah nutrient yang
tersebar di perairan dan konsentrasinya
melebihi 1 ppm dengan kata lain nutrient
jenis ini melimpah di perairan.
b.Mikronutrien adalah nutrient yang
tersebar di perairan dan konsentrasinya
kurang dari 1 ppm dengan kata lain
nutrient jenis ini penyebrannya terbatas
atau sedikit di perairan.

3
Makronutrien

Nutrien makro terdiri dari N, P, dan K


yang dikenal dengan the big three, akan
tetapi jangan melupakan Mg dan S yang
diperlukan dalam klorofil dan protein.

4
Nitrogen and Phosphorous
Nitrogen dan fosfor adalah elemen (unsur)
penting bagi organisme hidup, masing-masing,
atau keduanya secara bersama-sama dapat
membatasi produksi primer dan sekunder.
Di danau, nitrogen terutama berasal dari
aktivitas mikroba atau limpasan (runoff) dari
darat dan fosfor terutama dari proses geologi
lokal.
Namun, keduanya bisa sangat dipengaruhi oleh
masukan manusia.
Proses-2 penting dalam siklus
- Phosphorus: pemanfaatan dan pelepasan
- Nitrogen: transformasi

Para Pelaku :
- bacteri
- algae
- hewan
- partikel
NITROGEN
Mengapa siklus nitrogen dipelajari
N sering menjadi pembatas produksi primer
Input N yang berlebihan dapat
menyebabkan eutrofikasi
Konsentrasi dan rasio Senyawa N dapat
menentukan struktur komunitas
Siklus N menggambarkan refleksi dinamika
ekosistem
Semua organisme mengambil dan/atau
melepaskan N
Nitrogen merupakan nutrien tanaman yang sangat
penting, setidaknya dalam meningkatkan
pertumbuhan.
Bentuk-bentuk nitrogen yang tersedia secara
biologis adalah :
1. Gas N2 dari atmosfir merupakan sumber utama
nitrogen, tetapi hanya dapat digunakan oleh
beberapa spesies saja yaitu Blue green algae
(cyanobacteria) dan bakteri anaerob
2. Senyawa-senyawa nitrogen :
o Nitrogen terdapat di perairan dalam bentuk
berbagai senyawa anorganik dan organik.

9
1. Senyawa Nitrogen
Nitrogen di perairan alami terdapat dalam
bentuk senyawa :
An-organik: Nitrat , Nitrit dan
Ammonium
- Senyawa Nitrogen yang sangat penting di perairan
adalah Nitrat (NO3-) dan Ammonium (NH4+), sebagai
sumber penting Nitrogen bagi tumbuhan foto-autotrof .
Bentuk Nitrogen ini disebut Nitrogen anorganik
terlarut (Disolved Inorganic Nitrogen/DIN)
- Ammonium dapat diserap oleh sebagian besar algae
dan tumbuhan akuatik yang lebih tinggi
Organik :
- Nitrogen organik yang berbentuk partikel
(Particulate Organic Nitrogen/PON) yang
disintesa melalui Fitoplankton mempunyai
dua kemungkinan :
(a) Plankton mati, selnya akan terurai
(b) Hasil dari degradasi nitrogen organik
yang terlarut (Disolved Organic Nitrogen/
DON) oleh bakteri

Total Nitrogen (TN) terdiri dari : DIN + DON + PON


Perbedaan Utama antara N dan P
N P
An-organik NO3-, NO2-, NH4+ H3PO4, H2PO4-,
terlarut HPO4-2, PO4-3
Oragik Asam amino, Asam Nukleat,
terlarut Asam Nukleat, phospholipids, ATP,
Gula, urea, dll. dll.
Organik " "
Partikel
An-organik Tidak ada Banyak
Partikel
Gas N2 Tidak ada
Proses-proses penting dalam siklus
nitrogen meliputi fiksasi, asimilasi,
remineralisasi dan mineralisasi
(amonifikasi), nitrifikasi, dan denitrifikasi

13
Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen dilakukan oleh
prokaryotes, sebagian besar bakteri dan
cyanobakteri yang dapat memfiksasi gas
nitrogen dari udara ke dalam bentuk
ammonia melalui aktifitas nitrogenase.
Mikroba-mikroba tsb disebut diazothroph,
meliputi: bakteri dari genera Clostridium,
Azotobacter, bacillus dan cyanobakteri dari
genera microcoleus, Oscillatoria
voucheria.
N2 + 3H2 2NH3
14
Asimilasi
Tumbuhan menyerap ammonium dan nitrat
selama proses assimilasi, kemudian
mengkonversinya ke dalam Nitrogen yang
mengandung molekul organik, seperti : asam
amino dan DNA. Jika nitrat diserap, pertama-tama
direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion
amonium untuk dimasukkan ke dalam asam
amino, asam nukleat, dan klorofil.

Hewan tidak dapat menyerap nirtrat secara


langsung, tetapi mendapatkan suplai nutrien
melalui konsumsi tumbuhan atau hewan pemakan
tumbuhan.

15
Remineralisasi
Jika nitrogen sudah tersedia dalam tumbuhan
dan hewan (nitrogen organik partikel, PON),
setelah mati pada tahap awal didekomposisi
menjadi (nitrogen organik terlarut, DON)
disebut Remineralisasi.
Kemudian DON diuraikan oleh bakteri
heterotrof dan akan melepaskan Ammonia
(NH3) yang kemudian bereaksi dengan H+
atau H2O untuk membentuk Ammonium
(NH4+), proses ini disebut Mineralisasi atau
Ammonifikasi
16
Nitrifikasi
Tumbuhan dapat menggunakan ammonium
sebagai sumber nitrogen
Ammonium dioksidasi oleh bakteri aerob
menggunakan oksigen menjadi nitrit dan nitrat.
Bakteri Nitrosomonas merubah ammonium
menjadi nitrit (NO2-)

2NH3 + 3O2 2NO2- + 2H+ + 2H2O


Bakteri Nitrobakter merubah nitrit menjadi
nitrat (NO3-), yang merupakan nutrien bagi
tumbuhan.
2NO2- + O2 2NO3-
17
Denitrifikasi

Setelah nutrien dikonversi kembali ke


dalam bentuk ammonia, bakteri an-aerob
akan mengkonversi kembali ke dalam
bentuk gas nitrogen
NO3- + CH2O + H+ N2O + CO2 + 1 H2O

18
NO3-
4
3

NO2-

NO2-

N 2O
4
N2O
3

NH4+

N2
6 NH4+

5
2
7
PON DON
1
Siklus nitrogen secara Biokimia
1. Remineralisasi, 2. Ammonifikasi, 3. Nitrifikasi,
4. Denitrifikasi, 5. Fiksasi nitrogen, 6. Assimilasi
nitrogen, 7. Asimilasi DON
Nutrient uptake and regeneration

Nutrients are transformed in/at the

1. Water column
2. Sediment-water interface
Water column processes

Phytoplankton
Micrograzers
Organic NH4+
Matter
Higher
trophic
Heterotrophic
levels
bacteria

NO3- Nitrifying
bacteria
Water column NH4+ uptake
dynamics
relate to Chlorophyll
concentrations
Comparison of NH4+ uptake rates to
Chl a concentrations in Texas
estuaries
Light y = 0.0647x + 0.107
3.0 Dark R2 = 0.7752
p < 0.001
2.5 Linear (Light)
Uptake (M h )
-1

Linear (Dark)
2.0
1.5 y = 0.0458x + 0.0066
2
1.0 R = 0.5941
p <0.001
0.5
0.0
-0.5 0 10 20 30 40

Chl a (g L-1)
Dinamika nutrien pada
interface sedimen - air
Dinamika N
PON Assimilation
NO3-

NO2-
Excretion
NH4+ N2
Fixation

Sinking DON N2O Water column

Sediment
NO3-

NO2-

NH4+
N2
DON

PON
DNRA NO3- N2O
DENITRIFICATION
FOSFOR
Pengertian
Fosfor merupakan unsur penting bagi
pertumbuhan
Biasanya nutrien yang paling terbatas di danau
Berasal dari batuan fosfat-abiotik, tidak seperti
nitrogen
Tidak ada fase gas, tetapi dapat berasal dari
atmosfir seperti debu
Terserap ke dalam tanah :
Secara alami tidak bergerak kecuali tanahnya
terkikis atau penggunaan pupuk yang berlebihan
Fosfor berpindan bersama dengan sedimen
Tidak beracun
Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam
ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh
organisme hidup.
Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien
pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat
mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang
tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan
fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991).
Faktor utama yang mempengaruhi kadar fosfor,
siklus serta dampaknya terhadap kualitas air
meliputi : sifat tanah, penggunaan lahan dan
adanya gangguan serta transpor yang terkait
dengan limpasan
Fosfor merupakan unsur penting bagi
pertumbuhan
Biasanya nutrien yang paling terbatas di danau
Berasal dari batuan fosfat-abiotik, tidak seperti
nitrogen
Tidak ada fase gas, tetapi dapat berasal dari
atmosfir seperti debu
Terserap ke dalam tanah :
Secara alami tidak bergerak kecuali tanahnya
terkikis atau penggunaan pupuk yang berlebihan
Fosfor berpindan bersama dengan sedimen
Tidak beracun
Sifat dasar Fosfor
Tidak ada reaksi redoks atau respirasi yang
secara langsung terlibat (organisme tidak
menghasilkan energi dari P kimiawi)
PO4-3 sangat adsortif terhadap bentuk kation
(Al+3, Fe+3, Ca+2)
Konsentrasinya sangat dipengaruhi oleh reaksi
redoks
Ferri (+3)-tidak terlarut
Ferro (+2)-terlarut, kecuali bereaksi dengan
sulfida, menyebabkan FeS mengendap.
Sumber-sumber Fosfor
Sumber fosfor dari luar :
Nonpoint Source:
- DAS buangan dari sungai : sangat terkait
dengan erosi (pengelolaan penggunaan
lahan), limpasan air dari perkotaan dan
pedesaan, limpasan dari pertanian dan
peternakan.
- pengendapan dari atmosfir : berasal dari
debu, partikel tanah, unggas air
Point Source:
- Air limbah
- buangan industri
Sumber fosfor dari dalam :
Percampuran dari perairan dasar anoksik
dengan kadar fosfat tinggi sangat terkait dengan
reaksi redoks besi
O2 > 1 mg/L bentuk garam ferri tidak larut
(+3) yang mengendap dan menyerap PO4-3
O2 < 1 mg/L (anoksik) memungkinkan fosfat
sedimen menyebar kedalam air
Percampuran angin: dapat mengangkat P yang
tinggi ke permukaan, menyebabkan blooming
alga
O2

FeII+ FeIII+ + PO4-

wilayah reduksi
di dalam sedimen
FeS FePO4
Sumber Utama Fosfor
1. Batuan Fosfat, misal: apatite
- apatite tersusun dari Al, Fe, Ca, dan
phosphates

2. Aliran
- Berbentuk partikel dalam jumlah besar
dari materi erosi atau polusi
- Aliran air tanah cenderung rendah P
karena P mengendap dalam tanah
3. Endapan dari udara
- ex: serbuk halus, fosfor terserap kedalam
permukaan partikel tanah, khususnya tanah
liat
- partikel fofor yang mengendap bisa larut di danau

4. Sedimen anoksik
- Fe(III)PO4 menjadi larut jika Fe(III) direduksi
dalam sedimen anoksik, melepaskan Fe2+ dan
PO43-
- Sumber internal
5. Bahan Organic
- ex: hasil ekskresi, detritus
- Sumber internal
- Tidak tersedia secara biologis, tetapi:
- beberapa algae memproduksi alkaline
phosphatase, suatu enzyme yang mampu
memecah molekul fosfat organik selama
kekurangan fosfor
Bentuk-bentuk Fosfor
Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu
senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat
anorganik.
Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan
dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik
terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini
terlarut dalam air tanah maupun air laut yang
terkikis dan mengendap di sedimen.
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah
sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat
organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat
dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di
dalam sel organisme air.
1. Senyawa An-organik
(a) Dissolved inorganic phosphorus (DIP)
(Fosfor an-organik terlarut)
Orthophosphate (PO43-)
- free phosphate
- biologically available form!
a. metaphosphates - cyclic condensed
orthophosphate, trimetaphosphate
b. polyphosphates - linear condensed
orthophosphate
(b) Particulate Inorganic Phosphorus (PIP)
(Fosfor an-organik partikel)
- partikel tanah
- orthophosphate yang terserap ke dalam
tanah, khususnya tanah liat (clay)
2. Senyawa Organik
(a) Dissolved organic phosphorus (DOP)
(Fosfor organik terlarut)
- Asam nukleat
- Nukleotida
- Phospholipids
- Metabolic lanjutan
(b) Particulate organic phosphorus (POP)
(Fosfor organik partikel)

- e.g. algae, zooplankton, detritus


- P dalam bentuk partikel harus diuraikan
dulu sebelum tersedia secara biologis
Total P = DIP + DOP + PP
o DIP : (<5%) dissolved inorganic phosphorus --
PO43-
polyphosphates
o DOP : dissolved organic phosphorus
- Koloid organik , kurang tersedia dgn
cepat
- enzim fosfat alkalin dapat menjadi
indikator keterbatasan P
o PP : particulate phosphorus persentase P
paling besar di danau (>70%)
Berkurangnya Fosfor
1. Aliran keluar
2. Partikel yang mengendap
- Laju pengendapan tergantung ukuran
partikel (Stokes Law)
- Partikel yang mengandung fosfor (e.g.
cells) atau fosfor yang telah terserap ke
permukaannya
3. Sedimen oksik
- Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+, yang terikat
dengan PO43- dalam bentuk komplek tidak
terlarut, FePO43-
Adaptasi pemanfaatan P terhadap
kekurangan P

1. Konsumsi berlebih
- Sebagian besar fosfat dimanfaatkan untuk
pertumbuhan
- Penyimpanan yang berlebih kedalam sel
dalam bentuk granula polyphosphate
- Terjadi pada hampir semua phytoplankton
2. Kemampuan memanfaatkan
fosfat pada level rendah
- Konstanta pertumbuhan fosfat rendah,
Km, tetapi laju pemanfaatan cepat
- Km bervariasi dengan species, dapat
memainkan peranan dalam suksesi
species

2. Produksi fosfat alkalin


- Enzim Fosfat alkalin memecah fosfat dari
molekul organik
- Sintesa enzim diwakili oleh keberadaan
fosfat
Siklus Fosfor
Daur fosfor lebih sederhana daripada daur-daur lainnya
karena daur fosfor tidak melibatkan atmosfer.
Masuknya secara alami sangat berhubungan dengan
partikel
Air limbah merupakan fosfat yang sangat terlarut
P berpindah dengan cepat dari larutan melalui
pemanfaatan oleh alga-bakteri atau terserap kedalam
sedimen
Sumber Utama Fosfor :
Berasal dari Limbah dalam bentuk terlaut
Berasal dari Aliran sungai dalam bentuk partikel
Berasal dari hasil Erosi dalam bentuk partikel
Berasal dari Sedimen dalam bentuk partikel dan terlarut
Gambar 1. Siklus fosfor
Gambar 2.
Daur ulang fosfor
secara internal

Daur ulang Fosfor secara Internal :


Daur ulang fosfat (PO4-3) terjadi secara cepat di dalam perairan
dikarenakan oleh :
Pemanfaatan oleh bakteri
Pemanfaatan oleh alga
Terserap ke dalam partikel
Mineralisasi detritus
Ekskresi dari zooplankton
Siklus fosfor secara keseluruhan adalah
sebagai berikut :

Gambar 3. Siklus fosfor secara keseluruhan


Siklus Fosfor : 1. Asimilasi, 2. ekskresi dan hidrolisis
3. presipitasi, adsorpsi dan kemisorpsi,
4. disolusi dan desorpsi
Distribusi vertikal berbagai bentuk partikel P (ppm)
Dengan kedalaman dan perubahan sumber dan
Bentuk sedimen
Mikronutrien
Mikronutrien adalah unsur yang dibutuhkan untuk nutrisi
tumbuhan dan hewan-hewan kecil.
Mikronutrien umumnya adalah sebagai berikut :
1. Besi Fe
o Besi berada dalam air sebagai dua ion utama :
a. Ion Fero
- Fe++
- Kondisi reduksi
- Relatif terlarut
b. Ion Feri
- Fe+++
- Kondisi oksidasi
- Relatif tidak terlarut
o Di perairan yang teroksigenasi dengan potensial
redoks tinggi, Fe++ teroksidasi menjadi Fe+++, laju
reaksinya tergantung pH, laju yang tinggi terjadi
pada pH tinggi 53
o Bentuk-bentuk kimia di ekosistem
perairan :
a. Ion Fero
Ion fero berada terutama sebagai Fe++ terhidrasi
dan ion hidrokso terhidrasi
Kelarutannya tergantung pada kelarutan
beberapa
senyawa fero yang mungkin terbentuk di dalam
air
- Fe(OH)2 sangat tidak larut
- FeCO3 agak tidak larut
- FeS sangat tidak larut
Konsentrasi karbonat yang meningkat dalam air
menurunkan konsentrasi Fe++ terlarut karena
pembentukan FeCO3

54
b. Ion Feri : ion feri paling umum dalam bentuk
Fe(OH)3 atau FeO(OH)
Fe(OH)3 sangat tidak larut
Fe(OH)3 mengendap dari larutan tetapi juga
dapat tersuspensi dalam air sebagai bahan
endapan halus
Besi hidroksida (FeO(OH)) membentuk suatu
endapan seperti gel yang berwarna kuning
sampai oranye, umumnya pHnya mendekati
netral di perairan yang teroksigenasi
c. Besi kompleks dengan molekul organik
Basa organik membentuk kompleks terlarut
dengan besi fero dan feri
Bahan organik terlarut mempertahankan
konsentrasi yang tinggi dari besi terlarut. Warna
kuning dari air rawa akibat dari kompleks bahan
organik besi terlarut
55
2. Mangan Mn
o Mangan berada di perairan sebagai dua ion
utama :
a. Mangan bervalensi dua (manganous)
Mn++
Kondisi tereduksi
Relatif larut
b. Mangan bervalensi tiga (manganik)
Mn+++
Kondisi teroksidasi
Relatif tidak larut
o Laju oksidasi dan potensial redoks untuk oksidasi
mangan lebih rendah dan lebih tinggi dari pada
besi. Akibatnya, Mn++ akan tetap dalam larutan
setelah
Fe++ telah sepenuhnya teroksidasi menjadi Fe+++

56
o Diatas pH 8,5; Mn++ membentuk MnO
a. Mn dalam kompleks bereaksi cepat dengan
besi lainnya
MnCO3 : tidak larut
MnS :tidak larut
Mn(OH)2: tidak larut
b. Mn(HCO3)2 dan MnSO4 relatif larut
c. Mn++ bisa terdapat dalam konsentrasi yang
tinggi di dalam larutan tanah dari serasah
hutan, khususnya pada tanah yang lebih
asam

57
o Distribusi besi dan mangan di danau
a. Kondisi oksidasi (danau oligotrofik dan epilimnia
danau eutrofik)
Bentuk dominan dalam larutan adalah Fe+++ dan
Mn+++
Keduanya relatif tidak larut, karenanya konsentrasi besi
dan mangan terlarut rendah
Besi ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada perairan
teroksigenasi hanya pada pH kurang dari 3 atau di
perairan dengan konsentrasi tinggi bahan organik
terlarutnya
b. Hipolimnia anoksik danau eutrofik atau monimolimnia
danau meromiktik
Potensial redoks kurang dari 250mv
Bentuk dominan adalah Fe++ dan Mn++
Bentuk keduanya relatif larut, karenanya konsentrasi
besi dan mangan terlarut meningkat

58
o Besi dan mangan yang penting secara
biologis
a. Besi
Klorofil
Sintesis protein
Metabolisme respiratori
- Cytochrome
- Hemoglobin
b. Mangan
Asimilasi nitrat
Reaksi dalam fotosintesis
59
c. Transformasi mikrobial
Oksidasi besi fero menjadi besi feri menghasilkan
sedikit energi
Bakteri yang mengoksidasi besi biasanya terdapat
di zona dengan gradien redoks yang kuat, kondisi
anoksik atau mikroaerofilik atau oksik dengan pH
asam sampai sedikit asam menjadi untuk
menghindari kompetisi oksidatif dengan anion
oksigen dan hidroksil
Thiobacillus, Ferrobacillus, Gallionella, Leptothrix,
Cladothrix, dan Spirothrix spp. Adalah genera
umum bakteri yang mengoksidasi besi
Bakteri besi kemosintesis dan mixotrofik (bentuk
nutrisi campuran) telah terisolasi dan dipelajari
60
Bakteri yang mereduksi besi adalah anaerob yang
mereduksi oksida besi feri dan oksihidroksida
sebagai sumber oksidan untuk mendekomposisi
bahan organik (misal, Geobacter ferroreducens),
organisme ini telah dipelajari secara intensif untuk
peranannya pada bahan organik anaerob khususnya
untuk polutan organik
Bakteri yang mengoksidasi mangan (misal,
Metallogenium sp.) biasanya ditemukan pada
interface sedimen-air atau berasosiasi dengan kerak
mangan
Bakteri yang mereduksi mangan adalah anaerob
sangat behubungan dengan bakteri yang mereduksi
besi bahwa reduksi mangan menjadi oksidasi bahan
organik
61
3. Seng Zn
4. Coper Cu
5. Boron Bo
6. Cobalt Co
7. Molybdenum Mo
8. Vanadium V
9. Selenium - Se

62
PS MSP FPIK-UB

Anda mungkin juga menyukai