Anda di halaman 1dari 57

UNDANG-UNDANG

NO. 21 THN 1997


TENTANG
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
(UU BPHTB)
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH
DENGAN
UNDANG-UNDANG
NO. 20 THN 2000

Puspenpa 2000 bphtb 1


DASAR HUKUM

UU NO.21 TAHUN 1997


Sebagaimana diubah dgn
UU
UU NO.20 TAHUN 2000
No. 34/1997
No. 111 /2000
PP No. 112/ 2000
No. 113/2000
No. 114/ 2000

630/KMK.04/97 517/ KMK.04/2000


631/KMK.04/97 518/ KMK.04/2000
632/KMK.04/97 519/ KMK.04/2000
KMK 633/KMK.04/97
636/KMK.04/97
514/KMK.04/2000
515/KMK.04/2000
516/KMK.04/2000

21/PJ.6/97
KEP. DJP 22/PJ.6/97
23/PJ.6/97
24/PJ.6/97
531/PJ/2000

Puspenpa 2000 bphtb 2


Ordonansi Bea Balik Nama
Stbl. 1924 No. 291

Objek Pajak :
Barang-barang tetap
Dipungut antara lain
dan hak-hak
atas pemindahan hak
kebendaan atas tanah
termasuk hibah
yang pemindahan
wasiat atas harta tetap
haknya dilakukan
dengan akta

kecuali : Hak Agraris


Eigendom (Pasal 51 ayat 7
Ind. Staatsregeling)

Objeknya terbatas
pada hak-hak atas tanah
dengan titel hukum barat

Puspenpa 2000 bphtb 3


UUPA
Ordonansi
UUNO.5/1960
1924 / 291
(Tidak mengenal
(Objek pajaknya
hak-hak
terbatas pada
sebagaimana
hak-hak atas
dimaksud dalam
tanah dengan titel
Ordonansi
hukum barat)
1924/291)

Tidak dapat dipungut sejak th. 1961 s/d sekarang

UU BPHTB
(Diharapkan dapat
mengkompensasi penurunan
penerimaan daerah karena
diberlakukannya UU PDRD)

Puspenpa 2000 bphtb 4


TANAH

Memenuhi
Lahan Alat investasi yg
kebutuhan dasar
usaha menguntungkan
untuk papan

WAJAR

bagi yang memperoleh hak


atas tanah

memberikan kontribusi
kepada Negara
dengan membayar pajak
(BPHTB)

Puspenpa 2000 bphtb 5


Prinsip-prinsip yang diatur
dalam UU BPHTB

Pemenuhan kewajiban berdasarkan sistem Self


Assessment.
Tarif sebesar 5% dari Nilai Perolehan Objek
Pajak Kena Pajak (NPOPKP).
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP) ditetapkan secara regional paling
banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah), dan Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah) atas waris atau hibah wasiat .
Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan
pejabat-pejabat umum yang melanggar
ketentuan atau tidak melaksanakan
kewajibannya.
Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan
Negara yang sebagian besar diserahkan kepada
Pemerintah Daerah.
Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah
dan/atau bangunan di luar ketentuan UU ini
tidak diperkenankan.

Puspenpa 2000 bphtb 6


OBJEK PAJAK
Pasal 2

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH


DAN/ATAU BANGUNAN

Pemindahan Hak Pemberian Hak Baru

Puspenpa 2000 bphtb 7


Jenis Perolehan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
Pasal 2 ayat (2)

Pemindahan Hak, karena :


1. jual beli; 2. tukar-menukar;
3. hibah; 4. hibah wasiat;
5. waris;
6. pemasukan dalam perseroan atau
badan hukum lainnya;
7. pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan;
8. penunjukan pembeli dalam lelang;
9. putusan hakim yang mempunyai
kekuatan hukum tetap;
10. penggabungan usaha;
11. peleburan usaha;
12. pemekaran usaha;
13. hadiah.
Pemberian Hak Baru, karena :
kelanjutan pelepasan hak;
di luar pelepasan hak.
Puspenpa 2000 bphtb 8
JENIS HAK-HAK ATAS TANAH
Pasal 2 ayat (3)

Diatur dlm UU
Diatur dlm UUPA
Rumah Susun
(UU No. 5 / 1960)
(UU No. 16 / 1985)

hak milik hak milik atas


hak guna usaha satuan rumah susun
hak guna bangunan hak pengelolaan
hak pakai

Puspenpa 2000 bphtb 9


OBYEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN BPHTB
Pasal 3 ayat (1) jo Kep.Men.Keu No.630/KMK.04/1997

Objek Pajak yang diperoleh :


perwakilan diplomatik (asas timbal balik) :
Negara untuk kepentingan umum
badan / perwakilan organisasi internasional
orang pribadi/badan karena konversi hak /
perbuatan hukum lain tanpa perubahan nama
orang pribadi/badan karena wakaf
untuk kepentingan ibadah
OP yang diperoleh karena waris,
hibah wasiat dan hak pengelolaan
diatur dengan PP
Pasal 3 ayat (2) jo. PP No.111/2000 dan PP No.112/2000
Kep. Men. Keu No.514/KMK.04/2000 dan 515/KMK.04/2000

Untuk lebih Hak pengelolaan


memberikan rasa merupakan hak di
keadilan luar UUPA

Saat pewaris meninggal dunia


pada hakikatnya telah terjadi pengenaannya
pemindahan hak dari pewaris perlu diatur
kepada ahli waris dengan PP
mengingat ahli waris
memperoleh hak secara cuma-
cuma, maka adalah wajar
apabila perolehan hak karena
waris termasuk objek pajak
hibah wasiat merupakan
penetapan wasiat yg khusus yg
berlaku pada saat pemberi
wasiat meninggal dunia
padaumumnya penerima hibah
wasiat adalah orang pribadi yg
masih dalam hubungan
keluarga yg tidak mampu atau
badan sebagai penghargaan

Puspenpa 2000 bphtb 11


SUBJEK PAJAK
(Pasal 4)

Orang pribadi atau badan yang


memperoleh hak atas tanah dan atau
bangunan

dikenakan kewajiban membayar pajak

Wajib Pajak

Puspenpa 2000 bphtb 12


TARIF PAJAK
Pasal 5

Untuk kesederhanaan dan kemudahan


penghitungan pajak

Tarif Tunggal

5%

Puspenpa 2000 bphtb 13


DASAR PENGENAAN
Pasal 6

Nilai Perolehan Objek Pajak


(NPOP)

Nilai Pasar Apabila NPOP


Harga tidak
1) tukar-menukar
Transaksi 2) hibah
diketahui atau
3) hibah wasiat lebih rendah
- jual beli 4) waris dari NJOP
5) pemasukan dalam PBB
- penunjukan perseroan atau badan
pembeli hukum lainnya
dlm lelang 6) pemisahan hak yang
mengakibatkan
peralihan NJOP PBB
7) peralihan hak karena
putusan hakim yg tetap
8) pemberiah hak baru
karena pelepasan hak Besarnya NJOP
9) pemberian hak baru PBB ditetapkan
diluar pelepasan hak
10)penggagungan,
oleh Menteri
peleburan dan Keuangan dalam
pemekaran usaha. hal belum
11)hadiah. diketahui
Puspenpa 2000 bphtb 14
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak
Kena Pajak (NPOPTKP)
Pas al 7

Ditetapkan oleh Kakanwil dengan


pertimbangan Pemda dan
perekonomian daerah

paling banyak
Rp 300.000.000,00 paling banyak
untuk waris atau hibah Rp 60.000.000,00
wasiat bagi orang pribadi selain perolehan
yg masih dalam hubungan hak dari waris
keluarga sedarah dalam & hibah wasiat
garis keturunan lurus

Dapat diubah
dengan PP

Puspenpa 2000 bphtb 15


CARA PENGHITUNGAN PAJAK
Pasal 8

BPHTB = ( NPOP - NPOPTKP ) x Tarif

atau

Bila NJOP digunakan sebagai dasar


pengenaan

BPHTB = ( NJOP - NPOPTKP ) x Tarif

Puspenpa 2000 bphtb 16


SAAT PAJAK TERUTANG
( Pasal 9 )

jual beli
tukar-menukar
hibah
pemasukan dlm
perseroan/ badan
hukum lainnya sejak tgl dibuat
pemisahan hak yang dan
mengakibatkan ditandatanganinya
peralihan akta
hadiah
penggabungan usaha,
peleburan usaha,
pemekaran usaha

waris sejak tgl pendaftaran


hibah wasiat peralihan hak

putusan hakim sejak tgl putusan


pengadilan yg tetap

lelang sejak tgl penunjukan


pemenang lelang

pemberian hak baru


sbg kelanjutan sejak tgl diterbitkannya
surat keputusan
pelepasan hak & di pemberian hak
luar pelepasan hak

Puspenpa 2000 bphtb 17


PELUNASAN PAJAK
TERUTANG
Pasal 9 ayat 2

Dilunasi pada saat


terjadinya perolehan
hak

Puspenpa 2000 bphtb 18


TEMPAT TERUTANG
PAJAK
Pasal 9 ayat 3

Di Wilayah:
1. Kabupaten
2. Kota
3. Propinsi

Yang meliputi letak tanah


dan atau bangunan

Puspenpa 2000 bphtb 19


PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG
( Pasal 10 )

Wajib Pajak wajib membayar pajak yang


terutang dengan tidak mendasarkan pada
adanya surat ketetapan

Dibayar ke Kas Negara melalui Kantor


Pos dan atau Bank BUMN atau Bank
BUMD atau tempat pembayaran lain yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan

Tata cara pembayaran pajak diatur lebih


lanjut dengan Keputusan Menteri

Puspenpa 2000 bphtb 20


Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas
Tanah atau/Bangunan
Kep. Men. Keu no.631/KMK.04/1997
jo Kep. DJP No. Kep-21/PJ.6/1997

Wajib Pajak

Setor
ke
Bank Persepsi / Kantor Pos
Operasional V
Sebelum:
a. Akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
/Notaris;
b. Risalah lelang untuk pembeli ditandatangani oleh Kepala
Kantor Lelang / Pejabat Lelang;
c. dilakukan pendaftaran hak oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten /Kotamadya dalam hal:
1) pemberian hak baru;
2) pemindahan hak karena pelaksanaan Putusan Hakim, warisan
atau Hibah Wasiat

Dengan
menggunakan

Surat Setoran
Bea
Puspenpa 2000 bphtb 21
Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
( SKBKB )
Pasal 11

Dalam jangka Waktu 5 tahun berdasarkan


hasil pemeriksaan / keterangan lain

Pajak kurang dibayar

SKB KB + bunga 2% / bln


maksimum 24 bln
sejak saat pajak terutang s/d
diterbitkan SKBKB

Dasar penagihan Wajib Pajak


Pasal 14

Puspenpa 2000 bphtb 22


Surat Ketetapan BPHTB
Kurang Bayar Tambahan ( SKBKBT )
Pasal 12

Dalam jangka Waktu 5 tahun berdasarkan


hasil pemeriksaan di temukan data baru
dan/atau yang semula belum terungkap

Pajak kurang dibayar

SKB KBT + kenaikan 100%; kecuali


Wajib Pajak melapor sendiri
sebelum dilakukan tindakan
pemeriksaan

Dasar penagihan Wajib Pajak


Pasal 14

Puspenpa 2000 bphtb 23


SURAT TAGIHAN BPHTB ( STB )
Pasal 13

menagih pajak
yang tidak/ kurang
dibayar
+ bunga2%/bln
maks 24 bln
sejak saat
menagih pajak pajak terutang
yang kurang
dibayar karena
salah tulis/hitung
pada SSB

menagih sanksi
adm.berupa bunga
dan/ataudenda

Puspenpa 2000 bphtb 24


DASAR PENAGIHAN PAJAK
Pasal 14

Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar,


Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
Tambahan, Surat Tagihan BPHTB, dan
Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan maupun Putusan
Banding yang menyebabkan jumlah
pajak yang harus dibayar bertambah

Harus dilunasi dalam jangka waktu


paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterima oleh Wajib Pajak

Tata Cara Penagihan Pajak diatur


dengan Keputusan Menteri

Puspenpa 2000 bphtb 25


SURAT PAKSA
Pasal 15

JUMLAH PAJAK TERUTANG

BERDASARKAN

SKBKB, SKBKBT, SURAT TAGIHAN BPHTB, DAN


SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN, SURAT
KEPUTUSAN KEBERATAN DAN SURAT KEPUTUSAN
BANDING

TIDAK ATAU KURANG DIBAYAR


PADA WAKTUNYA

DAPAT DITAGIH DENGAN


SURAT PAKSA

Puspenpa 2000 bphtb 26


KEBERATAN
Pasal 16 dan 17

SKBKB, SKBKBT, SKBLB, SKBN

Maksimum 3 bulan sejak


diterimanya SKB

DIRJEN PAJAK

Keputusan maksimum 12
bulan
Ditolak
Diterima seluruh/sebagian
Menambah

Puspenpa 2000 bphtb 2


27
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 20
Kep. DJP N0.Kep-22/PJ.6/1997

SKB.KB SKB.KB
s/d Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00

Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan Kantor Wilayah

Puspenpa 2000 bphtb 28


BANDING
Pasal 18

Surat Keputusan Keberatan

WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK (MENOLAK)
(MENERIMA)

BANDING
Diajukan secara tertulis
Apabila SK dalam Bahasa
Keberatan Indonesia dengan
menambah jumlah alasan yg jelas, dalam
pajak terutang jk waktu maksimum 3
(merupakan dasar bulan sejak SK
Keberatan diterima
penagihan)
Pasal 14

BADAN
PEMBAYARAN PERADILAN PAJAK

Puspenpa 2000 bphtb 29


PENGAJUAN KEBERATAN
ATAU BANDING DITERIMA
Psl.19

Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan


dengan ditambah imbalan bunga 2%
perbulan paling lama 24 bulan
sejak tanggal pembayaran sampai
diterbitkannya keputusan

Puspenpa 2000 bphtb 30


PENGURANGAN
Pasal 20
jo Ps 1 & 2 KMK No.518/KMK.04/2000

DIBERIKAN
KARENA HAL-HAL
TERTENTU

kondisi tertentu WP
yg ada
hubungannya Tanah dan/atau
dengan Objek Pajak: bangunan yg
1. WP tidak mampu secara digunakan untuk
ekonomis yg memperoleh kepentingan
hak baru melalui program sosial/pendidikan yg
pemerintah (75%)
2. WP pribadi menerima tidak mencari
hibah dari OP yg keuntungan (50%)
mempunyai hubungan
keluarga sedarah (50%)

kondisi WP yg ada hubungannya dengan


sebab-sebab tertentu:
1. Ganti rugi pemerintah dibawah NJOP (50%)
2. Pengganti tanah yg dibebaskan pemerintah (50%)
3. Terkena dampak krisis sehingga harus melakukan
restrukturisasi usaha dan utang sesuai kebijakan
pemerintah (100%)
4. Penggabungan usaha yg disetujui DJP(100%)
5. Bencana alam paling lama 3 bulan sejak tandatangan akta (50%)
6. Perolehan atas rumah dinas pemerintah (50%)

Puspenpa 2000 bphtb 31


BESARNYA PENGURANGAN
ARISTASINYA
Kep.Men.Keu No.632/KMK.04/1997
jo Kep. DJP No. Kep-23/PJ.6/1997

75 % SKB.KB
50 % dari Bea s/d
SKB.KB
dari Bea Rp 2.500.000.000
Rp 2.500.000.000

untuk untuk

Wajib Pajak Wajib Pajak KP.PBB Kanwil


a dan b c

Puspenpa 2000 bphtb 32


PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 21

karena Karena
karena Keberatan/ permohonan
pengajuan Banding yang WP,antara lain
pengurangan dikabulkan dalam hal:
yang diterima sebagian atau - kelebihan
seluruhnya bayar
- terlanjur bayar
tetapi
perolehan
SKBLB haknya batal
SKBLB + bunga 2%/bln
maks. 24 bln.
(Pasal 19)

dilakukan
pemeriksan
(Pasal 22)

SKBLB
+ bunga 2%/bln
apabila
SKBN
pengembalian
lewat 2 bln (Psl
22)

Puspenpa 2000 bphtb 33


PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN
Pasal 23
Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000

BPHTB merupakan pajak pusat yang


dibagikan kepada:

Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah


20% 80%

Dibagikan kepada
- 16% untuk propinsi
pemerintah
- 64% untuk pemerintah
kabupaten/kota
kabupaten
secara merata

Puspenpa 2000 bphtb 34


KETENTUAN BAGI PEJABAT
Pasal 24

PPAT/Notaris/Kepala KLN
Kakan Pertanahan Kab/Kod

Bukti
Pembayaran BPHTB

- Penandatanganan Akta/ Risalah


Lelang
- Pendaftaran hak/peralihan hak
karena waris atau hibah wasiat

Sanksi (Pasal 26):


Jika melanggar ketentuan Pasal 24 ayat (1) & (2)
PPAT/Notaris/Kepala KLN = Denda Rp7,5 juta
Kakan Pertanahan Kab/Kod = PP 30/1980

Puspenpa 2000 bphtb 35


KEWAJIBAN MELAPOR
BAGI PEJABAT
Pasal 25

PPAT/ Notaris/ Kepala KLN

Batas waktu
Pembuatan Akta/ pelaporan
Risalah Lelang kepada Ditjen
Pajak

Tanggal 10 Bulan
Bulan Yang
berikutnya
Bersangkutan

Sanksi (Pasal 26):


Lewat waktu denda
Rp250 ribu
untuk setiap laporan

Puspenpa 2000 bphtb 36


KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27

Hal yg tidak diatur dalam Undang-Undang ini,


berlaku Kententuan dalam UU KUP

Dengan berlakunya UU BPHTB


1 Januari 2001

Ordonansi BBN Stbl. 1924 No. 291


beserta perubahannya,sepanjang
mengenai pungutan BBN atas
pemindahan harta tetap yang berupa
tanah dan/atau bangunan dinyatakan
tidak berlaku

Ketentuan pengenaan pajak atas akta


pendaftaran dan pemindahan kapal
berdasar Ordonansi BBN Stbl. 1924 No.
291 masih tetap berlaku

Puspenpa 2000 bphtb 37


PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 111 TAHUN 2000
TENTANG
PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA WARIS DAN HIBAH WASIAT
Kep. Men. Keu No.514/KMK.04/2000
tanggal 14 Desember 2000

Puspenpa 2000 bphtb 38


PENGERTIAN
(Pasal 1 dan 2)

1. Perolehan hak karena waris adalah


perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan oleh ahli waris kepada
pewaris, yang berlaku setelah pewaris
meninggal dunia

2. Perolehan hak karena hibah wasiat


adalah perolehan hak atas tanah dan
atau bangunan oleh orang pribadi
atau badan dari pemberi hibah wasiat
yang berlaku setelah pemberi hibah
wasiat meninggal dunia.

Puspenpa 2000 bphtb 39


BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA WARIS & HIBAH WASIAT YANG
DITERIMA:
Pasal 2

DIKENAKAN SEBESAR

50%

DARI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH


DAN BANGUNAN YANG SEHARUSNYA
TERUTANG

Puspenpa 2000 bphtb 40


SAAT TERUTANGNYA PAJAK
(Pasal 3)

SAAT TERUTANGNYA PAJAK ATAS


PEROLEHAN HAK KARENA WARIS
DAN HIBAH WASIAT

ADALAH

SEJAK TANGGAL YANG


BERSANGKUTAN MENDAFTARKAN
PERALIHAN HAKNYA KE KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN/ KOTA

Puspenpa 2000 bphtb 41


PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 112 TAHUN 2000
TENTANG
PENGENAAN BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA PEMBERIAN HAK
PENGELOLAAN
Kep. Men. Keu No.515/KMK.04/2000
tanggal 14 Desember 2000

Puspenpa 2000 bphtb 42


PENGERTIAN
(Pasal 1)

Hak Pengelolaan adalah


Hak menguasai dari Negara atas tanah
yang kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan kepada
pemegang haknya

Antara lain untuk :


merencanakan peruntukan dan
penggunaan tanah
keperluan pelaksanaan tugas
menyerahkan bagian tanah tersebut
kepada pihak ketiga atau bekerja
sama dengan pihak ketiga

Puspenpa 2000 bphtb 43


BESARNYA BPHTB ATAS PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
KARENA PEMBERIAN HAK
PENGELOLAAN
Pasal 2

- DEPARTEMEN,
- LEMBAGA
PEMERINTAH NON
DEPARTEMEN,
- PEMDA PROVINSI PIHAK-PIHAK
- PEMDA KABUPATEN/ LAINNYA
KOTA
- LEMBAGA
PEMERINTAH LAINNYA
- PERUM PERUMNAS

0% 50 %
DARI

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan


Bangunan Yang Seharusnya Terutang

Puspenpa 2000 bphtb 44


SAAT TERUTANGNYA PAJAK
(Pasal 3)

SAAT TERUTANGNYA PAJAK ATAS


PEROLEHAN HAK PENGELOLAAN

ADALAH

SEJAK DITANDATANGANI DAN


DITERBITKANNYA SURAT KEPUTUSAN
PEMBERIAN HAK PENGELOLAAN

Puspenpa 2000 bphtb 45


PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 114 TAHUN 2000
TENTANG PENCABUTAN PP NOMOR 33
TAHUN 1997
TENTANG
PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN ANTARA PEMERINTAH
PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

Puspenpa 2000 bphtb 46


HASIL PENERIMAAN BPHTB
MERUPAKAN PENERIMAAN NEGARA
( Pasal 1 )
jo Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000

KAS NEGARA

20 % PENERIMAAN 80 % PENERIMAAN
PEMERINTAH PEMERINTAH
PUSAT DAERAH

Puspenpa 2000 bphtb 47


PENGGUNAAN BAGIAN
PEMERINTAH PUSAT
( Pasal 5 )
jo Kep. Men. Keu No.519/KMK.04/2000

KEGIATAN : SISA :
1. Peningkatan 1. Pengembalian
Sertifikasi Tanah Kelebihan
2. Penyediaan Pembayaran BPHTB
Peralatan dan 2. Biaya administrasi
Sarana Peningkatan
3. Komputerisasi Pelayanan BPHTB
Pertanahan 3. Pemberian Imbalan
4. Pengembangan Bunga
Sumber Daya
Manusia

Puspenpa 2000 bphtb 48


PENERIMAAN DAERAH
80%

64 %
16 %
PEMERINTAH
PEMERINTAH
DAERAH
DAERAH
KABUPATEN/
PROPINSI
KOTA

PENDAPATAN DAERAH DAN SETIAP


TAHUN ANGGARAN DICANTUMKAN
DALAM APBD

Puspenpa 2000 bphtb 49


PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 34 TAHUN 1997
TENTANG
PELAPORAN ATAU PEMBERITAHUAN
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU
BANGUNAN.

Puspenpa 2000 bphtb 50


TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
( Pasal 1 )

PEJABAT YANG BERWENANG

Menandatangani akta atau Risalah


Lelang atas tanah dan atau bangunan

Pejabat Pembuat Kepala Kantor


Akta Tanah/ Lelang/ Pejabat
Notaris Lelang

Puspenpa 2000 bphtb 51


TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
Pasal 1 ayat (1)

PEJABAT YANG BERWENANG

Wajib menyampaikan laporan bulanan disertai


fotokopi Surat Setoran BPHTB (SSB)

KP PBB yang wilayah kerjanya meliputi


letak tanah dan bangunan

Puspenpa 2000 bphtb 52


PEROLEHAN HAK ATAS TANAH KARENA
PEMBERIAN HAK BARU
Pasal 1 ayat (2)

Diberikan oleh :

Kantor Pertanahan
Kabupaten/ Kotamadya

Memberitahukan kepada Kepala Kantor


Pajak Bumi dan Bangunan

Dengan disertai bukti SSB

Puspenpa 2000 bphtb 53


TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
Pasal 1 ayat (3)

PEJABAT YANG BERWENANG

Membuat laporan sekurang-kurangnya memuat :

Nomor dan Tanggal Nomor dan tahun Surat


akta, Risalah lelang Pemberitahuan Pajak
Status hak Terutang Pajak Bumi dan
Letak tanah dan atau Bangunan
bangunan NJOP PBB
Luas tanah Harga Transaksi/ Nilai
Luas Bangunan Pasar
Nama dan alamat pihak
yang mengalihkan dan
yang memperoleh hak
Tanggal dan jumlah
setoran.

Puspenpa 2000 bphtb 54


TATA CARA PELAPORAN BAGI PEJABAT
( Pasal 1 ayat (4)

Laporan bulanan

Disampaikan paling lambat tanggal 10


bulan berikutnya
Kep. Men. Keu No.636/KMK.04/1997 tanggal 22 Des97

Puspenpa 2000 bphtb 55


SANKSI BAGI PEJABAT
Pasal 2

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH/NOTARIS,


KEPALA KANTOR LELANG/PEJABAT
LELANG DAN KEPALA KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN/KOTAMADYA

APABILA PEJABAT TIDAK MENYAMPAIKAN


LAPORAN ATAU PEMBERITAHUAN

DIKENAKAN SANKSI SESUAI DENGAN


PERATURAN YANG BERLAKU

Puspenpa 2000 bphtb 56


LAPORAN BAGI PEJABAT
Pasal 3

KETENTUAN LEBIH LANJUT YANG


DIPERLUKAN MENGENAI
PELAPORAN ATAU PEMBERITAHUAN

DIATUR DENGAN KEPUTUSAN MENTERI


KEUANGAN

Puspenpa 2000 bphtb 57

Anda mungkin juga menyukai