Anda di halaman 1dari 120

Assalamualaikum..

Dental Material
1. Logam/alloy
2. Komposit
3. Polymer
4. Semen
 Eko Hadianto drg. MDSc
 FKG UNISSULA 2017
TUJUAN PEMBELAJARAN

1.Mampu mengemukakan macam dan sifat logam


yang digunakan dalam kedokteran gigi
2. Mampu mengemukakan macam dan sifat wire yang
digunakan dalam kedokteran gigi
3. Mampu mengemukakan cara penyimpanan dental
material
Logam

 Logam merupakan golongan unsur-unsur yang berasal


dari galian tambang yang mempunyai kemampuan
sebagai penghantar panas dan listrik yang baik
/konduktor.
Sifat logam
 Keras
 Berkilat
 Opaque
 Liat dan dapat dibentuk
 Titik leleh dan titik didih tinggi
 Daya hantar listrik
 Daya hantar panas
 Dapat ditempa dan diregang
Karakteristik Logam:
 Konduktifitas termal dan elektrik tinggi
 Ductility  dapat dibengkokan tanpa patah
 Opacity  tdk dpt ditembus cahaya
 Luster  permukaan yg kuat. memantulkan cahaya. terang,
berkilau (bright & shiny)
 Jika logam tersebut dilarutkan/dicairkan menghasilkan atom dgn
energi positif
 80% dari periodic table  logam
 Warna: putih, gray. kec: emas (kekuningan), tembaga
(kemerahan)
 Pada suhu kamar berwujud padat kecuali raksa (berwujud cair).
 High strength (kuat) and stabil and mudah dibentuk/cast.
 Alloy  mencampurkan logam dgn logam lain atau dengan non
logam
Proses Pencampuran Logam

Logam dapat diperoleh baik sebagai elemen murni atau


gabungan dari elemen lain dalam bentuk bijih.
Bijih akan mengalami proses pengasahan (grinding),
pengayakan (grading), sesuai dengan besar dan
kualitasnya.
Metode pembuatan logam :
1. Thermal methods (pemberian bahan pereduksi)
2. Hydro-metallurgical methods (bijih direndam dalam
larutan pelarut kemudian di elektrolisis)
3. Therno-electrolitic (elektrolisa suatu mineral yang
dicairkan)
Alloy

• Alloy adalah suatu bahan yang diproses dengan jalan


mencampur beberapa jenis logam menjadi bahan
baru melalui proses peleburan pada suhu tinggi.
Sifat dari alloy ini diharapkan dapat lebih unggul
daripada sifat unsur logam murninya. (Combe, 1992)
Klasifikasi Alloy

 Klasifikasi Alloy berdasarkan jumlah konstitusi:


1. Binary (terdiri dari 2 konstitusi dasar)
2. Tenary (terdiri dari 3 konstitusi dasar)
3. Quaternary (terdiri dari 4 konstitusi dasar)
 Klasifikasi Alloy berdasarkan penggunaany dalam KG :
1. inlay
2. Onlay
3. Mahkota dan jembatan gigi tiruan
4. Restorasi logam keramik
5. Gigi tiruan sebagian lepasan
 Klasifikasi alloy berdasarkan unsur utamanya :
1. Emas
2. Palladium
3. Perak
4. Nikel
5. Kobalt
6. Titanium
 Klasifikasi alloy berdasarkan tiga unsur utamanya :
1. Emas-palladium-perak
2. Palladium-perak-timah
3. Nikel-kromium-grilium
4. Kobalt-kromium-molybdenum
5. Titanium-aluminium-valadium
6. Besi-nikel-kromium
 Klasifikasi alloy berdasarkan tipe-tipe alloy :
1. Tipe I (soft) umumnya digunakan untuk inlay satu
permukaan
2. Tipe II (medium) digunakan untuk inlay beberapa
permukaan tetapi tidak termasuk permukaan
bukal atau lingual
3. Tipe III (hard) digunakan untuk semua mahkota
dan jembatan logam
4. Tipe IV (extra-hard) digunakan untuk kerangka
gigi tiruan sebagian dan tidak digunakan untuk
prostetik permukaan (K.J. Anusavice, 2003)
Klasifikasi alloy (Jumlah logam Mulia) ADA

Tipe Alloy Total KandunganLogamMulia

High Noble Harus mengandung ≥40% Au and ≥ 60%


Elemen logam mulia lainnya* dari komposisi
keseluruhan
Noble Mengandung ≥25% elemen logam mulia dari
komposisi keseluruhan

Predominantly Base Metal Mengandung <25% logam mulia dari total


berat keseluruhan
Klasifikasi alloy (Sifat Mekanik)

Tipe Yield Strength Elongation Examples of Applications


(MPa) (%)

I (Low) 80 18 Inlay

II (Medium) 180 10 Inlay danOnlay

III (Hard) 270 5 Onlay, pontic crown, saddle

IV (extra Hard) 360 3 Saddles, bars, claps, crowns,


bridges, and partial denture
framewok
Klasifikasi alloy (kandungan utama)
Jenis Metal All-Metal Prostheses Metal-Ceramic Prostheses Partial Denture
Frameworks
High Noble Au-Ag-Pd Au-Pt-Pd Au-Ag-Cu-Pd
Au-Pd-Cu-Ag Au-Pd-Ag (5–12 wt% Ag)

Au-Pd-Ag (>12 wt% Ag)

Noble Ag-Pd-Au-Cu Pd-Au


Ag-Pd Pd-Au-Ag
Pd-Ag
Pd-Cu-Ga
Pd-Ga-Ag
Predominantly base metal CP Ti CP Ti CP Ti
(PB) Ti-Al-V Ti-Al-V Ti-Al-V
Ti-Al-Nb Ti-Al-Nb Ti-Al-Nb
Ni-Cr-Mo-Be Ni-Cr-Mo-Be Ni-Cr-Mo-Be
Ni-Cr-Mo Ni-Cr-Mo Ni-Cr-Mo
Co-Cr-Mo Co-Cr-Mo Co-Cr-Mo
Co-Cr-W Co-Cr-W Co-Cr-W
Cu-Al
Berdasarkan karakteristik kegunaannya dalam
kedokteran gigi

Tipe Yield Strength Regangan % Kegunaan


(MPa)
0 - - Restorasi tetap gigi tunggal
1 80 18 Restorasi tetap gigi tunggal, vener
maupun non veneer, dan mahkota veneer

2 180 10 Restorasi tetap gigi tunggal, misalnya


mahkota atau inlay tanpa batasan
permukaan
3 270 5 Restorasi tetap banyak gigi, misalnya
jembatan
4 360 2 Gigi tiruan sebagian,klamer,bars, wide
span bridge
5 500 2 Gigi tiruan sebagian dengan tin cross
section, klamer
 Gold inlay

 Composite/ porcelain inlay


 Crown and bridge gold

 PFM crown

KARAKTERISTIK DENTAL ALLOY

 Biokompatibilitas
 Ketahanan Terhadap Korosi dan diskolorisasi
 Karakteristik Termal
 Kekuatan
 Pembuatan Protesa Tuang dan Logam > casting
mudah
 Porcelain Bonding
 Faktor Ekonomis
Mechanical properties

 Modulus elastisitas
 Yield Strength > jumlah tegangan maksimum untuk
menyebabkan deformasi material sebesar 0.2%.
Ideal > 300 Mpa
 Kelenturan > jumlah deformasi plastis maksimum
yang bisa dicapai dibawah tekanan regang sebelum
mengalami fraktur.
 Kekerasan
 Tahanan fatigue
Macam-macam logam yang dapat dijadikan alloy

 Cobalt : dalam alloy mempunyai sifat kuat, keras, dan


kaku
 Chrom : menambah ketahanan terhadap korosi
 Cuprum atau tembaga : memberikan warna kemerah-
merahan serta mengurangi kekerasan pada alloy
 Argentum atau perak : dapat meningkatkan kekerasan
dan kekuatan, menyerap oksigen sehingga tidak
porositas, memperputih warna merah karena adanya
tembaga
 Platina : meningkatkan titik cair alloy, memperbaiki daya
tahan alloy terhadap korosi (Combe, 1992)
Casting Alloy

Proses pengecoran atau penuangan suatu logam alloy


yang sedang mencair ke dalam mould sehingga
menjadi suatu tuangan.
(Search youtube)
Pada akhir casting alloy dapat dihasilkan suatu
bentukan yang terbentuk dari logam yang terjadi di
dalam mould. (Kamus Kedokteran Gigi F.J. Harti
dan R.Ogston)
Proses Casting

 Pembuatan model malam restorasi


 Pemasangan sprue dan crucible former
 Penanaman model pada bumbung tuang
 Pemanasan bumbung tuang dan bahan tanam
 Penuangan / pengecoran / casting
Aplikasi Alloy dalam Kedokteran Gigi

 Dental amalgam untuk bahan tambal gigi, dari alloy silver


 Alloy emas untuk inlay, onlay, mahkota, dan GTJ
 Alloy Ag dan Pd untuk inlay, onlay, mahkota, dan jembatan
 Alloy Ni dan Cu untuk inlay, onlay, mahkota
 Alloy emas, alloy Co-Cr, alloy Ag-Pd, aluminium bronze untuk
gigi tiruan sebagian tuangan
 Alloy emas, alloy Co-Cr, alloy Ni-Cr, beta titanium untuk
bentuk kawat
 Alloy Co-Cr untuk gigi tiruan sebagian tuangan, bedah
implant
 Alloy Ag-Pd untuk klamer
noble metal base-metal
alloys alloys
Yaitu Bahan Logam/Metal yang
digunakan dibidang kedokteran Gigi

Teknis pembuatan
Tidak boleh toksik Resisten korosi dan tdk
harus sesuai dengan
Tidak Menyebabkan tjd perubahan fisik di
kemampuan dokter
Alergi pd Px n dalam Mulut (Saliva)
gigi maupun tekniker
Operator

Properti fisik dan mekanis


Materi berjumlah banyak, tidak
memuaskan, memenuhi nilai
mahal, dan mudah disiapkan,
standart untuk berbagai
bahkan dalam periode emergensi
protesa
Base-Metal Alloy
GTSKL
(Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam)
GTSKL

• Komposisi Logam • Hardness : • Base metal Casting


mengandung Cobalt- dipengaruhi oleh Alloys for fixed
Chromium dan Nickel- komposisi. Cast prosthodontic : nickel-
Chromium casting alloys chromium (Ni-Cr)
base metal-alloys
• Spesifikasi ANSI/ADA alloys, Co-Cr alloys,
no. 14: chromium 20- > gold alloys.
Titanium dan titanium
28%, total chromium, • Fatigue alloys
cobalt, nickel min. 85%. resistance : • Ni-Cr alloys : Cr –
• Terdapat Minor alloys: cengkram gigi resisten terhadap
karbon, molybdenum, tiruan  lepas korosi, Mo –
tungsten, dll mengontrol pasang  fatigue.
properti fisik. mengurangi koefisien
Coblat chromium muai. Lebih keras dari
• Elongasi: tinggi = kuat. > gold alloys and
Casting pd suhu normal.
noble alloys, yield
titanium. Porus, strength lebih rendah.
• Modulus elastisitas: soldered joints  Modulus elastisitas
tinggi = rigid. 2x gold
alloys. fatique lebih tinggi  frame
resistance dan coping dapat lebih
• Suhu: meleleh pada 1150-
15000 C; Densitas: 7-8 • Corrosion : tipis.
g/cm3; ;Yield strength: > dipengaruhi oleh • Co-Cr alloys : lebih
600 Mpa; Tensile komposisi kuat dn lebih keras
strength: > 800 Mpa permukaan alloys dari Ni-Cr. Casting dan
dan pemakaian soldering lebih susah.
• Digunakan untuk :
GTL, bone plates,
screws, splints
Titanium : resisten CP Ti pada suhu

TITANIUM ALLOYS
TITANIUM

TITANIUM
terhadap korosi, ruangan berbentuk Ti alloys (Titanium-
biokompatibel, Hexagonal close- Aluminium-valadium
ringan,low density, low packed (HCP)  α (Ti-6Al-4V)) : (α+β)
modulus, high strength. phase alloy. Pada suhu 700-
Commercially Pure Jika dipanaskan, 950oC mikrostruktur
Titanium (CP Ti)  terjadi transformasi menjadi fine
dental implant, fase allotropic. Pada equiaxed α grains
surface coating, suhu 883oC menjadi (small (3-10μm),
crowns, GTSKL, wire body-centered cubic rounded grains,
ortodontik. (BCC)  β phase. β aspect ratio near
phase lebih kuat unity)  paling tahan
kawat ortodontik terhadap fatigue
menggunakan β namun lebih rapuh. .
β phase lebih mudah crack  rekomen
titanium sebagai dental
dibentuk pada suhu
ruangan karena itu implan.
Alloy yang dibuat untuk diadaptasikan dalam bentuk
prefabricated sebagai bahan restorasi
 Contoh : precision attachment, backing, wire
dengan berbagai potongan melintang

Komposisi :
- Pt-Au-Pd
- Au-Pt-Cu-Ag
- Au-Ag-Cu-Pd
- PD-Ag-Cu
WIRE ORTHODONTIK
 Wrought Stainless Steel Alloys:
Merupakan alloy dari Fe dan karbon yang
mengandung chromium, nickel, dan metal lain untuk
meningkatkan kekuatannya

Biasanya pada alat ortodontik dan instrumen


endodontik

 Wrought Nickel-Titanium Alloy


Digunakan sebagai wire dalam alat ortodontik
High resiliency, limited formability, dan thermal
memory
Terdiri dari 55% nikel dan 45% titanium
Shape-memory alloy
Noble
Metals

berat atom ± 100 berat atom ± 190


& densitas 12-13 & densitas 19-23
g/cm3 g/cm3

ruthenium, osmium,
rhodium, dan iridium,
palladium platinum, gold
Material Warna –Sifat Tarnished Combined
Gold (Au) Kuning; lunak, mudah ditempa, - Harus dicampur dengan
elastik copper, silver, platinum, dan
logam lainnya untuk
meningkatkan kekerasannya,
durabilitas, dan elastisitasnya
Planitum Bluish-White; Kuat, elastis, - Gold-based 
(Pt) lunak Mengeraskan, Warna
lebih terang
Palladium White; Menyerap hydrogen, - Gold-based  Warna
(Pd) ½ kekerasan platinum lebih terang

Irrisidum Mengurangi ukuran grain, - Digunakan bersamaan


(Ir) meningkatkan sifa dengan planitum
& Ruthenium mekanikal
(Ru)

Rhodium Melting point 1996°C - Digunakan bersamaan


(Rh) dengan planitum
Material Warna –Sifat Tarnish Combined
ed
Silver (Ag) White; lunak, elastis, konduktor panas Makanan Gold-based 
dan listrik terbaik, Melting point mengandung Menetralkan warna
961,9°C sulfur merah, menambah
kekuatan
Palladium based 
Memberi warna putih
Copper Redish; Lunak, elastis, konduktor - Gold-based  Memberi
( Cu) panas dan listrik yang baik. warna merah,
mengeraskan
Palladium based 
menurunan melting
point, memperkuat
Zinc (Zn) Blue-white; lunak, rapuh, kekuatan Kondisi lembab Alloy  Scarvenger
rendah, deoxidizing agent Oksigen
Indium (In) Gray-white; lunak, melting point - Palladium-based 
156.6°C memberi warna kuning
TIN (Sn) White; lunak Tidak pada Kombinasi dengan
udara normal platinum dan Palladium
 menambah kekerasan
Gallium (Ga) Grey; Melting point 29.8°C Udara lembab Ceramic alloys 
Bonding ceramic-metal
Nickel (Ni) Terbatas - Gold-based 
Memutihkan alloy,
meningkatkan kekuatan
dan kekerasan
Komposisi alloy dan temperatur
Axis horisontal  persentasi
logam secara atomic ( at%) dan
secara berat massa (w%)
Persen atomic dan massa
dapat berbeda, alloy dengan
massa emas 50% hanya
memiliki atom emas 25%
Jika alloy berada diatas garis L
 alloy berbentuk molten
seutuhnya
Jika berada dibawah garis S 
alloy berbentuk solid
Jika berada diantara garis L dan
S alloy akan sebagian molten
Sehingga untuk manipulasi
hendaknya dipilih alloy dengan
jarak L-S yang kecil sehingga
hanya memiliki fase likuid
singkat sebelum pengecoran
PENGERASAN ALLOY
LOGAM MULIA

 Penggunaan alloy dari logam emas murni tidak


disarankan  kurang keras dan kuat
 untuk memperkuat dilakukan manipulasi
pada tahap solid solution dan ordered solution
Contoh : penambahan 10% massa Cu dibanding
dengan Au  tensile streght naik dari 105 
395Mpa
STRUKTUR FASE PADA ALLOY LOGAM
MULIA
 fase dibawah garis Solid dapat berbetuk solid
solutions dan ordered solution

Ordered solution Solid Solution

Terdapat batasan pada area Tidak ada batasan pada area


dibawah garis S dibawah garis S
Terjadi ketika 2 elemen alloy Bermakna seluruh elemen
hanya berikatan pada area larut sempurna satu dan
spesifik pada sisi krstal tertentu lainnya pada seluruh suhu
dari logam dan komposisi
Formulasi Noble Alloys
• Noble casting alloy yang ideal, harus ada:
1. Low melting range dan solidus-liquidus temperature range yang
sempit
2. Strenght, hardness dan elongation yang cukup
3. Kemungkinan berkarat dalam lingkungan mulut yang rendah
4. Harga yang murah
• Gold dan palladium adalah dasar, dimana elemen lain
akan ditambahkan untuk menjadi dental casting alloy
• Karena gold dan palladium: low melting points, low
corrosion, dapat membentuk suatu bentuk solid saat
ditambahkan elemen lain.
• Grain size: tambahan elemen seperti iridium dan
ruthenium, dapat menghasilkan fined-grained casting.
Menambahkan elemen ini dalam alloy dapat
menghasilkan inti-inti di sepanjang alloy, sehingga
memperkuat property mekanis
HARDNESS ELONGATION BIOCOMPATIBILITY

• indikator kemampuan • Adalah pengukuran • Adalah elemen yang


suatu alloy (campuran) duktilitas dari alloy. terkandung dalam nobel
untuk menahan • Duktilitas alloy yang dapat
deformasi permanen kemampuan suatu menimbulkan reaksi
lokal terhadap beban struktur untuk menahan untuk rongga mulut 
oklusal. respon inelastik. misalnya: alergi, toxic,
• Hardness berhubungan • Elongasi atau respon biologis
dengan yield strenght. mengindikasikan lainnya.
• Alloy dengan yield apakah alloy dapat di • Multipel-phase alloys >
strenght yang tinggi mengkilapkan atau jumlah elemen yang
sulit di poles. tidak. dilepaskan daripada
• Untuk Ag-Pd 155 • Alloy dengan elongasi yang single phase alloy.
kg/mm2, untuk Pd-Cu-Ga tinggi dapat di buat
 425 kg/mm2 mengkilap tanpa • copper, zinc, silver,
• Rata-rata logam campuran menimbulkan fraktur cadmium, dan nickel >
• Soft condition dilepaskan daripada
 200 kg/mm2.
elongasi noble dental gold, paladium,
casting alloy 8%-30% platinum, dan indium.
• Ag-Pd alloy rendah lebih duktil daripada • Alloys yang kandungan
konsentrasi silver tinggi base metal alloy high nobel metal tinggi
soft metal. dengan nilai elongasi 1- < elemen yang
• Pd-Cu-Ga tinggi 2% dilepaskan daripada
konsentrasi Pd tinggi alloy yang kandungan
hard metal high nobel metalnya
sedikit atau tidak ada.
DENTAL IMPLAN
DENTAL IMPLANT

Implant Contact with bone Composition Location used


Design
Subperiosteal Langsung pada Cobalt- Maksila dan
permukaan tulang chromium- mandibula
dibawah jaringan gingiva, molybdenum
tidak ada penetrasi tulang
Transosteal Keseluruhan melalui Titanium/Ti alloy Mandibula saja
tulang, berpentrasi pada
dinding kortikal
Endosteal Di dalam tulang, Titanium/Ti alloy Maksila dan
penetrasi dalan dinding mandibula
kortikal
Material implant harus compatible dengan tulang secara
fisik maupun biologis sehingga tulang dapat berintegrasi
dengan material, substansi dan remodeling struktur tulang
sekitarnya (osteointegrasi) → koneksi implant-tulang yang
stabil → support dental prosthesa → tekanan
didistribusikan antara tulang dengan implant

Perkembangan material impant untuk memaksimalkan


osteointegrasi→ melapisi titanium alloy dengan bioaktif
material (hidroksiapatit, bioaktif glass SiO2, CaO dan
ceramic glass) → biointegrasi → bonding dengan jaringan
alami secara langsung

•Hidroksiapatit : bonding dengan jaringan lebih baik, elastic


properties, dapat menjadi barrier terhadap korosi metal.
•ceramic coating material: terbatas penggunaanya karena
stabilitas long term kurang baik

Faktor yang mempengaruhi endosteal implant: geometry,


magnitude dari gaya, durasi gaya, tipe gaya, diameter
implant dan panjang implant
DENTAL IMPLANTS

 Pelekatan implant
 Screwed

 Cemented

 Bentuk implant berdasarkan letak


 Anterior  abutment berbentuk tapered

 Posterior  abutment berbentuk platform

 Bahan implant
 Titanium  Osseointegration

 Zirconia  Biointegration
ADAPTASI DAN BIOKOMPATIBEL
IMPLANT

3 aspek penting : RILIS ION PERMUKAAN


1)Material implan dan
Material implan dapat Implan saat ini dilapisi leh
jaringan 2) Efek implan terkorosi dan dapat lapisan pasir halus, sehingga
pada jaringan lokal dan menimbukan respon baik :
sistemik 3) Zona lokal maupun sistemik
Semakin kasar permukaan
interfacial implan- Metal lebih rentan mengalami implant
jaringan degenerasi kimia dibanding
keramik kontak implan-tulang
semakin besar
Titanium  ditoleransi baik
Kesuksesan implan oleh tubuh (lapisan pasif
dipengaruhi faktor oxide)  angka hancur Berperan dalam aktivasi
biomaterial dan rendah dan penghancuran rangkaian biokimia yang
biomechanical selain teknik kimia yang lamban  tulang mempercepat proses
operasi, penyembuhan dapat beregenerasi dan penyembuhan luka dan
jaringan serta kondisi terbentuk osteointegrasi mendorong osteogenesis
sistemik dan dental pasien.
RESTORASI CERAMIC METAL
Syarat alloy pd ceramic- Komposisi & sifat Noble-Metal Alloys untuk
metal system
Restorasi Ceramic-Metal
1. Alloy memiliki melting
temperarature tinggi
> 100.  Au-Pt-Pd alloys  noble metal  krn
2. Harus ada ikatan yang bahan utama Au (mahal), tahan korosi,
baik antara ceramic dan tingkat estetik baik.
metal di dapat dari
interaksi ceramic dengan  Au-Pd alloys  bahan utama terdiri dr Pd,
metal oxide pada ketahanan terhadap korosi baik, tingkat
permukaan metal.
3. Koefisien ekspansi estetik kurang baik.
termal dari ceramic dan  Au-Pd-Ag alloys  kadar Pd < Au-Pd alloys
metal harus kompatibel.
4. Kekakuan dan kekuatan & ditambahkan Ag, sifat mirip dengan Au-Pd.
alloy harus adekuat.  Pd-Ag alloys  tdk mengandung emas
5. Resistensi terhadap high (noble metal ), sifat mirip dengan Au-Pd-
sag.
Ag alloys kecuali alloy ini < dlm hal
kepadatan.
 Pd-Cu alloys  tingkat paladium ,
kekuatan , kekakuan & elongasi sedang,
densitas rendah, termasuk white alloy.
RESTORATIVE
ALLOY MATERIAL

Eko hadianto, drg. Mdsc.


Unissula 2016
AMALGAM
logam campur yg mengandung merkuri

AMALGAMATION
proses pencampuran merkuri dng satu atau lebih logam
atau logam campur untuk membentuk amalgam
Amalgam telah digunakan lbh dr 150 tahun yg lalu dan
sekarang masih digunakan untuk restorasi gigi posterior
lebih dr 75%, krn

 marginal seal optimal


 mudah manipulasinya
 jangka waktu pemakaian lama
 pengalaman klinik baik
 harga relatif murah
ANSI/ADA Specification No.1 for amalgam alloy
(ISO 1559) kandungan utama amalgam alloy :
Silver (Ag) dan Tin (Sn) ditambah
Copper (Cu), Zinc, Palladium, Indium dan Selenium

Th.1896 G.V Black merekomindasikan untuk


amalgam
Ag 65%
tin 29%
copper kurang dari 6%
 KLASIFIKASI AMALGAM ALLOYS
silver amalgam alloys
lathe cut admixed spherical

high copper low copper high copper low copper

KOMPOSISI MORFOLOGI CONTOH


Low copper
/Tradisional lathe cut aristaloy
Tradisional spherical spheraloy
High copper lathe cut epoque 80
(komposisi tunggal)
High copper spherical tytin
(komposisi tunggal)
High copper admixed disperalloy
(tradisional +Ag-Cu eutetic)
clasification

Berdasarkan jumlah metal alloy


 a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
 b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
 c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-
indium

Berdasarkan ukuran alloy


 a. Microcut, dengan ukuran 10 – 30 µm.
 b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 µm
clasification

Berdasarkan bentuk partikel alloy


 a. Alloy lathe-cut
 b. Alloy spherical
 c. Alloy spheroidal
clasification

 Berdasarkan kandungan tembaga


a. Alloy rendah copper (low copper alloy)
Low copper alloy ini mengandung silver (68-70%),
tin (26-27%), copper (4- 5%), zinc (0-1%).
b. Alloy tinggi copper (high copper alloy)
High copper alloy mengandung silver (40-70%), tin
(22-30%), copper (13- 30%), zinc (0-1%)
MERKURI (Hg)

 Cairan logam putih keperak-perakan


 Bentuk logam valensi 0
 Formula umum senyawa valensi 2 HgX2
 Senyawa merkuro Hg2X2
MERKURI (Hg)

 Berbahaya terhadap kesehatan


 Senyawa merkuri dapat membentuk ikatan dengan mol
organik
 Ikatan kuat jika terdiri atas kelompok Metil (CH3)
 Ikatan tidak begitu stabil jika: kelompok Etil (CH2CH3)
 Ikatan tidak stabil jika radikalnya berisi > 2 atom C mis:
fenilmerkuri khlorida (C6H5-Hg-Cl)
TRADITIONAL LATHE-CUT ALLOYS
Bentuk fisik
. panjang partikel 60 - 120 m
. lebar 10 – 170 m
. tebal 10 – 35 m

- Komposisi
. Silver 66 – 73%/w
. Tin 25 – 29%/w
. Copper 6%/w
. Zinc > 2%/w
- Fase utama pd saat pencampuran :
gamma phase (silver-tin/Ag3Sn)
epsilon phase (copper-tin/Cu3Sn)
- bentuk partikel iregular
- di pasaran jenis ini masih tersedia, meskipun hanya
sebagian kecil
- cara pembuatan lathe-cut alloy
logam dipanaskan dng oksidasi sampai leleh
kemudian dituangkan dlm cetakan  ingot 
didinginkan perlahan-lahan dipanaskan 6-8 jam pd
400oC spy Ag3Sn lbh homogen dibubut dan digiling
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Jenis lathe-cut

 Diproduksi dengan
menggiling / memotong
batangan cor logam
setelah annealing
 Bentuk tidak teratur
 Ukuran 15-35m
TRADITIONAL SPHERICAL ALLOYS

- diperkenalkan di pasaran th 1960


- komposisi
Ag 72%/w Cu 1,5%/w
Sn 26%/w An 0,5%/w

- bentuk partikel iregular


traditional spherical alloy
- cara pembuatan spherical alloy
bahan logam dilelehkan bersama-sama untuk membentuk
bentuk yg diinginkan. Logam cair disemprotkan dibawah
tekanan tinggi dalam gas yg inert

- ukuran partikel 2-43 m.

Symbol dan stoichiometri phase amalgam yg telah


mengeras phase dlm dental amalgam stoichiometri
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Sistem Perak Timah

 Komponen terbesar
 g = Ag3Sn
 Sn >26,8%wt
 Sn ekspansi kecil
TRITURASI

 Proses pencampuran logam campur amalgam


dengan merkuri
 Perbandingan 1 : 1
 Merkuri melarutkan permukaan partikel logam
campur dan membentuk fase baru.
 Daya larut untuk perak 0.035%wt, untuk timah
0.65%wt
 Menghasilkan masa plastis
TRITURASI
Fase metalurgi

g Ag3Sn
 g1 Ag2Hg3
 g2 Sn7-8Hg
TRITURASI
Fase metalurgi

Berpengaruh terhadap kekuatan fisik amalgam

 g efeknya sangat kuat, stabil, kekerasan


sedikit lebih tinggi dp g1

 g1 Ag2Hg3

 g2 paling lemah dan tidak stabil, korosif,


kekerasan 10% g1
SEM
amalgam rendah tembaga

g Ag3Sn = P
 g1 Ag2Hg3=G1
 g2 Sn7-8Hg=G2
e Cu3Sn=E
• V ruang kosong
High-copper alloys
- Merupakan pilihan utama dibandingkan tradisional
low-copper amalgam krn
memperbaiki sifat mekanik dan korosi
integritas marginal baik
penampilan klinik baik
- Ada dua bubuk high-copper alloys yg tersedia
admixed alloy powder copper > 6wt%
single-composition alloy powder

- Tidak mempunyai phase gamma-2, mempunyai sifat


yang baik dalam penampilan klinik
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Tinggi Tembaga

 Cu > 6%wt
 Sifat mekanis lebih baik
 Tahan terhadap korosi
 Integritas bagian tepi lebih baik
 2 jenis : gabungan dan tunggal
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Tinggi Tembaga Gabungan

 Ag-Cu (Ag 71,9%wt, Cu


28,1%wt) spheric
 30%wt-55%wt partikel
 Kandungan Cu 9%wt-
20%wt
 Ag-Sn lathe-cut
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Reaksi Tinggi Tembaga Gabungan

 Ag asal Ag-Sn maupun Ag-Cu larut dalam Hg


membentuk g1
 Sn larut dalam Hg berdifusi ke Ag-Cu bereaksi dg.
Cu membentuk fase h (Cu6Sn5)
 Partikel yang tidak bereaksi diikat matrik g1
 Reaksi :
Partikel (b+g)+Ag-Cu+Hg  g1+ h+partikel Ag-Cu
dan Ag-Sn
SEM
amalgam tinggi tembaga gabungan

 g2 digantikan
oleh h
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Tinggi Tembaga Komposisi Tunggal

 Tiap partikel mempunyai komposisi kimia sama


 Dilakukan atomisasi, dendritik
 Tiap partikel mengandung b (Ag-Sn), g (Ag3Sn), e
(Cu3Sn) dan h (Cu6Sn5)
 Ag 60%wt, Sn 27%wt, Cu (13-30%wt) +
sejumlah kecil indium / palladium
LOGAM CAMPUR AMALGAM
Triturasi Tembaga Komposisi Tunggal

 Ag dan Sn larut dalam merkuri


 Sebagian kecil Cu ikut larut
 g1 sebagai matriks
 Kristal h anyaman kristal batang pada
permukaan partikel logam campur
 Kristal h >
 Reaksi : (Ag-Sn-Cu)+Hg  g1 + (Ag-Sn-Cu)
SEM
Amalgam Tinggi Tembaga Tunggal

 h (Cu6Sn5)=H
 Partikel = P
 g1 = G1
SEM
Amalgam Tinggi Tembaga Tunggal

 B = h pada
partikel tak
bereaksi
 C = batang h
 A = h pada g1
Admixed alloys
-th 1963 diperkenalkan oleh Innes dan Youdelis dng
menambahkan spherical silver copper eutectic alloys (Ag
71.9 wt/% dan Cu 28.1% wt%) ke dlm lathe-cut low-copper
amalgam admixed alloy

-Saat itu mulai terjadi perubahan dlm komposisi bubuk


amalgam semenjak diperkenalkan formulasi oleh Black’s th
1800
-Pd studi klinik jenis ini memperlihatkan tahan thd patahnya
bagian tepi restorasi amalgam shg dpt memperbaiki
penampilan klinik
SETING REACTIONS
Terjadi saat alloy dicampur dng Hg, reaksi lengkap 24 jam
1. Phase gamma, adalah phase silver alloy merupakan tahap
terkuat dan sedikit korosi
2. Phase gamma-1, Hg bereaksi dng silver merupakan tahap
kuat, tahan thd korosi
3. Phase gamma-2, terjadi reaksi Hg dng tin, phase ini lemah
dan merusak
admixed high-copper alloy
SIFAT-SIFAT AMALGAM
1. Strength
- Amalgam kuat dlm tekanan kompresi, lemah dalam
tekanan tarikan dan geseran

- Bersifat cukup tinggi untuk menahan kekuatan dlm


mulut, jika tidak cukup akan terjadi patah bagian
terbesar atau bagian marginal tumpatan
Manipulasi amalgam pada tahap kondensasi, bila tdk
tepat akan menghasilkan kekosongan dan
memperlemah massa yg telah mengeras.

- ADA No.1 : Compressive strength amalgam paling


sedikit 80 MPa

Dalam waktu 1 jam high copper amalgam mempunyai


tekanan kompresi yang lebih tinggi drpd low copper
amalgam
- Pengadukan amalgam yg terlalu panjang/lama atau
pendek akan memperlemah kekuatan amalgam karena
. terjadi perubahan ratio antara partikel g yg tdk
bereaksi dng hasil reaksi g1 dan h

pabrik menginstruksikan manipulasi harus tepat


untuk mendapatkan kekuatan yg maksimal.
2. Dimensional Change
- sifat khas amalgam selama pengerasan
. perubahan dimensi
. terjadi kontraksi dan ekspansi

idealnya amalgam yang baru diaduk saat tahap kondensasi


pada kavitas tdk terjadi kontraksi dan ekspansi
- 20 menit mulai terjadi kontraksi  Hg larut dlm
partikel alloy, kemudian terjadi ekspansi krn Hg dng
Ag dan Sn bereaksi

- phase g penting untuk kontraksi, sedang g1 dan h


menyebabkan ekspansi.

- terjadinya perubahan dimensi sesudah 6-8 jam konstan


dan berakhir 24 jam.
- rekomendasi ANSI/ADA perubahan dimensi tdk lebih 
20 m/cm :

. low-copper alloy, lathe-cut alloy -19.7


m/cm
. high-copper admixed alloy -1.9 m/cm

- amalgam yang diaduk dng amalgamator, terjadinya


perubahan dimensinya negatif
akibat ada pengaruh perubahan dimensi
. akhir manipulasi kandungan Hg tinggi
. shrinkage berkurang
. sifat mekanik rendah

- manipulasi amalgam harus sesuai petunjuk pabrik, bila


tdk  terjadi perubahan ratio g dan g1, h
3. TARNISH AND CORROSION

- tarnish  terjadi reaksi kimia antara permukaan


tumpatan amalgam dengan oral cavity, misalnya
kontak dng oksigen, chlorida dan sulfida dari dlm
mulut  permukaan restorasi berubah warna menjadi
gelap, pudar secara estetik tdk menyenangkan
keadaan ini tidak merusak amalgam

- Permukaan yg kasar cenderung mudah terjadi tarnish


Upaya untuk mengurangi tarnish
. menambahkan palladium
. memulas amalgam

tarnish pada
. low-copper alloy berhubungan dng g drpd g1
. high-copper berhubungan dng tingginya
kandungan copper, h’ dan silver-copper eutectic.
korosi  merupakan reaksi kimia terjadi oksidasi
dari amalgam dng komponen dalam saliva atau
makanan dlm mulut.

- Ketika dua logam yang tidak sama berinteraksi dng


larutan yg mengandung elektrolit (saliva)  terjadi
galvanis

- Korosi pada amalgam  berpenetasi ke dalam bodi 


merupakan kegagalan restorasi
akibat korosi :
. porositas mingkat
. marginal integrity berkurang
. kekuatan hilang
. terlepasnya produk metalik dlm lingkungan
rongga mulut
Galvanis secara klinik terjadi bila
Tumpatan amalgam yg baru kontak dengan restorasi
logam lain misal mahkota dari emas

penderita merasakan shock elektrik


merasakan rasa logam
Potensi korosi amalgam berbeda o.k adanya perbedaan
komposisi kimia dan phase amalgam, diukur dng
elektrokimia g1 paling tinggi ketahanan thd korosi
diikuti g, Ag 3 Cu2, e,h’, g2
4. CREEP
- Perubahan bentuk restorasi amalgam secara sedikit
demi sedikit karena mendapat tekanan oleh
. selama pengunyahan
. mendapat tekanan dari gigi yg berdekatan

- amalgam yg mendapatkan kekuatan kunyah berulang-


ulang  creep, dihubungkan dng patahnya bagian tepi
restorasi
MANIPULASI AMALGAM
 MIXING/TRITURATION
adalah pencampuran amalgam dng Hg, dapat
dilakukan secara
a) manual dengan mortal dan pastle
b) mekanik  dengan amalgamator atau triturator
. kapsul bergerak ke depan dan belakang
. menggunakan kecepatan tinggi yg terkontrol
. dilengkapi timer 20 detik
Pengaruh mixing

. Undermix : tdk kilap dan rapuh


. normal : kilap dan terpisah dlm satu massa
. overmix : tebal dan cenderung terpotong dlm
kapsul
Pengaruh over atau under-trituration
- amalgam bentuk irregular :
tekanan kompresi dan tarik meningkat
waktu kerja berkurang
- amalgam bentuk spherical:
tekanan kompresi dan tarik > normal
waktu kerja berkurang
- admixed high copper-alloy :
tekanan kompresi dan tarik lbh konstan
waktu kerja berkurang
Di pasaran: disposibel kapsul dg ukuran berbeda

 single mix mengandung  600 mg silver alloy


 double mix mengandung  800mg silver alloy
ditambah sejumlah Hg
KONDENSASI

menekan amalgam spy beradaptasi dng dinding margin


mengurangi Hg dlm massa

bila kelebihan Hg tdk dikeluarkan :


amalgam lemah
creep menjadi besar o.k kelebihan produk g1 dan h

sesudah pencampuran amalgam hrs segera dimasuk dlm


kavitas sebelum mengeras
macam kondensasi
 manual :
. berbagai bentuk dan ukuran
. dipilih berdasarkan tipe amalgam, bentuk
dan ukuran kavitas
. tingkat kondensasi
.  kondensor 2-3 mm
. kekuatan kondensasi 3 /4 Kg
 mekanik :
. dng ketukan atau getaran
. ultrasonic condenser

- pada saat menumpat


amalgam dimasukkan dlm kavitas dilebihkan kmd
dibentuk kembali sesuai anatomi
keterlambatan kondensasi
kandungan Hg meningkat
kekuatan berkurang
creep meningkat
plastisitas amalgam berkurang
adaptasi dinding kavitas berkurang

- saat akan mengkondensasi amalgam, kavitas


dikeringkan dahulu dari kelembaban saliva  supaya
amalgam tidak terkontaminasi
 CARVING dan FINISHING
Dilakukan burnish dahulu sebelum di carving
- carving
dilakukan dng hand instruments
dimulai 2-3’ sesudah mixing
selesai ketika amalgam menjadi keras
(5-10’)

- finishing dan polishing dilakukan paling sedikit 24


sesudah penumpatan
- amalgam spherical-high-copper dapat segera dipulas
karena telah mengeras

-pulas amalgam dilakukan dlm keadaan basah, bila kering


:
. Terjadi kerusakan pulpa
. Kerusakan permukaan amalgam
. Menurunkan ketahanan amalgam thd gaya
tarik dan geser
MERKURI
- Hg level toksiknya tinggi
- merupakan logam padat yg berbentuk cairan dalam
suhu ruangan

- bila mencampuran Hg + amalgam secara manual 


aduk smp mencapai konsistensi yg baik  kelebihan Hg
diperas dlm kain
-sekarang bubuk dan Hg dlm disposibel kapsul yang
tertutup  cara ini untuk menghindari terekposnya Hg
oleh dental staff

-Hg yg sudah terikat dng metal stabil, bila ada Hg yg


terlepas dlm rongga mulut dari restorasi jumlahnya kecil
dan secara absolut dpt diabaikan tidak membahayakan
pasien
CARA MENGURANGI TERHIRUPNYA Hg
1. Menggunakan amalgam dlm kapsul
2. Menggunakan amalgamator saat pencampuran
3. Simpan sisa amalgam dlm air pada wadah yg tertutup
4. Menggunakan air dng volume besar saat pembongkaran
amalgam
5. Menggunakan masker
6. Hindari penggunaan kondesor mekanik atau ultrasonik
7. Hindari kontak dng kulit
8. Cuci instrument sebelum sterilisasi
9. Menggunakan lantai yg mudah dibersihkan
BIOKOMPATIBILITAS
MERKURI
- Hg menyebabkan nervous dan renal toxicity, bila
keracunan kronik menyebabkan multisymptom disorder
dng gejala :  depresi, gelisah, sifat cepat marah,
kelelahan, kehilangan memori, sukar konsentrasi,
tremor

- tdk akan terjadi reaksi alergi dari Hg dlm amalgam, bila


terjadi hanya beberapa hari
- Hg yg terakumulasi dlm amalgam tdk ada efek lokal
maupun sistemik, dan bila amalgam digunakan secara
tepat tdk ada masalah biokompatibilitasnya

- in vivo dan in vitro amalgam terurai secara pasif dan


sifat dari amalgam tidak inert
GALLIUM ALLOYS
Sebagai pengganti merkuri
dng ditambahkan indium dan tin galium di bawah
suhu ruang mencair cairan tsb dicampur dng bubuk
silver-tin-copper alloys
DENTAL AMALGAM

ditambahkan palladium untuk memperbaiki sifat korosi


Pasar di Jepang

Gallium alloy GF (Tokuriki Honton) dng komposisi


(per berat) bubuk :
Silver 50% copper 15% palladium 9%
Tin 25,7% traces 0,3%

Liquid mengandung :
Gallium 65% indium 18.95%
tin 16% traces 0,5%
AMALGAM BONDING
dilakukan pemberian bonding krn
. pengalaman kilinik terjadi sensitif post-operative
. terjadi perubahan dimensi pada bagian margin akibat
termal dan mekanik stress
. bagian tepi amalgam terbuka merupakan jalan untuk
invasi bakteri

antara dinding kavitas dng amalgam dilapisi dng


dentin adesif atau
glass ionomer

Anda mungkin juga menyukai