Anda di halaman 1dari 53

HUBUNGAN DIAMETER ATRIUM KIRI DENGAN KEJADIAN FIBRILASI ATRIUM PADA

PASIEN DENGAN KELAINAN KATUP JANTUNG DAN TANPA KELAINAN KATUP


JANTUNG DI RSUD ARIFIN ACHMAD

Skripsi

oleh
SRI ADEYANA
NIM. 1308123727

PEMBIMBING I PEMBIMBING II
dr. Haryadi Sp.JP (K)-FIHA dr. Chandra Wijaya M.Biomed Sp. JP

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU


PEKANBARU, 19 Juni 2017
BAB I - PENDAHULUAN

Latar belakang
Atrium kiri :

Penerima

Penyalur

Pengisian ventrikel

Diameter atrium kiri 40 mm


BAB I - PENDAHULUAN

Latar belakang

Perbesaran atrium kiri:


remodelling dan dilatasi

Penyebab perbesaran atrium kiri:


kelainan katup dan/atau non katup,
disfungsi ventrikel kiri
Manifestasi klinis dilatasi atrium kiri :
Stroke

Gagal jantung

Fibrilasi atrium
BAB I - PENDAHULUAN

Latar belakang
Fibrilasi atrium (FA) aritmia paling sering terjadi

1% usia <60 tahun


di dunia
12% usia 75-84 tahun

22-26% laki-laki
Usia 80 tahun
22-23% Perempuan
BAB I - PENDAHULUAN
Latar belakang
Morbiditas FA penyakit-penyakit kardiovaskular

Kualitas
Penurunan
hidup
Status
Fungsional

Kognitif
BAB I - PENDAHULUAN
Latar belakang

Mortalitas FA >> stroke

3x risiko gagal jantung

2x risiko infark serebral

1,7x risiko penurunan fungsi kognitif

2x risiko demensia

Penyebabnya valvular dan nonvalvular

Persentase valvular dan nonvalvular 10,1% dan 89,7%


BAB I - PENDAHULUAN
Rumusan masalah
Bagaimana hubungan kejadian fibrilasi atrium pada pasien dengan kelainan
katup jantung dan tanpa kelainan katup jantung dengan diameter atrium kiri
di RSUD Arifin Achmad?
BAB I - PENDAHULUAN
Hipotesis
Terdapat hubungan antara diameter atrium kiri terhadap kejadian fibrilasi
atrium.
BAB I - PENDAHULUAN

Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara diameter atrium kiri dengan kejadian fibrilasi
atrium pada pasien dengan kelainan katup dan tanpa kelainan jantung di
RSUD Arifin Achmad.
BAB I - PENDAHULUAN
Tujuan khusus
Mengetahui karakteristik pasien fibrilasi atrium di RSUD Arifin Achmad
provinsi Riau
Mengetahui prevalensi penyebab fibrilasi atrium yang paling banyak di
RSUD Arifin Achamad provinsi Riau
Mengetahui prevalensi fibrilasi atrium terkait kelainan katup (valvular) dan
tanpa kelainan katup jantung (nonvalvular) di RSUD Arifin Achmad provinsi
Riau
Mengetahui jenis kelainan katup yang terjadi pada fibrilasi atrium dengan
kelainan katup (valvular)
Mengetahui penyakit-penyakit penyerta pada fibrilasi atrium tanpa kelainan
katup (nonvalvular)
BAB I - PENDAHULUAN

Manfaat penelitian
Bagi peneliti
Bagi Akademik
Bagi Klinik
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Fibrilasi Atrium
Takiaritmia supraventrikular dengan karakteristik EKG:

Interval R-R irregular

Gelombang P (-)

Aktivitas atrium irregular


BAB II - TINJAUAN PUSTAKA

Faktor risiko
-Katup penyakit jantung rematik, mitral stenosis, pemakaian katup
prostetik, dll
-non katup hipertensi, gagal jantung, diabetes, gagal ginjal dll
Ekokardiografimenilai risiko fibrilasi atrium
-Diameter atrium kiri 28-40mm
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
Nonvalvular
Valvular
- Hipertensi
- Mitral stenosis
- Penyakit jantung koroner
- Mitral regurgitasi
- Gagal jantung
- Pemakaian katup prostetik
- Diabetes mellitus
- Gagal ginjal

Peningkatan tekanan atrium

Perubahan sinyal dari peregangan

Beban kalsium Aktivasi RAAS Endothelin-1 Atrial Inflamasi dan Heat shock
(+) (+) (+) Natriuretic stress oksidatif protein (-)
peptide (-) (+)
Remodelling

Myolisis Dilatasi atrium Hipertrofi Fibrosis Diferensiasi apoptosis

Fibrilasi Atrium
BAB II - TINJAUPUSTAKA Fibrilasi atrium

Kerangka Konsep
Valvular Nonvalvular

- Mitral stenosis - Hipertensi


- Regurgitasi mitral - Gagal jantung
- Gangguan katup prostetik - Penyakit jantung koroner
- Diabetes
- Gagal ginjal

Ekokardiografi

LA diameter

> 40mm
40mm
BAB III METODE PENELITIAN
Desain dan jenis penelitian
Analitik dengan desain cross sectional.

Lokasi dan waktu penelitian


RSUD Arifin Achmad bulan Oktober 2016-Maret 2017
BAB III METODE PENELITIAN
Populasi
Seluruh pasien yang telah didiagnosis fibrilasi atrium yang berada di
instalasi jantung di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad kota
Pekanbaru.

Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik konsekutif sampling yaitu
mencari penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sampai
dipenuhi jumlah sampel yang diperlukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Inklusi
Pasien FA dengan rekam medis + elektrokardiografi dan
ekokardiografi.
BAB III METODE PENELITIAN
Besar sampel
n= Za2 PQ
d2
n= (1,96)2.0,89.(1-0,89)
(0,05)2
n= 150 Keterangan:
n : Jumlah subjek
Za : derivat baku normal untuk a
P : Proporsi
Q : Nilai (1-P)
d : delta, perbedaan hasil yang diamati
BAB III METODE PENELITIAN
Definisi operasional
No Nama Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur
1. Usia Usia yang digunakan adalah Rekam medis Observasi Ordinal 1. 20 tahun
berdasarkan tanggal lahir yang 2. 21-30 tahun
tertera dalam rekam medis pasien 3. 31-40 tahun
4. 41-50 tahun
5. 51-60 tahun
6. 61-70 tahun
7. >70 tahun

2. Jenis kelamin Pembagian jenis seksual yang Rekam medis Observasi Nominal 1. Laki-laki
2. Perempuan
ditentukan secara biologis dan
anatomis yang dinyatakan dalam
jenis kelamin laki-laki dan jenis
kelamin perempuan
BAB III METODE PENELITIAN
No Nama Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur

3. Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium yang terjadi Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya
valvular 2. Tidak
akibat gangguan katup
jantung atau pemakaian
katup prostetik
4. Jenis kelainan Pasien yang didiagnosis Rekam medis Observasi nominal 1. Mitral stenosis
katup kelainan katup
2. Mitral
regurgitasi
3. Katup prostetik
4. Katup lainnya
5. Diameter Parameter ekokardiografi Rekam medis Observasi Nominal 1. > 40 mm
atrium kiri dalam menilai diameter
2. 40 mm
atrium melalui secara M-
mode pada pandangan
parasternal long axis
sesuai pedoman American
Society of
Echocardiography tahun
2005
BAB III METODE PENELITIAN
No Nama Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur

6. Non valvular Tidak ada kelainan katup Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya
2. Tidak
mitral (terutama mitral
stenosis) akibat penyakit
rheumatic heart disease,
tidak dalam pemakaian
katup prostetik, tidak pernah
melakukan operasi valve
repair, atau fibrilasi atrium
yang terjadi akibat penyakit
lain seperti infark miokard
akut, perikarditis,
miokarditis, hipertiroidisme,
emboli paru, pneumonia,
atau penyakit paru lainnya
7. Hipertensi Peningkatan tekanan sistolik Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya
> 140mmHg dan diastolik >
2. Tidak
90mmHg
3. Tidak ada data
BAB III METODE PENELITIAN
No Nama Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur

8. Penyakit Penyumbatan pada arteri Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya


jantung koroner koroner akibat plak aterom
2. Tidak
sehingga jaringan
miokardium menjadi 3. Tidak ada data
nekrosis
9. Gagal jantung Sindrom klinis yang ditandai Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya
dengan gejala tipikal seperti
2. Tidak
(sesak nafas, tungkai
bengkak dan kelelahan) 3. Tidak ada data
disebabkan abnormalitas
struktural dan/atau fungsi
jantung
10. Gagal ginjal Gangguan fungsi ginjal Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya
yang ditandai dengan
2. Tidak
peningkatan serum kreatinin
0,3 mg/dL selama 48 jam 3. Tidak ada data
atau volume urin < 0,5
ml/kg/jam selama 6 jam
atau peningkatan kreatinin
1,5 kali normal yang
diasumsikan telah terjadi
BAB III METODE PENELITIAN
No Nama Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur
11. Diabetes mellitus Kelompok penyakit metabolik Rekam medis Observasi Nominal 1. Ya
yang ditandai oleh
2. Tidak
hiperglikemia karena
gangguan sekresi insulin, 3. Tidak ada data
kerja insulin, atau keduanya.
Keadaan hiperglikemia kronis
dari diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka
panjang, gangguan fungsi dan
kegagalan berbagai organ,
terutama mata, ginjal, saraf,
jantung, dan pembuluh darah.
BAB III METODE PENELITIAN
Instrumen penelitian
Menggunakan data rekam medis untuk melengkapi data data yang
dibutuhkan
Pengumpulan data
Data rekam medis berupa data sekunder dari RSUD Arifin Achmad
BAB III METODE PENELITIAN
Analisis data
Univariat
Tabel distribusi frekuensi Gambaran kejadian fibrilasi atrium di
RSUD Arifin Achmad.
Bivariat
Menggunakan uji chi square hubungan FA terhadap perbesaran
atrium kiri
Penyajian data
Tabel distribusi frekuensi analisis univariat
Scatter diagram analisis bivariat
BAB III METODE PENELITIAN
Alur Penelitian
Mencari data rekam medis pasien dengan
fibrilasi atrium di RSUD Arifin Achmad provinsi
Riau

Pengambilan data

Ekokardiografi Identitas pasien


(diameter atrium kiri (jenis kelamin, usia),
dan kelainan katup ) penyakit yang
mendasari

Tabulasi dan penyajian data

Uji statistik Pembahasan


BAB III METODE PENELITIAN
Etika Penelitian
Penelitian telah lolos kaji etik dari Unit Etika Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Riau dengan nomor No.
294/ UN.19.5.1.1.8/UEPKK/2017.
BAB IV - Hasi Penelitian
Karakteristik responden

41%
laki laki
60% perempuan
BAB IV - Hasi Penelitian
Karakteristik responden Usia
35.00% 32.40%
30.00%
24.90%
25.00%
20%
20.00%

15.00%

10.00%
5.90%
5.00% 2.20% 2.20%
0.00%
20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 70
BAB IV - Hasi Penelitian
Fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular

23%

Valvular
nonvalvular

77%
BAB IV - Hasi Penelitian
Penyebab fibrilasi atrium valvular
2%

35% 37% Stenosis mitral


regurgitasi miral
katup prostetik
lainnya

26%
BAB IV - Hasi Penelitian
Penyebab Fibrilasi atrium nonvalvular
41.50%

35.20%

11.30%
6.30%
4.20%
1.40%

Hipertensi Diabetes gagal jantung GGK PJK Lainnya


BAB IV - Hasil Penelitian
Hubungan fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular terhadap diameter atrium
kiri
hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,273 (p>0,05),

Persentase fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular


dengan diameter atrium kiri
40 mm >40 mm

74.40%
65.50%
25.60% 34.50%

valvular nonvalvular
BAB V - Pembahasan
5.1 Karakteristik pasien

Fibrilasi atrium (>pria dibandingkan wanita yaitu 59,5%)


Penelitian Chugh SS 33,5 juta laki-laki dan 12,6 juta perempuan
Penelitian Berisso MZ di Eropa 1,2:1
Penelitian oleh Friberg L di Swedia 209.141 fibrilasi atrium, 55% terjadi pada laki-laki
BAB V - Pembahasan
5.1 Karakteristik pasien
Fibrilasi atrium lebih tinggi pada laki-laki disebabkan oleh :
1. Ekspresi repolarisasi kanal ion lebih besar
2. Periode refrakter atrium
3. Mekanisme keluar masuk ion lebih pendek
4. Diameter atrium kiri lebih besar
BAB V - Pembahasan
5.1 Karakteristik pasien

Fibrilasi atrium meningkat dengan bertambahnya usia. Usia pasien fibrilasi atrium
paling banyak pada usia 51-60 tahun yaitu 32,4% dan 61-70 tahun yaitu 24,9%
Peningkatan usia memicu terjadinya remodelling dan dilatasi. Atrofi otot atrium
dapat mengganggu konduksi dan kontraksi di atrium
Peningkatan usia lebih berisiko menjadi fibrilasi atrium melalui penyakit
kardiovaskular lain
BAB V - Pembahasan
5.1 Karakteristik pasien

Penelitian Ayed SD yaitu usia fibrilasi atrium terjadi pada usia 68 12 tahun
Penelitian oleh Rao DV di RS jantung Mamata banyak terjadi pada usia 50-60 tahun
yaitu 32,65%
Penelitian Berisso MZ menunjukkan fibrilasi atrium paling banyak terjadi pada usia
>80 tahun yaitu 10-17%
Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan kunjungan rumah sakit tertinggi pada usia
51-60 tahun dan usia harapan hidup penduduk Riau tidak lebih dari 70 tahun,
sehingga peningkatan usia sebagai risiko tidak tergambar
BAB V - Pembahasan
5.2 Fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular

Fibrilasi atrium valvular diakibatkan oleh penyakit jantung rematik terutama mitral
stenosis/katup jantung prostetik, sedangkan fibrilasi atrium nonvalvular bukan
disebabkan oleh penyakit jantung rematik katup prostetik/perbaikan katup jantung
Hasil penelitian didapatkan pasien fibrilasi atrium paling banyak merupakan fibrilasi
atrium nonvalvular yaitu 76,8% dan fibrilasi atrium valvular sebanyak 23,3 %
Penelitian Philippart R (2015) didapatkan fibrilasi atrium yang lebih banyak terjadi
adalah fibrilasi atrium nonvalvular yaitu 89,7%
Hal ini disebabkan karena prevalensi gangguan katup lebih kecil dibandingkan
penyakit kardiovaskular lain yang menyebabkan fibrilasi atrium
BAB V - Pembahasan
5.2 Fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular

Fibrosis merupakan faktor utama dilatasi atrium. Dilatasi atrium mengakibatkan


abnormalitas hampir pada keseluruhan jantung yang menyebabkan tekanan
jantung
Dilatasi atrium memicu aktivasi renin angiotensin aldosteron yang selanjutnya
meningkatkan pengendapan dari matriks metalloproteinase dan disintegrin dinding
atrium. Renin angiostensin aldosteron akan menginisiasi sel-sel untuk mengirimkan
sinyal agar meningkatkan kalsium intrasel, apoptosis, lepasnya sitokin dan inflamasi,
oksidative stress, dan produksi growth-related factor yang juga menstimulasi fibrosis
Angiotensin II, angiotensin converting enzym (ACE) dan aldosteron merupakan
komponen renin angiotensin aldosteron yang disintesis pada miokardium atrium
dan meningkat selama fibrilasi atrium. Keadaan ini memicu remodelling atrium dan
fibrosis melalui hilangnya massa otot
BAB V - Pembahasan
5.2 Fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular

Penyebab fibrilasi atrium nonvalvular paling banyak disebabkan oleh hipertensi.


Sesuai dengan penelitian Friberg L menyatakan pasien fibrilasi atrium adalah pasien
hipertensi yaitu 45% dan Ertas Faruk didapatkan hasil fibrilasi atrium yang terjadi
sebanyak 65% menderita hipertensi
Fibrilasi atrium terbanyak setelah hipertensi di RSUD Arifin Achmad provinsi Riau
adalah gagal jantung yaitu 35,2%. Sesuai dengan penelitian Ertas F dkk (2013) di
Turki pada 2242 pasien fibrilasi atrium dengan gagal jantung yaitu 28,6%
Penelitian Friberg L dkk (2013) juga menunjukkan bahwa gagal jantung merupakan
peringkat kedua penyebab fibrilasi atrium yaitu 31%
BAB V - Pembahasan
5.2 Fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular

Fibrilasi atrium dengan kelainan katup jantung merupakan fibrilasi atrium


yang terjadi akibat kelainan katup terutama stenosis mitral, regurgitasi mitral
dan pemakaian katup prostetik
Penyebab fibrilasi atrium valvular di RSUD AA Riau paling banyak disebabkan
oleh stenosis mitral yaitu 37,2%, sesuai dengan penelitian Sharma SK yaitu
48,2% dan penelitian Majeed I yaitu 35%
Stenosis mitral berhubungan dengan fibrilasi atrium melalui peningkatan
diameter atium kiri
BAB V - Pembahasan
5.3 Hubungan angka kejadian fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular dengan
diameter atrium kiri di RSUD AA Riau

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara angka kejadian fibrilasi atrium
dengan kelainan katup dan tanpa kelainan katup jantung dengan diameter arium kiri di
RSUD AA Riau dengan nilai p=0,273
Penelitian ini menunjukkan insidensi fibrilasi atrium valvular dengan diameter atrium kiri
>40 mm yaitu 32 pasien (74,4%) dan fibrilasi atrium nonvalvular dengan diameter atrium kiri
>40 mm yaitu 93 pasien (65,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rashid MA
dkk (2014) yang meneliti tentang persentase fibrilasi atrium nonvalvular atrium kiri yaitu,
144 pasien (68,56%)
Penelitian ini sesuai dengan Havranek S yang meneliti tentang hubungan diameter atrium
kiri dengan fibrilasi atrium nonvalvular dan menunjukkan lemahnya hubungan antara
diameter atrium kiri dengan fibrilasi atrium nonvalvular
BAB V - Pembahasan
5.3 Hubungan angka kejadian fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular dengan
diameter atrium kiri di RSUD AA Riau

Faktor risiko fibrilasi atrium terdiri dari obesitas, merokok, hipertensi, alkohol,
hiperlipidemia, infark miokardium, diabetes dan sleep apnea. Hal ini mengakibatkan
perubahan struktur atrium dan terjadi remodelling pada otot atrium
Faktor risiko seperti hipertensi dan gagal jantung membuat peregangan miokardium sebagai
kompensasi. Hal ini memicu remodelling pada konduksi langsung sehingga memicu fibrilasi
atrium tanpa terjadi remodelling sel atrium dahulu. Selain remodelling pada konduksi
atrium, peregangan akibat faktor risiko juga memicu perubahan pada kanal ion kalsium,
renin angiostensin aldosteron, endothelin-1, natriuretik peptida, stress inflamasi oksidatif,
dan heat shock protein
BAB V - Pembahasan
5.3 Hubungan angka kejadian fibrilasi atrium valvular dan nonvalvular
dengan diameter atrium kiri di RSUD AA Riau

Peningkatan kalsium intraseluler, renin angiostensin aldosteron, endhotelin-1,


penurunan natriuretik peptida, stress inflamasi oksidatif, dan penurunan heat shock
protein merupakan pemicu terjadinya remodelling miokardium. Remodelling berupa
fibrosis, diferensiasi, apoptosis, miolisis hipertrofi, dan dilatasi atrium. Remodelling
yang dapat dinilai melalui EKG adalah hipertrofi dan dilatasi atrium
Fibrilasi atrium akibat kelainan katup mengakibatkan peningkatan tekanan di atrium
kiri. Peningkatan tekanan terus menerus mengakibatkan dilatasi atrium yang
progresif. Keadaan ini memicu fibrosis dan remodelling elektrofisiologis sehingga
memicu fibrilasi atrium
Bab VI - Kesimpulan
Simpulan
Mayoritas fibrilasi atrium terjadi pada laki-laki (59,5%) dan usia 51-60 tahun
(32,4%)
Frekuensi fibrilasi atrium paling banyak adalah fibrilasi atrium nonvalvular
yaitu 76,8%
Frekuensi fibrilasi atrium valvular yaitu 23,2 % dan nonvalvular 76,8%
Penyebab fibrilasi atrium valvular paling banyak yaitu stenosis mitral 37,2%
Penyebab fibrilasi atrium nonvalvular paling banyak yaitu hipertensi 41,5%
Tidak ada hubungan antara diameter atrium kiri terhadap fibrilasi atrium
valvular dan nonvalvular
Bab VI - Kesimpulan
Saran
Bagi peneliti
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai